Anda di halaman 1dari 1

Kepala rumah sakit x disinyalir melakukan korupsi pengadaan obat generik tahun 2011 yang lalu.

Dimana kerugian negara menurut hasil audit LHP BPK RI mencapai 3 M dari total pembelian sebesar 10 M lebih. Dengan adanya temuan tersebut, pihak komisi D DPRK melakukan kunjungan langsung ke rumah sakit tersebut. Didalamnya dilakukan pertemuan khusus dengan para jajaran pihak rumah sakit dengan agenda mendengar keterangan lebih lanjut dari pihak rumah sakit. Setelah pertemuan tersebut, pihak dewan yang ditemui para wartawan yang telah menunggu di luar menginformasikan bahwa kasus indikasi korupsi tersebut akan dilimpahkan langsung kepada pihak Kejaksanaan Negeri untuk ditindak lebih lanjut. Pihak dewan mengatakan kasus ini berawal dari usulan pihak rumah sakit kepada pihak Pemkab tentang pengadaan obat generik. Setelah diterima usulan, dana sebesar 12 M pun cair dan langsung ditransfer ke rekening rumah sakit. Selanjutnya pihak rumah sakit tidak melakukan proses lelang sesuai dengan agenda usulan yang diterima Pemkab. Pihak rumah sakit atas nama kepala rumah sakit menunjuk dengan PT. Jamu Sehat sebagai pemenang lelang melalui Penunjukan Langsung (PL) seolah-olah sebagai pemenang lelang. Selain itu juga pihak panitia lelang tidak menetapkan harga sesuai dengan SK. Menkes No. 521 tentang harga obat generik yaitu dengan nilai 9 M jauh dibawah dengan nilai yang diberikan oleh Pemkab kepada pihak rumah sakit. Pihak humas rumah sakit juga memberikan informasi mengenai pertemuan khusus tadi dengan mengadakan konferensi pers. Pihak rumah sakit mengatakan bahwa Kepala Rumah sakit yang didakwa melakukan rumah sakit telah dinonaktifkan untuk memudahkan pemeriksaan. Mengenai penujukan sepihak yang dilakukan oleh pihak rumah sakit kepada PT. Jamu Sehat menurutnya sudah sesuai dengan aturan yang berlaku. Sebab dikatakan sebelum mengajukan usulan pengadaan obat generik Pihak rumah sakit telah melakukan merger dengan PT. Jamu sehat tentang pengadaan seluruh alat rumah sakit, termasuk obat generik. Hal ini dapat dibuktikan dari Surat No. 47 yang dikeluarkan pada awal tahun 2009. Ketika ditanyai dengan adanya indikasi korupsi biaya pengadaan obat generik yang tidak sesuai dengan kesepakatan, pihak Humas mengatakan itu sepenuhnya urusan bidang keuangan rumah sakit dalam mengelola penerimaan dan pengeluaran rumah sakit. Tapi ditambahkan pihak rumah sakit akan berlaku terbuka dan transparan dalam memudahkan pemeriksaan yang tengah dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai