Anda di halaman 1dari 29

KARS

BAB 1
Sasaran Keselamatan Pasien (SKP)
Edisi 1 2017
Ada 6 Sasaran Keselamatan Pasien (SKP)
SASARAN 1 : Mengidentifikasi pasien dengan benar

SASARAN 2 : Meningkatkan komunikasi yang efektif

SASARAN 3 : Meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai


(High Alert Medications)

SASARAN 4 : Memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang


benar, pembedahan pada pasien yang benar.
SASARAN 5 : Mengurangi risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan

SASARAN 6 : Mengurangi risiko cedera pasien akibat terjatuh

“ IKAT RI dengan Rupiah”


SASARAN 1
Mengidentifikasi pasien dengan benar
SKP I
IDENTIFIKASI PASIEN
• Regulasi Pedoman Keselamatan Pasien
• SPO Identifikasi
• Identitas yang dipakai : Nama dan Tanggal Lahir
Penanda Identitas di RSJD Surakarta :
- Gelang Identitas
- Foto Identitas
EP : D O W S
4
SKP I
IDENTIFIKASI PASIEN

• Ada 4 jenis gelang:


Merah muda/ pink : perempuan
Biru Muda: laki-laki
Merah : alergi
Kuning : Risiko :
 Dilepas saat pasien pulang
Harap konfirmasi dan waspada apabila pasien
keluar gerbang masih memakai gelang.
GELANG KUNING

 Untuk 4 Risiko
Stiker :
Kuning = Risiko Jatuh ( tanpa Stiker )
Putih = Risiko Perilaku Kekerasan
Hitam = Risiko Bunuh Diri
Hijau = Risiko Lari
Gelang Identitas
Gelang Risiko
Gelang Risiko Pasien Lari
Identifikasi pasien dilakukan:
1. Sebelum dilakukan tindakan, prosedur diagnostik
dan terapetik.
2. Sebelum pemberian obat, darah, produk darah,
pengambilan specimen dan pemberian diet.
3. Sebelum pemberian radioterapi,menerima cairan
intravenous, hemodialisis, pengambilan darah atau
pengambilan spesimen lain untuk pemeriksaan
klinis, katerisasi jantung, prosedur radiologi
diagnostik dan identifikasi terhadap pasien koma.
SASARAN 2

Meningkatkan komunikasi yang efektif


SKP II
KOMUNIKASI EFEKTIF
 Komunikasi efektif akan mengurangi kesalahan dan menghasilkan peningkatan
Keselamatan Pasien :
 Komunikasi efektif
1. Tepat waktu
2. Akurat
3. Lengkap
4. Jelas
5. Dipahami oleh pihak-pihak terkait
 Bentuk Komunikasi:
Elektronik
Lisan
Tertulis

12
Phonetik Alfabet

13
Pelaporan dari hasil pemeriksaaan diagnostik kritis tidak terbatas pada :
a) pemeriksaaan laboratorium
b) pemeriksaan radiologi
c) pemeriksaan kedokteran nuklir
d) prosedur ultra sonografi
e) magnetic resonance imaging
f) diagnostik jantung
g) pemeriksaaan diagnostik yang dilakukan di tempat tidur pasien,
seperti hasil tanda-tanda vital, portable radiographs, bedside
ultrasound, atau transesophageal echocardiograms.
Hasil yang diperoleh dan berada diluar rentang angka normal secara
mencolok menunjukkan keadaan berisiko tinggi atau mengancam jiwa,
harus segera dilaporkan.
Serah terima asuhan pasien (hand over) didalam rumah sakit terjadi:
i. Antar PPA, seperti antara staf medis dengan staf medis, staf medis
dengan staf keperawatan atau dengan staf klinis lainnya, atau antara
PPA dengan PPA lainnya pada saat pertukaran shift.
ii. Antar berbagai tingkat layanan didalam rumah sakit yang sama, seperti
jika pasien dipindah dari unit intensif ke unit perawatan atau dari unit
darurat ke kamar operasi, dan
iii. Dari unit rawat inap ke unit layanan diagnostik atau unit tindakan,
seperti radiologi atau unit terapi fisik.
Gangguan komunikasi dapat terjadi saat dilakukan serah terima asuhan
pasien yang dapat berakibat timbul kejadian yang tidak diharapkan (adverse
event) atau kejadian sentinel. Komunikasi yang baik dan terstandar baik
dengan pasien, keluarga pasien, pemberi layanan dapat memperbaiki
secara signifikan proses asuhan pasien.
Elemen Penilaian SKP.2.2
1. Ada bukti catatan tentang hal-hal kritikal
dikomunikasikan diantara profesional pemberi asuhan
pada waktu dilakukan serah terima pasien (hand over).
(D,W)
2. Formulir, alat, metode ditetapkan untuk mendukung
proses serah terima pasien (hand over) bila mungkin
melibatkan pasien. (D,W)
3. Ada bukti dilakukan evaluasi tentang catatan komunikasi
yang terjadi waktu serah terima pasien (hand over) untuk
memperbaiki proses. (D,W)
SASARAN 3
Meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai
(High Alert Medications)
Obat Yang Perlu Diwaspadai terdiri:
a) Obat risiko tinggi yaitu obat yang bila terjadinya kesalahan (error) dapat
menimbulkan kematian atau kecacatan, seperti, insulin, heparin, atau
kemoteraputik.
b) Obat, yang namanya, kemasannya, dan labelnya, penggunaan kliniknya,
tampak/kelihatan sama (look alike), bunyi ucapan sama (sound alike),
seperti Xanax dan Zantac atau Hydralazine dan hydroxyzine atau disebut
juga nama obat rupa ucapan mirip (NORUM )
c) Elektrolit konsentrat seperti potasium klorida dengan konsentrasi sama atau
lebih dari 2 mEq/ml, potassium fosfat dengan konsentrasi sama atau lebih
besar dari 3 mmol/ml, natrium klorida dengan konsentrasi lebih dari 0.9%
dan magnesium sulfat dengan konsentrasi 20%, 40% atau lebih.
Penyimpanan di Farmasi
Perawat :
A. Melakukan dobel cek saat sebelum pemberian ke pasien
langsung
B. Dalam pelaporan/konfirmasi via telpon/aipon dengan
pengejaan alphabet
C. Pengenceran larutan konsentrat sesuai advis Dokter.
SASARAN 4

Memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang


benar, pembedahan pada pasien yang benar.
TDD
tidak ada prosedur pembedahan
SASARAN 5

Mengurangi risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan


SKP V
Pengurangan infeksi terkait pelayanan kesehatan
 Hand Hygiene / CUCI TANGAN
• Sebelum kontak dengan pasien
• Sebelum melakukan tindakan aseptik
• Sesudah terkena cairan pasien
• Sesudah kontak dengan pasien
• Sesudah kontak dengan lingkungan sekitar pasien

 PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

23
SASARAN 6
Mengurangi risiko cedera pasien akibat terjatuh
SKP VI
PENGURANGAN RISIKO CEDERA AKIBAT JATUH
 Pasien Berisiko Di RSJD Surakarta :
Pasien Berisiko Jatuh
Pasien Berisiko Perilaku Kekerasan
Pasien Berisiko Melarikan Diri
Pasien Berisiko Bunuh Diri

25
SKP VI
26
PENGURANGAN RISIKO CEDERA AKIBAT JATUH
 Asesmen dan re-asesment pasien risiko jatuh
Pasien risiko jatuh dipakaikan gelang warna Kuning – Stiker
kuning
Cegah jatuh pada pasien yang berisiko jatuh:
Lantai tidak basah atau licin
*Pasang tanda*
Beri bantuan apabila ada pasien (RJ & RI)
* Kesulitan jalan
* Jalan sempoyongan
* Jalan dengan alat bantu
SKP VI
27
Pasien Berisiko
 Asesmen dan re-asesment pasien berisiko
 Nilai Statis (Asesmen awal di IGD)
 Nilai Dinamis (Asesmen awal di IGD dan Rawat Inap)
 Pasien risiko dipakaikan gelang warna Kuning (Nilai Skore > 7):
 Stiker Putih untuk Risiko Kekerasan
 Stiker Hitam untuk Risiko Bunuh Diri
 Stiker Hijau untuk Risiko Melarikan Diri
 Nilai Skore >14 :
 Lapor DPJP
 Perawatan Intensif,
 Restraint/Isolasi
 Observasi Ketat
SKP VI
28
Pelepasan Gelang Pasien Berisiko

Dilakukan jika 2 x berturut-turut hasil asesmen ulang


menunjukkan berisiko rendah (Skore > 7)
Bila terjadi peningkatan lagi maka gelang dipasangkan
kembali
KARS

Terima kasih

KARS

Anda mungkin juga menyukai