ii
BAB I
DEFINISI
1. Keselamatan/safety
Bebas dari bahaya atau resiko (hazard)
2. Hazard/bahaya
Adalah suatu “keadaan, perubahan atau tindakan” yang dapat meningkatkan resiko
pada pasien
a. Keadaan
Adalah setiap faktor yang berhubungan atau mempengaruhi suatu “Peristiwa
Keselamatan Pasien/Patient Safety Event, Agent atau Personal”
b. Agent
Adalah substansi, obyek atau system yang menyebabkan perubahan
3. Keselamatan Pasien/Patient Safety
Adalah pasien bebas dari harm/cedera yang tidak seharusnya terjadi atau bebas dari
harm yang potensial akan terjadi (penyakit, cedera fisik/ social/ psikologis, cacat,
kematian dll) terkait dengan pelayanan kesehatan. Keselamatan pasien juga berarti
proses dalam suatu Rumah Sakit yang memberikan pelayanan pasien yang lebih aman
Termasuk di dalamnya asesmen risiko, identifikasi, dan manajemen risiko terhadap
pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan untuk belajar dan menindaklanjuti
insiden, dan menerapkan solusi untuk mengurangi serta meminimalisir timbulnya risiko.
(Penjelasan UU 44/2009 ttg RS pasal 43)
1
5. Harm/Cedera
Dampak yang terjadi akibat gangguan struktur atau penurunan fungsi tubuh dapat berupa
fisik, sosial dan psikologi. Yang termasuk Harm adalah : “Penyakit, Cedera, Penderitaan,
Cacat dan Kematian”.
a. Penyakit/Desease
Disfungsi fisik/psikis
b. Cedera/Injury
Kerusakan jaringan yang diakibatkan agent/keadaan
c. Penderitaan/Suffering
Pengalaman/gejala yang tidak menyenangkan termasuk nyeri, malaise, mual, muntah,
depresi, agitasi dan ketakutan
d. Cacat/Disability
Adalah segala bentuk kerusakan struktur atau fungsi tubuh, keterbatasan aktifitas dan
atau restriksi dalam pergaulan social yang berhubungan harm yang terjadi sebelumnya
atau saat ini
6. Insiden Keselamatan Pasien (IKP)/ Patient Safety Incident
Adalah setiap kejadian atau situasi yang dapat mengakibatkan atau berpotensi yang
mengakibatkan harm/cedera yang tidak seharusnya terjadi
7. Kejadian Tidak Diharap (KTD)/Adverse Event
Adalah suatu insiden yang mengakibatkan harm/cedera pada pasien akibat melaksanakan
suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya di ambil, dan bukan
karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien. Cedera dapat diakibatkan oleh kesalahan
medis atau bukan kesalahan medis yang tidak dapat dicegah
8. Kejadian Nyaris Cedera (KNC)/Near Miss
Adalah suatu insiden yang tidak menyebabkan cedera pada pasien akibat melaksanakan
suatu tindakan (commission) atau tidak mengambil yang seharusnya diambil (omission),
dapat terjadi karena “keberuntungan” (misalnya pasien terima suatu obat kontra indikasi
tetapi tidak timbul reaksi obat), karena “pencegahan” (suatu obat dengan over dosis lethal
akan diberikan, diketahui secara dini lalu diberikan antidotumnya.
9. Kondisi Potensial Cedera (KPC) /Reportable Circumstance
Kondisi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi insiden.
2
10. Kejadian Sentinel /Sentinel Event
Suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius; biasanya dipakai
untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat diterima seperti : operasi
pada bagian tubuh yang salah. Pemilihan kata “sentinel” terkait dengan keseriusan cedera
yang terjadi (misalnya Amputasi pada kaki yang salah, dan sebagainya) sehingga
pencarian fakta terhadap kejadian ini mengungkapkan adanya masalah yang serius pada
kebijakan dan prosedur yang berlaku antara lain meliputi kematian yang tidak diduga,
termasuk dan tidak terbatas hanya kematian yang tidak berhubungan dengan perjalanan
penyakit pasien atau kondisi pasien, kematian bayi aterm, dan bunuh diri. Selanjutnya
kehilangan permanen fungsi yang tidak terkait penyakit pasien atau kondisi pasien,
operasi salah tempat, prosedur, dan pasien, terjangkin penyakit kronik atau penyakit fatal
akibat transfusi darah / produk darah / transplantasi organ atau jaringan. Penculikan anak
termasuk bayi atau anak (termasuk bayi dikirim ke rumah bukan rumah orangtuanya),
perkosaan, kekejaman di tempat kerja seperti penyerangan atau pembunuhan terhadap
pasien, anggota staf, dokter, atau pengunjung atau vendor / pihak ketiga ketika berada
dalam lingkungan Rumah Sakit Umum Imanuel Sumba juga termasuk dalam hal ini.
11. Laporan Insiden RS (Internal)
Pelaporan secara tertulis setiap Kejadian Nyaris Cedera atau Kejadian Tidak Diharapkan
(KTD) yang menimpa pasien atau kejadian lain yang menimpa keluarga pengunjung,
maupun karyawan yang terjadi di Rumah Sakit
12. Laporan Insiden Keselamatan Pasien KKP-RS (Eksternal)
Pelaporan secara anonym dan tertulis ke KKP-RS setiap Kejadian Tidak Diharapkan
(KTD) atau Kejadian Nyaris Cedera (KNC) yang terjadi pada pasien, telah dilakukan
analisa penyebab, rekomendasi dan solusinya.
13. Factor Kontributor
Adalah keadaan, tindakan atau factor yang mempengaruhi dan berperan dalam
mengembangkan dan atau meningkatkan resiko suatu kejadian (misalnya pembagian tugas
yang tidak sesuai kebutuhan)
Contoh :
a. Faktor kontributor diluar organisasi (eksternal)
b. Faktor kontributor didalam organisasi (internal), misalnya tidak adanya prosedur
c. Faktor kontributor yang berhubungan dengan petugas (kognitif atau perilaku petugas
yang kurang, lemahnya supervise, kurangnya teamwork atau komunikasi)
d. Faktor kontributor berhubungan dengan keadaan pasien
3
14. Analisis akar masalah/ Root Cause Analysis (RCA)
Adalah suatu proses berulang yang sistematik dimana factor-faktor yang berkontribusi
dalam suatu insiden diidentifikasi dengan merekonstruksi kronologis kejadian
menggunakan pertanyaan “MENGAPA” harus ditanyakan hingga tim investigator
mendapatkan fakta bukan hasil spekulasi
4
BAB II
RUANG LINGKUP
Banyak metode yang digunakan untuk mengidentifikasi risiko, salah satunya adalah
dengan mengembangkan sistem pelaporan insiden keselamatan pasien (IKP) dan sistem analisis.
Dapat dipastikan bahwa sistem pelaporan akan mengajak semua orang dalam organisasi untuk
peduli akan bahaya/ potensi bahaya yang dapat terjadi pada pasien. Pelaporan juga penting
digunakan untuk mendorong dilakukannya investigasi lebih lanjut.
Pelaporan insiden adalah suatu sistem untuk mendokumentasikan laporan insiden
keselamatan pasien, analisis dan solusi untuk pembelajaran. Sistem pelaporan insiden dilakukan
secara internal di rumah sakit dan eksternal kepada Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit
(KKP-RS) Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) sampai terbentuknya Komite
Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Pelaporan insiden ini penting karena akan menjadi
awal proses pembelajaran untuk mencegah kejadian yang sama berulang kembali.
Laporan Insiden Keselamatan Pasien internal adalah pelaporan secara tertulis setiap
kondisi potensial cedera dan insiden yang menimpa pasien, keluarga pengunjung maupun
karyawan yang terjadi di rumah sakit. Siapa saja atau semua staf RS yang pertama kali
menemukan kejadian atau yang terlibat dalam kejadian tersebut harus membuat laporan insiden.
Staf RS harus diberi pelatihan mengenai sistem pelaporan insiden mulai dari maksud, tujuan dan
manfaat laporan, alur pelaporan, bagaimana cara mngisi laporan insiden, kapan harus
melaporkan, pengertian yang digunakan dalam sistem pelaporan dan cara menganalisis laporan.
Laporan insiden keselamatan pasien eksternal Sub Komite Keselamatan Pasien adalah
pelaporan secara anonim dan tertulis ke Sub Komite Keselamatan Pasien setiap kondisi potensial
cedera dan insiden keselamatan pasien yang terjadi pada pasien dan telah dilakukan analisa
penyebab, rekomendasi dan solusinya
Pelaporan insiden bertujuan untuk menurunkan insiden dan mengoreksi sistem dalam
rangka meningkatkan keselamatan pasien dan tidak untuk menyalahkan orang (non blaming).
Setiap insiden harus dilaporkan secara internal kepada Sub Komite Keselamatan Pasien dalam
waktu paling lambat 2x24 jam sesuai format laporan
5
2. Kejadian Tidak Cedera (KTC)
Insiden yang sudah terpapar ke pasien, tetapi tidak timbul cedera.
Contoh : Pasien minum parasetamol & tidak ada reaksi apapun tetapi dokter tidak meresepkan
parasetamol
3. Kejadian Nyaris Cedera (KNC)
Terjadinya insiden yang belum sampai terpapar ke pasien.
Contoh : Salah identitas pasien namun diketahui sebelum dilakukan tindakan
4. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)
Insiden yang mengakibatkan cedera pada pasien.
Contoh : Tertusuk jarum, pasien jatuh
5. Kejadian Sentinel
Kejadian dimana pasien meninggal tidak secara alami dan tidak karena penyakitnya serta
hasil perawatannya berbeda dari yang diharapkan.
Contoh : Tindakan dilakukan pada pasien yang salah atau tindakan pada bagian tubuh yang
salahSalah-lokasi, salah-prosedur, salah-pasien operasi
6
BAB III
TATA LAKSANA
Banyak metode yang digunakan untuk mengidentifikasi risiko, salah satu caranya adalah
dengan mengembangkan sistem pelaporan dan sistem analisis. Dapat dipastikan bahwa sistem
pelaporan akan mengajak semua orang dalam organisasi untuk peduli akan bahaya atau potensi
bahaya yang dapat terjadi kepada pasien. Pelaporan juga penting digunakan untuk memonitor
upaya pencegahan terjadinya kesalahan (error) sehingga diharapkan dapat mendorong
dilakukannya investigasi selanjutnya.
I. ALUR PELAPORAN
A. Alur Pelaporan Insiden Kepada Tim Keselamatan Pasien di RS (Internal)
1. Apabila terjadi suatu insiden (KNC/KTD/KTC/KPC) di rumah sakit, wajib segera
ditindaklanjuti (dicegah / ditangani) untuk mengurangi dampak / akibat yang tidak
diharapkan
2. Setelah ditindaklanjuti, segera membuat laporan insidennya dengan mengisi
Formulir Laporan Insiden pada akhir jam kerja/shift kepada Atasan langsung.
(Paling lambat 2 x 24 jam ); diharapkan jangan menunda laporan.
3. Setelah selesai mengisi laporan, segera menyerahkan kepada Atasan langsung
pelapor. (Atasan langsung disepakati sesuai keputusan Manajemen :
Supervisor/Kepala Bagian/ Instalasi/ Departemen / Unit).
4. Atasan langsung akan memeriksa laporan dan melakukan grading risiko terhadap
insiden yang dilaporkan.
5. Hasil grading akan menentukan bentuk investigasi dan analisa yang akan dilakukan
sebagai berikut : (pembahasan lebih lanjut lihat BAB III)
Grade biru : Investigasi sederhana oleh Atasan langsung,
waktu maksimal 1 minggu.
Grade hijau : Investigasi sederhana oleh Atasan langsung,
waktu maksimal 2 minggu
Grade kuning : Investigasi komprehensif/Analisis akar
masalah/RCA oleh Tim KP di RS, waktu
maksimal 45 hari
Grade merah : Investigasi komprehensif/Analisis akar masalah / RCA oleh Tim
PMKP di RS, waktu maksimal 45 hari
7
6. Setelah selesai melakukan investigasi sederhana, laporan hasil investigasi dan laporan
insiden dilaporkan ke Tim PMKP di RS .
7. Tim PMKP di RS akan menganalisa kembali hasil Investigasi dan Laporan insiden
untuk menentukan apakah perlu dilakukan investigasi lanjutan (RCA) dengan
melakukan Regrading.
8. Untuk grade Kuning / Merah, Tim PMKP di RS akan melakukan Analisis akar masalah /
Root Cause Analysis (RCA)
9. Setelah melakukan RCA, Tim PMKP di RS akan membuat laporan dan Rekomendasi
untuk perbaikan serta "Pembelajaran" berupa : Petunjuk / "Safety alert" untuk mencegah
kejadian yang sama terulang kembali.
10. Hasil RCA, rekomendasi dan rencana kerja dilaporkan kepada Direksi
11. Rekomendasi untuk "Perbaikan dan Pembelajaran" diberikan umpan balik kepada unit
kerja terkait serta sosialisasi kepada seluruh unit di Rumah Sakit
12. Unit Kerja membuat analisa kejadian di satuan kerjanya masing - masing
13. Monitoring dan Evaluasi Perbaikan oleh Tim PMKP di RS. (Alur : Lihat
Lampiran 5)
8
Tabel 1.
Penilaian Dampak Klinis / Konsekuensi / Severity
Tingkat
Deskripsi Dampak
Risiko
Tidak
1 signifikan Tidak ada cedera
Tabel 2
Penilaian Probabilitas / Frekuensi
TINGKAT
RISIKO
1 Sangat jarang / Rare (>5 thn/kali)
9
Setelah nilai Dampak dan Probabilitas diketahui, dimasukkan dalam Tabel Matriks Grading
Risiko untuk menghitung skor risiko dan mencari warna bands risiko.
a. SKOR RISIKO
b. SKOR RISIKO
Bands risiko adalah derajat risiko yang digambarkan dalam empat warna yaitu : Biru, Hijau,
Kuning dan Merah. Warna "bands" akan menentukan Investigasi yang akan dilakukan : (tabel 3)
Bands BIRU dan HIJAU : Investigasi sederhana
Bands KUNING dan MERAH : Investigasi Komprehensif / RCA
WARNA BANDS : HASIL PERTEMUAN ANTARA NILAI DAMPAK YANG DIURUT
KEBAWAH DAN NILAI PROBABILITAS YANG DIURUT KE SAMPING KANAN
Contoh : Pasien jatuh dari tempat tidur dan meninggal, kejadian seperti ini di RS X terjadi
pada 2 tahun yang lalu
10
Tdk Signifikan Minor Moderat Mayor Katastropik
Probabilitas
1 2 3 4 5
Sangat sering
terjadi
(Tiap
minggu /bulan) Moderat Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim
5 Matrik
Sering
terjadi Grading
(beberapa
kali/thn) Moderat Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim Resiko
4
Mungkin terjadi
(1-<2 thn/kali) Rendah Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim
3
Jarang
terjadi
(>2-<5 thn/kali) Rendah Rendah Moderat Tinggi Ekstrim
2
Sangat jarang Rendah Rendah Moderat Tinggi Ekstrim
terjadi
(>5 thn/kali)
1
tabel 4
Tindakan sesuai Tingkat dan bands risiko
Risiko tinggi, dilakukan RCA paling lama 45hari Kaji dgn detil
High (tinggi) & perlu tindakan segera serta membutuhkan perhatian
top manajemen
11
Risiko sedang, dilakukan investigasi sederhana paling lama 2
Moderate (sedang) minggu. Manajer / Pimpinan Klinis sebaiknya menilai
dampak terhadap biaya dan kelola risiko
2. Insiden
Diisi insiden misal :
Pasien jatuh , salah identifikasi pasien , salah pemberian obat, salah dosis obat, salah
bagian yang dioperasi, dll.
1. Grading Risiko : hijau /biru/kuning/merah
2. Kronologis insiden
Diisi ringkasan insiden mulai saat sebelum kejadian sampai terjadinya insiden.
Kronologis harus sesuai kejadian yang sebenarnya, bukan pendapat / asumsi
pelapor.
3. Jenis insiden. Pilih salah satu Insiden Keselamatan Pasien (IKP) : KTD / KNC /
KTC / KPC. Untuk laporan eksternal, KPC tidak perlu dilaporkan
4. Orang pertama yang melaporkan Insiden
Pilih salah satu pelapor yang paling pertama
melaporkan terjadinya insiden Misal : petugas /
keluarga pasien dll
5. Insiden menyangkut pasien :
Pilih salah satu : Pasien rawat inap / Pasien rawat jalan / Pasien UGD
6. Tempat / Lokasi
Tempat pasien berada, misal ruang rawat inap, ruang rawat jalan, UGD
7. Insiden sesuai kasus penyakit / spesialisasi
Pasien dirawat oleh Spesialisasi ? (Pilih salah satu
Bila kasus penyakit / spesialisasi lebih dari satu, pilih salah satu yang
menyebabkan insiden. Misal : Pasien dengan gastritis kronis dirawat oleh
Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dikonsulkan ke Dokter Spesialis Bedah
dengan suspect Appendicitis. Saat appendectomy terjadi insiden, tertinggal
kassa, maka penanggung jawab kasus adalah : Dokter Spesialis Bedah.
Bila dirawat oleh dokter umum : isi Lain-lain : umum
8. Unit / Departemen yang menyebabkan insiden
13
Adalah unit / Departemen yang menjadi penyebab terjadinya insiden Misalnya:
a. Pasien DHF ke UGD, diperiksa laboratorium, ternyata hasilnya salah
interpretasi.
Insiden :
salah hasil lab.pada
pasien DHF
Jenis Insiden : KNC (tidak terjadi
cedera)
Tempat / Lokasi UGD
Spesialisasi : Kasus Penyakit Dalam
Unit penyebab : Laboratorium
b. Pasien anak berobat ke poliklinik, diberikan resep, ternyata terjadi kesalahan
pemberian obat oleh petugas farmasi. H a l i ni d i k e t a h u setelah pasien pulang.
Ibu pasien datang kembali ke Farmasi untuk menanyakan obat tersebut.
Insiden : Salah pemberian obat
untuk pasien anak
Jenis Insiden : KNC (tidak terjadi
cedera)
Tempat / Lokasi Farmasi
Spesialisasi : Kasus Anak
Unit penyebab : Farmasi
c. Pasien THT akan dioperasi telinga kiri tapi ternyata yang dioperasi telinga kanan.
Hal ini terjadi karena tidak dilakukan pengecekan ulang bagian yang akan dioperasi
oleh petugas kamar operasi
Insiden : Salah bagian yang
dioperasi : telinga kiri, seharusnya kanan
Jenis Insiden : KTD (terjadi cedera)
9. Akibat insiden
Pilih salah satu : (lihat tabel matriks grading risiko)
Kematian : jelas
Cedera irreversible / cedera berat : kehilangan fungsi motorik, sensorik atau
psikologis secara permanen misal lumpuh, cacat
Cedera reversible / cedera sedang : kehilangan fungsi motorik, sensorik atau
psikologis tidak permanen misal luka robek
Cedera ringan :
cedera / luka yang dapat diatasi dengan pertolongan pertama tanpa harus di rawat
misal luka lecet.
Tidak ada cedera, tidak ada luka.
10. Tindakan yang dilakukan segera setelah insiden Ceritakan penanganan / tindakan yang saat
itu dilakukan agar insiden yang sama tidak terulang lagi.
14
11. Tindakan dilakukan oleh
Pilihlah salah satu :
Bila dilakukan Tim : sebutkan timnya terdiri dari siapa saja misal ; dokter, perawat.
Bila dilakukan petugas lain : sebutkan misal ; analis, asisten apoteker, radiografer,
bidan.
Apakah Insiden yang sama pernah terjadi di unit kerja lain?
Jika Ya, lanjutkan dengan mengisi pertanyaan dibawahnya yaitu :
Waktu kejadian : isi dalam bulan / tahun.
Tindakan yang telah dilakukan pada unit kerja tersebut untuk mencegah
terulangnya kejadian yang sama. Jelaskan.
TIPE
No. INSIDEN SUBTIPE INSIDEN
i. Serah terima
ii. Perjanjian
iii Daftar tunggu / Antrian
iv Rujukan / Konsultasi
v Admisi
a. Proses vi Keluar/Pulang dari Ranap/RS
vii Pindah Perawatan (Transfer of care)
vii
1. Administrasi i Identifikasi Pasien
Klinik ix Consent
x Pembagian tugas
xi Respons terhadap kegawatdaruratan
i. Bakteri
ii. Virus
iii. Jamur
a. Tipe iv. Parasit
organisme v. Protozoa
vi. Rickettsia
Infeksi vii
. Prion (Partikel protein yang nfeksius)
Nosokomial vii
i. Organisme tidak teridentifikasi
4. (Hospital
Assosiated i. Bloodstream
Infection) ii. Bagian yang dioperasi
iii. Abses
b. Tipe /
iv. Pneumonia
Bagian
v. Kanul IV
infeksi
vi. Protesis infeksi
vii
. Drain/ tube urin
vii
i. Jaringan lunak
i. Peresepan
ii. Persiapan / Dispensing
Medikasi/ b. Proses iii. Pemaketan
5. Cairan penggunaan iv. Pengantaran
Infus medikasi / v. Pemberian
Ciaran infus vi. Supply / pesan
16
vii. Penyimpanan
viii. Monitoring
i. Salah pasien
c. Masalah
ii. Salah obat
i. Salah dosis / kekuatan / frekuensi
ii. Salah formulasi / presentasi
iii. Salah rute pemberian
iv. Salah jumlah / kuantitas
v. Salah Dispensing Label / Instruksi
vi. Kontraindikasi
vii. Salah penyimpanan
viii. Ommited medicine or dose
ix. Obat kadaluarsa
x. Adverse drug reaction (reaksi efek
samping obat)
Transfusi a. Transfusi i. Produk selular
darah / darah / ii. Faktor pembekuan (clothing)
6.
Produk Produk iii. Albumin / Plasma protein
darah darah terkait iv. Imunoglobulin
i. Salah pasien
ii. Salah Darah / Produk darah
iii. Salah dosis / Frekuensi
iv. Salah jumlah
v. Salah label dispensing / Instruksi
c. Masalah vi. Kontraindikasi
vii. S alah penyimpanan
viii. Obat atau Dosis yang diabaikan
ix. Darah kadaluarsa
x. Efek samping (Adverse effect)
7. i. Peresepan / Permintaan
Nutrisi ii. Pesiapan / Manufaktur / memasak
b. Proses iii. Supply / order
nutrisi
iv. Penyajian
v. Dispensing / Alokasi
17
vi. Pengantaran
vii. Pemberian
viii. Penyimpanan
i. Salah pasien
ii. Salah diet
c. Masalah iii. Salah jumlah
iv. Salah Frekuensi
v. Salah konsistensi
a. Tipe Alat
medis /
Alat Daftar Alat medis / Alat kesehatan /
kesehatan / Equipment property
Alat medis /
Equipment
Alat
Property
9. kesehatan /
Equipment i. Presentasi / Pemaketan tidak baik
property ii. Ketidaktersediaan
b. Masalah iii. Inapropiate for task
iv. Tidak bersih / Tidak steril
v. Kegagalan / Malfungsi
19
Contoh :
Insiden : Pasien jatuh dari tempat tidur
Tipe Insiden : Jatuh
Subtipe insiden : Tipe jatuh : slip / terpeleset,
Keterlibatan saat jatuh : toilet
Insiden : Tertukar hasil pemeriksaan
laboratorium
Tipe Insiden : Laboratorium
Subtipe insiden : Hasil
Komponen
a.Regulator dan Ekonomi
b.Peraturan & Kebijakan Depkes
c.Peraturan Nasional
d.Hubungan dengan Organisasi lain
20
Komponen SubKomponen
SDM a. Ketersediaan
b. Tingkat Pendidikan &
Keterampilan Staf yang
berbeda
c. Beban Kerja yang optimal
Diklat Manajemen Training Pelatihan
/ Refreshing
Komponen SubKomponen
Lingkungan a. Housekeeping
b. Pengawasan Lingkungan Fisik
c. Perpindahan Pasien antar
Ruangan
Komponen SubKomponen
Komponen SubKomponen
a. Verifikasi
Kompetensi Kualifikasi
b. Verifikasi
Pengetahuan
& Keterampilan
22
Komponen SubKomponen
23
a. Prosedur Peninjauan & Revisi
Ketersediaan SOP SPO
b. Ketersediaan SPO
c. Kualitas Informasi
d. Prosedur Investigasi
Komponen SubKomponen
Personal a. Kepribadian
b. Bahasa
c. Kondisi Sosial
d. Keluarga
24
dan senior
b. Komunikasi antar profesi
c. Komunikasi antar Staf dan
pasien
d. Komunikasi antar Unit
Departemen
Contoh :
Pasien mengalami luka bakar saat dilakukan fisioterapi. Petugas fisioterapi adalah petugas yang
baru bekerja tiga bulan di RS X. Hasil investigasi ditemukan :
1. Penyebab langsung (Direct / Proximate/ Immediate Cause)
Peralatan / sarana / prasarana : intensitas berlebihan pada alat tranducer
Petugas : fisioterapis kurang memahami prosedur penggunaan alat
2. Akar penyebab masalah (underlying root cause)
Peralatan/sarana/prasarana : Manajemen pemeliharaan / maintenance alat tidak ada
Manajemen (Diklat) : tidak pernah diberikan training dan orientasi
3. Rekomendasi / Solusi Bisa dibagi atas :
Jangka pendek
Jangka menengah
Jangka panjang
BAB IV
DOKUMENTASI
25
Bersama ini kami lampirkan :
1. Formulir Laporan Insiden Internal
2. Formulir Laporan Insiden Keselamatan Pasien (Eksternal
3. Tahapan Laporan Insiden Eksternal
4. Alur Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien
5. Contoh permintaan password
6. Susunan anggota Komite Nasional Keselamatan Rumah Sakit
Lampiran 1
26
Formulir Laporan Insiden Internal ke Tim KP di RS
Rumah Sakit ...........
I. DATA PASIEN
Nama : ......................................................................................................................................................................
27
7. Tempat Insiden
Lokasi kejadian ......................................................................................
(Tempat pasien berada)
8. Insiden terjadi pada pasien : (sesuai kasus penyakit / spesialisasi)
Penyakit Dalam dan Subspesialisasinya
Anak dan Subspesialisasinya
Bedah dan Subspesialisasinya
Obstetri Gynekologi dan Subspesialisasinya
THT dan Subspesialisasinya
Mata dan Subspesialisasinya
Saraf dan Subspesialisasinya
Anastesi dan Subspesialisasinya
Kulit & Kelamin dan Subspesialisasinya
Jantung dan Subspesialisasinya
Paru dan Subspesialisasinya
Jiwa dan Subspesialisasinya
Lain-lain ........................................................................................... (sebutkan)
9. Unit / Departemen terkait yang menyebabkan insiden
Unit kerja penyebab .................................................................... (sebutkan)
13. Apakah kejadian yang sama pernah terjadi di Unit Kerja lain?*
Ya Tidak
Apabila ya, isi bagian dibawah ini.
Kapan ? dan Langkah / tindakan apa yang telah diambil pada Unit
28
kerja tersebut untuk mencegah terulangnya kejadian yang
sama?
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
29
Lampiran 2
RAHASIA
KOMITE KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT
LAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN KKPRS
(Patient Safety Incident Report)
Laporan ini hanya dibuat jika timbul kejadian yang menyangkut pasien. Laporan bersifat anonim,
tidak mencantumkan nama, hanya diperlukan rincian kejadian, analisa penyebab dan rekomendasi.
Untuk mengisi laporan ini sebaiknya dibaca Pedoman Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien
(IKP) , bila ada kerancuan persepsi, isilah sesuai dengan pemahaman yang ada.
Isilah semua data pada Laporan Insiden Keselamatan Pasien dengan lengkap. Jangan
dikosongkan agar data dapat dianalisa.
Segera kirimkan laporan ini langsung ke Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS).
KODE RS : ................................. (lewat : http://www.buk.depkes.go.id)
I. DATA PASIEN
Umur :
…. Bulan …. Tahun
Kelompok umur : 0-1 bulan > 1 bulan - 1 tahun
> 1 tahun - 5 tahun > 5 tahun - 15 tahun
>15 tahun - 30 tahun > 30 tahun - 65 tahun
> 65 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan
Penanggung biaya pasien :
Pribadi Asuransi Swasta
JKN Lainnya (sebutkan)
Tanggal Masuk RS : Jam ..............................................
........................................................
30
7. Insiden terjadi pada* :
Pasien
Lain-lain ........................................................................................... (sebutkan)
Mis : karyawan / Pengunjung / Pendamping / Keluarga pasien, lapor ke K3 RS.
8. Insiden menyangkut pasien :
Pasien rawat inap D Pasien rawat jalan D Pasien UGD
Lain-lain ........................................................................................... (sebutkan)
9. Tempat Insiden
Lokasi kejadian ...................................................................................... (sebutkan)
(Tempat pasien berada)
10. Insiden terjadi pada pasien : (sesuai kasus penyakit / spesialisasi)
Penyakit Dalam dan Subspesialisasinya
Anak dan Subspesialisasinya
Bedah dan Subspesialisasinya
Obstetri Gynekologi dan Subspesialisasinya
THT dan Subspesialisasinya
Mata dan Subspesialisasinya
Saraf dan Subspesialisasinya
Anastesi dan Subspesialisasinya
Kulit & Kelamin dan Subspesialisasinya
Jantung dan Subspesialisasinya
Paru dan Subspesialisasinya
Jiwa dan Subspesialisasinya
Lain-lain ........................................................................................... (sebutkan)
11. Unit / Departemen terkait yang menyebabkan insiden
Unit kerja penyebab ............................................................................. (sebutkan)
12. Akibat Insiden Terhadap Pasien* :
Kematian
Cedera Irreversibel / Cedera Berat
Cedera Reversibel / Cedera Sedang
Cedera Ringan
Tidak ada cedera
13. Tindakan yang dilakukan segera setelah kejadian, dan hasilnya :
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
14. Tindakan dilakukan oleh* :
Tim : terdiri dari : .................................................................................................
Dokter
Perawat
Petugas lainnya ....................................................................................................
31
15. Apakah kejadian yang sama pernah terjadi di Unit Kerja lain?*
Ya Tidak
Apabila ya, isi bagian dibawah ini.
Kapan ? dan Langkah / tindakan apa yang telah diambil pada Unit
kerja tersebut untuk mencegah terulangnya kejadian yang sama?
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Komponen
a. Regulator dan Ekonomi
b. Peraturan & Kebijakan Depkes
c. Peraturan Nasional
d. Hubungan dengan Organisasi lain
32
2. FAKTOR KONTRIBUTOR ORGANISASI & MANAJEMEN
Komponen SubKomponen
Organisasi & Manajemen a. Struktur Organisasi
b. Pengawasan
c. Jenjang Pengambilan
Keputusan
Kebijakan, Standar & Tujuan a. Tujuan & Misi
b. Penyusunan Fungsi
Manajemen
c. Kontrak Service
d. Sumber Keuangan
e. Pelayanan Informasi
f. Kebijakan diklat
g. Prosedur & Kebijakan
h. Fasilitas & Perlengkapan
i. Manajemen Risiko
j. Manajemen K3
k. Quality Improvement
Administrasi Sistim Administrasi
Budaya Keselamatan a. Attitude kerja
b. Dukungan manajemen oleh
seluruh staf
SDM a. Ketersediaan
b. Tingkat Pendidikan &
Keterampilan Staf yang
berbeda
c. Beban Kerja yang optimal
Diklat Manajemen Training Pelatihan
/ Refreshing
Komponen SubKomponen
Desain dan Bangunan a. Manajemen Pemeliharaan
b. Penilaian Ergonomik
c. Fungsionalitas
Lingkungan a. Housekeeping
b. Pengawasan Lingkungan Fisik
c. Perpindahan Pasien antar Ruangan
Komponen SubKomponen
Kompetensi a. Verifikasi Kualifikasi
b. Verifikasi Pengetahuan &
Keterampilan
Stressor Fisik dan Mental a. Motivasi
b. Stresor Mental: efek beban
kerja
beban mental
c. Stresor Fisik: Efek beban
kerja =
Gangguan Fisik
Komponen SubKomponen
a. Prosedur Peninjauan & Revisi
Ketersediaan SOP SPO
b. Ketersediaan SPO
c. Kualitas Informasi
d. Prosedur Investigasi
Ketersediaan & akurasi hasil test a. Test Tidak Dilakukan
b. Ketidaksesuaian antara
interpretasi hasil test
Faktor Penunjang dalam validasi a. Ketersediaan, penggunaan,
alat medis reliabilitas
b. Kalibrasi
Desain Tugas Penyelesaian tugas tepat waktu
dan sesuai SPO
34
Komponen SubKomponen
Kondisi Penyakit yang kompleks,
berat, multikomplikasi
Personal a. Kepribadian
b. Bahasa
c. Kondisi Sosial
d. Keluarga
Pengobatan Mengetahui risiko yang
berhubungan dengan
pengobatan
Riwayat a. Riwayat Medis
b. Riwayat Kepribadian
c. Riwayat Emosi
Hubungan Staf dan Pasien Hubungan yang baik
Contoh :
Pasien mengalami luka bakar saat dilakukan fisioterapi. Petugas fisioterapi adalah petugas yang
baru bekerja tiga bulan di RS X. Hasil investigasi ditemukan :
1. Penyebab langsung (Direct / Proximate/ Immediate Cause)
Peralatan / sarana / prasarana : intensitas berlebihan pada alat tranducer
Petugas : fisioterapis kurang memahami prosedur penggunaan alat
2. Akar penyebab masalah (underlying root cause)
Peralatan/sarana/prasarana : Manajemen pemeliharaan/ maintenance alat tidak ada
Manajemen (Diklat) : tidak pernah diberikan training dan orientasi
3. Rekomendasi / Solusi Bisa dibagi atas :
Jangka pendek
Jangka menengah
Jangka panjang
35
..............................................................................................................................................
2. Akar penyebab masalah (underlying - root cause)
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
3. Rekomendasi / Solusi
36
Lampiran 3
SEKRETARIAT KKPRS
DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN
d/a Jl. H.R. Rasuna Said Blok X5 Kavling 4-9 Kotak Pos 3097, 1196
Jakarta 12950
Telepon / fax : (021) 5274915
Surat elektronik : subdit.rspendidikan@gmail.com
37
Lampiran 4
Laporan
Insiden Kejadian
(KTD/KNC) (2x24 jam)
Atasan
Langsung
Grading
Tangani
Segera
Biru/ Merah/
Hijau Kuning
Investigasi
Sederhana
Laporan Kejadian
Rekomondasi Hasil Investigasi
Analisa/
Regrading
RCA
38
Lampiran 5 . Contoh surat permintaan password pelaporan IKPRS
Propinsi : ___________________________________________
Contact Person : ___________________________________________
Telepon : ___________________________________________
HP : ___________________________________________
E-Mail Rumah Sakit : ___________________________________________
Mengetahui tanda tangan ketua Tim KPRS Direktur RS nama jelas
Note ; surat bisa discan dan diemailkan kepada sekretariat KPPRS dengan alamat
subdit.rspendidikan@gmail.com . Password dikirim lewat email resmi RS
dan harus segera diganti (menjadi tanggung jawab RS bila ada penyalahgunaan).
2016 diganti : yanmedikwat@gmail.com
39
Lampiran 6
40
Lampiran 7
SUSUNAN ANGGOTA
KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT
41