Anda di halaman 1dari 68

RSUD Dr.

ZAINOEL ABIDIN
Goes to National Accreditation

nternational Patient Safety Goals


STANDAR IPSG
• IPSG.1
Melakukan Identifikasi pasien secara benar

• IPSG.2
Meningkatkan Komunikasi yang efektif

• IPSG.3
Meningkatkan keamanan penggunaan Obat yang membutuhkan kewaspadaan tinggi

• IPSG.4
Memastikan Operasi dengan lokasi yang benar, prosedur yang benar, dan pasien yang bena

• IPSG.5
Mengurangi risiko Infeksi akibat pelayanan di Rumah Sakit

• IPSG.6
Mengurangi risiko pasien cedera karena Jatuh
IPSG 1: Identifikasi Pasien dengan Benar

GELANG
IDENTITAS
PASIEN

1. Identifikasi pasien dilakukan mulai saat pasien mendaftar,


memperoleh pelayanan sampai pasien pulang.

2. Pasien diidentifikasi menggunakan Dua Identitas Pasien:


a. Nama Lengkap Pasien dan

PERAWAT
b. Tanggal lahir pasien.
4
Prosedur Pemasangan Gelang Identitas Pasien
1. Pasien IGD, rawat inap dan pasien yang akan menjalani
prosedur invasif mendapat gelang identitas
2. Label pada gelang identitas pasien memuat 4 (empat)
identitas , yaitu nama lengkap di sisi kiri atas, tanggal lahir
(usia) di sisi kiri bawah, jenis kelamin (P) untuk perempuan
dan (L) untuk laki laki disisi kanan bawah dan nomor rekam
medik disisi kanan atas
Tn. Muhammad 313.10.88
13 Februari 1972 (29) L

PERAWAT
•IPSG.1 IDENTIFIKASI PASIEN

Pasien Diidentifikasi :

1. Sebelum pemberian obat,


2. Sebelum Transfusi darah atau produk darah lainnya
3. Sebelum mengambil darah dan spesimen lain untuk
keperluan pemeriksaan.
4. Sebelum memberikan perawatan atau prosedur
pelayanan.

PERAWAT
IPSG.1 IDENTIFIKASI PASIEN SECARA BENAR
Yang dilakukan:
1. Menuliskan identitas pasien atau menempelkan label
pada saat menulis resep obat.
2. Menanyakan nama lengkap pasien dan tanggal lahir
ketika akan memberikan obat sambil mencek gelang
identitas pasien apakah yang disebutkan pasien sudah
sesuai.
3. Mencek label identitas pasien pada makanan pasien,
botol susu apakah sudah memakai label yang
terstandar

PERAWAT
IPSG.1 IDENTIFIKASI PASIEN SECARA BENAR

4. Memberi identitas pasien di tiap lembar permintaan


Transfusi Darah pasien.
5. Menanyakan nama lengkap pasien dan tanggal lahir
ketika akan melakukan prosedur/ tindakan invasif
sambil mencek gelang identitas pasien apakah yang
disebutkan pasien sudah sesuai.
6. Mengecek apakah pasien yang tidak bisa memakai
gelang identitas sudah dilakukan dokumentasi foto
pasien.

DOKTER
Prosedur Identifikasi Pasien Berisiko
1. Dokter melakukan identifikasi pasien berisiko sejak pengkajian
awal dari masing-masing unit layanan atau ketika pasien
dinyatakan berisiko.
2. Warna gelang risiko menunjukkan :
– Merah : Pasien dengan risiko alergi
– Kuning : Pasien dengan risiko jatuh
– Ungu : Pasien DNR (Do Not Resuscitate)
– Abu-abu : Pasien dengan pemasangan implant radio aktif
– Putih : Keterbatasan ekstremitas.
3. Dokter berkoordinasi dengan perawat untuk pemasangan

PERAWAT
gelang risiko yang ditetapkan.
Identifikasi Pasien yang Tidak
Memungkinkan Dipasang Gelang Identitas
• Pada pasien yang tidak bisa dipasang gelang
identitas dilakukan Dokumentasi Foto yaitu pada:
1. Pasien luka bakar luas.
2. Pasien psikiatri yang tidak kooperatif/ psikosis
gaduh gelisah.
3. Pasien dengan multitrauma amputasi.

VIDEO IDENTIFIKASI PASIEN

PERAWAT
Doctor Need To Know and DO
IPSG I (International Patient Safety Goals)
No Materi Survey Jawaban
Ada 6 sasaran keselamatan pasien di RS:
Ketepatan Identifikasi pasien,Komunikasi
Efektif,Pengawasan Obat High Alert,Tepat
operasi Prosedur dan Pasien
1 Apa saja sasaran keselamatan pasien ? Operasi,Pengurangan resiko Infeksi,Resiko
Pasien Jatuh
(Permenkes RI No 1691 Thn 2011
Tentang Keselamatan Pasien)

Identifikasi pasien diawali dengan


memperkenalkan diri kemudian mengajukan
pertanyaan terbuka dengan menanyakan
2 Jelaskan bagaimana cara melakukan "Nama Lengkap" dan "Tanggal Lahir" sambil
identifikasi pasien ? mencocokkan dengan gelang identitas pasien
(IK IDENTIFIKASI PASIEN)

Setiap akan melakukan prosedur Pemberian


3 Kapan Dilakukan Identifikasi Pasien ? Obat, Darah & Produk darah, mengambil
sampel darah atau spesimen lain,Prosedur
tindakan/Operasi
(SK IPSG)
Doctor Need To Know and DO
IPSG I (International Patient Safety Goals)
Warna gelang Identitas Pasien :
a.Biru Muda : Laki Laki
b.Merah Muda : Perempuan
Warna gelang Resiko Menunjukkan :
a.Merah : Alergi
Sebutkan warna Gelang Identitas Pasien
4 dan Gelang Resiko ? b.Kuning : Resiko Jatuh
c.Ungu : DNR
d.Abu Abu : Implant Radioaktif
e.Putih : Keterbatasan Extremitas

(SK IPSG/Picture)
Gelang identitas digunting saat pasien pulang,
gelang resiko dilepaskan dan dibersihkan
5 Bagaimana Pelepasan Gelang ? dengan kapas alkohol untuk dipakai kembali
padan pasien berikutnya
Untuk pasien yang tidak dapat dipasang gelang
identitas ( Pasien luka bakar luas,pasien
Bagaimana cara melakukan identifikasi psikiatri yang tidak kooperatif,pasien dengan
pasien yang tidak memungkinkan multitrauma) petugas melakukan identifikasi
6 dengan mencocokkan wajah pasien dengan
dilakukan pemasangan gelang
identitas ? foto pasien di status rekam medik
( SPO Identifikasi Pasien dengan Foto)
Doctor Need To Know and DO
IPSG I (International Patient Safety Goals)
Bagaimana Penerapan Identifikasi sebelum Benar Pasien,Benar Obat,Benar Dosis,Benar
pemberian obat ? waktu,Benar Cara Pemberian,Benar Dokumentasi
dan Benar Informasi
IPSG 2 : Meningkatkan Komunikasi
1. Efektif
Komunikasi efektif adalah komunikasi yang dilakukan secara
akurat, lengkap, dimengerti, tidak duplikasi, dan tepat kepada
penerima informasi untuk mengurangi kesalahan dan untuk
meningkatkan keselamatan pasien.

2. Dokter/Perawat melaporkan kondisi pasien kritis kepada DPJP/


serah terima pasien kritis, menggunakan teknik SBAR (Situation
– Background – Assessment – Recommendation).

3. Ketika dokter/perawat menerima pesan verbal/ per telepon


dari DPJP harus menerapkan TBaK Tulis Baca Konfirmasi/
write down read back confirmation.

PERAWAT
1
S Situasi
Saya menelpon tentang (nama pasien, umur, dan lokasi)

Masalah yang ingin disampaikan adalah: __________________________________

Tanda-tanda vital:
TD: __/__, Nadi: ___, Pernapasan: ___, dan Suhu: ___
Saya khawatir tentang:

B Background/ Latar
Belakang Status mental
pasien:
Kulit/ Ekstremitas:

Pasien memakai/ tidak memakai oksigen

A Assessment/ Penilaian
Masalah yang saya pikirkan adalah: (katakan apa masalah yang anda
pikirkan) Masalahnya tampaknya adalah: jantung, infeksi, neurologis,
respirasi, _____ Saya tidak yakin apa masalahnya tapi pasien
memburuk.
Pasien tampaknya tidak stabil dan cenderung memburuk. Kita perlu
melakukan
sesuatu, Dok.

R Rekomendasi
Apakah (katakan apa yang ingin disarankan).

Apakah diperlukan pemeriksaan


tambahan: Jika ada perubahan
tatalaksana, tanyakan:
Komunikasi Efektif
4. Dokter/Perawat menuliskan pesan yang diterima di Catatan
Perkembangan Terintegrasi.

5. Dalam menulis pesan verbal, ditulis lengkap dan dapat dibaca


dengan jelas agar sumber instruksi dapat dilacak bila diperlukan
verifikasi, menggunakan singkatan terstandar, akronim dan
simbol yang disetujui rumah sakit

6. Dokter mengingatkan DPJP pemberi instruksi, untuk


menandatangani catatan pesan yang ditulis dalam kotak
stempel KONFIRMASI sebagai tanda persetujuan dalam waktu 1
x 24 jam.

DOKTER
Situation (S) :
• Nama : Tn.A umur 35 tahun, tanggal masuk 8 Desember 2013 sudah 3 hari perawatan, DPJP : dr Maimun Syukri,
SpPD, diagnosa medis : Gagal ginjal kronik.
• Masalah keperawatan:
– Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit lebih
– Perubahan kebutuhan nutrisi kurang

Background (B) :
- Pasien bedrest total , urine 50 cc/24 jam, balance cairan 1000 cc/ 24 jam.
- Mual tetap ada selama dirawat, ureum 300 mg/dl.
- Pasien program HD 2x seminggu Senin dan Kamis.
- Terpasang infuse NaCl 10 tetes/menit
- Dokter sudah menjelaskan penyakitnya tentang gagal ginjal kronik
- Diet : rendah protein 1 gram

Assessment (A) :
 Kesadaran composmentis, TD 150/80 mmHg, Nadi 100x/menit, suhu 37 0C, RR 20 x/menit,
oedema pada ekstremitas bawah, tidak sesak napas, urine sedikit, eliminasi faeses baik.
 Hasil laboratorium terbaru : Hb 9 mg/dl, albumin 3, ureum 237 mg/dl
 Pasien masih mengeluh mual.

Recommendation (R) :
- Awasi balance cairan
- Batasi asupan cairan
- Konsul ke dokter untuk pemasangan dower kateter
- Pertahankan pemberian pemberian deuritik injeksi furosemit 3 x 1 amp
- Bantu pasien memenuhi kebutuhan dasar pasien
- Jaga aseptic dan antiseptic setiap melakukan prosedur
Komunikasi yang tidak diperkenankan
• Tidak diperkenankan memberi instruksi
dengan cara meninggalkan pesan di kotak
suara/ voice mail.
• Tidak diperkenankan memberi instruksi
verbal/ per telepon pada:
• Pemberian obat-obat epidural
• Pemberian obat kemoterapi
• Pemberian produk darah Kecuali Emergensi
• Pemberian obat pada Gagal Ginjal Berat

DOKTER
• Pemberian obat pada anak & Bayi
Pelaporan Hasil Tes Kritis
Pelaporan Hasil Kritis adalah proses penyampaian nilai hasil
pemeriksaan yang memerlukan penanganan segera dan harus
dilaporkan ke DPJP dalam waktu kurang dari 1 (satu) jam.

Petugas menyampaikan hasil kritis ke DPJP. Bila DPJP tidak bisa


dihubungi, langsung menghubungi dokter/ perawat unit rawat
inap, rawat jalan dan unit gawat darurat.

Dokter/ petugas yang melaporkan hasil kritis mencatat TANGGAL


dan WAKTU menelpon, NAMA LENGKAP PETUGAS KESEHATAN
YANG DIHUBUNGI dan NAMA LENGKAP YANG MENELEPON.

PERAWAT
2
Pelaporan Hasil Kritis Dan Pemeriksaan Cito
Mekanisme Pelaporan Hasil Kritis sebagai berikut:
1. 15 menit pertama: harus segera melaporkan pada DPJP/ PPDS yang
merawat, bila belum berhasil menghubungi, ke langkah berikut :
2. 15 menit ke dua: harus melaporkan pada DPJP, bila belum berhasil
menghubungi, ke langkah berikut:
3. 15 menit ke tiga: Bila hari kerja dapat menghubungi: Divisi departemen
terkait. Bila di luar jam kerja/ hari libur menghubungi konsulen jaga yang
bertugas, bila belum berhasil menghubungi ke langkah berikut:
4. 15 menit ke empat: menghubungi konsulen jaga yang bertugas, bila
belum berhasil juga maka dapat menghubungi urutan pimpinan sebagai
berikut:
 Kepala IGD, jika tidak dapat dihubungi,
 Kepala ICU, jika tidak dapat dihubungi

DOKTER
 Wakil Direktur Pelayanan Medik
Pelaporan Hasil Kritis Dan Pemeriksaan Cito

• Proses permintaan dan penyampaian pemeriksaan tes cito.


• Pemeriksaan Cito adalah pemeriksaan penunjang yang harus
segera dilakukan dan segera disampaikan hasilnya, baik hasil
normal maupun abnormal misalnya pemeriksaan analisa gas
darah, foto torak, EKG, CT Scan.
• Kriteria jenis pemeriksaan dan waktu penyampaian hasil
Pemeriksaan Cito ditetapkan oleh unit kerja penunjang
(Departemen Patologi Klinik, Departemen Radiologi,
Departemen Patologi Anatomi).

• VIDEO KOMUNIKASI EFEKTIF


Doctor& NURSE Need To Know and DO
IPSG II (International Patient Safety Goals)
Jelaskan Mekanisme Komunikasi Komunikasi Efektif dapat dilakukan dengan cara
Efektif ? penerapan teknik SBAR
( Situation,Background,Assessment,Recommend
ation) dan Tbak ( Tulis, Bacakan Kembali,
Konfirmasi) (Video)

Kapan SBAR Digunakan ? SBAR digunakan saat menyampaikan kondisi


pasien seperti pada waktu serah terima pasien,
terutama pasien kritis pada saat pergantian
shift jaga, pada saat menitipkan pasien. Orang
yang melaporkan keadaan pasien yang
dianggap penting (Konsul) melakukan
pelaporan dengan urutan SBAR
(SPO Komunikasi Efektif)

Kapan Tbak Digunakan ? Teknik TBAK digunakan saat petugas


medis/paramedis mendapatkan intruksi verbal
secara langsung ataupun via telepon dimana
dokter pemberi intruksi tidak menuliskan
intruksinya di catatan terintegrasi
Doctor Need To Know and DO
IPSG II (International Patient Safety Goals)
Bagaimana Cara melakukan Tbak ? T : Tulis. Orang yang menerima pesan menuliskan
pesan/intruksi yang diterima
Ba : Baca. Orang yang menerima pesan
membacakan kembali apa yang ditulis tersebut
K : Konfirmasi. Cara konfirmasi yang dilakukan saat
melakukan teknik Tbak adalah dengan menanyakan
kembali benar/tidaknya intruksi yang diberikan dan
kemudian pemberi pesan membubuhkan tanda
tangan di cap konfirmasi dilembar terintegrasi
tempat hasil Tbak dituliskan dalamwaktu 24 jam

Apa saja komunikasi yang tidak Tidak diperkenankan untuk


diperkenankan ? berkomunikasi/memberikan intruksi dengan cara
meninggalkan pesan dikotak suara/Voice Mail
Pemberian Intruksi verbal Via telp tidak
diperkenankan pada :
a. Pemberian obat obat epidural
b.Pemberian Produk darah Kecuali IGD & OK
c.Pemberian Obat Kemoterapi
d.Pemberian obat pada Gagal Ginjal Berat
e.Pemberian obat pada anak & Bayi
(SPO Komunikasi Efektif)
Doctor Need To Know and DO
IPSG II (International Patient Safety Goals)
Kapan dokter/Perawat menggunakan Setiap penerimaan intruksi verbal dengan
ejaan (Alpha,bravo,Charlie dsb) ? nama obat yang sulit dipahami/obat baru,
obat golongan NORUM/LASA nama obat
harus dieja perhuruf satu persatu
(Kode Ejaan)
IPSG 3 Meningkatkan keamanan penggunaan obat yang
membutuhkan kewaspadaan tinggi (High Alert Medications)
IPSG 3 Meningkatkan keamanan penggunaan obat yang
membutuhkan kewaspadaan tinggi (High Alert Medications)

Obat yang berisiko tinggi menyebabkan bahaya


bermakna pada pasien jika obat digunakan secara
salah

High Obat High Alert


Alert di RSUDZA
OBAT HIGH ALERT
Kebijakan
• Setiap satelit farmasi, ruang rawat, poliklinik
harus memiliki daftar obat high alert dan
panduan penanganan obat high alert.
• Setiap tenaga kesehatan harus mengetahui
penanganan khusus untuk obat high alert.
• Obat high alert harus disimpan di tempat
terpisah, akses terbatas, diberi label yang jelas

PERAWAT
OBAT HIGH ALERT
OBAT HIGH ALERT
KEBIJAKAN UNTUK PENYIMPANAN ELEKTROLIT PEKAT:
1. Elektrolit pekat tidak boleh disimpan di ruang perawatan kecuali di kamar operasi
jantung dan unit perawatan intensif (ICU).
2. Ruang perawatan yang boleh menyimpan elektrolit pekat harus memastikan
bahwa elektrolit pekat disimpan di lokasi dengan akses terbatas bagi petugas yang
diberi wewenang. Obat diberi penandaan yang jelas berupa stiker “High Alert”
PERESEPAN OBAT HIGH ALERT
• Instruksi lisan hanya diperbolehkan dalam
keadaan emergensi
• Dokter memeriksa kelengkapan dan ketepatan
resep: indikasi, ketepatan obat, dosis, rute
pemberian

DOKTER
PERAWAT
High
High High Alert
Alert High
Alert Alert

High
Alert
High
Alert

High High
Alert High High
Alert
Alert Alert
High
Alert High
Alert High
Alert
Sound Alike Look Alike Drugs
Doctor Need To Know and DO
IPSG III (International Patient Safety Goals)
Apa saja obat yang tergabung Daftar Obat High Alert
dalam High Alert Medication
Bagaimana Penanganan Obat Penanganan High Alert Medication
High Alert a. Penyimpanan dilokasi khusus dengan akses terbatas
dan diberi penandaan yanng jelas berupa stiker
berwarna merah bertuliskan "high alert“ (Picture)
b. Elektrolit Pekat tidak boleh disimpan diruang
perawatan kecuali dikamar operasi jantung dan ICU
Ruang perawatan yang boleh menyimpan elektrolit
pekat harus memastikan bahwa obat disimpan dilokasi
terbatas bagi petugas yang diberikan wewenang. Obat
diberi penandaan yang jelas berupa stiker berwarna
merah bertuliskan High Alert (SK IPSG)

Apa saja yang harus anda lakukan Protokol Universal :


sebelum memulai tindakan a. Persiapan pasien diruang rawat,IGD dan rawat jalan,
operasi ? terdiri dari Edukasi,Informed Consent,Marking Side
b. Persiapan Sebelum dilakukan induksi anestesi (Sign
in)
c.Persiapan sebelum dilakukan insisi kulit (Time Out)
d.Persiapan sebelum pasien meninggalkan ruang
operasi (Sign Out) (Cheklist Keselamatan Operasi)
IPSG 4
Memastikan
benar lokasi, benar prosedur
benar pasien operasi
IPSG4 : Memastikan benar lokasi, benar
prosedur, benar pasien operasi

1. Dokter yang akan melakukan operasi melakukan penandaan


lokasi operasi di ruang rawat dengan spidol 70 atau skin
marker dengan melibatkan pasien dalam prosesnya. Paling
lambat penandaan dilakukan di ruang persiapan.

2. Perawat melakukan verifikasi pra operasi terhadap; benar


sisi/ lokasi operasi, benar prosedur operasi dan benar pasien,
serta verifikasi pra operasi bahwa semua dokumentasi dan
peralatan yang dibutuhkan diterima dengan benar dan
berfungsi.

DOKTER
IPSG4 : Memastikan benar lokasi, benar prosedur, be
pasien operasi

3. Seluruh anggota tim operasi melakukan


komunikasi secara aktif dan mendokumentasikan
prosedur time out sesaat sebelum mulai operasi.

4. Prosedur dan kebijakan di kembangkan untuk


membuat semua proses, berjalan seragam,
termasuk prosedur invasif, prosedur gigi,
tindakan anestesi dan sedasi yang dilakukan di
area di luar kamar operasi

DOKTER
IPSG 4 : Tindakan Invasif Risiko Tinggi Di Luar Kamar
Operasi

• Definisi Prosedur Invasif adalah:


Tindakan medis yang langsung dapat mempengaruhi
keutuhan jaringan tubuh pasien.

• Tindakan atau teknik yang mencakup pemasukan jarum,


probe, atau alat lain ke dalam tubuh untuk tujuan diagnosis
dan/ atau terapi.

• Setiap prosedur/ tindakan yang mencakup penusukan atau


insisi dari kulit, atau memasukkan suatu instrumen atau
benda asing ke dalam tubuh.

DOKTER
• Dalam implementasinya pelaksanaan Prosedur
Invasif Risiko Tinggi di Luar Kamar Operasi
yang ditetapkan rumah sakit, harus
melaksanakan Protokol Universal.

• VIDEO TEPAT OPERASI TEPAT PROSEDUR &


PASIEN OPERASI

DOKTER
Protokol Universal
Proses utama pada Protokol
Prosedur yang Universal
Mengutamakan komunikasi
aktif untuk mencegah 1. Penandaan lokasi
terjadinya operasi di ruang rawat
1. Kesalahan lokasi dan melibatkan pasien oleh
sisi operator
2. Kesalahan prosedur 2. Proses verifikasi pra
operasi / prosedur
3. Prosedur pada pasien invasif.
yang tidak tepat 3. Proses time out yg
dilakukan sesaat sebelum
operasi/ prosedur invasif
dimulai

DOKTER
Ceklis Keselamatan Operasi

DOKTER
Doctor Need To Know and DO
IPSG IV (International Patient Safety Goals)
Apa saja yang harus diperhatikan saat 1. Penggunaan gelang identitas
tindakan invasif
2.Inform Consent
3.Ceklist Prosedur Invasif
4.Penerapan Tim Out Secara verbal

Sebutkan daftar tindakan invasif yang Hemodialisa,Kemoterapi,Transfusi


memerlukan gelang identitas dan Inform darah,Radiasi (Daftar Tindakan Invasif)
Consent
IPSG 5 Menurunkan risiko infeksi akibat pelayanan
rumah sakit

1.Dokter melakukan hand hygiene pada saat


“Five Moment”.
2.Mengimplementasikan program kebersihan
diri yang efektif.
3.Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).
4.Mengimplementasikan etika batuk dan bersin
dirumah sakit.
VIDEO HAND HYGIENE

DOKTER
Doctor Need To Know and DO
IPSG V (International Patient Safety Goals)
Praktek & Teori Kebersihan Pencegahan infeksi nosokomial dirumah sakit
tangan merupakan standar IPSG 5 yang diwujudkan dengan
gerakan cuci tangan 6 langkah pada 5 momen
Semua petugas rumah sakit termasuk dokter
melakukan 6 langkah kebersihan tangan pada 5
momen yakni :
1.Sebelumkontak dengan pasien
2.Sebelum tindakanprosedur invasif aseptik
3.Setelah kontak dengan pasien
4.Setelah terkena cairan tubuh pasien
5.Setelah kontak dengan linngkungan sekitar pasien
(SPO Kebersihan Tangan)

Dapatkah anda menyebutkan, 1. Mencuci tangan dengan handrubs 20 - 30 detik


berapa lama prosedur 2. Mencuci tangan dengan air mengalir 40 - 60 detik
mencuci tangan harus
dilakukan ?
IPSG 6

Menurunkan risiko cedera karena


jatuh
IPSG 6 Menurunkan risiko cedera karena pasien jatu

1. Semua pasien rawat inap, rawat jalan dan


emergensi dinilai risiko jatuhnya.
2. Penilaian diulang bila terjadi perubahan
kondisi pasien atau pengobatan pada pasien
yang tidak berisiko dan pasien risiko jatuh
rendah.
3. Penilaian diulang setiap shift bila pasien
berisiko tinggi jatuh.

PERAWAT
Perubahan Kondisi
a. Pasien pasca operasi
b. Pasien pasca sedasi
c. Pasien pasca tindakan invasi risiko tinggi
d. Penambahan obat obat sedatif (kecuali pasien ICU yang
menggunakan sedasi dan paralisis) , Hipnotik, Barbiturat,
Fenotiazin, Antidepresan, Laksans/ Diuretika,Narkotik.
e. Obat-obat berisiko tinggi (diuretik, narkotik, sedatif, anti psikotik,
laksatif, vasodilator, antiaritmia, antihipertensi, obat hipoglikemik,
antidepresan, neuroleptik, NSAID, Hipnotik, Barbiturat, Fenotiazin.
f. Penurunan kesadaran.
g. Pasien pasca jatuh.

PERAWAT
IPSG 6 Menurunkan risiko cedera karena
pasien jatuh

4. Dokter melakukan pemeriksaan terhadap


kondisi pasien jatuh dan mendokumentasikan
di Catatan Perkembangan Terintegrasi.
5. Petugas kesehatan membuat laporan insiden
keselamatan pasien bila menemukan pasien
jatuh.

DOKTER
IPSG 6 Menurunkan risiko cedera karena
pasien jatuh

1. Pasien Usia < 12 tahun dinilai berisiko tinggi jatuh.


2. Penilaian risiko jatuh pasien Anak (Usia 12 -18 tahun dengan
Skala Humpty Dumpty.
3. Penilaian risiko jatuh pasien Dewasa (Usia > 18 tahun dan < 60
tahun) dengan Skala Morse.
4. Penilaian risiko jatuh pasien Usia Lanjut (Usia 60 tahun ke atas)
5. Semua pasien ICU dinilai berisiko tinggi jatuh.
6 Penilaian risiko jatuh pasien Anak (12 – 18 Tahun), Pasien
Dewasa, Pasien Usia Lanjut di Rawat Jalan dan IGD
menggunakan teknik Modifikasi Get Up & Go Tes.

PERAWAT
Teknik Modifikasi Get Up & Go Tes
a. Perhatikan cara berjalan pasien saat akan duduk di kursi.
Apakah pasien tampak tidak seimbang (sempoyongan/
limbung)?
b. Apakah pasien memegang pinggiran kursi atau meja penopang
saat akan duduk?

• Bila tidak ditemukan a dan b Pasien Tidak Berisiko Jatuh


• Bila ditemukan a atau b Pasien Berisiko Jatuh Rendah
• Bila ditemukan a dan b Pasien Berisiko Jatuh Tinggi

DOKTER
Intervensi Jatuh Risiko Tinggi

1. Pakaikan gelang risiko jatuh berwarna kuning.


Pasang tanda risiko jatuh segitiga warna
kuning
2. pada Tempat
Lakukan Intervensi tidur pasien
jatuh standar
3. Berikan brosur edukasi jatuh
4. Strategi mencegah jatuh dengan penilaian jatuh yang lebih
detil seperti analisa cara berjalan sehingga dapat ditentukan
intervensi spesifik seperti menggunakan terapi fisik atau alat
bantu jalan jenis terbaru untuk membantu mobilisasi.
5. Pasien ditempatkan dekat nurse station.
6. Handrail mudah dijangkau pasien dan kokoh.

PERAWAT
VIDEO RESIKO PASIEN JATUH
Doctor Need To Know and DO
IPSG VI (International Patient Safety Goals)
Bagaimana cara menilai Dilakukan pada saat initial assesment rawat inap dan setiap pasien ke
resiko jatuh ? poliklinik ( Dilakukan oleh perawat dan diketahui oleh dokter )
Rawat Inap, meliputi :
a.Penilaian pasien anak (Usia 12-18 Tahun) Memakai Humpty
Dumpty Scale
b.Penilaian pasien Dewasa (Usia 18- 59 Tahun) Memakai Morse
Scale
C.Penilaian pasien Geriatri (Usia > 60 Tahun) Memakai Penilaian
resiko jatuh pasien geriatri
Rawat Jalan,Meliputi :
a.Penilaian pasien anak (Usia 0-18 Tahun) Memakai Skala Humpty
Dumpty
b.Penilaian pasien Dewasa & Geriatri memakai Modified Get Up & Go
Test
(SK IPSG)

Apa yang dilakukan dokter Rawat Inap, : Perawat memasang gelang resiko berwarna kuning
bila pasien beresiko tinggi dilengan pasien,memasang segitiga jatuh dibed pasien dan
jatuh ?? meletakkan standing akrilik untuk edukasi keluarga di meja samping
tempat tidur pasien sambil mengedukasi pasien maksud pemasangan
gelang.

Rawat Jalan : Perawat memasang pita kuning dilengan pasien dan


memberikan brosur edukasi jatuh sambil menyampaikan pada
keluarga dan pasien maksud pemasangan pita dan brosur tersebut

Apa yang dilakukan jika ada SPO Penatalaksanaan Pasien Jatuh


pasien yang jatuh
Bila keselamatan pasien tidak dijadikan
“Sahabat” Rumah Sakit, cepat atau
lambat dia akan berbalik menjadi
“Musuh” Rumah Sakit

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai