Anda di halaman 1dari 28

Sasaran Keselamatan Pasien (SKP)

Mungkin Anda masih ingat jika buletin akreditasi edisi 1 sudah


mengenalkan 15 pokja yang harus dihafalkan dan dipahami. Nah, edisi ini
dan selanjutnya mulai akan masuk dalam pembahasan yang lebih rinci dari
masing-masing pokja, mulai dari pokja 1 (SKP) sampai dengan pokja 15
(MFK). Dengan harapan para staf dan pimpinan RSUD Dr. M. Ashari
mampu melaksanakan pelayanan sesuai standar akreditasi.
Keselamatan pasien adalah unsur yang paling penting dalam pelayanan
kesehatan, oleh karena itu SKP merupakan salah satu bab DASAR dalam
penilaian akreditasi selain HPK, PPK dan PMKP.
Cara Melaksanakan dan Menerapkan SKP di RS :
Harus diingat bahwa SKP ada 6 sasaran, antara lain :
1. Ketepatan identifikasi pasien
2. Peningkatan Komunikasi efektif
3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (high alert)
4. Kepastian tepat lokasi (sisi), tepat prosedur dan tepat pasien operasi
5. Pengurangan risiko infeksi melalui 6 langkah cuci tangan
6. Pengurangan risiko pasien jatuh

APA YANG HARUS KITA LAKUKAN UNTUK MENCAPAI 6 SASARAN


SKP DI RS ?
I. KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN :
Penting!, mengingat nama dan identitas pasien yg lain adalah wajib. Oleh
karena itu :

1. Untuk mengidentifikasi nama pasien dengan tepat, RSUD Dr. M. Ashari


memasang gelang pasien yang mencakup minimal 4 (empat) warna a.l :
Biru

= pasien laki-laki

Merah Muda

= pasien perempuan

Merah

= pasien dg alergi

Kuning

= pasien dg risiko cidera

2. Berikan penjelasan tentang manfaat pemasangan gelang.


3. Pada gelang pasien tertera minimal dua identitas, yaitu nama dan
nomor RM. Identitas tidak boleh menggunakan nomor kamar atau lokasi
pasien.
4. Lakukan identifikasi dan klarifikasi kecocokan identitas nama pasien
antara yang diucapkan pasien dg yang tertera pada gelang pasien
5. Identifikasi nama pasien wajib dilakukan pada saat:
a. Sebelum memberikan obat
b. Sebelum memberikan darah atau produk darah
c. Sebelum mengambil specimen darah
d. Sebelum melakukan tindakan/prosedur lainnya

INGAT !
Pasien akan ditanya :
1. Apakah petugas menjelaskan tentang manfaat pemasangan gelang
2. Apakah petugas selalu mengidentifikasi nama pasien sebelum
melakukan tindakan

II. PENINGKATAN KOMUNIKASI EFEKTIF :


Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan yang
dipahami oleh resipien/penerima akan mengurangi kesalahan, dan
menghasilkan peningkatan keselamatan pasien. Komunikasi dapat secara
elektronik, lisan, atau tertulis. Komunikasi yang paling mudah mengalami
kesalahan adalah perintah diberikan secara lisan dan yang diberikan
melalui telpon. Komunikasi lain yang mudah terjadi kesalahan adalah
pelaporan kembali hasil pemeriksaan klinis, seperti laboratorium klinis
menelpon unit pelayanan untuk melaporkan hasil pemeriksaan segera
/cito.
Untuk itu setiap petugas wajib :
1.

Lakukan komunikasi, baik lisan maupun tertulis dengan sejelasjelasnya.


a. Jika pesan lisan meragukan, segera Klarifikasi dengan phonetic
alfabeth kepada pemberi pesan, sbb :
A Alfa

N November

B Bravo

O Oscar

C Charlie

P Papa

D Delta

Q Quebec

E Echo

R Romeo

F Foxtrot

S Sierra

G Golf

T Tango

H Hotel

U Uniform

India

V Victor

J Juliet

W Whiskey

K Kilo

X X ray

L Lima

Y Yankee

M Mike

Z Zulu

b. Komunikasi tertulis wajib menggunakan tulisan yang mudah dibaca


minimal oleh 3 orang.

