Anda di halaman 1dari 83

◉ Komunikasi merupakan hal yang penting

dalam kehidupan sehari-hari. Komunikasi


yang baik sangat penting bagi efektivitas
kelompok atau organisasi apapun.
◉ Riset yang ada mengidentifikasikan bahwa
komunikasi yang buruk paling sering
dijadikan sumber-sumber konflik antar
personal.
Peraturan AKREDITASI
Perundang-undangan KARS

Regulasi

Implementasi
◉ Dokumen bukti ◉ Rekam Medis
◉ Observasi ◉ Dokumen
◉ Wawancara
Konfirmasi
◉ Simulasi
Regulasi

Implementasi

Dokumen Bukti
◉ Rekam Medis
◉ Dokumen non
rekam medis
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 269 TAHUN 2008
TENTANG
REKAM MEDIS

6
Rekam medis adalah berkas yang berisikan
catatan dan dokumen tentang:
v Identitas pasien
v Pemeriksaan
v Pengobatan
v Tindakan dan
v Pelayanan lain yang diberikan
kepada pasien

Dokumen bukti

7
Pelayanan lain yang diberikan kepada
pasien
◉ Form A dan B MPP
◉ Form pemberian edukasi
◉ Form pemberian informasi
◉ Form menolak anjuran medis
(MAM)
AKREDITASI KARS
ARS
veiK
ik sur
kn
Te

Tracking system
Telusur
9
AKREDITASI KARS

Standar
proses

RUMAH SAKIT
Telusur
10
Membangun sistem
Standar proses

Akreditasi

Tata Kelola Rumah Sakit

Telusur Tata Kelola Klinis


12
Komunikasi adalah
Sebuah proses penyampaian pikiran atau
informasi dari seseorang kepada orang lain
melalui suatu cara tertentu sehingga orang
lain tersebut mengerti betul apa yang
dimaksud oleh penyampai pikiran-pikiran atau
informasi

13
Pengiriman Pesan Secara Efektif
Johnson (1981)à 3 syarat ;
1. Kita harus mengusahakan agar pesan-pesan
yang kita kirimkan mudah dipahami
2. Pengirim harus memiliki kredibilitas di mata
penerima
3. Kita harus berusaha mendapatkan umpan
balik secara optimal tentang pengaruh
pesan terhadap diri penerima

14
Standar MKE 1
Rumah sakit berkomunikasi dengan masyarakat untuk memfasilitasi akses
masyarakat ke pelayanan di rumah sakit dan informasi tentang pelayanan yang
disediakan oleh rumah sakit.

Elemen Penilaian MKE 1


1. Terdapat regulasi tentang pedoman komunikasi efektif yang meliputi
komunikasi dengan masyarakat, dengan pasien dan keluarga, serta antarstaf
klinis. (R)
2. Terdapat bukti pelaksanaan komunikasi efektif antara rumah sakit dan
masyarakat. (D, W) (Lihat juga TKRS.3.2)
3. Terdapat bukti pelaksanaan komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga.
(D,W) (dahulu HPK 2.1; HPK 2.2; AP 4.1; APK 1.2; PP 2.4)
4. Terdapat bukti pelaksanaan komunikasi efektif antarstaf klinis. (D,W) (lihat
juga AP; PAP; SKP 2; TKRS 1.2)
Standar MKE 1.1
Strategi komunikasi dengan masyarakat, pasien, dan keluarga didasarkan pada pengenalan
populasi yang dilayani rumah sakit.

Elemen Penilaian MKE 1.1


1. Terdapat demografi populasi sebagai dasar strategi komunikasi dengan komunitas dan
populasi yang dilayani rumah sakit. (D,W).
2. Demografi sekurang-kurangnya dapat menggambarkan usia, etnis, agama, serta tingkat
pendidikan termasuk buta huruf dan bahasa yang dipergunakan antara lain hambatan
dalam berkomunikasi. (D,W)
3. Rumah sakit menyediakan informasi jenis pelayanan, waktu pelayanan, serta akses dan
proses untuk mendapatkan pelayanan. (D,W)
4. Rumah sakit menyediakan informasi kualitas pelayanan. (D,W)
KOMUNIKASI DI RS

KOMUNIKASI DENGAN
MASYARAKAT

KOMUNIKASI DENGAN PASIEN &


KELUARGA

KOMUNIKASI ANTAR STAF KLINIS

17
KOMUNIKASI DI RS

KOMUNIKASI DENGAN MASYARAKAT

18
KOMUNIKASI DENGAN PASIEN DAN
KELUARGA

KOMUNIKASI ANTAR PPA


DAN STAF KLINIS

19
KOMUNIKASI DALAM LINGKUP
PELAYANAN DAN ASUHAN PASIEN

KOMUNIKASI DENGAN PASIEN DAN


KELUARGA

20
KOMUNIKASI DALAM LINGKUP
ASUHAN PASIEN
WInEdIn
Wawancara

Informasi

Edukasi

Instruksi
21
PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI
NOMOR 25 TAHUN 2019
TENTANG
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI DI
LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

24
PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI
NOMOR 25 TAHUN 2019
TENTANG
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI DI LINGKUNGAN
KEMENTERIAN KESEHATAN

Manajemen Risiko adalah proses yang proaktif


dan kontinu meliputi identifikasi, analisis,
evaluasi, pengendalian, informasi komunikasi,
pemantauan, dan pelaporan risiko, termasuk
berbagai strategi yang dijalankan untuk
mengelola risiko dan potensinya.
Manajemen Risiko Terintegrasi adalah proses identifikasi,
analisis, evaluasi dan pengelolaan semua Risiko yang
potensial dan diterapkan terhadap semua
unit/bagian/program/kegiatan mulai dari penyusunan
rencana strategis, penyusunan dan pelaksanaan program
dan anggaran, pertanggungjawaban dan monitoring dan
evaluasi serta pelaporan.

Unit Pemilik Risiko adalah Satuan Kerja yang bertanggung


jawab melaksanakan Manajemen Risiko Terintegrasi.

Setiap Unit Kerja di RS


Manajer
RS
RISIKO
KOMUNIKASI
Unit Komite
PKRS Medis
RISIKO
KEKERASAN

Komite
Kepala
Keperaw
Unit
atan
MANAJEMEN

PPI PKRS

⏣ Pasien K3RS MEMBAHAS STAF KLINIS


⏣ Keluarga RISIKO
⏣ Pengunjung RS KOMUNIKASI
⏣ Staf RS
⏣ Masyarakat sekitar KOMITE
UNIT KERJA
MUTU

KOMITE
KOMITE
KEPERAWA
MEDIS
TAN
29
Risiko kekerasan (violence)

Pelatihan
Sadar Risiko menghadapi
risiko
Identifikasi Risiko

Analisis Risiko si
ika
o m un
K
alam
asien
Upaya Mengurangi Risiko siko D han P
ar Ri A su
t
Daf Dalam

Daftar Risiko

31
Teknik Root Cause Analysis (RCA) dalam
proses problem solving adalah sebuah teknik
yang dimaksudkan untuk membantu tim di area
kerja menemukan dan memahami penyebab
utama dari masalah yang ada, dengan tujuan
menghilangkan penyebab-penyebab tersebut
RCA muncul lagi di waktu mendatang sehingga bisa
dilakukan tindakan pencegahan.

Pengaduan Konflik Kekerasan


PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI
NOMOR 4 TAHUN 2018
TENTANG
KEWAJIBAN RUMAH SAKIT DAN KEWAJIBAN
PASIEN

33
Pasal 17

(5) Dalam rangka memenuhi hak Pasien


untuk menyampaikan keluhan atau
pengaduan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf f dan huruf r, setiap
Rumah Sakit wajib menyediakan unit
pelayanan pengaduan.
MUNGKIN…..
Akan ada SPO, untuk pemasangan atau pelepasan infus
pada pasien anak harus dilakukan perawat yang kompeten
dan berwenang disertai 1 perawat pendamping
!"#$#%&'#%(")()%&**+&,-. /#"0102 +342
5- 67)&2#80")1(&9#%9)%8& ? ?#80")1(&9#%9)%8A 5B /D
3#1#:)9)%&7)%&
5@ 3#1#:)9)%&7)%&3#1#")$)9)%&19); C /+
3#1#")$)9)%&19); 7)%&
.@ <#%)%8)%)%&3#3#2)1)%&7(&9#$<)9& B //
<#%)%8)%)%&3#3#2)1)%&7(&
3#2=)
9#$<)9&3#2=)-&>?@

E- ?0$): 1)3(9 I 5@ M039(&9#%9)%8 7);9)2&)2#)&F)%8& 5B /D


$#%8(7#%9(;(3)1( )2#)&F)%8& G#2<49#%1( 9#2=)7(%F) 3#3#2)1)% 7(& C /+
G#2<49#%1( 9#2=)7(%F) 9#$<)9 3#2=)
3#3#2)1)% 7(&9#$<)9 3#2=) .@ M039(&9#%9)%8 0<)F) 0%903 B //
7)%&$#")31)%)3)% 0<)F)H $#%802)%8( 2(1(34 9#21#G09
0<)F) 9#20302 0%903
D(:)9 <#")31)%))% )2#)&G#2(1(34 9#2=)7(
$#%802)%8( 2(1(34 9#21#G09-& K
3#3#2)1)% 7()9)1
>IJKJL@
L +9); 0%(9&<#")F)%)%
IGD

Pendaftaran

tempat kerja
kekerasan di
Rawat Inap
Risiko
Rawat Intensif

Kamar Jenazah

Petugas mobil
jenazah
MITIGASI RISIKO

◉ Siapkan materi tertulis


◉ Siapkan prosedur menghadapi
risiko kekerasan
◉ Laksanakan pelatihan
KOMUNIKASI DALAM LINGKUP
ASUHAN PASIEN
WInEdIn
Wawancara

Informasi

Edukasi

Instruksi
40
KOMUNIKASI DALAM LINGKUP
PELAYANAN DAN ASUHAN PASIEN

Wawancara

✿ Asesmen awal dan ulang (AP 1 AP 2)


✿ Asesmen edukasi (MKE 8)
✿ Pengaduan (TKRS 10 EP 5 dan HPK 3)

41
Rekam Medis

42
KOMUNIKASI DALAM LINGKUP
PELAYANAN DAN ASUHAN PASIEN

Informasi

✿ Penjelasan hasil asesmen, diagnosis dan


rencana asuhan (HPK 2.1, MKE 9)
✿ Informasi rencana asuhan (HPK 2.1 EP 3)
✿ Informasi untuk mendapatkan persetujuan
rujukan (ARK 5)
✿ Risiko menolak anjuran medis (ARK 4.4 HPK
2.3)

43
KOMUNIKASI DENGAN PASIEN
DAN KELUARGA

Edukasi

✿ Edukasi diet dan nutrisi (MKE 10)


✿ Edukasi penggunaan obat/insulin (MKE
10 EP 1)

44
SKENARIO EDUKASI

Komunikasi

Informasi
Materi Edukasi
tertulis Edukator
Terlatih
Verifikasi
45
Asesmen

Materi
Verifikasi
tertulis

Waktu
Bertanya
adekuat

Edukasi ETBH
!703)1( /#2<)70
M#242(#%9)1( N)1("
46
SOCO/ETBH
Langkah 1 Apa masalah yang akan dibahas? Pemberian insulin dengan benar
Langkah 2 Mengapa anda ingin fokus pada Pasien memerlukan pemberian insulin dengan cara yang benar
masalah ini dan mengapa ingin dan teratur
fokus sekarang?

Langkah 3 Siapa yang perlu mengubah Opsi 1: Pasien


perilaku mereka (audiens)? Opsi 2: Dukungan keluarga
Langkah 4 Perubahan apa yang ingin Anda Jika Opsi 1:
lihat pada audiens Anda sebagai Pasien paham perlunya penggunaan insulin dan dapat
hasil dari komunikasi Anda? memberikan insulin dengan disiplin dan benar.
(INiLAH SOCO/ETBH)
Jika Opsi 2:
Keluarga paham bahwa pasien membutuhkan insulin secara
teratur, sehingga mendukung konsistensi pemberiannya.

47
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR HK.01.07/MENKES/425/2020
TENTANG
STANDAR PROFESI PERAWAT

48
Area Kompetensi
Perawat
Subkategori Eliminasi Vokasi Profesi
128. Edukasi inkontinensia urine 4 4
129. Edukasi konstipasi 3 3
130. Edukasi latihan berkemih (bladder training) 3 4
131. Edukasi toilet training 3 4
132. Edukasi pengenalan tanda berkemih 4 4
133. Edukasi perawatan kateter urine 4 4
134. Edukasi perawatan stoma 2 2
135. Edukasi rangsangan berkemih 3 4
136. Edukasi tanda gejala infeksi saluran kemih 4 4
137. Edukasi terapi modalitas penguatan otot 4 4
panggul/berkemih
Subkategori Aktivitas dan istirahat Vokasi Profesi
168. Edukasi ambulasi 4 4
169. Edukasi aktivitas fisik 4 4
170. Edukasi latihan fisik (olah raga) 4 4
171. Edukasi pencegahan osteoporosis 3 4
172. Edukasi penggunaan alat bantu 3 4
173. Edukasi perawatan gips 4 4
Subkategori Neurosensori Vokasi Profesi
190. Edukasi kunjungan keluarga 4 4
191. Edukasi perawatan alat bantu dengar 2 3

196. Latihan memori 2 3


197. Latihan orientasi 4 4
Subkategori Reproduksi dan seksualitas Vokasi Profesi
232. Edukasi ASI eksklusif 3 3
233. Edukasi cara memenuhi kebutuhan seksual yang 1 2
sehat dan aman
234. Edukasi kebutuhan dasar ibu pascasalin 3 4
235. Edukasi keluarga 3 4
236. Edukasi kontrasepsi 2 3
237. Edukasi pencegahan perilaku seksual berisiko 2 4
238. Edukasi pendamping persalinan 3 3
239. Edukasi perawatan bayi baru lahir 3 4
240. Edukasi perawatan kehamilan 4 4
241. Edukasi perawatan perineum pascasalin 3 4
242. Edukasi persalinan 3 4
243. Edukasi tanda bahaya pascasalin 2 3
Subkategori Nyeri dan Keamanan Vokasi Profesi
309. Edukasi manajemen nyeri 3 4
310. Edukasi pemantauan nyeri secara mandiri 4 4
Subkategori Integritas ego Vokasi Profesi
336. Edukasi keterampilan koping 3 4
337. Edukasi keterampilan pencegahan kekambuhan 2 3
338. Edukasi metode modulasi pengalaman emosi 3 4
(misal. latihan asertif, teknik relaksasi, jurnal,
aktivitas penyaluran energi)
339. Edukasi pemantauan mood secara mandiri 3 4
340. Edukasi penanganan gangguan mood 3 4
341. Edukasi penanganan marah 4 4
342. Edukasi pengenalan pemicu gangguan mood 3 3
343. Edukasi perawatan demensia 4 4
344. Edukasi seklusi 3 4
345. Edukasi teknik distraksi 3 3
346. Edukasi teknik pencegahan ekspresi marah 4 4
maladaptif
347. Edukasi teknik pengontrolan halusinasi 3 3
336. Edukasi keterampilan koping 3 4
337. Edukasi keterampilan pencegahan kekambuhan 2 3
Subkategori Pertumbuhan dan perkembangan Vokasi Profesi
409. Edukasi resistensi antimikroba pada anak 3 4
410. Edukasi cara perawatan bayi/anak di rumah 3 4
411. Edukasi deteksi dini HIV/AIDS pada bayi/anak 3 4
409. Edukasi resistensi antimikroba pada anak 3 4
410. Edukasi cara perawatan bayi/anak di rumah 3 4
411. Edukasi deteksi dini HIV/AIDS pada bayi/anak 3 4
409. Edukasi resistensi antimikroba pada anak 3 4
410. Edukasi cara perawatan bayi/anak di rumah 3 4
411. Edukasi deteksi dini HIV/AIDS pada bayi/anak 3 4
409. Edukasi resistensi antimikroba pada anak 3 4
410. Edukasi cara perawatan bayi/anak di rumah 3 4
411. Edukasi deteksi dini HIV/AIDS pada bayi/anak 3 4
409. Edukasi resistensi antimikroba pada anak 3 4
410. Edukasi cara perawatan bayi/anak di rumah 3 4
Subkategori Kebersihan diri Vokasi Profesi
440. Edukasi perawatan diri 4 4
441. Edukasi perawatan gigi palsu 4 4
442. Edukasi perawatan kaki 4 4
443. Edukasi perawatan mulut 4 4

Subkategori Penyuluhan dan pembelajaran


452. Edukasi program pengobatan 3 4
453. Edukasi program perawatan 3 4
454. Edukasi prosedur/tindakan 3 4

Subkategori Interaksi sosial


461. Edukasi komunikasi efektif 3 4
462. Edukasi parenting 3 4
Subkategori Keamanan dan proteksi Vokasi Profesi
478. Edukasi efek samping obat 3 3
479. Edukasi pencegahan infeksi 3 4
480. Edukasi imunisasi/vaksin 3 4
481. Edukasi pencegahan jatuh 3 4
482. Edukasi pencegahan luka tekan 3 4
483. Edukasi penggunaan obat topikal 4 4
484. Edukasi perawatan kemoterapi 3 4
485. Edukasi perawatan kulit 4 4
486. Edukasi preoperatif 3 4
487. Edukasi therapy skin to skin 4 4
Manajer
RS

Unit Komite
PKRS Medis
MATERI

Komite
Kepala
Keperaw
Unit
atan
Standar MKE 7
Profesional pemberi asuhan (PPA) yang memberikan edukasi harus mampu
memberikan edukasi secara efektif.

Elemen Penilaian MKE 7


1. Profesional pemberi asuhan sudah terampil melakukan komunikasi
efektif. (D,W)
2. Profesional pemberi asuhan memiliki pengetahuan yang cukup tentang
materi yang diberikan. (W)
KOMUNIKASI DALAM LINGKUP
PELAYANAN DAN ASUHAN PASIEN

Instruksi

✿ Manajemen nyeri (MKE 10 EP 4)


✿ Waktu kontrol (ARK 4.2 MIRM 15)
✿ Ringkasan pulang (ARK 4.2 MIRM 15)

61
RINGKASAN PULANG
❆Integrasi catatan medis dan keperawatan
❆Instruksi medis dan keperawatan
❆Bila diperlukan, rujukan untuk edukasi ke
layanan primer/komunitas

62
PMK 001/2012 ASI
ORM
PenjelasanN
I F
dan
persetujuan

Setuju Menolak (MAM)

63
KOMUNIKASI ANTAR STAF KLINIS
Pengumpulan
Asesmen • Dokter data klinis
awal • Perawat Analisis data -->
Dx dan masalah
Diintegrasikan

