Anda di halaman 1dari 75

SASARAN KESELAMATAN PASIEN

(SKP)
MULYADI MUCHTIAR
CURICULUM VITAE
PENDIDIKAN
S1. FAK. KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS.
S2. KAJIAN ADMINISTRASI
RUMAH SAKIT. FKM
UNIVERSITAS INDONESIA
CURICULUM VITAE
MANAGEMENT RS PREMIER BINTARO, 2001 2017
DEWAN PENGAWAS RS PREMIER JATINEGARA, RS
PREMIER SURABAYA 2015 SEKARANG
TIM AKREDITASI JCI/KARS/HICMR/ISO RS PREMIER
BINTARO 2005-2017
....................................................................................
SURVEYOR KARS, AKREDITASI 2009.
KETUA PERSI DAERAH BANTEN 2012-2015, 2015-2018.
KOMPARTEMEN HUMAS DAN PR PERSI PUSAT 2015-
2018.
KETUA BIDANG HUBUNGAN ANTAR LEMBAGA FIAKSI
(FORUM IKATAN ALUMNI FAKULTAS KEDOKTERAN
INDONESIA), 2015-2018.
BIDANG ILMIAH DAN HUBUNGAN LUAR NEGERI
PERMAPKIN 2016-2019.
KETUA IKATAN ALUMNI FAK. KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS 2016-2020.
ENAM SASARAN KESELAMATAN PASIEN
Sasaran I : Ketepatan identifikasi pasien

Sasaran II : Peningkatan komunikasi yang efektif

Sasaran III : Peningkatan keamanan obat yang perlu


diwaspadai (high-alert)

Sasaran IV : Kepastian tepat-lokasi, tepat-


prosedur, tepat-pasien operasi
Sasaran V : Pengurangan risiko infeksi terkait
pelayanan kesehatan

Sasaran VI : Pengurangan risiko pasien jatuh


Salah hasil
lab

Apa yang mereka tidak


harapkan adalah seorang anak
yang kulitnya lebih gelap.
Setelah tes DNA menunjukkan
bahwa dokter di New York
Medical bagian Layanan
Pengobatan Reproduksi sengaja
menggunakan sperma orang
lain untuk membuahi telur
Nancy Andrews '.
Salah
tindakan
Ia menjalani terapi untuk
angiografi serebral. Sehari
setelah prosedur itu, ia keliru
menjalani studi
elektrofisiologinya invasif
jantung. Setelah menjalani
terapi angiografi, Joan
Morris dipindahkan ke lantai
lain daripada kembali ke tempat
tidur aslinya. Keesokan paginya
joan diambil untuk prosedur
jantung terbuka
SASARAN I : KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN
Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan
untuk memperbaiki / meningkatkan ketelitian
identifikasi pasien.
Keliru mengidentifikasi pasien :
1. Terjadi hampir di semua aspek diagnosis dan
pengobatan
2. Dalam keadaan : Kondisi yg
perlu
1. Pasien masih dibius perhatian
2. Pindah tempat tidur
3. Pindah kamar
4. Pindah lokasi di dalam rumah sakit
5. Pasien memiliki cacat indra

Tujuan sasaran ini dua hal:


1. Mengidentifikasi dengan benar
2. Mencocokkan layanan dengan individu tersebut.
PETUGAS HARUS MELAKUKAN
IDENTIFIKASI PASIEN SAAT:
Pemberian obat
Pemberian darah / produk darah
Pengambilan darah dan spesimen
lain untuk pemeriksaan klinis
Sebelum memberikan
pengobatan
Sebelum memberikan tindakan
Salah
memberi
obat

Salah
Salah identifikasi tindakan
Pasien Cedera
Citra buruk
Tuntutan
Salah
Tranfusi