2. Perintah lisan dan yang melalui telepon ataupun hasil pemeriksaan


dituliskan secara lengkap oleh penerima perintah atau hasil pemeriksaan
tersebut.
3. Perintah lisan dan melalui telpon atau hasil pemeriksaan secara lengkap
dibacakan kembali oleh penerima perintah atau hasil pemeriksaan
tersebut.
4. Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh individu yang
memberi perintah atau hasil pemeriksaan tersebut

III. PENINGKATAN KEAMANAN OBAT YANG PERLU DIWASPADAI :


Indikator Peningkatan Keselamatan Penggunaan Obat-Obat yang
perlu Kewaspadan Tinggi :
1. Elektrolit pekat (KCl 7.46%, Meylon 8.4%, MgSO4 20%, NaCl 3%)
tidak disimpan dalam unit pasien kecuali dibutuhkan secara klinis,
dan tindakan dilakukan untuk mencegah penggunaan yang tidak
seharusnya pada area yang diijinkan sesuai kebijakan.
2. Elektrolit pekat yang disimpan dalam unit perawatan pasien memiliki
label yang jelas dan disimpan di tempat dengan akses terbatas.
3. Obat-obatan yang memerlukan kewaspadaan tinggi lainnya :
Golongan opioid, anti koagulan, trombolitik, anti aritmia, insulin,
golongan agonis adrenergic, anestetik umum, kemoterapi, zat
kontras, pelemas otot dan larutan kardioplegia.
Tips :
1. Pemberian elektorlit pekat
menggunakan label khusus.

harus

dengan

pengenceran

dan

2. Setiap pemberian obat menerapkan Prinsip 7 Benar.


3. Pastikan pengeceran dan pencampuran obat dilakukan oleh orang
yang kompeten.
4. Pisahkan atau beri jarak penyimpanan obat dengan kategori LASA
(Look Alike Sound Alike).
5. Tidak menyimpan obat kategori kewaspadaan tinggi dimeja dekat
pasien tanpa pengawasan.
6. Biasakan mengeja nama obat dengan kategori LASA, saat memberi /
menerima instruksi.

IV. KEPASTIAN TEPAT LOKASI/SISI, TEPAT PROSEDUR DAN TEPAT


ORANG YANG OPERASI
Indikator Keselamatan Operasi :
1. Menggunakan tanda yang mudah dikenali untuk identifikasi lokasi
operasi dan mengikutsertakan pasien dalam proses penandaan.
2. Menggunakan checklist atau proses lain untuk verifikasi lokasi yang
tepat, prosedur yang tepat, dan pasien yang tepat sebelum operasi,
dan seluruh dokumen serta peralatan yang dibutuhkan tersedia,
benar dan berfungsi.
3. Seluruh tim operasi membuat dan mendokumentasikan prosedur
time out sesaat sebelum prosedur operasi dimulai.
Tandai lokasi operasi (Marking), terutama :
1. Pada organ yang memiliki 2 sisi, kanan dan kiri.
2. Multiple structures (jari tangan, jari kaki)
3. Multiple level (operasi tulang belakang, cervical, thorak, lumbal)
4. Multipel lesi yang pengerjaannya bertahap
Anjuran Penandaan Lokasi Operasi
1. Gunakan tanda yang telah disepakati
2. Dokter yang akan melakukan operasi yang melakukan pemberian
tanda
3. Tandai pada atau dekat daerah insisi
4. Gunakan tanda yang tidak ambigu (contoh : tanda X merupakan
tanda yang ambigu)
5. Daerah yang tidak dioperasi, jangan ditandai kecuali sangat
diperlukan

6. Gunakan penanda yang tidak mudah terhapus (contoh : Gentian


Violet)

V. PENGURANGAN RISIKO INFEKSI MELALUI 6 LANGKAH CUCI


TANGAN
Budayakan cuci tangan di RS pada saat :
1. Sebelum dan sesudah menyentuh pasien
2. Sebelum dan sesudah tindakan / aseptik
3. Setelah terpapar cairan tubuh pasien
4. Sebelum dan setelah melakukan tindakan invasive
5. Setelah menyentuh area sekitar pasien / lingkungan
Adapun 6 langkah cuci tangan standar WHO adalah :
-

Buka kran dan basahi kedua telapak tangan

- Tuangkan 5 ml handscrub/sabun cair dan gosokkan pada tangan


dengan urutan TEPUNG SELACI PUPUT sbb :
1. Telapak tangan; gosok kedua telapak tangan
2. Punggung tangan; gosok punggung dan sela-sela jari sisi luar tangan
kiri dan sebaliknya.
3. Sela-sela jari, gosok telapak tangan dan sela-sela jari sisi dalam
4. KunCi; jari jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci
5. Putar; gosok ibu jari tangan kiri dan berputar dalam genggaman
tangan kanan dan lakukan sebaliknya
6. Putar; rapatkan ujungjari tangan kanan dan gosokkan pada telapak
tangan kiri dengan cara memutar mutar terbalik arah jarum jam,
lakukan pada ujung jari tangan sebaliknya.

Ambil kertas tissue atau kain lap disposable, keringkan kedua tangan

Tutup kran dengan sikut atau bekas kertas tissue yang masih di tangan.

VI. PENGURANGAN RISIKO CIDERA KARENA PASIEN JATUH


1. Amati dengan teliti di lingkungan kerja anda terhadap fasilitas, alat,
sarana dan prasarana yang berpotensi menyebabkan pasien cidera
karena jatuh
2. Laporkan pada atasan atas temuan risiko fasilitas yang dapat
menyebabkan pasien cidera
3. Lakukan asesmen risiko jatuh pada setiap pasien dg menggunakan
skala (Skala Humpty Dumpty untuk pasien anak, Skala Risiko
Jatuh Morse (MSF) untuk pasien dewasa, dan skala geriatric pada
pasien geriatric.

MENGENAL GELANG IDENTIFIKASI PASIEN RSUD SINJAI


Penggunaan Gelang Pada Pasien dilakukan untuk mengetahui
identitas pasien yang masuk Rumah Sakit agar tidak terjadi
kesalahan tindakan, dan kesalahan prosedur.Identifikasi dilakukan
dengan pemasangan gelang di tangan pasien. Gelang ini bukan
sebagai aksesoris tetapi untuk mengidentifikasi pasien

Gelang Identifikasi Pasien RSUD Sinjai


>

Klip

>

merah

Klip

kuning

berarti

pasien

untuk

beresiko

resiko

alergi,

jatuh,

> Klip biru untuk pasien laki-laki dan klip pink untuk pasien
wanita.
Gelang ini digunakan pada proses untuk mengidentifikasi pasien
ketika pemberian obat, transfusi darah, pengambilan sampel
darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis, juga pada saat
pemberian tindakan.Gelang ini diberikan setelah pasien tercatat
di bagian administrasi dan hanya boleh di lepas saat pasien
keluar atau pulang dari Rumah Sakit.
Berikanlah informasi yang tepat pada saat petugas menanyakan
identitas

nama

dan

tanggal

perawatan anda di rumah sakit.

lahir

anda.....demi

kelancaran

IPSG 1.KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN


Langkah ke 1
Langkah ke 2
IDENTIFIKASI PASIEN SAAT PEMBERIAN TRANSFUSI DARAH
Warna Merah muda
Pasien wanita
Warna Biru
Pasien pria
Gelang dipasang oleh petugas kesehatan: dokter/perawat/bidan

IDENTIFIKASI PASIEN MENGGUNAKAN GELANG IDENTITAS PASIEN


MR: 00 72 01 25
TTL: 12/02/1972
GELANG IDENTITAS PASIEN
Mencantumkan :
1.Nama lengkap pasien (2 karakter)
2.Tanggal Lahir
3.Nomor Rekam Medik
Tulisan menghadap ke jari pasien
Pemasangan gelang identitas diutamakan pada ekstremitas yg tidak
terpasang infus, atau pada ekstremitas yang lemah
Beri informasi ke pasien bahwa petugas kesehatan ak
an selalu
menanyakan nama dan tanggal lahir, sebelum melakukan tindakan.
1. Pasien yang tidak dapat berkomunikasi:
Terpasang ventilator
Usia (Bayi )
Pasien tidak sadar
Keterbatasan bahasa
Gangguan mental
Identifikasi dilakukan dengan mencocokkan identitas
gelang pasien
dengan identitas pada berkas rekam medis
2. Kesadaran menurun
& tidak ada keluarga, dengan mencantumkan:
Tn ABC/ Ny/Nn ABC, tanggal, jam masuk RS & nomor rekam medis

3. Tidak punya ekstremitas atas/ luka bakar:


Identifikasi dilakukan dengan memasang gelang identitas dan dimasukkan pada tali kur dan
dikalungkan pada leherpasien
Penempelan foto pada berkas rekam medis
IDENTIFIKASI PASIEN PADA KONDISI TERTENTU
4. Pasien psikiatri
Identifikasi dilakukan dengan mencocokkan identitasgelang pasien dengan foto yang tempelkan
pada berkas rekam medis
5. Bayi baru lahir
Lahir Tunggal :
Gelang identitas By mencantumkan nama ibu ( By Ny A
na Suryana dan
nomor RM ibu ).
Dalam 24 jam, penambahan no RM Bayi
Lahir Kembar :
Gelang identitas bayi mencantumkan nama dan no RM i
bu ditambah no
urut kelahiran bayi: By Ny Ana Suryana, no RM, 1 (n
o urut lahir 1) dan By
Ny Ana Suryana, no RM, no 2 (No urut lahir ke 2)
Dalam 24 jam, penambahan no RM Bayi
IDENTIFIKASI PASIEN PADA KONDISI TERTENTU
PELAKSANAAN IDENTIFIKASI PASIEN
1.
Memberikan salam
2.
Perkenalkan diri petugas kepada pasien
3.
Jelaskan tujuan tindakan yang akan dilakukan
4.
Identifikasi pasien dengan mengajukan pertanyaan
terbuka dengan
menggunakan kalimat aktif contoh

Bisa sebutkan nama lengkap dan


tanggal lahir ibu / bapak ?
5.
Saat pasien menyebutkan nama dan tanggal lahir, p
etugas mencocokkan
identitas pada gelang pasien.
6.
Bila identifikasi cocok tindakan dapat dilanjutka
n
PENGGANTIAN DAN PELEPASAN
GELANG IDENTITAS PASIEN
1. Bila gelang rusak mengganti dan pasang dengan ya
ng baru,
dokumentasikan
2. Pasien yang awalnya tanpa identitas, sudah didapa
tkan
identitasnya.

3. Pasien sudah mendapat surat ijin pulang


4. Gelang dilepas oleh perawat/ bidan dengan cara me
nggunting
gelang
IDENTIFIKASI PASIEN RISIKO TINGGI
Ruang Rawat Jalan/ Gawat Darurat:

Pasien Alergi: riwayat Alergi (obat obatan, makanan


)/ Test
Antibiotik dengan hasil reaksi alergi; positif

Risiko jatuh: penilaian dengan tehnik


Time Up and Go
Ruang Rawat Inap :

Risiko jatuh, penilaian dengan tehnik:


Pasien Dewasa
Morse Fall Scale
Pasien anak
Humpty Dumpty

Pasien yang tidak perlu dilakukan resusitasi (Do No


t Resucitate/
DNR)
- Warna merah (Alergi)
- Warna Kuning (Risiko Jatuh)
Warna Ungu DNR (Tulisan Do Not
Resucitate tidak diperkenankan
dicantumkan di gelang risik

RUMAH SAKIT UMUM


AN NIMAH
WANGON PROSEDUR IDENTIFIKASI PASIEN DENGAN MENGGUNAKAN NAMA
NO DOKUMEN NO REVISI HALAMAN PROSEDUR TETAP TANGGAL TERBIT 1 Juli 2013
DITETAPKAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT dr. RATNA WIDARASTUTI

NIK 2005.06.01.027 PENGERTIAN Suatu sistim identifikasi kepada pasien untuk


membedakan antara pasien satu dengan yang lain sehingga memperlancar atau
memudahkan dalam pemberian pelayanan kepada pasien. TUJUAN 1.
Untuk memberikan identitas pada pasien. 2.
Untuk membedakan pasien. 3.
Untuk menghidari kesalahan medis ( mal praktek ). KEBIJAKAN 1.
Undang

undang tahun 2009 rumah sakit. 2.


Permenkes 1691 tahun 2011 tentang keselamatan pasien. PERLENGKAPAN 1.
Rekam medis. 2.
Kartu berobat. 3.
Kartu identitas. 4.
Gelang pasien. 5.
Papan nama. 6.
Label kotak obat. PROSEDUR 1.
Di bagian pendaftaran : a.
Sapa pasien ( oleh petugas pendaftaran ). b.
Menanyakan data pasien, nama, tanggal lahir, alamat. c.
Dicatat di form identitas pasien di input ke komputer. 2.
Di bagian rawat jalan / IGD : a.
Petugas menyapa dan menanyakan kartu identitas pasien. b.

Petugas mengkonfirmasi identitas pasien dengan catatan rekam medis yang ada di bagian
rawat jalan. c.
Petugas menanyakan riwayat alergi obat pada pasien. d.
Petugas memanggil pasien untuk mendapat pemeriksaan dokter dengan menyebutkan
nama lengkap sesuai urutan antrian pasien. e.
Dokter mengkonfirmasi identitas pasien ( nama dan alamat ) sebelum memeriksa pasien. f.
Dokter memberikan pelayanan medis dan resep ( dalam resep tertera : nama, usia, tanggal
resepan, riwayat alergi, tanda tangan dokter ).

RUMAH SAKIT UMUM


AN NIMAH
WANGON PROSEDUR IDENTIFIKASI PASIEN DENGAN MENGGUNAKAN
NAMA
NO DOKUMEN NO REVISI HALAMAN PROSEDUR 3.
Di bagian farmasi : a.
Petugas farmasi mnerima resep. b.
Sebelum obat diserahkan petugas menanyakan dan memastikan bahwa nama, dan obat
telah sesuai dengan kondisi pasien. 4.
Di bagian laboratorium / radiologi / fisioterapi : a.
Menanyakan nama minimal 2 kata, alamat, golongan darah ( khusus laboratorium )
sebelum pemeriksaan / pengambilan sample dilakukan. 5.
Dibagian rawat inap : a.
Perawat memeriksa kesesuaian identitas, kondisi pasien dengan data identitas di rekam
medis. b.
Pemasangan gelang identitas pada pasien, isi data pada gelang adalah nama, umur, alamat. c.
Pemberian gelang tambahan untuk pasien riwayat alergi. d.
Pemberian gelang tambahan untuk pasien resiko jatuh. e.
Papan identitas ditulis dan diletakkan di bed atau ruang bilik pasien. f.
Di nurse station, perawat memisahkan obat antar pasien dengan memberikan nama
label kotak obat. g.
Seluruh petugas medis dan paramedis harus mengkonfirmasi identitas pasien dengan
melihat gelang identitas sebelum melakukan tindakan atau pemberian obat. h.

Sebelum pasien pulang dilakukan pengecekan gelang identitas dan dilakukan


pencopotan. UNIT TERKAIT 1.
Bagian pendaftaran. 2.
Rawat jalan. 3.
Gawat darurat. 4.
Rawat inap. 5.
Farmasi. 6.
Laboratorium. 7.
Radiologi.

RUMAH SAKIT UMUM


AN NIMAH
WANGON PROSEDUR IDENTIFIKASI PASIEN DENGAN MENGGUNAKAN
GELANG IDENTIFIKASI
NO DOKUMEN NO REVISI HALAMAN PROSEDUR TETAP TANGGAL
TERBIT 1 Juli 2013 DITETAPKAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT dr. RATNA WIDARASTUTI
NIK 2005.06.01.027 PENGERTIAN Proses kegiatan identifikasi pasien di Rumah
Sakit
AN NIMAH
dengan menggunakan gelang identitas pasien pada pergelangan tangan ynag
tercantum nama, tanggal lahir atau umur, dan nomor rekam medis. TUJUAN Memastikan
identifikasi pasien dengan benar selama pasien dirawat di Rumah Sakit
AN NIMAH
. KEBIJAKAN Setiap pasien yang dirawat di Rumah Sakit
AN NIMAH
dipasang gelang identifikasi pasien. PROSEDUR
A.
Persiapan
1.
Penampilan petugas Rumah Sakit

Periksa kerapihan pakaian seragam.

Periksa kelengkapan atribut. 2.


Alat

alat

Gelang identifikasi pasien.

Berkas rekam medis.

Alat tulis.
B.
Pelaksanaan
1.
Siapkan gelang identitas. 2.
Isi label gelang dengan identitas pasien sesuai berkas rekam medis pasien. 3.
Ucapkan salam,
Selamat pagi / siang / malam, Bapak / Ibu .
4.
Sebutkan nama dan dari unit kerja mana,
saya ( .... nama ) dari
unit ( .... sebutkan ) .
5.
Jelaskan maksud dan tujuan pemasangan gelang identitas. 6.
Memasang gelang identitas pasien. 7.
Merapikan alat

alat. 8.
Ucapkan terimakasih semoga lekas sembuh. UNIT TERKAIT 1.
UGD
2.
Rawat Inap

3.
OK

Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum menetapkan 6 Sasaran Keselamatan Pasien,


yaitu :a . K e t e p a t a n i d e n t i f i k a s i p a s i e n Setiap pasien di Rumah Sakit,
baik rawat jalan atau rawat inap harus diidentifikasiy a n g d i l a k u k a n
seara aktif, pasif dan ampuran dengan pertanyaan
t e r b u k a . !dentifikasi pasien menggunakan minimal " identitas, yaitu nama
lengkap dan tanggallahir. #ika " identitas minimal tersebut tidak jelas $ ada
kesamaan dengan pasien lainmaka ditanyakan mengenai alamat tempat tinggal,
nama keluarga terdekat, dan agama pasien. %&m&r kamar atau l&kasi pasien
tidak b&leh digunakan sebagai identifikasi. b.Peningkatan k&munikasi
efektif Ru ma h saki t meng e mb angkan ar a pada saat ser ah t er i ma
pasi en me nggunakan met&de S'(R
(Situation, Background, Assessment, dan Recommendation)
dan
verbal order
menggunakan met&de )'K *)ulis, 'aa, K&nfirmasi+. Pada k&ndisi
khususmi sal ny a di - , Ka mar / per asi , ! C $ r uang per awat an
bi as a di ma na pasi en memerlukan tindakan segera maka pr&ses
k&nfirmasi tidak perlu dilakukan. 0asil pemeriksaan kritis merupakan hasil
yang harus segera dilap&rkan karena memerlukantindakan dan peng&batan
segera. .P eni ngkat an kea ma nan &bat yang perl u di wa spadai *
High Alert Medication
+/bat kewaspadaan tinggi ada di farmasi dan di unit tertentu termasuk juga &bat
1(S(dengan memenuhi persyaratan pelabelan, penyimpanan, pengendalian,
penyimpanan, pengeluaran, pemberian. Perawat harus melakukan
independent double check
pada pemberian &bat kewaspadaan tinggi yang sesuai dengan kebijakan
pengel&laan &batkewaspadaan tinggid.Kepastian tepat pr&sedur, tepat
l&kasi, tepat pasien &perasiRumah Sakit melibatkan pasien untuk menentukan
l&kasi &perasi dan pr&sedur yangakan dij al ani ser t a men ge mb angkan
ar a unt uk kea manan &per a si
,
menggunakandaftar tilik dari W0/ saat sebelum induksi *
sign in
+, sebelum insisi *
time out
+, dansebelum meninggalkan ruang &perasi *
sign out

+e.Pengurangan resik& infeksi terkait pelayanan kesehatanRS Panti


Wilasa Citarum menurunkan resik& infeksi terkait pelayanan
kesehatandengan ara melakukan ui tangan $
hand hygiene
sesuai langkah2langkah dari W0/dilakukan &leh seluruh petugas klinis dan
n&n klinis pada saat lima m&ment kepada
pasien. 1ima m&ment kebersihan tangan adalah saat sebelum k&ntak dengan
pasien,sebelum tindakan asepsis, setelah terkena airan tubuh pasien, setelah
k&ntak dengan pasien, dan setelah k&ntak dengan lingkungan sekitar pasien.
Sebelum melakukankebersihan tangan wajib melepaskan perhiasan di
tangan dan menjaga kuku tetap pendek, menggunakan air mengalir dan airan
pembersih yang disyaratkan.f . P e n g u r a n g a n r e s i k & p a s i e n
j a t u h 3el akukan peni l ai an, i nt er 4ensi , dan m &n i t &r i ng t er hadap
pasi en ber esi k& j at uh. P e n i l a i a n r e s i k & j a t u h d i r a w a t j a l a n
s e a r a 4 i s u a l d a n d i r a w a t i n a p d e n g a n menggun akan skal a
0u mpty u mpty unt uk anak2anak dan skal a 3&r se unt uk dewasa.
S e mua pa si en anak 5 t ahun, ger i at r i 768 t h, pasi en ! C , pasi en
0C , pasien 0 adalah pasien beresik& jatuh tidak dilakukan penilaian tetapi
langsungdilakukan inter4ensi. !dentifikasi pasien resik& jatuh dengan
menggunakan pin kuningyang dipasang bersama gelang identitas, tanda
segitiga warna kuning untuk pasiendewasa dan tanda 0umpty umpty
untuk pasien anak 9 anak. !nterfensi dilakukansetiap shift.

SOP identifikasi pasien

Uploaded by

Yuhibul Muthohirun

Views
2,495
connect to download
READ PAPER

SOP identifikasi pasien


Download

RS ANANDAPURWOKERTOPROTAP IDENTIFIKASI PASIENNo. Dokumen


Tanggal & No.RevisiJumlah alamanPROSEDUR TETAP
T
D
n

a n g g a l
i t e t a p k a
, Direktur Dr. Widayanto

PEN!ERTIAN
Suatu sistem identifikasi kepada pasien untuk membedakan
antara pasien satu dengan yang lain sehingga memperlancar
ataumempermudah dalam pemberian pelayanan kepada pasien.
TUJUAN
Un t u k memb er i ka n i d enti ta s pa d a p a s i en , un tu k
me m b ed a ka n pasien, untuk menghindari kesalahan medis (mal
praktik).
KE"IJAKAN

UU No tahun !""# ttg $S pasal "%ermenkes &'#&


tahun !"&& ttg eselamatan %asien%ermenkes '# tahun !""#
ttg $S kelas dunia.
PROSEDUR
& . D i * a g i a n % e n d a f t a r a n a. S a pa p a si en ( o l eh p etu g a s
p en d a f t a ra n ) . b.+enanyakan data pasien, nama, tanggal lahir,
alamat.c . D i c a t a t d i f o r m i d e n t i t a s p a s i e n
d a n d i i n p u t k e komputer.! . D i * a g i a n $ a a t - a l a n
/0Da . % e t u g a s m e n y a p a d a n m e n a n y a k a n ka r t u
i d e n t i t a s pasien b.%etugas mengkonfirmasi identitas pasien
dengancatatan $+ yang ada di bagian $aat -alan.c. %et u g a s
men a n y a k a n r i ay a t al er g i ob a t p a d a p a s i en .d .
% e t u g a s m e m a n g g i l p a s i en u n t u k
m e n d a p a t pemeriksaan dokter dengan menyebutkan
namalengkap (minimal ! kata) sesuai urutan antrian
pasien.e . D o k t e r m e n g k o n fi r m a s i i d e n t i t a s p a s i e n
(tanyakan

Anda mungkin juga menyukai