Anda di halaman 1dari 5

TUGAS MANAGEMEN KASUS PENYAKIT MENULAR

BERPOTENSI KLB DAN WABAH

Kelompok TGC 3
1. Karolina, Am. Kep
2. Kasdira Wani, Am. Kep
3. Efrita Herliyanti, S. Kep. Ners
4. Evi Filianti, S. Am. Kep
5. Dr. Weni Sumartini
6. Melly Ayu Destriana, AMAK
7. Deka Yusrika, Am. Kep
8. Ike Anggraini, Am. Kep
9. Anggun Astiani, Am. Keb
10. Sella Aprinati, Amd, Kep
1. laksana dan pemantauan harian kasus yang sedang isolasi dirumah dan
fasilitas khusus
Isolasi di Rumah Fasilitas Khusus

Definisi Proses isolasi yang Fasilitas isolasi berbasis


dilakukan secara mandiri di komunitas disiapkan untuk
rumah atau tempat yang orang yang tidak mungkin
tidak dikelola oleh menyelenggarakan upaya
pemerintah dengan tetap isolasi di rumah sendiri baik di
mengikuti arahan dari gedung permanen atau non
petugas setempat permanen
Sasaran  Suspek : Orang yang  Suspek : Orang yang
dinyatakan gejala dan dinyatakan gejala dan klinis
klinis Difteri Difteri
 Probable : orang dengan  Probable : orang dengan
gejala dan klinis difteri gejala dan klinis difteri
dengan salah satu : dengan salah satu :
 Pernah kontak  Pernah kontak dengan
dengan kasus kasus
 Imunisasi tidak  Imunisasi tidak lengkap,
lengkap, termasuk termasuk belum
belum dilakukan dilakukan booster
booster  Berada didaerah
 Berada didaerah endemis difteri
endemis difteri  Stridor, bullneck
 Stridor, bullneck  Pendarahan submukosa
 Pendarahan atau ptechiae pada kulit
submukosa atau  Gagal jantung toxic,
ptechiae pada kulit gagal ginjal akut
 Gagal jantung toxic,  Myocarditis 
gagal ginjal akut  Meninggal
 Myocarditis
 Meninggal 

Jenis Semua kasus difteri dirujuk  Pemberian ADS dan


Intervensi ke rumah sakit dan dirawat antibiotik tanpa perlu
diruang isolasi konfirmasi Lab Kultur
 Terapi Antibiotik Penicilin
Procaine IM 25.000-50.000
U/IkBB selama 14 hari atau
eritromisis oral atau injeksi
diberikan 40 mg/KgBB/hari
interval 6 jam selama 14 hari
 Kortikosteroid dapat diberikan
kepada penderita dengan
gejala obstruksi saluran nafas
bagian atas, dan bila terdapat
penyulit miokarditis diberikan
prednison 2 mg/KgBB selama
2 minggu kemudian
diturunkan bertahap.

Lama Isolasi Semua Kasus difteri dirujuk  Dirawat selama 2-3 minggu
kerumah sakit dan diisolasi  evaluasi swab tenggorok
di rumah sakit dan dirawat setelah 2 minggu pemberian
selama 2-3 minggu antibiotik. Jika hasil negatif 2
x berturut-turut dalam
rentang waktu 24 jam
Ketersediaan - Ketersediaan Masker 
Privasi / -  Ditempatkan dalam ruang
Tempat isolasi single room, tidak
Tidur perlu ruangan dengan
tekanan negatif
 Yang mendampingi harus
menggunakan masker
bedah dan gaun serta
melakukan kebersihn
tangan

2. Tatalaksana kontak erat kasus yang dilakukan karantina rumah dan


fasilitas khusus
Karantina di Rumah Fasilitas Khusus
Definisi Proses karantina yang Fasilitas karantina berbasis
dilakukan secara mandiri komunitas disiapkan untuk orang
di rumah atau tempat yang tidak mungkin
yang tidak dikelola oleh menyelenggarakan upaya
pemerintah dengan tetap karantina di rumah sendiri baik di
mengikuti arahan dari gedung permanen atau non
petugas setempat permanen
Sasaran a. Siapapun yang kontak erat dengan kasus, dalam 7 hari
terakhir dianggap berisiko tertular.
b. Kontak erat penderita dan karier meliputi :
• Anggota keluarga serumah 
• Teman, kerabat, pengasuh yang secara teratur
mengunjungi rumah 
• Kontak cium / seksual 
• Teman di sekolah, teman les, teman mengaji, teman
sekerja
c. Kasus carrier adalah orang yang tidak menunjukkan
gejala klinis, tetapi hasil pemeriksaan laboratorium
menunjukkan positif difteri
Jenis 1. Monitoring timbulnya gejala sampai 10 hari yang akan
Intervensi datang
2. Diberikan antibiotik profilaksis (Erithromycin 50mg/KgBB
per hari dibagi dalam 4 kali pemberian) selama 7 hari
3. Pengawas Minum Obat (PMO) selama periode pemberian
obat
4. Semua kontak erat harus diperiksaadanya gejala difteri
serta diawasi selama 7 hari sejak kontak dengan kasus.
Dilakukan pemeriksaan labor, jika masih positif,
pemberian profilaksis dilanjutkan selama 7 hari
5. Karier : Pemeriksaan dengan kultur diulangi setelah 1
minggu selesai pemberian Erytromisin 40-50
mg/kgBB/hari setiap 6 jam selama 7-10 hari maks 1
gram/hari. Bila orang tersebut tetap positive setelah
pengobatan selama 1 minggu maka harus dilakukan
tambahan pengobatan ulang selama 1 minggu lagi dan
seterusnya diambil swab untuk kultur ulang.
Lama
Selama 7-10 hari
Karantina
Ketersediaan Ketersediaan masker medis minimal untuk 10 hari (2-3
masker per hari)
Privasi / Kamar tidur terpisah Jika tidak memungkinkan kamar
Tempat dengan penghuni lainnya tidur terpisah, maka jarak antar
Tidur tempat tidur minimal 2 meter dan
pemisahan ruangan untuk pria
dan wanita.

3. Tahapan Sistem Rujukan Pasien Difteri


1. Pasien Difetri yang akan dirujuk harus dilengkapi dengan data pasien
difetri yang lengkap yang meliputi identitas, gejala penyakit difteri dan
riwayat perjalanan penyakitnya
2. Fasyankes yang akan merujuk pasien difteri terlebih dahulu meminta
persetujuan atau informed consent, mengemukakan alasan dirujuk
kepada penderita penyakit difteri dan keluarga . surat persetujuan atau
informed consent disertakan Bersama surat rujukan.
3. Dr. yng merujuk pasien difetri berkomunikasi dengan dokter di RS
Rujukan yang dituju dalam hal : kondisi klinis penderita difetri, alas an
merujuk, kelayakan kirim/ transportable ( sudah terpasang infus,
oksigen ) dan kondisi alat transportasi yang digunakan. Disini bias
menggunakan call senter SPGDT bila daerah tersebut sudah mempunyai
system tersebut atau koordinasi dengan rs. Yang dituju
4. Dalam merujuk perlu dilampirkan fotocopy dokumen medik penderita,
termasuk hasil- hasil peneriksaan penunjang yang telah dilakukan
5. Petugas pengantar penderita termasuk pengemudi harus menggunakan
apd sesuai dengan jumlah jenis penyakit penderita. Apd dilepaskan di RS.
Rujukan, ditempatkan di kantong khusus untuk alat- alat infeksius dan
segera dimasukan kedalam incinerator.
Evakuasi penderita Difteri
Perlu memperhatikan alat transportasi yang akan digunakan serta jalur
mobilisasi dari tempat merujuk ke alat transportasi dan dari alat
transportasi ke ruang isolasi di RS. Rujukan hal ini sangat penting
mengingat kasus yang akan di evakuasi dapat berpotensi menyebarkan
agen penyakit di sepanjang perjalanan evakuasi bila kondisi tersebut tidak
diperhatikan dan tentu akan sangat merugikan lingkungan yang akan
dilalui.

Alat Transportasi penderita


- Disarankan menggunakan ambulance gawat darurat atau mobil
pusling yang dilengkapi dengan minimal tabung oksigen yang
dilengkapi perlatan yang mendukung seperti pulse oksimetri,
emergency kit, radio komunikasi
- Selama proses merujuk penderita didampingi oleh dokter atau
perawat yang berkompeten
- Prosedur desinfeksi kendaraan setelah merujuk penderita difteri :
kendaraan dibersihkan dengan alat pembersih kuman, tutup selama
10 menit, cuci dengan air atau lap basah, jemur atau lap kering
- Untuk pintu masuk nya di igd adalah melalui pintu masuk yang
berbeeda dari jalur penderita umum lain nya untuk kemudian
langsung di bawa ke ruang isolasi dengan siminimal mungkin kontak
dengan penderita lain nya.

Anda mungkin juga menyukai