Salah
hasil KETELITIAN IDENTIFIKASI
lab/PA DISEMUA LINI PELAYANAN
Salah
tranfusi

Setelah menerima jantung dan


paru-paru dari pasien yang
golongan darahnya tidak cocok
dengan miliknya. Dokter di Duke
University Medical Center gagal
untuk memeriksa kompatibilitas
sebelum operasi dimulai. .
CARA IDENTIFIKASI PASIEN
Kebijakan dan/atau prosedur, dua cara
untuk mengidentifikasi pasien:
nama pasien
nomor rekam medis
tanggal lahir
gelang identitas pasien dgn data diatas
Dilarang identifikasi dg nomor kamar pasien
atau lokasi
Proses kolaboratif digunakan untuk
mengembangkan kebijakan dan/atau
prosedur agar dapat memastikan semua
kemungkinan situasi dapat diidentifikasi
contoh: pasien koma tanpa identitas, pasien
jiwa,
GELANG PASIEN

Biru: Laki Laki


Pink: Perempuan
Merah: Alergi
Kuning: Risiko Jatuh

16
SAAT PEMASANGAN GELANG OLEH PETUGAS

Jelaskan manfaat gelang pasien


Jelaskan bahaya untuk pasien yang menolak,
melepas, menutupi gelang .dll
Minta pasien utuk mengingatkan petugas bila
akan melakukan tindakan atau memberi obat
tidak melihat gelang
SASARAN II : PENINGKATAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

Rumah sakit mengembangkan pendekatan


untuk meningkatkan efektivitas
komunikasi antar para pemberi layanan.
Komunikasi efektif akan mengurangi kesalahan
dan menghasilkan peningkatan Keselamatan
Pasien :
Komunikasi efektif
1. Tepat waktu
2. Akurat
3. Lengkap
4. Jelas
5. Dipahami oleh pihak-pihak terkait
Bentuk Komunikasi:
Elektronik
Lisan
tertulis
Komunikasi Yang Mudah Terjadi Kesalahan

Terjadi pada saat:


Perintah diberikan secara
lisan
Perintah diberikan melalui
telpon
Saat pelaporan kembali hasil
pemeriksaan kritis.
Perintah Lisan/Lewat Telepon

Write back
Read
Back/spelling
Reconfirm
SBAR
A Communication Technique for Today's Healthcare Professional

SBAR is a standardized way of communicating. It


promotes patient safety because it helps
individuals communicate with each other with a
shared set of expectations.
It improves efficiency and accuracy.
SBAR stands for:
Situation
Background
Assessment
Recommendation
SASARAN III :
PENINGKATAN KEAMANAN OBAT YANG PERLU DIWASPADAI
(HIGH-ALERT)
Obat yg Perlu diwaspadai : obat yang sering
menyebabkan KTD atau kejadian sentinel 1

Obat yg Perlu diwaspadai :


2 NORUM/ LASA.
2.
3.
3 Elektrolit konsenrat

Kesalahan bisa terjadi:


Secara tidak sengaja
Bila perawat tidak mendapatkan orientasi dengan
sebelum ditugaskan
Pada keadaan gawat darurat
PENINGKATAN KEAMANAN OBAT YANG PERLU
DIWASPADAI (HIGH-ALERT)

Rumah sakit
mengembangkan suatu
pendekatan untuk
memperbaiki keamanan
obat-obat yang perlu
diwaspadai (high-alert)
LASA (LOOK ALIKE SOUND ALIKE)
NORUM ( NAMA OBAT RUPA MIRIP)

hidraALAzine hidrOXYzine
ceREBYx ceLEBRex
vinBLASTine vinCRIStine
chlorproPAMIDE chlorproMAZINE

glipiZIde glYBURIde
dOXOrubicine
DAUNOrubicine

Tulis yang berbeda dengan huruf KAPITAL


hidraALAzine
ceREBYx hidrOXYzine
ceLEBRex
KCl Concentrated
Concentrated potassium chloride has been identified as a
highrisk medication by organizations in Australia, Canada,
and the United Kingdom of Great Britain and Northern
Ireland (UK) (1).
In the US, 10 patient deaths from misadministration of KCl
concentrated solution were reported to the Joint
Commission in just the first two years of its sentinel event
reporting programme: 19961997 (1).
In Canada, 23 incidents involving KCl mis-administration
occurred between 1993 and 1996 (2).
There are also reports of accidental death from the
inadvertent administration of concentrated saline solution
(3).
Elektrolit Konsentrat :
1. Kalium Klorida 2meq/Ml
Atau Yang Lebih Pekat
2. Kalium Fosfat, Natrium
Klorida Lebih Pekat Dari
0.9%
3. Magnesium Sulfat =50%
Atau Lebih Pekat
Langkah langkah
Cara untuk mengurangi atau mengeliminasi KTD:
Tingkatkan proses pengelolaan obat-obat yang perlu
diwaspadai
Pindahkan elektrolit konsentrat dari unit pelayanan pasien ke
farmasi.
RS punya Kebijakan dan/atau prosedur
Daftar obat-obat yang perlu diwaspadai berdasarkan data
yang ada di rumah sakit
identifikasi area mana saja yang membutuhkan elektrolit
konsentrat, seperti di IGD atau kamar operasi
pemberian label secara benar pada elektrolit
penyimpanannya di area tersebut, sehingga membatasi
akses untuk mencegah pemberian yang tidak disengaja /
kurang hati-hati.
SASARAN IV :
KEPASTIAN TEPAT-LOKASI, TEPAT-PROSEDUR,
TEPAT-PASIEN OPERASI
Salah sisi

Untuk ketiga kalinya pada


tahun yang sama, dokter
di Rumah Sakit Rhode
Island telah melakukan
operasi pada tempat yang
salah kepala pasiennya.
ahli bedah saraf di rumah
sakit ini memulai operasi
dengan pengeboran sisi
kanan kepala pasien,
meskipun CT scan
menunjukkan perdarahan
berada di sisi kiri,
Salah sisi

kasus diangkat testis kanan


sehat milik veteran Angkatan
Udara Benjamin
Houghton 47 tahun
Salah sisi
lagi !

Mungkin inilah kasus yang


paling dipublikasikan dari
kesalahan bedah dalam kurun
waktu belakangan ini, sebuah
Tampa (Florida),seorang ahli
bedah keliru mengamputasi
kaki pasiennya, Willie Raja 52
tahun
To err is
human

Seorang pasien di rawat


Taman Nicollet Methodist
Rumah Sakit untuk memiliki
salah satu ginjalnya dihapus
karena itu tumor yang
diyakini kanker. Dan setelah
operasi justru Sebaliknya,
dokter mengeluarkan ginjal
yang sehat
SASARAN IV :
KEPASTIAN TEPAT-LOKASI, TEPAT-PROSEDUR,
TEPAT-PASIEN OPERASI

Rumah sakit mengembangkan suatu


pendekatan untuk memastikan tepat-
lokasi, tepat-prosedur, dan tepat- pasien.
National Practitioner Data Bank; WSPE,
wrong-side/wrong site, wrong-procedure, and wrong-
patient adverse event
Penyebab: lokasi
prosedur
Pasien

1. Komunikasi Yang Tidak Efektif/Tidak Adekuat Antara


Anggota Tim Bedah
2. Kurang/Tidak Melibatkan Pasien Di Dalam Penandaan Lokasi
(Site Marking)
3. Tidak Ada Prosedur Untuk Verifikasi Lokasi Operasi
4. Asesmen Pasien Yang Tidak Adekuat
5. Penelaahan Ulang Catatan Medis Tidak Adekuat
6. Budaya Yang Tidak Mendukung Komunikasi Terbuka Antar
Anggota Tim Bedah
7. Resep Yang Tidak Terbaca (Illegible Handwriting)
8. Pemakaian Singkatan
Penandaan Lokasi Operasi

1. Penandaan dilakukan pada semua kasus termasuk sisi


(laterality), multipel struktur (jari tangan, jari kaki, lesi), atau
multipel level (tulang belakang)
2. Perlu melibatkan pasien
3. Tak mudah luntur terkena air.
4. Mudah dikenali
5. Digunakan secara konsisten di RS, dibuat oleh operator
/orang yang akan melakukan tindakan,
6. Dilaksanakan saat pasien terjaga dan sadar jika
memungkinkan, dan harus terlihat sampai saat akan disayat
Site marking
VERIFIKASI PRAOPERATIF :

1. Verifikasi lokasi, prosedur, dan pasien yang benar


2. Pastikan bahwa semua dokumen, foto, hasil pemeriksaan
yang relevan tersedia, diberi label dan dipampang dg baik
3. Verifikasi ketersediaan peralatan khusus dan/atau implant 2
implant yg dibutuhkan
4. Tahap Time out :
1. memungkinkan semua pertanyaan/kekeliruan diselesaikan
2. dilakukan di tempat tindakan, tepat sebelum dimulai,
3. melibatkan seluruh tim operasi
5. Pakai ceklis agar praktis
49
TIME OUT
SIGN OUT PROCESS

Setelah operasi alat


retraktor tinggal di
perut 13 inch.
ANTCIPATE
CRICATICAL EVENT

Dua bulan setelah operasi


bypass jantung
Dokter bedah jantung telah
melewati arteri yang salah.
Butuh waktu operasi darurat
untuk membersihkan
sumbatan yang mengancam
dapat membunuh pelawak 45
tahun dan ayah dua anak ini
Elemen Penilaian
Rumah sakit Kebijakan dan prosedur
1. Suatu tanda yang jelas dan dapat dimengerti untuk identifikasi
lokasi operasi dan melibatkan pasien di dalam proses penandaan.
2. Suatu checklist atau proses lain untuk memverifikasi saat
preoperasi tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien dan
semua dokumen serta peralatan yang diperlukan tersedia, tepat,
dan fungsional.
3. Tim operasi yang lengkap menerapkan dan mencatat prosedur
time-out , tepat sebelum dimulainya suatu prosedur / tindakan
pembedahan.
Dikembangkan untuk keseragaman proses untuk memastikan tepat
lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien, termasuk prosedur medis
dan tindakan pengobatan gigi / dental yang dilaksanakan di luar kamar
operasi.
SASARAN V :
PENGURANGAN RISIKO INFEKSI
TERKAIT PELAYANAN KESEHATAN
Standar SKP.V.
Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan
untuk mengurangi risiko infeksi yang terkait
pelayanan kesehatan.
Mempunyai proses kolaboratif untuk
mengembangkan kebijakan dan/atau prosedur
atau petunjuk hand hygiene yang sudah diterima
secara umum untuk implementasi petunjuk itu di
rumah sakit.
Maksud dan Tujuan
PPI (Pencegahan dan pengendalian infeksi ):
Tantangan Terbesar Dalam Yan Kes
Peningkatan Biaya Untuk Mengatasi Infeksi Yang
Terkait Yan Kes
Keprihatinan Besar Bagi Pasien Maupun Para
Profesional Pelayanan Kesehatan.
Infeksi dijumpai dalam semua bentuk yan kes
termasuk: UTI, blood stream infections dan VAP
Pokok pokok eliminasi : cuci tangan (hand
hygiene) yang tepat pakai Pedoman hand
hygiene dari WHO
WHO Guidelines On Hand Hygiene In Health Care.World Health Organization 2009
Acknowledgement : WHO World Alliance for Patient Safety 62
LANGKAH IMPLEMENTASI
NO KEGIATAN PIC WAKTU

1 BUAT PERENCANAAN STRATEGIS IMPLEMETASI HAND WASHING


SELAMA LIMA TAHUN BUAT/REVISI KEBIJAKAN DAN PROSEDUR
HAND WASH DAN HANDS RUB

2 PENYEDIAAN SARANA HAND WASH DAN HANDS RUB

3 SOSIALISASI KEBIJAKAN DAN STANDAR KEPADA STAF DAN


DOKTER TERKAIT

4 LOMBA CUCI TANGAN

5 BUAT JADWAL SURVEI KEPATUHAN THD SPO DAN


PELAKSANAAN

6 PRESENTASI HASIL SURVEI DILANJUTKAN SOSIALISASI SPO


SASARAN VI :
PENGURANGAN RISIKO PASIEN
JATUH
SASARAN VI : PENGURANGAN RISIKO PASIEN JATUH

Rumah sakit
mengembangkan suatu
pendekatan untuk
mengurangi risiko
pasien dari cedera
karena jatuh.
Morse, Janice M..Preventing Patient Falls. Establishing a Fall Intervention Program, 2 nd Ed. Springer Publishing Company, New
York. 2009.
Maksud dan Tujuan
Jumlah kasus jatuh cukup bermakna sebagai
penyebab cedera pasien rawat inap.
Rumah sakit perlu mengevaluasi risiko pasien jatuh
dan mengambil tindakan untuk mengurangi risiko
cedera bila sampai jatuh.
Evaluasi :
riwayat jatuh,
obat dan telaah terhadap konsumsi alkohol
gaya jalan dan keseimbangan
serta alat bantu berjalan yang digunakan oleh pasien.
Program tersebut harus diterapkan di rumah sakit.
Elemen Penilaian
RS menerapkan Kebijakan dan/atau prosedur :
1. Proses asesmen awal risiko pasien jatuh dan
melakukan asesmen ulang bila diindikasikan
terjadi perubahan kondisi atau pengobatan dll.
2. Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi
risiko jatuh bagi mereka yang pada hasil
asesmen dianggap berisiko jatuh
3. Langkah-langkah dimonitor hasilnya, baik
keberhasilan pengurangan cedera akibat jatuh
dan dampak dari kejadian tidak diharapkan
Langkah Pencegahan Pasien Risiko Jatuh

1. Anjurkan pasien meminta bantuan yang diperlukan


2. Memakai alas kaki anti slip
3. Sediakan kursi roda yang terkunci di samping tempat
tidur pasien
4. Jalur ke kamar kecil bebas dari hambatan dan terang
5. Lorong bebas hambatan
6. Alat bantu seperti walkers/tongkat dalam jangkauan
pasien
7. Pasang Bedside rel
8. Evaluasi kursi dan tinggi tempat tidur
Contoh Langkah Pencegahan Pasien Risiko Jatuh

9. Pertimbangkan efek puncak obat yang diresepkan yang


mempengaruhi tingkat kesadaran, dan gait
10. Perbaiki kondisi berpotensi tidak aman
11. Pasien berisiko jatuh dalam pengawasan saat di daerah
diagnostik atau terapi
12. Pasien yang diangkut dengan brandcard / tempat tidur, posisi
bedside rel dalam keadaan terpasang
13. Mendidik pasien dan / atau anggota keluarga mengenai rencana
perawatan untuk mencegah jatuh
14. Berkolaborasi dengan pasien atau keluarga untuk memberikan
bantuan yang dibutuhkan
LANGKAH IMPLEMENTASI
NO KEGIATAN PIC WAKTU

1 BUAT/REVISI KEBIJAKAN DAN PROSEDUR MENCEGAH PASIEN


JATUH

2 PENYEMPURNAAN SARANA PRASANA YANG AMAN DAN


PENYEDIAAN GELANG KUNING

3 SOSIALISASI KEBIJAKAN DAN SPO KEPADA STAF KEPERAWATAN

4 PELATIHAN MEMBUAT EVALUASI S PASIEN RISIKO JATUH DAN


LANGKAH PENCEGAHAN PASIEN JATUH

5 BUAT JADWAL SURVEI KEPATUHAN THD SPO DAN


PELAKSANAAN

6 PRESENTASI HASIL SURVEI DILANJUTKAN SOSIALISASI SPO


KESIMPULAN
Sekian Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai