Anda di halaman 1dari 26

INSTITUT MANAJEMEN RISIKO KLINIS

INSTITUT MANAJEMEN RISIKO KLINIS

PENERAPAN
KESELAMATAN PASIEN

Dr. Arjaty W. Daud, MARS FisQua

Manajemen Risiko IMRK @manajemenrisiko.IMRK www.manajemenrisiko-IMRK.id


2
INSTITUT MANAJEMEN RISIKO KLINIS
SASARAN KESELAMATAN PASIEN
1. Ketepatan Identifikasi Pasien

2. Peningkatan komunikasi yang efektif

3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai

4. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien


operasi.

5. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan


kesehatan

6. Pengurangan risiko pasien jatuh

22/10/2022 arjaty/ JCI/IPSG/2013


3
1. Ketepatan
INSTITUT Identifikasi Pasien
MANAJEMEN RISIKO KLINIS

❑ Identifikasi pasien
❑ Minimal 2 Identitas : Nama lengkap dan Tanggal lahir.
❑ Gelang Identitas : Pink untuk wanita, Biru untuk Pria
❑ Pemasangan Gelang Identitas untuk semua Pasien Rawat Inap
dan Pasien Rawat jalan yg akan dilakukan Prosedur / Tindakan
Invasif Pemasangan gelang identitas diutamakan pada ekstrimitas yg tidak
terpasang infus,
❑ Beri informasi ke pasien bahwa petugas kesehatan akan selalu menanyakan
nama dan tanggal lahir , sebelum melakukan tindakan, pemberian obat

22/10/2022 arjaty/ JCI/IPSG/2013


4
INSTITUT MANAJEMEN RISIKO KLINIS
KAPAN MELAKUKAN IDENTIFIKASI PASIEN ?
1. Melakukan Prosedur / Tindakan Diagnostik mis mengambil
sampel darah / specimen, sebelum cath jantung, Tindakan
radiologi diagnostic dll
2. Tindakan prosedur mis Hemodialisa, memasang IV line
3. Intervensi / terapi (mis. pemberian obat, pemberian darah / produk
darah, terapi radiasi);
4. Menyajikan makanan pasien

22/10/2022 arjaty/ JCI/IPSG/2013


5
INSTITUT MANAJEMEN
IDENTIFIKASI RISIKO
PASIEN RISIKO KLINIS
TINGGI

• Pasien Alergi: Gelang Risiko MERAH


• Riwayat Alergi ( obat obatan, makanan) /
Test
• Antibiotik dengan hasil positif
• Risiko jatuh : Gelang Risiko KUNING
• Pasien Dewasa → Morse Fall Scale
• Pasien anak → Humty Dumpty
• Pasien yang tidak ingin dilakukan
Resucitate ( Do Not Resucitate / DNR ) :
Gelang Risiko UNGU

22/10/2022 arjaty/ JCI/IPSG/2013


INSTITUT MANAJEMEN RISIKO KLINIS
Identifikasi Pasien pada Situasi Khusus

• pasien koma

• bayi baru lahir yang tidak segera diberi nama

• pasien pada saat terjadi darurat bencana.

• Saat digunakan dalam pelabelan. mis, sampel


darah dan sampel patologi, nampan makanan
pasien, label ASI yang disimpan untuk bayi yang
dirawat di RS.
7
INSTITUT MANAJEMEN RISIKO KLINIS
IDENTIFIKASI PASIEN PADA SITUASI KHUSUS

1. Pasien yang tidak dapat berkomunikasi:


❖ Usia ( Bayi )
❖ Pasien tidak sadar
❖ Gangguan mental
❖ Terpasang ventilator
Identifikasi dilakukan dengan mencocokan identitas gelang pasien dengan
identitas pada berkas rekam medis
2. Kesadaran menurun & tidak ada keluarga: Gelang identitas mencantumkan
❖ Mr X. / Miss X , tanggal , jam masuk RS dan nomor rekam medis
3. Tidak punya ekstrimitas atas / luka bakar:
❖ Identifikasi dilakukan dengan menempelkan stiker identitas dibaju
pasien
❖ Penempelan foto pada berkas rekam medis

22/10/2022 arjaty/ JCI/IPSG/2013


2. Peningkatan
INSTITUT komunikasiRISIKO
MANAJEMEN yang efektif
KLINIS

• Komunikasi efektif, merupakan komunikasi di antara para


petugas pemberi pelayanan yang dilakukan dengan , tepat
waktu, akurat, lengkap, jelas, dan dapat dipahami oleh
penerima, sehingga dapat mengurangi kesalahan dan
menghasilkan perbaikan untuk keselamatan pasien.

• Komunikasi efektif dapat dilakukan secara:


1. Verbal,
2. Tertulis,
3. Elektronik.

22/10/2022 arjaty/ JCI/IPSG/2013 8


INSTITUT MANAJEMEN
Meningkatkan RISIKO
komunikasi yang efektif KLINIS
Verbal Order :
• Read Back
• SBAR (Stituation Back Ground Assessment
Reccomendation)
• Repeat Back
• Teach Back
• Check Back
• 5 Benar
• Jangan menggunakan Singkatan yg tidak terstandard

arjaty/ SKP FKTP/2019

22/10/2022 9
INSTITUT Komunikasi
MANAJEMEN verbal
RISIKO KLINIS
KOMUNIKASI VERBAL DENGAN SBAR KOMUNIKASI VERBAL DENGAN TBAK
(Tulis BAca Konfirmasi Kembali)

Kapan dilakukan? Kapan dilakukan ?


– Saat Serah Terima Pasien 1 Saat petugas menerima instruksi
– Saat Petugas melaporkan kondisi pasien verbal per telpon/lisan dari DPJP
kepada DPJP 2 Saat petugas menerima laporan hasil
– Catat Instruksi diformulir tes kritis / critical test /pemeriksaan
terintegrasi cito
– Beri stempel SBAR 3 Beri stempel TBAK
4 DPJP memberi paraf saat visit
keesokan harinya.

22/10/2022 arjaty/ JCI/IPSG/2013 10


JANGANMANAJEMEN
INSTITUT GUNAKAN SINGKATAN
RISIKO KLINIS

22/10/2022 arjaty/ JCI/IPSG/2013 11


INSTITUTobat-obatan
3. Peningkatan MANAJEMEN
yang perluRISIKO
diwaspadai KLINIS

Obat-obatan yang perlu diwaspadai (high-alert medications) adalah


obat-obatan yang memiliki risiko menyebabkan cedera serius pada
pasien jika digunakan dengan tidak tepat.

Obat high alert mencakup :

a. Obat risiko tinggi, yaitu obat dengan zat aktif yang dapat menimbulkan kematian atau
kecacatan bila terjadi kesalahan (error) dalam penggunaannya (contoh: insulin, heparin
atau sitostatika).
b. Obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip (Nama Obat Rupa dan Ucapan
Mirip/NORUM, atau Look Alike Sound Alike/LASA)
c. Elektrolit konsentrat contoh: kalium klorida dengan konsentrasi sama atau lebih dari 1
mEq/ml, natrium klorida dengan konsentrasi lebih dari 0,9% dan magnesium sulfat injeksi
dengan konsentrasi sama atau lebih dari 50%

Semua elektrolit pekat tidak boleh disimpan di ruang perawatan kecuali ada indikasi klinis
di area terbatas
INSTITUT MANAJEMEN
Obat-obatan RISIKO KLINIS
yang perlu diwaspadai

• RS → strategi mengurangi risiko dan ❖ RS → Daftar obat berisiko tinggi


cedera akibat kesalahan penggunaan berdasarkan pola penggunaan obat
obat high alert, yang berisiko dari data internalnya
tentang laporan IKP.
• penataan penyimpanan,
❖ Daftar ini diperbarui setiap tahun.
• pelabelan yang jelas,
❖ Daftar ini dapat diperbarui
• penerapan double checking, sementara jika ada penambahan atau
perubahan pada layanan rumah
• pembatasan akses, sakit.

• Penerapan panduan penggunaan


obat high alert.
INSTITUT
CONTOH MANAJEMEN
OBAT HIGH ALERT RISIKO KLINIS

• Elektrolit pekat terdiri dari: injeksi KCl 7,46 %


injeksi MgSO4 40 %
injeksi Ca Gluconas 10 %
injeksi Na Bicarbonat 8,4 %
injeksi Na Cl 3 %
• Injeksi heparin

• Obat kanker

• Obat LASA
(Look Alike Sound Alike = Nama Obat Rupa Mirip) :

22/10/2022 arjaty/ JCI/IPSG/2013 14


4. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien
INSTITUT
operasi.
MANAJEMEN RISIKO KLINIS

UNIVERSAL PROTOCOL :
Tujuan : Untuk mencegah salah operasi, salah sisi, dan
salah pasien.

Dilakukan pada pasien operasi/ tindakan invasif, :


1. Penandaan (Mark Site)
2. Proses preverifikasi
3. Proses Time Out
22/10/2022 arjaty/ JCI/IPSG/2013 15
Penandaan
INSTITUT (Mark Site
MANAJEMEN )
RISIKO KLINIS
Penandaan daerah operasi/ tindakan • Organ tunggal seperti: uterus,
invasif: jantung
❑ Dilakukan oleh dokter operator
untuk pasien : • Di mana secara teknis atau
1. Operasi elektif→dilakukan di anatomis tidak mungkin untuk
ruang rawat inap diberi tanda seperti : permukaan
2. Operasi cito → IGD/ Rawat Inap mukosa, perineum, bayi premature
❑ Menggunakan spidol permanen → • Untuk gigi, nama prosedur
mis. Tanda “ “ tindakan gigi akan ditandai pada
Rontgen gigi
• Organ yang mempunyai lateralisasi
• Penandaan tidak dilakukan pada
• Beberapa digit pada jari tangan atau
tindakan: Endoskopi
kaki
gastroenterology, Tonsilektomi ,
• Tulang belakang bagian depan atau
belakang pada tingkat: cervical, Hemorroidectomy
thoracal, lumbal dan sacrum. 16
INSTITUT MANAJEMEN RISIKO KLINIS
INSTITUT MANAJEMEN
5. Pengurangan RISIKO
risiko infeksi terkait KLINIS
pelayanan kesehatan

Kebersihan tangan /Hand hygiene


a). Handrub pakai Alkohol gel
( 6 langkah)

b).Hand wash pakai air dan sabun


( 6 langkah)

22/10/2022 arjaty/ JCI/IPSG/2013 18


INSTITUT MANAJEMEN RISIKO KLINIS

Indikasi Hand Hygiene (5 moment )


1. Sebelum kontak dengan pasien,
2. Sesudah kontak dengan pasien,
3. Setelah menganmbil sampel ,
4. Sebelum melakukan tindakan
/prosedur asepsis
5. Setelah kontak dengan
lingkungan area pasien

22/10/2022 arjaty/ JCI/IPSG/2013 19


INSTITUT MANAJEMEN RISIKO KLINIS

22/10/2022 arjaty/ SKP FKTP/2019 20


INSTITUT MANAJEMEN RISIKO
6. Pengurangan risiko pasien jatuh
KLINIS

Pengkajian risiko jatuh menggunakan :


• Skala Morse untuk pasien dewasa
• Humpty Dumpty untuk pasien anak

Jika pasien risiko tinggi jatuh :


1. Pasangkan Sign Risiko jatuh
2. Pasangkan Gelang risiko jatuh untuk pasien risiko tinggi
3. Edukasi pencegahan jatuh selama dirawat dengan
pasien/ keluarga dan berikan Brosur Pencegahan jatuh
4. Pasien dikaji kembali sesuai kondisinya

22/10/2022 arjaty/ JCI/IPSG/2013 21


PENILAIAN RISIKO JATUH PASIEN DEWASA RAWAT INAP
Nama Pasien :
INSTITUT MANAJEMEN RISIKO KLINIS
SKALA MORSE SCALE)
Tanggal Lahir : No RM : Ruang Rawat :
No Risiko Skala Skor ke 2 Skor ke 3 Skor ke 4 Skor ke 5 Skor ke 6
Tgl ........ Tgl ..... Tgl ... Tgl ........ Tgl .......
1 Mempunyai riwayat jatuh, baru atau dalam 3 bln
terakhir
a.Tidak 0
b.Ya 25
2 Diagnosis sekunder > 1
a.Tidak 0
b.Ya 25
3 Ambulasi berjalan
a. Bedrest / dibantu perawat 0
b. Penyangga / tongkat / walker / threepot / kursi 15
roda
c. Mencengkeram Furniture 30
4 Terpasang IV line / Pemberian anti koagulan
(Heparin) / obat lain yang digunakan mempunyai
side effects jatuh
a.Tidak 0
b.Ya 20
5 Cara berjalan / berpindah
a. Normal / bedrest / immobilisasi 0
b. Kelelahan dan lemah 10
c. Keterbatasan / terganggu 20
6 Status mental
a.Normal / sesuai kemampuan diri 0
b.Lupa keterbatasan diri / penurunan kesadaran 15
TOTAL SKOR
Nama & paraf petugas yang melakukan penilaian

22/10/2022 arjaty/ JCI/IPSG/2013 22


INSTITUT MANAJEMEN RISIKO KLINIS

Tingkat Risiko :

Skor 0 - 24 Tidak berisiko, Perawatan yang baik

Skor 25 - 50 Risiko Rendah, Lakukan intervensi jatuh


standar

Skor ≥ 51 Risiko Tinggi, Lakukan intervensi jatuh risiko


tinggi

22/10/2022 arjaty/ JCI/IPSG/2013 23


PENILAIAN RISIKO JATUH PASIEN ANAK RAWAT INAP
HUMPTY DUMPTY
Parameter
INSTITUT MANAJEMEN RISIKO KLINIS
Nama Pasien : Tanggal Lahir :
Kriteria
No RM :
Skor
Ruang Rawat
Skor ke 2 Skor ke 3 Skor ke 4 Skor ke 5
tgl ….. tgl …. Tgl ….. Tgl …..
Kurang dari 3 Thn 4
Umur 3 – 7 Thn 3
7 – 13 Thn 2
13 - 18 Thn 1
Laki-laki 2
Jenis Kelamin
Perempuan 1
Kelainan Neurologi 4
Gangguan Oksigenisasi (Gangguan pernafasan,
Diagnosis Dehidrasi, Anemia, Anoreksia, Sinkop, Sakit Kepala 3
dll)
Kelemahan fisik / Kelainan psikis 2
Diagnosis Lain 1
Tidak memahami keterbatasan 3
Gangguan Kognitif Lupa Keterbatasan 2
Orientasi terhadap kelemahan 1
Riwayat Jatuh dari tempat tidur saat bayi - anak 4
Pasien menggunakan alat bantu atau menggunakan
boks atau mebel 3
Faktor Lingkungan Pasien berada di tempat tidur 2
Pasien berada di luar area Ruang perawatan 1
Respon terhadap Kurang dari 24 jam 3
operasi/obat Kurang dari 48 jam 2
penenang/efek Lebih dari 48 jam 1
anestesi
Penggunaan obat sedative (kecuali pasien ICU yang
menggunakan sedasi dan paralisis), Hipnotik, 3
Penggunaan obat barbitural, phenothiazines, antidepresan,
laksatif/diuretik, narkotik / metadon
Salah satu obat diatas 2
Pengobatan Lain 1
TOTAL SKOR
Nama & paraf petugas yang melakukan penilaian
22/10/2022 arjaty/ JCI/IPSG/2013 24
INSTITUT MANAJEMEN RISIKO KLINIS
Tingkat risiko :

Skor 7-11: Risiko Rendah Untuk Jatuh

Skor ≥ 12: Risiko Tinggi Untuk Jatuh

Skor Minimal : 7

Skor Maksimal : 23

22/10/2022 arjaty/ JCI/IPSG/2013 25


INSTITUT MANAJEMEN RISIKO KLINIS

TERIMA KASIH

Arjaty Daud Channel arjaty_daud Arjaty

Anda mungkin juga menyukai