Anda di halaman 1dari 20

PENYELENGGARAN PEMERINTAHAN

KONSTITUSIONAL BERBASIS NILAI-


NILAI LOKAL UNTUK MENOPANG
REFORMASI BIROKRASI
KONTRAK SOSIAL
• Kekuasaan negara dihadirkan oleh
kesepakatan masyarakat. Kesepakatan inilah
disebut sebagai kontrak sosial.
• Kesepakatan kemudian dituangkan dalam
konstitusi sebagai sumber legitimasi
konstitusional bagi pemerintah untuk
menjalankan kukuasaannya.
Konstitusi
• Fungsi simbolik pemersatu (symbol of unity),
sebagai rujukan identitas dan keagungan
kebangsaan (identity of nation).
• Penentu dan pembatas kekuasaan organ negara.
• Pengatur hubungan kekuasaan antar organ
negara.
• Pengatur hubungan kekuasaan antar organ negara
dengan warga negara.
• Sumber legitimasi terhadap kekuasaan negara
ataupun kegiatan penyelenggaraan kekuasaan
negara.
PRINSIP NEGARA HUKUM DEMOKRATIS :
1. Supremasi Hukum, semua masalah diselesaikan
dengan hukum sebagai pedoman tertinggi, pemimpin
tertinggi negara adalah konstitusi bukan manusia ;
2. Pembagian dan Pembatasan Kekuasaan dengan check
and balances ;
3. Pemilu Berkala ;
4. Menjamin dan melindungi HAM ;
5. Diselenggarakan Peradilan Administrasi ;
6. Diselenggarakan Peradilan Tata Negara ;
7. Partisipasi dan kontrol sosial.
Ciri Pemerintahan Berkonstitusi :
a. Penyelenggaraan Pemerintahan berorientasi
pada kepentingan umum ;
b. Pemerintahan dilaksanakan menurut hukum,
bukan atas tindakan sewenang-wenang ;
c. Pemerintahan berkonstitusi dilaksanakan atas
partisipasi rakyat.
INDONESIA NEGARA HUKUM
PASAL 1 UUD NRI 1945
• AYAT (1) Negara Indonesia ialah Negara
Kesatuan yang berbentuk Republik
• AYAT (2) Kedaulatan berada di tangan rakyat
dan dilaksanakan menurut UUD
• AYAT (3) Negara Indonesia adalah negara
hukum
SISTEM PEMERINTAHAN
PASAL 4 UUD NRI 1945
• AYAT (1) Presiden memegang kekuasaan pemerintahan
menurut Undang Undang Dasar

PASAL 17 UUD NRI 1945


• AYAT (1) Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara
• AYAT (2) Menteri diangkat dan diberhentikan oleh
Presiden
• AYAT (3) Setiap menteri membidangi urusan tertentu
dalam pemerintahan
PEMERINTAH DAERAH
PASAL 18 UUD NRI 1945
• AYAT (3) Pemerintahan daerah provinsi,
kabupaten dan kota mengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerintahan menurut asas
otonomi dan tugas pembantuan
• AYAT (6) Pemerintah daerah menjalankan
otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan
pemerintahan yang oleh UU ditentukan sebagai
urusan Pemerintah Pusat
URUSAN PEMERINTAHAN PUSAT DAN
DAERAH (UU PEMDA)
ABSOLUT (PUSAT) KONKUREN (PROV-KAB/KOTA)
• POLITIK LUAR NEGERI • PENDIDIKAN
• PERTAHANAN • KESEHATAN
• KEAMANAN • PEKERJAAN UMUM &
• YUSTISI PENATAAN RUANG
• • PERUMAHAN RAKYAT &
MONETER & FISKAL
KAWASAN PEMUKIMAN
NASIONAL
• KETENTRAMAN, KETERTIBAN
• AGAMA
UMUM, PERLINDUNGAN
MASYARAKAT
• SOSIAL
URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
TIDAK BERKAITAN PELAYANAN DASAR URUSAN PEMERINTAHAN PILIHAN
• TENAGA KERJA • KELAUTAN DAN PERIKANAN
• PEMBERDAYAAN PEREMPUAN & ANAK • PARIWISATA
• PERTANIAN
• PANGAN
• KEHUTANAN
• PERTANAHAN
• ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
• LINGKUNGAN HIDUP • PERDAGANGAN
• DUKCAPIL • PERINDUSTRIAN
• PEMBERDAYAAN MASY DESA • TRANSMIGRASI
• PENGENDALIAN PENDUDUK & KELUARGA
BERENCANA  PENYELENGGARAAN URUSAN BIDANG KEHUTANAN,
• PERHUBUNGAN KELAUTAN, ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERAL DIBAGI
ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PROVINSI
• KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA  URUSAN BIDANG ENERGI & SUMBERDAYA MINERAL YANG
• KEPEMUDAAN & OLAHRAGA BERKAITAN DENGAN PENGELOLAAN MINYAK DAN GAS
• STATISTIK BUMI MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH PUSAT
•  URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG ENERGI & SUMBERDAYA
KEBUDAYAAN
MINERAL YANG BERKAITAN DENGAN PEMANFAATAN
• PENANAMAN MODAL LANGSUNG PANAS BUMI DALAM DAERAH KAB/KOTA
• KOPERASI USAHA KECIL DAN MENENGAH MENJADI KEWENANGAN KAB/KOTA
Sejarah Kultur Birokrasi
• Sejarah kultural feodalistik birokrasi dipengaruhi
kultur budaya priyayi yang sangat paternalistik ;
• Politik Orde Baru yang menempatkan birokrasi
sebagai instrumen politik kekuasaan daripada
sebagai agen pelayanan publik.
• Birokrasi era reformasi berorientasi pada
pelayanan publik menginternalisasi asas netral,
professional, partisipatif, transparan, dan
akuntabel (Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang
Baik).
Tipe Organisasi Formal menurut Nonet dan Selznick
  PRA-BIROKRATIK BIROKRATIK POST-BIROKRATIK
kesimpangsiuran antara Tegas, tetap, publik ; teridentifikasi berorientasi pada misi, fleksibel
kepentingan pribadi dan berdasarkan penentuan yurisdiksi
TUJUAN
tanggung jawab publik

tradisional, tidak terstruktur bidang kompetensi yang dibagi secara Organisasi tim dan satuan tugas
hierarkis; rasionalitas formal;
Kewenangan komunikasi "melalui saluran"

Tidak sistematis Terkodifikasi; setiap tindakan menghindari pembatasan aturan


terencana; terfokus pada keteraturan
ATURAN administrasi

tunduk pada aturan satu orang sistematis; dirutinkankan; delegasi partisipatif; berpusat pada
dan tindakan tidak berdasrkan terbatas; asumsi dunia sosial yang stabil masalah; delegasi luas; asumsi
hukum terdiri dari unsur-unsur yang dengan lingkungan dari persyaratan dan
mudah diklasifikasikan dan dibuat peluang yang berubah
PEMBUAT KEBIJAKAN
tunduk pada aturan

tidak stabil; tidak profesional; Pegawai negeri/ pejabat profesional Terdiri dari beberapa afiliasi dan
jabatan tersedia untuk dijual penuh waktu yang berkomitmen pada bersifat sementara; terlibatan
(jual-beli jabatan) atau sebagai organisasi; tidak ada konstituen pribadi; melalui subkontrak; para ahli
hadiah kaum elit pengangkatan berdasarkan prestasi; memiliki basis profesional
KARIER penekanan pada senioritas dan masa otonom
kerja
Reformasi Birokrasi
• Menurut Djumara (2009: 3), reformasi birokrasi adalah upaya untuk
mengubah praktik-praktik birokrasi yang tidak efektif. Birokrasi
didalamnya mengandung struktur, sistem yang mengaturnya, dan
orang-orang yang menjalankannya.
• Peraturan KEMENPAN RB, tentang Pedoman Umum Reformasi
Birokrasi. Reformasi Birokrasi adalah upaya untuk melakukan
pembaruan dan perubahan mendasar terhadap sistem
penyelenggaraan pemerintahan terutama menyangkut aspek-aspek
kelembagaan, ketatalaksanaan dan SDM aparatur. Reformasi
Birokrasi merupakan langkah-langkah strategis untuk membangun
aparatur negara agar lebih berdaya guna dan berhasil guna dalam
mengemban tugas umum pemerintahan dan pembangunan
nasional.
Visi Reformasi Birokrasi
• Tata kelola kepemerintahan yang baik Tahun 2025, mencakup :
1. Membentuk dan atau menyempurnakan peraturan perundang-
undangan sebagai landasan hukum tata kelola pemerintahan yang
baik.
2. Memodernisasi birokrasi pemerintahan dengan optimalisasi
pemakaian teknologi informasi dan komunikasi.
3. Mengembangkan budaya, nilai-nilai kerja dan perilaku positif.
4. Mengadakan restrukturisasi organisasi (kelembagaan) pemerintahan.
5. Mengadakan relokasi dan meningkatkan kualitas SDM termasuk
perbaikan sistem remunerasi.
6. Menyederhanakan sistem kerja, prosedur dan mekanisme kerja.
7. Mengembangkan mekanisme kontrol yang efektif.
Sikap & Perilaku Birokrasi
• Birokrasi modern bercirikan ramping, efektif dan efisien ;
• Birokrasi harus mengutamakan sifat pengayom dan
pelayan masyarakat, menghindari pendekatan kekuasaan
dan kewenangan ;
• Prosedur kerja berorientasi pada pelayanan cepat, tepat,
akurat, terbuka dengan tetap mempertahankan kualitas,
efisiensi biaya dan ketepatan waktu ;
• Birokrasi harus melakukan transformasi diri dari birokrasi
yang kinerjanya kaku (rigid), menjadi organisasi birokrasi
yang lebih inovatif, fleksibel dan responsif.
Budaya Birokrasi
• Budaya birokrasi yang berkembang di suatu daerah tidak
dapat dilepaskan dari budaya serta lingkungan sosial
yang melingkupinya.
• Lingkungan sosial masyarakat memiliki sistem norma,
sistem nilai, sistem kepercayan, adat kebiasaan, bahkan
pandangan hidup yang telah dipahami oleh para anggota
masyarakatnya sebagai sesuatu yang baik dan benar.
• Sistem norma dan nilai tersebut diakui sebagai penuntun
atau acuan dalam bersikap dan bertingkah laku bagi
warga masyarakatnya.
Kearifan Lokal
• Nilai budaya unggul dan kearifan lokal di
daerah terbukti mampu mendorong
pertumbuhan demokrasi, dan hal itu dapat
dimanfaatkan untuk mempercepat reformasi
birokrasi. Contohnya Cablaka (blakasuta) di
Banyumas menjadi inspirasi dari nilai
kejujuran, ketegasan, patriotisme,
kesederhanaan dan empati.
• Kearifan lokal merupakan nilai-nilai yang hidup dan
berkembang di dalam masyarakat secara turun
temurun, memiliki daya lekat yang lebih efektif
dibandingkan peraturan legal formal.
• Potensi ini semestinya dapat diadopsi di dalam
peraturan formal dalam pemerintahan, termasuk
dalam upaya reformasi birokrasi yang menekankan
kepada perubahan budaya aparatur.
• Adopsi kearifan lokal ke dalam wujud formal reformasi
birokrasi merupakan eksplorasi terhadap aspek
kultural guna mendorong terjadinya perubahan
budaya aparatur yang lebih baik
Nilai-nilai Budaya Jawa
• Nilai Keyakinan ( keteguhan), melandasi suatu
hubungan yang saling percaya. Setiap pribadi Jawa
berusaha menjaga pola hubungan kekeluargaan;
• Nilai Pencapaian (harapan dan cita-cita), untuk
mencapai sebuah tujuan  diperlukan suatu usaha kerja
keras, kebulatan tekad dan kesungguhan.
• Nilai Kesabaran, paham Jawa dikenal sikap rila,
nrima, dan sabar ;
• Nilai Keselarasan,  Setiap individu diharapkan memiliki
kesadaran untuk  menjaga hubungan baik dengan
sesamanya
Pelayanan Berbasis Budaya
• Pemilihan media sesuai dengan karakteristik
masyarakat dan mudah dijangkau
• Pelayanan menggunakan kata-kata dan bahasa
sebagai simbol verbal sehingga mudah
dipahami dan sesuai dengan bahasa sehari-
hari masyarakat
• Blakasuta (jujur), Blak-blakan (terbuka),
Tengginas (trampil yang didukung keahlian)

Anda mungkin juga menyukai