Anda di halaman 1dari 19

INTERNATIONAL PATIENT SAFETY GOALS (IPSG)/

SASARAN KESELAMATAN PASIEN (SKP)


IPSG 1. Identifikasi Pasien Secara Benar
Gunakan minimal dua
identitas pasien:
1. Nama lengkap, dan
2. Tanggal lahir
Untuk pasien tidak dikenal
gunakan sesuai dengan jenis
kelamin dan umur:
Tn./Ny./An./By. X 14001
Dengan penjelasan sebagai
berikut:
1. Dua angka digit pertama
merupakan tahun
pelayanan dilaksanakan
2. Tiga angka digit terakhir
merupakan nomor urut
pasien tidak dikenal yang
dilayani pada tahun
tersebut
Pasien diidentifikasi saat:
1. Pemberian obat,
2. Pemberian diet/makan
pasien.
3. Pemberian transfusi darah
dan produk darah.
4. Pengambilan sampel darah
atau spesimen lain.
5. Melakukan
prosedur/tindakan/operasi.
Label identitas standar
terdiri atas 4 (empat)
identitas yaitu:
1. Nama lengkap
2. Tanggal lahir
3. Nomor rekam medik
4. Jenis kelamin
13 Februari 1972 Laki-laki
Tn. Abdul Fathir
IPSG 1. Identifikasi Pasien Secara Benar

Identitas di formulir:

NRM :
Nama lengkap :
Jenis kelamin :
Tanggal lahir :
Tempelkan(stiker pasien jika tersedia)

Identifikasi Pasien Berisiko:


1. Proses identifikasi pasien yang berisiko
alergi, jatuh, DNR (do not resuscitate ,
keterbatasan ekstremitas dan
pemasangan implan radioaktif.
2. Penanda risiko dipasang setelah pasien
dinyatakan berisiko atau terjadi
perubahan risiko pasien.

Penanda Risiko:
Klip Kuning : Risiko jatuh
Klip Merah : Risiko alergi
Klip Ungu : DNR Dt
(
Resuscitate
Klip Pink : Keterbatasan
ekstremitas
Gelang Abu- : Terpasang implan
radioaktif
Pada pasien yang tidak dapat dipasang
gelang identitas/gelang risiko → STIKER
berwarna yang ditempel pada halaman
depan status pasien.
IPSG 2. Tingkatkan Komunikasi Efektif

Komunikasi efektif terutama wajib dilakukan oleh tenaga


kesehatan yang melaporkan:
a. pasien dengan kondisi kritis.
b. pasien yang memiliki hasil nilai kritis pemeriksaan
penunjang.
c. pasien dalam pengobatan yang memerlukan
pengawasan khusus,
d. kondisi yang memerlukan monitoring ketat.
Menggunakan teknik SBAR (Situation - Background –
Assessment –
Recommendation) dan mencatatnya di formulir Catatan
Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT)

Ketika petugas kesehatan menerima pesan verbal/per-


telepon → TBaK → Tulis Baca dan Konfirmasi.
Menuliskan pesan yang diterima di CPPT.

Pesan pemberian obat LASA/Look Alike Sound Alike,


penerima pesan mengulang kembali nama obat dan
instruksi yang diberikan dengan mengeja nama obat per
huruf.
Pemberian obat-obatan epidural dan obat high alert
TIDAK diperkenankan diberikan melalui instruksi
verbal/per telepon.
Stempel KONFIRMASI ditandatangani DPJP dalam
waktu 1 x 24 jam. Bila DPJP tidak dapat
menandatangani dalam waktu 1 x 24 jam, karena ada
hal-hal di luar kemampuan, dapat dilakukan oleh dokter
yang didelegasikan sesuai ketentuan.
Komunikasi Serah Terima Pasien
Serah terima pasien saat peralihan tugas/jaga antar
tenaga
kesehatan → menggunakan teknik SBAR (Situation -
Background – Assessment – Recommendation)

(TIDAK DIPERGUNAKAN UNTUK INSTRUKSI OBAT HIGH


ALERT)
Panduan Menjalankan Teknik SBAR

Situation/situasi
Saya menelpon tentang (nama pasien, tanggal lahir
dan lokasi) Masalah yang ingin disampaikan adalah:
S …………………………….
Tanda-tanda vital:
TD: …/…, Nadi: …, Pernapasan: …, dan
Suhu: … Saya khawatir tentang:
Background/Latar Belakang
Status mental pasien:
B Kulit/Ekstremitas:
Pasien memakai/tidak memakai oksigen

Assessment/Penilaian
Masalah yang saya pikirkan adalah: (katakana apa
masalah yang anda pikirkan)
Masalahnya tampaknya adalah: jantung, infeksi,
neurologis,
A respirasi, …………………
Saya tidak yakin apa masalahnya tapi pasien
memburuk. Pasien tampaknya tidak stabil dan
cenderung memburuk. Kita harus melakukan
sesuatu, Dok.
Recommendation/Rekomendasi
Apakah … (katakan apa yang ingin
R disarankan) Apakah diperlukan
pemeriksaan tambahan: … Jika ada
perubahan tata laksana, tanyakan.
IPSG 3. Tingkatkan Keamanan Obat High Alert
• Setiap satelit farmasi, ruang
rawat, poliklinik harus memiliki
daftar obat high alert dan
panduan penanganan obat high
alert.
• Rumah sakit membuat Daftar
Obat
High Alert (terbarui tanggal 24
Desember 2014)
• Obat Look Alike Sound Alike
(LASA) dikelola untuk mencegah
terjadinya kesalahan, dengan
cara pemberian label LASA dan
penyimpanan dipisah satu
dengan yang lain.
• Obat-obatan LASA jika
diinstruksikan secara verbal oleh
Dokter, wajib dibaca ulang dan
dieja per huruf.
Elektrolit pekat (KCl 7,46% dan
NaCL 3%) tidak boleh disimpan
di ruang perawatan kecuali di
kamar operasi jantung dan unit
perawatan intensif (ICU) dan
ruangan yang boleh menyimpan
harus memastikan bahwa
elektrolit pekat disimpan di lokasi
dengan akses terbatas bagi
petugas yang diberi wewenang.
Obat diberi penandaan yang
jelas berupa stiker “High Alert” .
IPSG 4. Pastikan Benar Sisi, Benar Prosedur, Benar
Pasien Operasi

PROTOKOL UNIVERSAL:
1. Penandaan lokasi operasi/prosedur
• Dokter operator yang akan menjalankan tindakan
melakukan penandaan lokasi operasi/prosedur di
ruang rawat dengan spidol 70 atau skin marker
dengan melibatkan pasien.
• Paling lambat penandaan dilakukan di ruang
persiapan.
• Penandaan dengan memberi tulisan „YA‟ di lokasi
insisi.
• Jika operasi dilakukan pada daerah mukosa,
penandaan dilakukan pada gambar di rekam medik
dan Formulir Catatan Keperawatan Pra-Operasi

2. Verifikasi pra operasi/prosedur


Perawat melakukan verifikasi pra operasi/prosedur
terhadap:
• benar sisi/lokasi operasi, benar prosedur operasi, dan
benar pasien
• benar dokumentasi (Surat Persetujuan Tindakan
Kedokteran, peralatan dan imaging)
• peralatan/implan yang dibutuhkan
3. Time Out
Seluruh anggota tim operasi/prosedur melakukan
komunikasi secara verbal dan mendokumentasikan
prosedur time out sesaat sebelum mulai
operasi/prosedur → Checklist Keselamatan Operasi/
Keselamatan Prosedur.
IPSG 5. Menurunkan Risiko Infeksi Nosokomial

Lima momen cuci tangan


1. Sebelum kontak dengan pasien.
2. Sebelum tindakan aseptik
3. Setelah kontak cairan tubuh pasien.
4. Setelah kontak dengan pasien
5. Setelah kontak dengan lingkungan pasien.

Enam langkah cuci tangan


• Dengan handrub: 20 – 30 detik
• Dengan air mengalir: 40 – 60 detik
IPSG 6. Menurunkan risiko pasien cedera akibat jatuh

Pasien anak di bawah 12 tahun dan pasien intensive care dinilai


berisiko tinggi jatuh dan ditatalaksana sesuai panduan.

Formulir Penilaian risiko jatuh:

1. Humpty Dumpty: untuk pasien 12 s/d 18 tahun

Total skor 7-11 : Risiko Rendah Untuk


Jatuh
Total skor ≥ 12 : Risiko Tinggi Untuk
Jatuh
Skor Minimal : 7
Skor Maksimal : 23
2. Morse Falls Scale: pasien dewasa > 18 - < 60 tahun

Tingkat Risiko:
Tidak berisiko bila skor 0-24
Risiko Rendah bila skor 25-50
Risiko Tinggi bila skor ≥ 51
Tatalaksana lihat hal 37
3. Penilaian pasien usia lanjut: usia 60 tahun ke atas

Tingkat Risiko:

Risiko Rendah bila skor


- 1-3 Intervensi Risiko
Rendah

Risiko Tinggi bila skor ≥ 4 → Intervensi Risiko


Tinggi
4. Modifikasi Get Up & Go: Test Pasien Poliklinik dan IGD

KOMPONEN PENILAIAN Ya Tidak


A. Perhatikan cara berjalan pasien saat akan duduk di
kursi. Apakah pasien tampak tidak seimbang
(sempoyongan / limbung)?
B. Apakah pasien memegang pinggiran kursi atau meja
atau benda lain sebagai penopang saat akan
duduk?

Tidak berisiko: tidak ditemukan a dan b

Berisiko rendah
: ditemukan a atau b

Berisiko tinggi: ditemukan a dan b

Tatalaksana lihat hal 36


Tata Laksana Pencegahan Jatuh Unit Rawat
Jalan
Pasien Anak Usia < 12 Tahun:
• Semua anak dianggap berisiko tinggi jatuh.
• Pasien tidak dipakaikan pita kuning atau diberikan
brosur Edukasi Mencegah Jatuh, sehingga semua
petugas harus waspada terhadap risiko jatuh pasien
anak usia < 12 tahun.

Pasien Anak Usia 12 – 18 Tahun, Dewasa dan Usia


Lanjut:
• Intervensi Jatuh Risiko Rendah: Edukasi dengan
memberikan brosur Edukasi Mencegah Jatuh.
• Intervensi Jatuh Risiko Tinggi: Edukasi dengan
memberikan brosur Edukasi Mencegah Jatuh dan
memasang pita kuning pada tangan pasien.
• Jelaskan pada pasien dan keluarga tujuan
pemasangan pita dan pita dilepas setelah ke luar dari
area RSCM.
Tata Laksana Pencegahan Jatuh Instalasi
Gawat Darurat

Pasien Anak Usia < 12 Tahun:


Tidak dinilai risiko jatuhnya karena dianggap semua
berisiko tinggi jatuh. Semua intervensi risiko jatuh
diterapkan pada semua pasien anak.

Pasien Anak Usia 12 – 18 Tahun, Dewasa dan Usia


Lanjut:
• Intervensi Jatuh Risiko Rendah : Perawat melakukan
edukasi pada pasien dan keluarga dengan
memasang papan edukasi mencegah jatuh pada
brankar pasien.
• Intervensi Jatuh Risiko Tinggi:
1. Edukasi memasang papan edukasi mencegah
jatuh pada brankar,
2. Memasang pita risiko jatuh warna kuning pada
tangan pasien
3. Memasang penanda risiko jatuh segitiga warna
kuning pada brankar pasien.

Tata Laksana Pencegahan Jatuh Unit Rawat


Inap
Tidak berisiko dan Risiko rendah:
• Intervensi jatuh standar
• Edukasi pasien dan keluarga → pasang akrilik
edukasi
• Lakukan penilaian ulang bila terjadi perubahan
kondisi

Risiko tinggi:
1. Pasang klip risiko jatuh.
2. Pasang segitiga jatuh
3. Pasang handrail tempat tidur
4. Edukasi pasien dan keluarga à pasang akrilik
edukasi
5. Edukasi pasien dan keluarga serta jelaskan tujuan
pemasangan penanda risiko.
Contoh Perubahan Kondisi/ Pengobatan:

1. Pasien pasca operasi


2. Pasien pasca sedasi
3. Pasien pasca tindakan invasif risiko tinggi
4. Penambahan obat-obat sedatif (kecuali pasien ICU
yang menggunakan sedasi dan paralisis) , Hipnotik,
Barbiturat, Fenotiazin, Antidepresan,
Laksans/Diuretika, Narkotik.
5. Obat-obat berisiko tinggi (diuretik, narkotik, sedatif,
anti psikotik, laksatif, vasodilator, antiaritmia,
antihipertensi, obat hipoglikemik, antidepresan,
neuroleptik, NSAID, Hipnotik, Barbiturat, Fenotiazin.
6. Penurunan kesadaran.
7. Pasien pasca jatuh.
RSUPN Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun 2015 19

Anda mungkin juga menyukai