PE
D
KESELAMATAN PASIEN DI
PUSKESMAS
(Patient Safety)
Pemeriksa /
No Tgl Keterangan Paraf
Pengesahan
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan bimbingan dan petunjuk kepada kita semua sehingga kami
berhasil menyusun buku Pedoman Keselamatan Pasien (Pasien Safety) di
UPTD Puskesmas Bukit Lamando.
Puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama dituntut
agar dapat memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, akuntabel dan
transparan kepada masyarakat, khususnya mendapatkan jaminan keselamatan
bagi pasien. Untuk itu perlu ditingkatkan pelayanannya khususnya dalam
keselamatan pasien di Puskesmas.
Disamping pedoman keselamatan pasien ini digunakan bagi seluruh
petugas, buku ini juga sangat penting bagi pasien, keluarga pasien, orang yang
berkunjung, dan lingkungan Puskesmas.
Kami menyadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kami
sangat berharap atas saran dan masukannya untuk pembenahan kedepannya.
Semoga buku ini bermanfaat bagi kita semua dalam upaya Keselamatan pasie
di UPTD Puskesmas Bukit Lamando.
Rongi, 2022
Tim Penyusun
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
A. Latar Belakang............................................................................ 1
B. Tujuan Pedoman......................................................................... 1
C. Sasaran Pedoman...................................................................... 1
D. Ruang lingkup Pedoman............................................................. 1
E. Batasan Operasional.................................................................. 2
F. Landasan Hukum........................................................................ 2
A. Standar Fasilitas......................................................................... 4
BAB V LOGISTIK.............................................................................................. 11
BAB IX PENUTUP.............................................................................................. 15
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keselamatan (safety) telah menjadi isu global. Ada lima isu penting
yang terkait dengan keselamatan (safety) yaitu : keselamatan pasien
(patien safety) keselamatan pekerja atau petugas kesehatan, keselamatan
bangunan dan peralatan di puskesmas yang bias berdampak terhadap
keselamatan pasien dan petugas, keselamatan lingkungan (green
productivity) yang berdampak terhadap pencemaran lingkungan dan
keselamatan “bisnis” yang terkait dengan kelangsungan hidup
puskesmas. Kelima aspek keselamatan tersebut sangatlah penting untuk
dilaksanakan. Namunharus diakui kegiatan-kegiatan institusi kesehatan
dapat berjalan apabila ada pasien. Karena itu keselamatan pasien
merupakan prioritas utama untuk dilaksanakan dan hal tersebut terkait
dengan isu mutu dan citra puskesmas. Harus diakui, pelayanan kesehatan
pada dasarnya adalah untuk menyelamatkan pasien sesuai dengan yang
diucapkan hipocrates kira- kira 2400 tahun yang lalu yaitu primum, non
nocere (first, do no harm).
Namun diakui dengan semakin berkembangnya ilmu dan teknologi
pelayanan kesehatan menjadi semakin kompeks dan berpotensi
terjadinya kejadian tidak diharapkan-KTD (Adverse event) apabila tidak
dilakukan dengan hati-hati. Dipuskesmas terdapat ratusan macam
obat,ratusan tes dan prosedur, banyak alat dengan
tehnologinya,bermacam jenis tenaga profesi dan non profesi yang siap
memberikan pelayanan pasien 24 jam terus menerus.keragaman dan
kerutinan pelayanan tersebut apabila tidak dikelola dengan baik dapat
terjadi KTD. Mengingat keselamatan pasien sudah menjadi tuntutan
masyarakat maka pelaksanaan program keselamatan pasien tersebut.
B. Tujuan Pedoman
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien dipuskesmas
2. Meningkatnya akuntabilitas Puskesmas terhadap pasien dan
masyarakat
3. Menurunnya Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) di Puskesmas
4. Terlaksanakan program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulanggan kejadian tidak diharapkan
D. Batasan Operasional
Keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu system dimana
puskesmas membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut
meliputi : assesment risiko,identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan resiko pasien,pelaporan dan analisis
insiden,kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko. Sistem
1
tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan
oleh kesalahan akibat melaksakan suatau tindakan atau tdak melakukan
tindakan yang seharusnya dilakukan.
E. Landasan Hukum
Undang-Undang Kesehatan No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
Peraturan Menteri Kesehatan No. 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan
Pasien
Peraturan Menteri Kesehatan No. 43 Tahun 2019 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat
2
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. Distribusi Ketenagaan
Pada setiap hari jam kerja 08:00-14:00 Wib, kecuali hari jumat jam
08.00-11.30 Wib didistribusikan ketenagaan adalah sebagai berikut:
1. Pendaftaran : 1 Petugas
2. Poli Umum : 1 dokter umum, 2 perawat
3. Poli Ibu : 1 bidan
4. Gizi : 1 petugas
5. UGD : 2 perawat
6. Imunisasi : 1 petugas
7. Laboratorium : 1 analis
8. Farmasi : 2 petugas
9. MTBS : 1 bidan
10. Promkes : 1 Orang
11. Kesling : 1 Orang
12. P2P : 2 Orang
Jadwal kegiatan:
1. Pengaturan jadwal jaga dokter, perawat dan bidan dibuat bersama-
sama dan dipertanggung jawabkan oleh koordinator klinis,
koordinator bidan dan koordinator perawat.
2. Jadwal dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan didistribusikan
pada akhir bulan sebelum pelaksanaan jadwal.
3. Untuk tenaga dokter,bidan maupun perawat yang membuat
keperluan penting pada hari tertentu,maka petugas tersebut dapat
bertukar jadwal dengan sejawatnya dan mencatatkan perubahan
tersebut dilembar jadwal jaga.
3
BAB III
STANDAR FASILITAS
1. Peralatan
4
Komputer
Nomor antrian
2 Poli Umum Tensimeter
Stetoskop
Termometer
Hammer
Senter
Diagnostik set
Timbangan
Pengukurtinggi badan
Pita pengukur
Autoskop
Hanskun
Masker
5 Poli Gigi Dental unit
Diagnostik set
Tensimeter
Tang pencabutan gigi
dewasa dan anak-anak
Bein crayer
Bor gigi
Carpul
Alat penambalan
Spuit
Masker
Hanskun
6 Poli Ibu Tensimeter
Stetoskop
Stetoskop laennec
Termometer
Doppler
KB set
Spuit
Pita pengukur
7 MTBS
Stetoskop
Hammer
Senter
Diagnostik set
Timbangan
Pengukur tinggi badan
Pita pengukur
9 Gizi Timbangan
Alat pengukur tinggi
badan
Centimeter
Toa
5
10 UGD Bed
Standar infus
Alat vital sign
Oksigen
Set heating
Nebulizer
Secsion
Set GV
Infuset
Kateter
Kursi roda
Brangkar
Handskun
Masker
Autoskop
Troli
11 Imunisasi Kulkas penyimpanan
vaksin
Spuit
Masker
Handskun
Timbangan bayi
13 Laboratorium Centrifuge
Lampu spiritus
Objek glass
Tabung
Mikroskop
Spuit
Pipet mikro
Bok slide
14 Farmasi Mortil dan stanfel
Blender
Kalkulator
Plastik obat
Label obat
Shaker
Sendok obat
Kertas puyer
6
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
Standar:
Pasien dan keluargannya mempunyai hak untuk mendapatkan informasi
tentang rencana dan hasil pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya
Kejadian Tidak Diharapkan
Kriteria:
1.1 Harus ada dokter penanggung jawab pelayanan
1.2 Dokter penanggung jawab pelayanan wajib membuat rencana
pelayanan.
1.3 Dokter penanggung jawab pelayanan wajib memberikan penjelasan
secara jelas dan benar kepada pasien dan keluargannya tentang
rencana dan hasil pelayanan, pengobatan ataw prosedur untuk pasien
termasuk kemungkinan terjadinya Kejadian Tidak Diharapkan.
kriteria:
keselamatan dalam pemberian pelayanan dapat ditingkatkan dengan
keterlibatan pasien yang merupakan partner dalam proses pelayanan. karena
itu ,dipuskesmas harus ada sistem dan mekanisme mendidik pasien dan
keluargannya tentangkewajiban dan tanggung jawab pasien dalam asuhan
pasien. dengan pendidikan tersebut diharapkan pasien dan keluarga dapat :
1. memberikan informasi yang benar,jelas,lengkap dan jujur.
2. mengetahui kewajiban dan tanggung jawab pasien dan keluarga
3. mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk hal yang tidak dimengerti
4. memahai dan menerima konsekuensi pelayanan.
5. mematuhi intruksi dan menghormati peraturan puskesmas
6. memperlihatkan sikap menghormati dan tengang rasa
7. memenuhi kewajiban finansial yang disepakati.
7
Standart III. keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
Stadar :
Puskesmas menjamin kesinambungan pelayanan dan menjamin koordinasi
antara tenaga dan antar unit pelayanan.
Kriteria
3.1. Terdapat koordinasi pelayanan secara menyeluruh mulai dari saat pasien
masuk, pemeriksaan diagnosis, perencanaan pelayanan, tindakan
pengobatan, rujukan dan saat pasien keluar dari puskesmas
3.2. Terdapat koordinasi pelayanan yang disesuaikan dengan kebutuhan
pasien dan kelayakan sumber daya secara berkesinambungan sehingga
pada seluruh tahap pelayanan transisi antar unit pelayanan dapat berjalan
baik dan lancar
3.3. Terdapat koordinasi pelayanan yang mencakup peningaktan komunikasi
umtuk memfasilitasi dukungan keluarga,pelayanan kesehatan primer dan
tindak lanjut lainnya
3.4. Terdapat komunikasi dan transfer informasi antar profesi kesehatan
sehingga dapat tercapainya proses koordinasi tanpa hambatan, aman dan
efektif
Kriteria
4.1. Setiap puskesmas harus melakukan proses perancangan (design) yang
baik. mengacu kepada visi, misi, dan tujuan puskesmas, kebutuhan
pasien, petugas pelayanan kesehatan, kaidah klinis terkait, praktik bisnis
yang sehat faktor-faktor lain yang berpotensi resiko bagi psien sesuai
dengan “tujuh langkah meuju keselamatan pasien puskesmas”
4.2. Setiap puskesmas harus melakukan pengumpulan data kinerja yang antar
lain terkait dengan pelaporan insiden, akreditasi, manajemen resiko,
utilisasi, mutu pelyanan, keuangan.
4.3. Setiap puskesmas harus melakukan evaluasi intensif terkait dengan
semua Kejadian Tidak Diharapakan, dan secara proaktif melakukan
evaluasi dan proses kasus resiko tinggi.
4.4. Setiap puskesmas harus menggunakan semua data dan informasi hasil
analisis untuk menentukan perubahan sistem yang di perlukan, agar
kinerja dan keselamatan pasien terjamin.
8
1. Pimpinan mendorong dan menjamin implementasi program keselamatan
pasien secara terintegrasi dalam organisasi melalui penerapan “Tujuh
Langkah Menuju Keselamatan Pasien puskesmas”.
2. Pimpinan menjamin berlangsungnya program proaktif untuk identifikasi
resiko keselamatan pasien dan program menekan untuk menguragi
Kejadian Tidak Diharapkan
3. Pimpinan mendorong dan menumbuhkan komunikasi dan koordinasi antar
unit dan individu berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang
keselamatan pasien.
4. Pimpinan mengalokasikan sumber daya yang adekuat untuk mengukur,
mengkaji, dan meningkatkan kinerjaPuskesmas serta meningkatkan
keselamatan pasien.
5. Pimpinan mengukur dan mengkaji efektifitas kontribusinya dalam
meningkatkan kinerja puskesmas dan keselamatan pasien.
Kriteria:
5.1. Terdapat tim antar disiplin untuk mengelola program keselamatan pasien.
5.2.Tersedia progam proaktif untuk identifikasi resiko keselamatan dan progam
meminimalkan insiden, yg mencakup jenis-jenis kejadian yang
memerlukan perhatian,mulai dari “kejadian nyaris cedera” (near miss)
sampai dengan “kejadian tidak diharapkan” (Adverse event).
5.3. Tersedia mekanisme kerja untuk menjamin bahwa semua komponen dari
puskesmas terintergrasi dan berpartisipasi dalam program kesalamtan
pasien
5.4. Tersedia prosedur “cepat- tanggap” terhadap insiden, termasuk asuhan
kepada pasien yang terkena musibah, membatasi risiko pada orang lain
dan penyampaian informasi yang benar dan jelas untuk keperluan analisis
5.5. Tersedia mekanisme pelaporan internal dan ekternal berkaitan dengan
insiden termasuk penyediaan informasi yang benar dan jelas tentang
analisis akar masalah (RCA) “ kejadian nyaris cedera” (near miss) dan
“kejadian sentinel” pada saat program keselamatan pesien mulai
dilaksanakan.
5.6. Tersedia mekanisme untuk menangani berbagai jenis insiden, misalnya
menangani “kejadian sentinel” (sentinel event) atau kegiatan proaktif untuk
memperkecil resiko,termasuk mekanisme untuk mendukung staf dalam
kaitan dengan “ kejadian sentinel”
5.7. Terdapat kolaborasi dan komunikasi terbuka secara sukarela antar unit dan
antar pengelola pelayanan didalam puskesmas dengan pendekatan antar
disiplin.
5.8. Tersedia sumberdaya dan system informasi yang dibutuhkan dalam
kegiatan perbaikan kinerja puskesmas dan perbaikan keselamatan
pasien, termasuk evaluasi berkala terhadap kecukupan sumber daya
tersebut
5.9. Tersedia sasaran terukur, dan pengumpulan informasi menggunakan
kriteria objektif untuk mengevaluasi perbaikan kinerja puskesmas dan
keselamatan pasien, termasuk rencana tindak lanjut dan implementasinya
9
1. Puskesmas memiliki proses pendidikan, pelatihan dan orientasi untuk
setiap jabatan mencakup keterkaitan jabatan dengan keselamatan pasien
secara jelas.
2. Puskesmas menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang
bekelajutan untuk meningkatkan dan memelihara competensi staf serta
mendukung pendekatan interdisiplin dalam pelayanan pasien.
Kriteria:
6.1 Puskesmas harus memiliki program pendidikan,pelatihan,dan orientasi
bagi staf baru yang memuat topik keselamatan pasien sesuai dengan
tugasnya masing-masing
6.2 Setiap puskesmas harus mengintgrasikan topik keselamatan pasien
dalam setiap kegiatan menservice training dan member pedoman yang
jelas tentang pelaporan insiden
6.3 Setiap puskesmas harus mnyelenggarakan pelatihan tentang kerja sama
kelompok (team work) guna mendukung pendekatan interdisiplin dan
kolaboratif dalam rangka melayani pasien
Kriteria:
7.1. Perlu di sediakan anggaran untuk merencanakan proses dan proses
implementasi memproleh data dan informasi tentang hal hal terkait
dengan keselamatan pasien
7.2. Tersedia mekanisme identifikasi masalah dan komunikasi untuk interfensi
menejemen yang ada
10
BAB V
LOGISTIK
11
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
Dalam pelaksanaan tujuh langkah tersebut tidak harus berurutan dan tidak
harus serentak,pilih langkah-langkah yang paling strategis dan paling mudah
dilaksanakn dipuskesmas.
Bila langkah-langkah ini berhasil maka kembangkan langkah-langkah yang
belum dilaksanakan.Bila tujuh langkah ini telah dilaksanakan dengan baik
puskesmas dapat menambah penggunaan metode-metode lainnya.
12
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Kesehatan dan keselamatan kerja (k3) adalah bidang yang terkait dengan
kesehatan keselamatan dan kesejahteraan manusia yang bekerja disebuah
institusi maupun lokasi proyek. Tujuan k3 adalah untuk memelihara kesehatan
dan keselamatan lingkungan kerja. K3 juga melindungi rekan kerja, keluarga
pekerja, konsumen dan orang lain yang juga mungkin terpengaruh kondisi
lingkungan kerja.
Kesehatan dan keselamatan kerja cukup penting bagi moral, legalitas, dan
financial. Semua organisasi memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa
pekerja dan orang lain yang terlibat tetap berada dalam kondisi aman
sepanjang waktu. Praktek k3 / keselamatan kesehatan kerja meliputi
pencegahan, pemberian sanksi dan kompensasi, juga penyembuhan luka dan
perawatan untuk pekerja dan menyediakan perawatan kesehatan dan cuti sakit.
13
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
14
BAB IX
PENUTUP
15