Anda di halaman 1dari 6

RESUME PEMBELAJARAN

PESERTA PELATIHAN KEPERAWATAN KANKER DASAR


DI RUMAH SAKIT
TANGGAL 07-18 MARET 2022

RESUME PEMBELAJARAN

Pelatihan Keperawatan Kanker Dasar Di Rumah


Kegiatan
Sakit
Gelombang / Tanggal (07-18 Maret 2022)
Prinsip Keselamatan Pasien (Pasien Safety) dalam
Nama Mata Pelatihan (Materi)
perawatan pasien kanker
Nama Peserta Munia Amd.Kep
Nomor Urut Peserta 01
Asal Institusi Peserta RSUD Jend.Ahmad Yani Kota Metro Lampung

KESELAMATAN PASIEN
Keselamatan Pasien adalah memberikan pelayanan yang bermutu dan safety, sehingga
pasien bebas dari cedera.
PELAYANAN YANG BERMUTU DAN SAFETY MELIPUTI
 Pelayanan yang aman
 Pelayanan yang sesuai harapan
 Bebas dari cedera

SASARAN KESELAMATAN PASIEN


1. IDENTIFIKASI PASIEN DENGAN TEPAT
 Prosedur identifikasi pasien di RS
a. Penanda identitas
 Nama lengkap
 Tanggal lahir
 Nomor rekam medik
b. Proses verifiksi identifikasi pasien
 Sebutkan nama bpk/ibu
 Sebutkan rekam medis
 Cocokkan label pasien pada gelang pasien
c. Bila pasien tidak hapal dengan no RM , tanyakan tanggal lahir pasien
d. Pasien kondisi khusus → Pasien yang datang ke RS dengan kondisi
tidak sadar / delirium tanpa pendamping dan tidak di ketahui identitasnya
→ Gunakan gelang identitas dengan Nama : Tn/Ny. X , tanggal datang
dan nomor rekam medik
 Wakttu dilakaukan identifikasi pasien
a. Sebelum pemberian obat
b. Sebelum Pemberian diit /makan pasien
c. Sebelum Pemberian tranfusi darah dan produk darah
d. Sebelum Pengambilan sample darah atau spesimen lain
 Penandaan gelang risiko
Gelang biru → psien laki – laki
Gelang pink → pasien perempuan
Gelang kuning → risiko jatuh
Gelang merah → alergi

2. MENINGKATKAN KOMUNIKASI EFEKTIF LISAN / MELALUI TELEPON


Metode komunikasi yang digunakan dengan SBAR (Situation, Baground,
Assessment, Recommendation). Sedangkan saat menerima instruksi dengan
TBaK (Tulis Baca, Konfirmasi). Serta di dokumentasikan dilembar CPPT
2.1. Kebijakan Pelaporan Hasil Pemeriksaan Kritis
Prosedur pelaporan hasil pemeriksaan kritis
 RS menentukan nilai kritis : laboratorium, Radiologi, Kardiologi
 Pasien yang memiliki hasil nilai kritis pemeriksaan penunjang harus
tersampaikan kepada DPJP ≤ 60 menit
 Penerima laporan kritis menggunakan tehnik TBaK dan dokumentasikan
di CPPT
 Dokumentasi meliputi: tanggal/ jam, nama pemberi dan penerima
laporan, isi hasil kritis dan paraf.
2.2. Hand Over ( Serah Terima Informasi Kesehatan Pasien)
 Serah terima terjadi kapanpun pada saat ada pengalihan tanggung jawab
pasien dari satu tenaga kesehatan kepada yang lain
 Tujuan : untuk menyediakan informasi secara akurat, tepat waktu tentang
rencana keperawatan, pengobatan, kondisi terkini, dan perubahan
kondisi pasien yang baru saja terjadi ataupun yang dapat di prediksi
selanjutnya

3. MENINGKATKAN KEAMANAN OBAT HIGH ALERT


3.1. DAFTAR OBAT HIGH ALERT
 LASA / NORUM
 Elektrolit konsentrat : Natrium klorida 3%
 Obat pengencer darah : Heparin, Warfarin, Enoxaparin
 Obat yang mempengaruhi jantung : Digoxin, Dobutamin, Epinephrin
 Insulin
 Obat kanker
 Narkotika
 Obat anastesi – sedasi
3.2. Pengelolaan Hight Alert
 Proses kolaborasi dalam pengelolaan high alert mulai dari proses
peresepan, penyimpanan, dispensing dan administering.
 Di beri label high alert dan di tempatkan terpisah
 Disimpan dilemari terkunci
 Elektrolit pekat tidak boleh tersedia di ruang rawat kecuali diperlukan
secara klinis seperti IBS, ICU
 Diperlukan prosedur yang aman untuk rekonstitusi dan pemberian
elektrolit pekat di ruang perawatan ( sediaan dalam bentuk konsentrasi
lebih rendah/ pengenceran )
 Pemberian ke pasien dilakukan dengan double cek

4. MENINGKATKAN KEAMANAN OPERASI


 Dokter/operator yang terlibat dalam operasi melakukan penandaan lokasi
operasi /prosedur diruang rawat dengan spidol 70 atau skin marker
dengan melibatkan pasien pada saat pasien masih sadar (paling lambat
penandaan dilakukan sebelum induksi/anastesi)
 Perawat melakukan verifikasi pra operasi/invasif prosedur :
a. Benar sisi/lokasi operasi, benar prosedur operasi dan benar pasien.
b. Benar dokumentasi (surat persetujuan tindakan kedokteran, peralatan
dan imaging)
c. Siap darah bila dibutuhkan
d. Peralatan/implanyang dibutuhkan.
 Prosedur cek list keselamatan operasi
Proses cek list ini merupakan standar operasi yang meliputi pembacaan
dan pengisian formulir :
1) Sign In (sebelum di anestesi) di holding area
2) Time Out (Sebelum Insisi ) dilakukan di ruang operasi
3) Sign Out (Setelah pasien selesai Operasi) dilakukan di ruang recovery
room

5. MENURUNKAN RISIKO INFEKSI RUMAH SAKIT


a. Setiap petugas melakukan kebersihan tangan sesuai enam langkah dari
WHO
 Cuci tangan dengan air mengalir : 40 - 60 detik
 Cuci tangan dengan Handrub 20 – 30 detik
b. Lima momen cuci tangan
1. Sebelum kontak dengan pasien
2. Setelah kontak dengan pasien
3. Sebelum tindakan aseptis
4. Setelah kontak cairan tubuh pasien
5. Setelah kontak dengan lingkungan pasien

6. MENGURANGI RISIKO PASIEN JATUH


6.1. Lakukan Penilaian Resiko Jatuh
1. Humpty dumpty : Untuk pasien12 s/d 18 tahun
2. Morse Falls Scale : pasien dewasa > 18 - < 60 tahun.
3. Ontario Modifield ( pasien usia lanjut) : ≥ usia 60 tahun.
4. Pengkajian risiko jatuh di asesmen awal keperawatan rawat jalan :
pasien poliklinik dan IGD.
 Kategori risiko : Tidak risiko, risiko rendah dan tinggi
 Geriatri : Risiko rendah, sedang dan tinggi
6.2. Standart Intervensi yang dapat dilakukan
1. Standart resiko rendah
 Pasangkan/pantau klip kuning pada gelang identitaspasien
 Pasangkan/pantau tanda segitiga kuning pada tetidur pasien
 Berikan orientasi ruangan pada pasien / keluarga
 Berikan edukasi pencegahan jatuh pada pasien dan keluarga
 Observasi lingkungan : hindari ruangan yang tidak rapi,dekatkan bel
/ barang yang dibutuhkan sehingga mudah dijangkau pasien
 Beri penerangan cukup
 Gunakan alat bantu berjalan
 Anjurkan menggunakan alas kaki yang tidak licin
 Jaga lantai kamar mandi tetap kering
 Pastikan tempat tidur/kursi roda terkunci rodanya pada saat
stationer
 Pastikan pengaman tempat tidur terpasang
 Posisikan tempat tidur rendah
 Libatkan keluarga untuk mendampingi pasien saat
aktivitas/mobilisas
 Lakukan penilaian risiko jatuh tiap hari
2. Standar risiko tinggi
 Lakukan intervensi standar resiko rendah
 Evaluasi kebutuhan pasien tiap 2 jam
 Jangan tinggalkan pasien sendiri, bila terpaksa meninggalkan
pasien untuk keperluan tertentu beritahukan perawat
 Bila ada kondisi yang berhubungan dengan gangguan
 kesadaran, pasang pengaman tambahan pada sisi tempat tidur
pasien/ alat bantu tambahan lain
 Lakukan penilaian ulang risiko jatuh tiap shift
6.3. Mengurangi Risiko jatuh pasien Rawat Jalan
 Skrining Visual : Petugas Front Liner ( doorman, admission,
satpam )
 Pengkajian risiko oleh : Perawat
 Intervensi pencegahan jatuh :
1. Pasang penanda risiko jatuh : Stiker Kuning
2. Edukasi pasien dan keluarga dgn leafled pencegahan jatuh
3. Dekatkan pasien dengan perawat
4. Libatkan keluarga lebih aktif

Pelaporan dan Analisis Insiden Keselamatan Pasien


 Insiden keselamatan pasien yang selanjutnya disebut insiden adalah setiap
kejadian atau situasi yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan
cedera/harm (penyakit, cedera, cacat, kematian, dll) yang seharusnya tidak
terjadi.
KESLAHAN MEDIS (MEDICAL ERROR)
Kesalah yang terjadi dalam proses asuhan medis yang mengakibatkan atau
berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai