Anda di halaman 1dari 29

KOMUNIKASI EFEKTIF

Oleh :
Harmoko
PP 1 Umum RS Hermina Ciruas
Tak Kenal maka Tak Sayang...

Harmoko
Jakarta
moccoppumum@gmail.com

Mobile Phone
081906194704
PENDAHULUAN
AKREDITASI RUMAH SAKIT
JCI (IPSG) dan SNARS Edisi 1 (SKP)
Sasaran Keselamatan Pasien 2

 Salah satu sasaran


keselamatan pasien
(Patient Safety)
 Patient Safety sebagai
prinsip mendasar dalam
memberikan pelayanan
untuk meningkatkan
pelayanan rumah sakit
yang berkualitas
Cont .............

 Sebagai sistem untuk membuat pasien


aman terhadap kejadian cedera yang
disebabkan oleh kesalahan yang tidak
diharapkan terjadi
 Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) di
rumah sakit disebabkan karena masalah
komunikasi dalam pelayanan
Umpan balik Ya, saya mengerti
O… dia mengerti

Decoding

Encoding
KOMUNIKATOR PESAN SALURAN KOMUNIKAN

Gangguan
Menghindari komunikasi infektif
Komunikasi Efektif (SNARS Edisi 1)

Komunikasi dianggap efektif BILA TEPAT WAKTU,


AKURAT, tidak bermakna Ambigous dan diterima
oleh penerima informasi yang bertujuan
mengurangi kesalahan dan meningkatkan
keselamatan pasien.
Cont ......

 Proses komunikasi efektif adalah pesan


diterima dan dimengerti
 Pesan ditindaklanjuti dengan sebuah
perbuatan oleh penerimaan pesan dan
tidak ada hambatan untuk hal itu
Tata Cara Komunikasi Efektif
 Perkenalkan diri, nama  Persiapkan pasien
dan status profesional sebelum melakukan
dan pakai tanda prosedur, terutama yang
pengenal (name tag) dapat menyebabkan
 Panggil pasien dengan ketidaknyamanan
namanya  Berkomunikasi dengan
 Jaga privacy, pasien dengan cara
kerahasiaan dan menunjukkan keinginan
kesopanan pasien untuk mendengarkan,
memahami dan
membantu
Komunikasi Efektif
Kepada Pasien - Keluarga
Saat penerimaan
(Admission)
 Informasi hak dan  Tanyakan, apakah
kewajiban pasien pasien perlu bantuan
 Menggunakan bahasa mengisi formulir ?
yang mudah dipahami
 Mengenali kebutuhan
pasien
Komunikasi Efektif
Selama Proses Asesmen

 Identifikasi dan atasi kebutuhan komunikasi


pasien selama asesmen
 Memulai proses asesmen dengan pengenalan
 Mendukung kemampuan pasien untuk
memahami informasi kesehatan yang diberikan
 Mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan
mobilitas pasien selama asesmen
Komunikasi Efektif
Selama Perawatan

 Bantu kebutuhan pasien selama perawatan


 Pantau dan menginformasikan perubahan status pasien
 Libatkan pasien dan keluarga dalam proses perawatan
 Lakukan proses persetujuan informasi dan pendidikan
pasien
 Bantu kebutuhan mobilitas pasien selama perawatan
 Identifikasi budaya, agama, atau spiritual keyakinan
pasien pada akhir kehidupan
 Pastikan pasien memilih akses support system yang
dipilihnya
Komunikasi Efektif
Saat Pemulangan dan Pemindahan

 Komunikasikan alamat pasien selama proses pemulangan


atau transfer
 Libatkan pasien dan keluarga dalam proses pemulangan
dan perpindahan dalam perencanaan dan instruksi
 Memberikan instruksi pemulangan yang memenuhi
kebutuhan pasien
 Mengidentifikasi tindak lanjut penyedia yang dapat
memenuhi kebutuhan pasien yang unik
Komunikasi Efektif
Antar Pemberi Layanan
 Rumah Sakit harus mengembangkan pendekatan untuk
meningkatkan komunikasi efektif antar pemberi pelayanan
 Komunikasi efektif harus tepat waktu, akurat, lengkap,
jelas dan dipahami oleh penerima, termasuk komunikasi
saat ada perintah lisan.
 Proses komunikasi efektif untuk perintah LISAN antar
pemberi layanan adalah :
 pemberi pesan secara lisan, setelah itu di-CA-tat
 Isi pesan di-BA-cakan kembali (Read Back)
 Penerima pesan meng-Konfirmasi isi pesan
 CABAK
READ BACK
 Pesan secara verbal melalui telepon ditulis lengkap
dibaca ulang oleh yang menerima pesan dan
dikonfirmasi oleh pemberi pesan.
 Konfirmasi dilakukan dalam waktu 1x24 jam.
 Setiap order secara lisan atau melalui telepon atau
melaporkan hasil-hasil pemeriksaan dengan nilai
KRITIS, maka yang yang memberikan order harus
memverifikasi kelengkapan order tersebut dengan
meminta pada penerima order untuk membacakan
kembali atau “Read Back” kelengkapan order tersebut.
Singkatan tidak Baku
Singkatan Tidak Baku Singkatan Baku
 PCT = Paracetamol  PCT = Procalsitonin
Look Alike- Sound Alike (LASA)
Nama dan Rupa Obat Mirip (NORUM)
Kode Alfabet Internasional
Komunikasi Saat Mendapat
Instruksi Via Telepon
 Instruksi Verbal melalui telepon dilakukan apabila
DPJP tidak berada di lingkungan RS atau tidak dapat
menemui pasien dalam waktu 30 menit
 Tenaga kesehatan yang menerima pesan verbal
melalui telepon menerapkan sistem CABAK (CAta,
BAca kembali, dan Konfirmasi), dan dokumentasikan
di CPPT
 Dokter pemberi intruksi harus melakukan verifikasi
dengan menandatangani catatan pasien yang ditulis
penerima instruksi dalam kotak stempel CABAK
sebagai tanda persetujuan dalam waktu 1x24 jam
Komunikasi antar petugas
 Komunikasi verbal dengan CABAK
 Melaporkan kondisi pasien dengan
SBAR (Situation-Background-
Assesment-Recommendation)
 Tulisan dapat dibaca
 Adanya daftar singkatan
 Bila perlu dieja (menggunakan
kode alfabet Internasional)
SBAR
Situation (S) : bagaimana situasi yg akan dilaporkan?
 Sebutkan nama anda dan unit

 Sebutkan identitas pasien dengan tepat

 Sebutkan masalah pasien tersebut (misalnya sesak nafas, nyeri


dada, dll)
Background (B) : Apa latar belakang informasi klinis yg
berhubungan dengan situasi ?
 Sebutkan diagnosis dan data klinis pasien sesuai kebutuhan

 Status kardiovaskuler (nyeri dada, TD, EKG,dsb)

 Status respirasi (RR, SpO2, AGD, dsb)

 Hasil laboratorium dan penunjang lainnya


SBAR
Assesment (A) : berbagai hasil penilaian klinis perawat
 Sebutkan problem pasien tersebut
 Problem kardiologi

 Problem Respirasi

Recommendation (R) : Saya meminta dokter untuk ...


 Memindahkan pasien ke ICU

 Segera datang melihat pasien

 Konsultasi ke dokter lain

 Pemeriksaan lab (AGD) /EKG / rontgen thoraks

 Penambahan terapi

 Pemberian oksigen, nebuliser/inhalasi


Kesimpulan

 Sasaran Keselamatan Pasien mendorong


RS untuk melakukan perbaikan spesifik
dalam keselamatan pasien melalui
perbaikan sistem
 Komunikasi efektif sangat penting dalam
Patient Safety, hubungan terapeutik
dengan pasien dan menunjukkan sikap
profesionalisme
Skenario 1

 Pasien B (35 tahun), post laparatomy 1


hari yang lalu, dirawat di ICU Bed 2, TD
110/71 mmHg, Nadi 128 x/menit, RR 30
x/menit dengan Oksigen nasal kanul 5
lpm, akral dingin, kulit mottled, lembab,
CRT > 2 detik, laktat meningkat, Asidosis
metabolik, Diuresis 0,2 cc/kgBB/jam, Hb
8,2 g/dl
 Bagaimana anda melaporkan dengan
SBAR ?
Skenario 2

 Pasien Tn. A (44 th) masuk ICU 2 hari


yang lalu dengan gagal nafas tipe 2 pada
kasus pasca bedah torakotomy dan
langsung dilakukan intubasi, Ventilator
SIMV 8 x/menit, FiO2 60%. Hari ketiga
dilakukan pemeriksaan AGD terjadi
perbaikan pH 7,36 / PaCO2 44 / PaO2 90
/ Sat.O2 99 % / Hb 12 g/dl, TTV dbn.
 Bagaimana anda melaporkan dengan
SBAR ?
Skenario 3

 Pasien An. A (5 th) dengan DHF panas


hari ke-4. Hasil laboratorium HR 1
(trombosit 85.000 turun dari 135.000).
Pasien belum BAK 24 jam, pasien tidak
mau minum, tampak lemas, TTV nadi
cepat 120 x/menit, suhu 36’C, RR 28
x/menit.
 Bagaimana anda melaporkan dengan
SBAR ?

Anda mungkin juga menyukai