Rencana
Pelayanan fokus pasien: MULTI PROFESI - ASUHAN asuhan

66
Pengumpulan
Asesmen • Dokter data klinis
awal • Perawat Analisis data -->
Dx dan masalah
Diintegrasikan

Rencana
Pelayanan fokus pasien: MULTI PROFESI - ASUHAN asuhan

67
RISIKO MITIGASI

Salah dengar Konfirmasi


Salah ucap Konfirmasi
RISIKO MITIGASI

Salah baca Konfirmasi


Salah tulis Konfirmasi
Standar SKP.2
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk melaksanakan proses meningkatkan
efektivitas komunikasi verbal dan atau komunikasi melalui telpon antar-PPA.

Elemen Penilaian SKP.2


1. Ada regulasi tentang komunikasi efektif antarprofesional pemberi asuhan. (lihat
juga TKRS 3.2). (R)
2. Ada bukti pelatihan komunikasi efektif antarprofesional pemberi asuhan. (D,W)
3. Pesan secara verbal atau verbal lewat telpon ditulis lengkap, dibaca ulang oleh
penerima pesan, dan dikonfirmasi oleh pemberi pesan. (lihat juga AP 5.3.1 di
maksud dan tujuan). (D,W,S)
4. Penyampaian hasil pemeriksaaan diagnostik secara verbal ditulis lengkap, dibaca
ulang, dan dikonfirmasi oleh pemberi pesan secara lengkap. (D,W,S)
Standar SKP.2.2
Rumah sakit menetapkan dan melakanakan proses komunikasi “serah terima” (hand
over).

Elemen Penilaian SKP.2.2


1. Ada bukti catatan tentang hal-hal kritikal dikomunikasikan di antara profesional
pemberi asuhan pada waktu dilakukan serah terima pasien (hand over). (lihat juga
MKE 5). (D,W)
2. Formulir, alat, dan metode ditetapkan untuk mendukung proses serah terima
pasien (hand over) bila mungkin melibatkan pasien. (D,W)
3. Ada bukti dilakukan evaluasi tentang catatan komunikasi yang terjadi waktu serah
terima pasien (hand over) untuk memperbaiki proses. (D,W)
Institute of Medicine (IOM) melaporkan bahwa
"serah terima pasien yang tidak memadai sering
sebagai kegagalan pertama dalam keselamatan
pasien" (Hughes, 2008).
◉ Serah terima pasien antar shif
◉ Serah terima pasien antar unit
keperawatan
◉ Serah terima pasien antara unit
perawatan dengan unit
pemeriksaan diagnostik
◉ Serah terima pasien antar fasilitas
kesehatan
◉ Para staf klinis, terutama PPA, harus menyadari
dan memahami adanya risiko kesalahan dalam
berkomunikasi
◉ Kesalahpahaman komunikasi dalam asuhan
pasien sangat berisiko menimbulkan terjadinya
insiden keselamatan pasien
◉ Untuk mengurangi risiko dalam komunikasi antar
staf klinis, harus dilakukan pelatihan komunikasi
Hal-hal yang perlu diperhatikan penyebab
kesalahan dalam komunikasi

✿ Informasi yang Tidak Jelas atau Bias


✿ Ketidakmampuan Menggunakan Bahasa Tubuh
✿ Kesulitan Menyusun Kata-kata
✿ Keterbatasan Dalam Menyusun Kalimat
✿ Kesulitan Dalam Berbicara
✿ Tidak Tepat Dalam Menggunakan Bahasa
Agar dapat terwujud staf RS yang perduli pada
program keselamatan
✿ Jadikan materi orientasi
✿ Laksanakan pelatihan secara berkesinambungan
✿ Ciptakan sadar keselamatan mulai pada jajaran manajemen
termasuk Pemilik RS
✿ Jadikan upaya keselamatan menjadi rencana kerja RS yang
kerkesinambungan dan selalu dilakukan evaluasi

Anda mungkin juga menyukai