Anda di halaman 1dari 16

Cara mudah menghafalkan 6 sasaran keselamatan

pasien (SKP)

Salah satu amanah dalam UU RS adalah tentang keselamatan pasien atau safety pasien. SKP ini
merupakan instrumen akreditasi yang wajib lulus. Berikut klue untuk mudah menghafalkan 6 SKP
(4O 2J ):
Jangan Salah ( 4O ) :
1. Orang
2. Omong
3. Obat
4. Operasi

Kurangi Resiko 2R:


5. Resiko Infeksi
6. Resiko Jatuh

Kalau pakai klue cerita :


Kemarin saya ketemu ORANG, dia OMONG mau beli OBAT, untuk istrinya yang mau
OPERASI, kakinya kena INFEKSI karena JATUH dari motor
Cara Melaksanakan dan Menerapkan SKP di RS :

Harus diingat bahwa SKP ada 6 sasaran, antara lain :

1. Ketepatan identifikasi pasien


2. Peningkatan Komunikasi efektif
3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (high alert)
4. Kepastian tepat lokasi (sisi), tepat prosedur dan tepat pasien operasi
5. Pengurangan risiko infeksi melalui 6 langkah cuci tangan
6. Pengurangan risiko pasien jatuh

APA YANG HARUS KITA LAKUKAN UNTUK MENCAPAI 6 SASARAN SKP DI RS ?

I. KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN :

Penting!, mengingat nama dan identitas pasien yg lain adalah wajib. Oleh karena itu :

1. Untuk mengidentifikasi nama pasien dengan tepat, RSUD Dr. M. Ashari memasang
gelang pasien yang mencakup minimal 4 (empat) warna a.l :

Biru = pasien laki-laki

Merah Muda = pasien perempuan

Merah = pasien dg alergi

Kuning = pasien dg risiko cidera

2. Berikan penjelasan tentang manfaat pemasangan gelang.

3. Pada gelang pasien tertera minimal dua identitas, yaitu nama dan nomor RM. Identitas
tidak boleh menggunakan nomor kamar atau lokasi pasien.

4. Lakukan identifikasi dan klarifikasi kecocokan identitas nama pasien antara yang
diucapkan pasien dg yang tertera pada gelang pasien

5. Identifikasi nama pasien wajib dilakukan pada saat:

a. Sebelum memberikan obat

b. Sebelum memberikan darah atau produk darah

c. Sebelum mengambil specimen darah

d. Sebelum melakukan tindakan/prosedur lainnya


INGAT !

Pasien akan ditanya :

1. Apakah petugas menjelaskan tentang manfaat pemasangan gelang


2. Apakah petugas selalu mengidentifikasi nama pasien sebelum melakukan tindakan

II. PENINGKATAN KOMUNIKASI EFEKTIF :

Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan yang dipahami oleh
resipien/penerima akan mengurangi kesalahan, dan menghasilkan peningkatan
keselamatan pasien. Komunikasi dapat secara elektronik, lisan, atau tertulis. Komunikasi
yang paling mudah mengalami kesalahan adalah perintah diberikan secara lisan dan yang
diberikan melalui telpon. Komunikasi lain yang mudah terjadi kesalahan adalah pelaporan
kembali hasil pemeriksaan klinis, seperti laboratorium klinis menelpon unit pelayanan untuk
melaporkan hasil pemeriksaan segera /cito.

Untuk itu setiap petugas wajib :

1. Lakukan komunikasi, baik lisan maupun tertulis dengan sejelas-jelasnya.

a. Jika pesan lisan meragukan, segera Klarifikasi dengan phonetic alfabeth kepada
pemberi pesan, sbb :
A Alfa N November
B Bravo O Oscar
C Charlie P Papa
D Delta Q Quebec
E Echo R Romeo
F Foxtrot S Sierra
G Golf T Tango
H Hotel U Uniform
I India V Victor
J Juliet W Whiskey
K Kilo X X ray
L Lima Y Yankee
M Mike Z Zulu

b. Komunikasi tertulis wajib menggunakan tulisan yang mudah dibaca minimal oleh 3
orang.

2. Perintah lisan dan yang melalui telepon ataupun hasil pemeriksaan dituliskan secara
lengkap oleh penerima perintah atau hasil pemeriksaan tersebut.

3. Perintah lisan dan melalui telpon atau hasil pemeriksaan secara lengkap dibacakan
kembali oleh penerima perintah atau hasil pemeriksaan tersebut.

4. Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh individu yang memberi perintah atau
hasil pemeriksaan tersebut
III. PENINGKATAN KEAMANAN OBAT YANG PERLU DIWASPADAI :

Indikator Peningkatan Keselamatan Penggunaan Obat-Obat yang perlu Kewaspadan


Tinggi :

1. Elektrolit pekat (KCl 7.46%, Meylon 8.4%, MgSO4 20%, NaCl 3%) tidak disimpan
dalam unit pasien kecuali dibutuhkan secara klinis, dan tindakan dilakukan untuk
mencegah penggunaan yang tidak seharusnya pada area yang diijinkan sesuai
kebijakan.
2. Elektrolit pekat yang disimpan dalam unit perawatan pasien memiliki label yang jelas
dan disimpan di tempat dengan akses terbatas.
3. Obat-obatan yang memerlukan kewaspadaan tinggi lainnya : Golongan opioid, anti
koagulan, trombolitik, anti aritmia, insulin, golongan agonis adrenergic, anestetik
umum, kemoterapi, zat kontras, pelemas otot dan larutan kardioplegia.

Tips :

1. Pemberian elektorlit pekat harus dengan pengenceran dan menggunakan label


khusus.
2. Setiap pemberian obat menerapkan Prinsip 7 Benar.
3. Pastikan pengeceran dan pencampuran obat dilakukan oleh orang yang kompeten.
4. Pisahkan atau beri jarak penyimpanan obat dengan kategori LASA (Look Alike
Sound Alike).
5. Tidak menyimpan obat kategori kewaspadaan tinggi dimeja dekat pasien tanpa
pengawasan.
6. Biasakan mengeja nama obat dengan kategori LASA, saat memberi / menerima
instruksi.

IV. KEPASTIAN TEPAT LOKASI/SISI, TEPAT PROSEDUR DAN TEPAT ORANG YANG
OPERASI

Indikator Keselamatan Operasi :

1. Menggunakan tanda yang mudah dikenali untuk identifikasi lokasi operasi dan
mengikutsertakan pasien dalam proses penandaan.
2. Menggunakan checklist atau proses lain untuk verifikasi lokasi yang tepat, prosedur
yang tepat, dan pasien yang tepat sebelum operasi, dan seluruh dokumen serta
peralatan yang dibutuhkan tersedia, benar dan berfungsi.
3. Seluruh tim operasi membuat dan mendokumentasikan prosedur time out sesaat
sebelum prosedur operasi dimulai.

Tandai lokasi operasi (Marking), terutama :

1. Pada organ yang memiliki 2 sisi, kanan dan kiri.


2. Multiple structures (jari tangan, jari kaki)
3. Multiple level (operasi tulang belakang, cervical, thorak, lumbal)
4. Multipel lesi yang pengerjaannya bertahap

Anjuran Penandaan Lokasi Operasi

1. Gunakan tanda yang telah disepakati


2. Dokter yang akan melakukan operasi yang melakukan pemberian tanda
3. Tandai pada atau dekat daerah insisi
4. Gunakan tanda yang tidak ambigu (contoh : tanda X merupakan tanda yang
ambigu)
5. Daerah yang tidak dioperasi, jangan ditandai kecuali sangat diperlukan
6. Gunakan penanda yang tidak mudah terhapus (contoh : Gentian Violet)

V. PENGURANGAN RISIKO INFEKSI MELALUI 6 LANGKAH CUCI TANGAN

Budayakan cuci tangan di RS pada saat :

1. Sebelum dan sesudah menyentuh pasien


2. Sebelum dan sesudah tindakan / aseptik
3. Setelah terpapar cairan tubuh pasien
4. Sebelum dan setelah melakukan tindakan invasive
5. Setelah menyentuh area sekitar pasien / lingkungan

Adapun 6 langkah cuci tangan standar WHO adalah :

Buka kran dan basahi kedua telapak tangan

Tuangkan 5 ml handscrub/sabun cair dan gosokkan pada tangan dengan urutan


TEPUNG SELACI PUPUT sbb :

1. Telapak tangan; gosok kedua telapak tangan


2. Punggung tangan; gosok punggung dan sela-sela jari sisi luar tangan kiri dan
sebaliknya.
3. Sela-sela jari, gosok telapak tangan dan sela-sela jari sisi dalam
4. KunCi; jari jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci
5. Putar; gosok ibu jari tangan kiri dan berputar dalam genggaman tangan kanan dan
lakukan sebaliknya
6. Putar; rapatkan ujungjari tangan kanan dan gosokkan pada telapak tangan kiri
dengan cara memutar mutar terbalik arah jarum jam, lakukan pada ujung jari tangan
sebaliknya.

Ambil kertas tissue atau kain lap disposable, keringkan kedua tangan

Tutup kran dengan sikut atau bekas kertas tissue yang masih di tangan.

VI. PENGURANGAN RISIKO CIDERA KARENA PASIEN JATUH

1. Amati dengan teliti di lingkungan kerja anda terhadap fasilitas, alat, sarana dan
prasarana yang berpotensi menyebabkan pasien cidera karena jatuh
2. Laporkan pada atasan atas temuan risiko fasilitas yang dapat menyebabkan pasien
cidera
3. Lakukan asesmen risiko jatuh pada setiap pasien dg menggunakan skala (Skala
Humpty Dumpty untuk pasien anak, Skala Risiko Jatuh Morse (MSF) untuk pasien
dewasa, dan skala geriatric pada pasien geriatric.
SASARAN KESELAMATAN PASIEN (SKP)

International Patient safety Goals (IPSG)

1. Apa yang Anda ketahui Ada 6 sasaran keselamatan pasien di rumah sakit :
tentang sasaran
(Acuan : Peraturan Menkes RI No.1691/Menkes/Per/VIII/2011)
keselamatan pasien di
rumah sakit? Ketepatan Identifikasi Pasien
Peningkatan komunikasi yang efektif;
Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai;
Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi;
Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan; dan
Pengurangan risiko pasien jatuh.

2. Bagaimana prosedur di Setiap pasien yang masuk rawat inap dipasangkan gelang identitas
rumah sakit dalam pasien.
mengidentifikasi pasien? Ada 2 cara identifikasi yaitu menggunakan NAMA PASIEN dan Tanggal
Lahir.
Pengecualian prosedur identifikasi dapat dilakukan pada kondisi
kegawatdaruratan pasien di IGD, ICU dan kamar operasi dengan tetap
memperhatikan data pada gelang identitas pasien.

3. Kapan dilakukan proses Saat pemberian obat.


verifikasi identitas pasien? Saat pemberian transfusi darah.
Saat pengambilan sampel untuk pemeriksaan laboratorium dan
pemeriksaan radiologi.
Saat dilakukan tindakan medis.

4. Gelang identifikasi apa saja Gelang Identitas


yang digunakan di rumah - Pasien laki-laki: BIRU
sakit? - Pasien perempuan: MERAH MUDA
Gelang pasien risiko jatuh : KUNING
Gelang alergi : MERAH
Gelang berisi identitas : NAMA PASIEN ,TANGGAL LAHIR dan NOMOR
REKAM MEDIS

5. Bagaimana prosedur SPO Pemasangan gelang identifikasi pasien


pemasangan gelang
identifikasi?
6. Dapatkah Anda a. Teknik SBAR, berlaku untuk semua petugas kesehatan yang melakukan
menjelaskan tentang cara pelaporan/serah terima pasien kepada Dokter Penanggung Jawab
komunikasi yang efektif di Pasien (DPJP) dan atau saat pergantian petugas :
ruang perawatan? Situation: Kondisi terkini yang terjadi pada pasien.
Background: Informasi penting yang berhubungan dengan kondisi
pasien terkini.
Assessment: Hasil pengkajian kondisi pasien terkini
Recommendation: Apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi
masalah pasien saat ini.
b. Teknik TBaK (Komunikasi Verbal) berlaku untuk semua petugas
kesehatan yang melakukan dan menerima perintah verbal atau melaui
telepon :
TulisBaca kembali Konfirmasi ulang terhadap perintah yang diberikan.
Pelaporan kondisi pasien kepada DPJP pasien menjadi tanggung jawab
dokter ruangan yang bertugas.

7. Apa saja yang termasuk Obat- obatan yang termasuk dalam golongan yang perlu diwaspadai antara
obat-obat yang perlu lain :
diwaspadai (high alert
Elektrolit pekat : KCl, MgSO4, Natrium Bikarbonat, NaCl 3%
medication) di rumah
Obat-obatan narkotika, sitotoksik( Lihat Lampiran)
sakit? NORUM (Nama Obat Rupa Ucapan Mirip)/LASA(Look Alike Sound
Alike)
Pengelolaan :
KCl, MgSO4, Natrium Bikarbonat, NaCl 3% tidak boleh disimpan di
ruang perawatan kecuali di Unit Perawatan Intensif (ICU), Unit
High Care dan IGD. Ruangan- ruangan tersebut harus memastikan
bahwa elektrolit pekat disimpan di lokasi dengan akses terbatas
bagi petugas yang diberi wewenang. Di instalasi Farmasi golongan
obat tersebut diletakkan di tempat tersendiri.
Obat diberi penandaan/ label yang jelas:
o stiker berwarna MERAH bertuliskan High Alert ,
o stiker berwarna KUNING bertuliskan LASA

o stiker berwarna UNGU dan berlogo khusus, untuk


golongan sitotoksik.
Pemberian dan penyimpanan harus dilaksanakan sesuai panduan.
Daftar nama obat yang perlu diwaspadai lihat lampiran
8 Tahukah Anda bagaimana Langkah:
prosedur check list
1. Check in yaitu saat pasien sampai di area penerimaan pasien
keselamatan operasi?
dilakukan konfirmasi pemeriksaan identitas pasien, jenis operasi,
kelengkapan data penunjang operasi serta Surat Ijin Operasi (SIO),
Surat Ijin Anestesi (SIA) dan Informed consent yang sudah diisi
lengkap. Dilakukan oleh perawat yang bertugas di area penerimaan
pasien.
2. Sign in dilakukan di kamar operasi sesaat sebelum induksi anestesi
meliputi jenis operasi, kelengkapan data penunjang operasi, jenis
anestesi
3. Time out dilakukan di kamar operasi sesaat sebelum insisi adalah
meliputi konfirmasi identitas pasien, penandaan area operasi,
penayangan pemeriksaan penunjang, pemberian antibiotika
profilaksis bila diperlukan, jenis operasi yang akan dilakukan.
4. Sign out dilakukan setelah operasi selesai dan sebelum menutup luka,
berupa konfirmasi secara verbal tindakan yang sudah dilakukan,
kelengkapan kasa, instrumen, alat tajam serta kelengkapan spesimen.
5. Check Out, serah terima pasien dari perawat anestesi kepada perawat
ruangan di ruangan pemulihan
Proses sign in, time out dan sign out ini dipandu oleh perawat sirkuler
(Circulating Nurse) dan diikuti oleh operator, dokter anestesi, perawat
anestesi.

9. Bagaimanakah standar Semua petugas di RSUP Dr. Hasan Sadikin, melakukan 6 LANGKAH
prosedur cuci tangan yang kebersihan tangan pada 5 momen yang telah ditentukan, yakni:
benar di rumah sakit?
Sebelum kontak dengan pasien
Sesudah kontak dengan pasien
Sebelum tindakan asepsis
Sesudah terkena cairan tubuh pasien
Sesudah kontak dengan lingkungan sekitar pasien
Ada 2 cara cuci tangan yaitu :
1. HANDRUB dengan antiseptik berbasis alkohol
waktu : 20 30 detik
6 LANGKAH KEBERSIHAN TANGAN EFEKTIF DENGAN MENGGUNAKAN
ANTISEPTIK BERBASIS ALKOHOL

1.
RATAKAN ANTISEPTIK BERBASIS
ALKOHOL DENGAN KEDUA
TELAPAK TANGAN
SELAMA 3 HITUNGAN

2. GOSOK PUNGGUNG TANGAN KANAN


DENGAN TELAPAK TANGAN KIRI
DENGAN JEMARI SALING MENJALIN
DAN SEBALIKNYA
SELAMA 3 HITUNGAN

3. GOSOK KEDUA TELAPAK TANGAN


DENGAN JEMARI SALING
MENYILANG
SELAMA 3 HITUNGAN

4. GOSOK PUNGGUNG JEMARI


DENGAN TELAPAK TANGAN DALAM
POSISI SALING MENGUNCI
SELAMA 3 HITUNGAN

5. GENGGAM IBU JARI TANGAN KIRI


DENGAN TANGAN KANAN KEMUDIAN
GOSOK SECARA MEMUTAR DAN
SEBALIKNYA
SELAMA 3 HITUNGAN

6. GOSOKKAN MEMUTAR UJUNG


JEMARI TANGAN KIRI PADA TELAPAK
TANGAN KANAN DAN SEBALIKNYA
SELAMA 3 HITUNGAN

Sumber : WHO on Hand Hygiene in Healthcare, tahun 2009.


2. HANDWASH dengan sabun dan air mengalir
waktu : 40 60 detik

Sumber : WHO 2009


Keterangan
Untuk cuci tangan menggunakan sabun, setelah tangan dibilas dikeringkan
menggunakan kertas tissue/ handuk sekali pakai.
10. Bagaimanakah cara Penilaian risiko jatuh dilakukan saat pengkajian awal pasien dengan
mengkaji pasien risiko menggunakan metode pengkajian risiko jatuh yang telah ditetapkan
jatuh ? oleh RSUP Dr. Hasan Sadikin. Penilaian risiko jatuh pada pasien anak
menggunakan skala HUMPTY DUMPTY, pada pasien dewasa
menggunakan skala MORSE. Pengkajian tersebut dilakukan oleh
perawat dan kemudian dapat dijadikan dasar pemberian rekomendasi
kepada dokter untuk tatalaksana lebih lanjut.
Perawat memasang gelang risiko berwarna KUNING di pergelangan
tangan pasien dan mengedukasi pasien dan atau keluarga maksud
pemasangan gelang tersebut.
Pengkajian ulang dilakukan oleh perawat secara berkala sesuai hasil
penilaian risiko jatuh pasien dan jika terjadi perubahan kondisi pasien
atau pengobatan

Lihat SPO Pengkajian dan pencegahan pasien risiko jatuh

HUMPTY DUMPTY , penilaian kejadian risiko jatuh pada anak.


PROTOKOL PENCEGAHAN PASIEN JATUH PADA PASIEN ANAK :
Standar Risiko Rendah (Skor 7-11):
1. Orientasi ruangan
2. Posisi tempat tidur rendah dan ada remnya
3. Ada pengaman / pagar samping tempat tidur. Mempunyai luas
tempat tidur yang cukup untuk mencegah tangan dan kaki atau
bagian tubuh lain terjepit
4. Menggunakan alas kaki yang tidak licin untuk pasien yang dapat
berjalan
5. Nilai kemampuan untuk ke kamar mandi & bantu bila
dibutuhkan
6. Akses untuk menghubungi petugas kesehatan mudah dijangkau.
Terangkan kepada pasien mengenai fungsi alat tersebut
7. Lingkungan harus bebas dari peralatan yang mengandung risiko
8. Penerangan lampu harus cukup
9. Penjelasan pada pasien dan keluarga harus tersedia
10. Dokumen pencegahan pasien jatuh ini harus berada pada
tempatnya.
Standar Risiko Tinggi (skor >12):
1. Pakaikan gelang risiko jatuh berwarna kuning
2. Terdapat tanda peringatan pasien risiko jatuh
3. Penjelasan pada pasien atau orang tuanya tentang protocol
pencegahan pasien jatuh
4. Cek pasien minimal setiap satu jam
5. Temani pasien saat mobilisasi
6. Tempat tidur pasien harus disesuaikan dengan perkembangan
tubuh pasien
7. Pertimbangkan penempatan pasien yang perlu perhatian
diletakkan dekat nurse station
8. Perbandingan pasien dengan perawat 1:3, libatkan keluarga
pasien sementara perbandingan belum memadai
9. Evaluasi terapi yang sesuai. Pindahkan semua peralatan yang
tidak dibutuhkan ke luar ruangan
10. Pencegahan pengamanan yang cukup, batasi di tempat tidur
11. Biarkan pintu terbuka setiap saat kecuali pada pasien yang
membutuhkan ruang isolasi
12. Tempatkan pasien pada posisi tempat tidur yang rendah kecuali
pada pasien yang ditunggu keluarga
13. Semua kegiatan yang dilakukan pada pasien harus
didokumentasikan.
SKALA MORSE ,penilaian kejadian resiko jatuh pada pasien dewasa.

CARA MELAKUKAN PENILAIAN :


1. Riwayat jatuh :

Skor 25 bila pasien pernah jatuh sebelum perawatan saat ini,


atau jika ada riwayat jatuh fisiologis karena kejang atau
gangguan gaya berjalan menjelang dirawat
Skor 0 bila tidak pernah jatuh
Catatan: bila pasien jatuh untuk pertama kali, skor langsung 2
2. Diagnosis sekunder :

Skor 15 jika diagnosis medis lebih dari satu dalam status pasien
Skor 0 jika tidak
3. Bantuan berjalan :

Skor 0 jika pasien berjalan tanpa alat bantu/ dibantu,


menggunakan kursi roda, atau tirah baring dan tidak dapat
bangkit dari tempat tidur sama sekali
Skor 15 jika pasien menggunakan kruk, tongkat, atau walker
Skor 30 jika pasien berjalan mencengkeram furniture untuk
topangan
4. Menggunakan infus :

Skor 20 jika pasien diinfus


Skor 0 jika tidak
5. Gaya berjalan/ transfer :

Skor 0 jika gaya berjalan normal dengan cirri berjalan dengan


kepala tegak, lengan terayun bebas di samping tubuh, dan
melangkah tanpa ragu-ragu
Skor 10 jika berjalan lemah, membungkuk tapi dapat
mengangkat kepala saat berjalan tanpa kehilangan
keseimbangan. Langkah pendek-pendek dan mungkin diseret
Skor 30 jika gaya berjalan terganggu, pasien mengalami
kesulitan bangkit dari kursi, berupaya bangun dengan
mendorong lengan kursi atau dengan melambung. Kepala
tertunduk, melihat kebawah. Karena keseimbangan pasien
buruk, beliau menggenggam furniture, orang, atau alat bantu
jalan dan tidak dapat berjalan tanpa bantuan
6. Status mental :

Skor 0 jika penilaian diri terhadap kemampuan berjalan normal.


Tanyakan pada pasien, Apakah Bapak dapat pergi ke kamar
mandi sendiri atau perlu bantuan? Jika jawaban pasien menilai
dirinya konsisten dengan kemampuan ambulasi, pasien dinilai
normal.

Intervensi Jatuh Standar :


1. Tingkatkan observasi bantuan yang sesuai saat ambulasi
2. Keselamatan lingkungan: hindari ruangan yang kacau balau,
dekatkan bel dan telepon, biarkan pintu terbuka, gunakan lampu
malam hari serta pagar tempat tidur.
3. Monitor kebutuhan pasien secara berkala (minimal tiap 2 jam):
tawarkan ke belakang (kamar kecil) secara teratur.
4. Edukasi perilaku yang lebih aman saat jatuh atau transfer.
5. Gunakan alat bantu jalan (walker, handrail).
6. Anjurkan pasien menggunakan kaus kaki atau sepatu yang tidak
licin.
Intervensi Jatuh Risiko Tinggi :
1. Pakaikan gelang risiko jatuh berwarna kuning.
2. Intervensi jatuh standar.
3. Strategi mencegah jatuh dengan penilaian jatuh yang lebih detil
seperti analisa cara berjalan sehingga dapat ditentukan intervensi
spesifik seperti menggunakan terapi fisik atau alat bantu jalan jenis
terbaru untuk membantu mobilisasi.
4. Pasien ditempatkan dekat nurse station.
5. Handrail mudah dijangkau pasien dan kokoh.
6. Siapkan di jalan keluar dari tempat tidur: alat bantu jalan, komod.
7. Lantai kamar mandi dengan karpet anti slip, serta anjuran
menggunakan tempat duduk di kamar mandi saat pasien mandi.
8. Dorong partisipasi keluarga dalam keselamatan pasien.
9. Jangan tinggalkan pasien sendiri di kamar, samping tempat tidur
atau toilet

Anda mungkin juga menyukai