Anda di halaman 1dari 27

NO: /2023

PEDOMAN
GIZI KESEHATAN MASYARAKAT

No Tgl Pemeriksa / Pengesahan Keterangan Paraf

Lembar Pemeriksaan / Pengesahan Dokumen

No Tgl Pemeriksa / Pengesahan Keterangan Paraf

No
Tgl Pemeriksa / Pengesahan Keterangan Paraf

UPTD PUSKESMAS BUKIT LAMANDO


i
DINAS KESEHATAN KAB. BUTON SELATAN
Desa Sandang Pangan, Kec. Sampolawa
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang..................................................................................... 1

B. Tujuan Pedoman.................................................................................. 1

C. Sasaran................................................................................................ 1

D. Ruang Lingkup..................................................................................... 2

E. Batasan Operasional............................................................................ 2

BAB II STANDAR KETENAGAAN.................................................................. 5

A. Kualifikasi Sumber Daya...................................................................... 5

B. Distribusi Ketenagaan.......................................................................... 6

C. Jadwal kegiatan.................................................................................... 6

BAB III STANDAR FASILITAS........................................................................ 7

A. Denah Ruang........................................................................................ 7

B. Standar Fasilitas................................................................................... 7

BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN GIZI.................................................. 9

A. Lingkup Kegiatan.................................................................................. 9

B. Strategi atau Metode............................................................................ 15

C. Langkah Kegiatan................................................................................. 17

BAB V LOGISTIK........................................................................................... 20

BAB VI KESELAMATAN PASIEN/SASARAN................................................. 21

BAB VII KESELAMATAN KERJA.................................................................... 22

BAB VIII PENGENDALIAN MUTU.................................................................. 23

BAB IX PENUTUP........................................................................................... 24

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gizi merupakan faktor penting karena secara langsung berpengaruh terhadap
kualitas Sumber Daya manusia (SDM), oleh karena itu perlu pelayanan gizi yang
berkualitas pada individu dan masyarakat. pelayanan gizi merupakan sub sistem
dalam pelayanan kesehatan paripurna, yang berfokus pada keamanan pasien.
Dengan demikian, pelayanan gizi wajib mengacu kepada standar yang berlaku.
Mengingat masih dijumpai kejadian malnutrisi di rumah Sakit dan fasilitas kesehatan
lainnya, maka perlu upaya pendekatan yang lebih strategis. Asupan gizi yang tidak
sesuai kebutuhan sangat berkaitan dengan peningkatan risiko penyakit maupun
komplokasinya. Selain itu terdapat kecenderungan peningkatan kasus yang terkait
gizi, baik individu maupun kelompok. Hal ini memerlukan asuhan gizi yang bermutu
guna mempertahankan status gizi yang optimal dan untuk mempercepat
pertumbuhan.
Dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan kesehatan yang mengutamakan
keselamatan pasien maka akan melakukan pendekatan modern dibidang pelayanan
kesehatan yang berfokus kepada pasien, dimana kebutuhan terbaik pasien yang
diutamakan. Sejalan dengan itupelayanan asuhan gizi sebagai bagian dari
pelayanan kesehatan juga dituntut untuk selalu meningkatkan kualitasnya melalui
pelayanan gizi yang berfokus pada keselamatan pasien, yang disebut dengan
pelayanan gizi berbasis patient safety dan sejalan dengan standar akreditasi.
Sebagai upaya dalam menstandarkan kualitas asuhan gizi seperti tersebut diatas,
maka petugas gizi membuat buku pedoman gizi sebagai acuan bagi tenagagizi
difasilitas pelayanan kesehatan, khususnya di Puskesmas Bukit Lamando.

B. Tujuan Pedoman
Tersedianya pedoman dalam melaksanakan pelayanan gizi di Pukesmas Bukit
Lamando dan jejaringnya
C. Sasaran
Sasaran pada pedoman ini adalah tenaga gizi Puskesmas Bukit Lamando

D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup yang dibahas dalam buku pedoman ini adalah penyeanggaraan
Pelayanan gizi didalam maupun diluar gedung Puskesmas Bukit Lamando

1
E. Batasan Operasional
Jenis konseling gizi yang dilaksanakan di Puskesmas antara lain konseling gizi
terkait penyakit dan fakto resikonya, konseling ASI, konseling pemberian makanan
bayi dan anak (PMBA),dan konseling faktor risiko penyakit tidak menular (PTM).
1. Asuhan gizi adalah serangkaian kegiatan yang teroganisir/terstruktur untuk
identifikasi kebutuhan gizi dan penyediaan asuhan untuk memenuhi kebutuhan
tersebut.
2. Dietetik adalah integrasi, aplikasi, dan komunikasi dari prinsip-prinsip keilmuan
makanan, gizi, sosial, bisnis, dan keilmuan dasar untuk mencapai dan
mempertahankan status gizi yang optimal secara individual melalui
pengembangan, penyediaan, dan pengelolaan pelayanan gizi dan makan
diberbagai area/lingkungan/latar belakang praktek pelayanan.
3. Edukasi gizi/ Pendidikan gizi adalah serangkaian kegaiatan penyampaian
pesan-pesan gizi dan kesehatan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk
menanamkan dan meningkatkan pengertian, sikap serta perilaku positif
pasien/klien dan lingkungannya terhadap upaya perbaikan gizidan kesehatan.
Penyuluhan gizi ditujukan untuk kelompok atau golongan masyarakat masal dan
target yang diharapkan adalah pemahaman perilaku aspek kesehatan dalam
kehidupan sehari-hari.
4. Food model adalah bahan makanan atau makanan contoh yang terbuat dari
bahan sintetis atau asli yang diawetkan, dengan ukuran dan satuan
tertentusesuai dengan kebutuhan yang digunakan untuk konseling gizi kepada
pasien pengunjung rawat jalan.
5. Fasilitas pelayanan kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan
6. Gizi klinik adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang hubungan antara
makanan dan kesehatan tubuh manusia termasuk mempelajari zat0zat gizidan
bagaimana dicerna, diserap, digunakan, di metabolism, disimpan, dan
dikeluarkan dari tubuh
7. Kegiatan spesifik adalah tiindakan atau kegiatan yang dalam pencernaannya di
tunjukan khusus untuk kelompok 1000 hari pertama kehidupan (HPK). Kegiatan
ini pada umumnya dilakukan oleh sector kesehatan seperti imunisasi, PMT ibu
hamil dan balita, monitoring pertumbuhan balita di posyandu, suplemen tablet
tambah darah (TTD), promosi ASI Ekslusif, MP-ASI, dsb. Kegiatan spesifik yang
bersifat jangka pendek,hasilnya dapat dicatat dalam waktu relatif pendek
(Pedoman Perencenaan Program Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi
dalam rangka seribu HPK)

2
8. Kegiatan sensitive adalah berbagai kegiatan pembangunan diluar sector
kesehatan. Sasarannya adalah masyarakat umum, tidak khusus untuk seribu
HPK. Namun apabila direncanakan secara khusus dan terpadu dengan kegiatan
spesifik dampaknya sensitive terhadap proses keselamatan proses
pertumbuhan dan perkembangan seribu HPK
9. Konseling gizi adalah serangkaian kegiatan sebagai proses komunikasi dua arah
yang dilaksanakan oleh tenaga gizi puskesmas untuk menanamkan dan
meningkatkan pengertian, sikap, dan perilaku pasien dalam mengenali dan
mengatasi masalah gizi sehingga pasien dapat memutuskan apa yang akan
dilakukannya.
10. Mutu pelayanan gizi adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan
pelayanan gizi sesuai dengan standar dan memuaskan, baik kualitas dari
petugas maupun sarana serta prasarana untuk kepentingan pasien/ klien.
11. Nutrisionis adalah seseorang yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang
secara penuh oleh pejabat berwenang untuk melakukan kegiatan teknis
fungsional dibidang-bidang pelayanan gizi, makanan dan etik, baik dimasyarakat
maupun puskesmas dan unit pelaksana kesehatan lainnya, berpendidikan dasar
akademi gizi/Diploma III gizi
12. Nutrisionist Register( NR) adalah tenaga gizi sarjana terapan gizi dan sarjana
gizi yang tealah lulus ujian kompetensi dan teregistrasi sesuai ketentuan
perautaran perundang- undaundangan.
13. Pasian/Klien adalah pengunjung puskesmas/ tenagan kesehatan, baik rawat
jalan maupun rawat inap yang memerlukan pelayanan baik pelayanan
kesehatan dan atau gizi.
14. Pasien beresisiko malnutrisi adalah pasien dengan status gizi buruk, gizi kurang,
atau gizi lebih, mengalami penurunan asupan makan, penurunan berat badan,
dll
15. Pasien kondisi khusus adalah pasien ibu hamil, ibu menyususui, lansia, pasien
dengan peyakit tidak menular(PTM) seperti di abetes militus,
hipertensi,hiperlipidemia, penyakit ginjal, dll
16. Pelayanan gizi adalah upaya memperbaiki gizi, makanan, diet tetik pada
masyarakat, kelompok, individu, atau klien yang merupakan suatu rangkaian
kegiatan yang meliputi pengumpulan, pegolahan, analisis, simpulan, anjuran,
implementasi, dan evaluasi gizi, makanan dan diet tetik dalam rangka mencapai
status kesehatan optimal dalam kondisi sehat atau sakit diselegaggrakan baik
didalam dan diliuar gedumng.

3
17. Pelayanan gizi di pusksemasa adalah kegitana pelayanan gizi mulai dari upaya
promotif , preventif, kurantif dan rehabilitatif yang dilakukan d iwilyah kerja
pusksesmas

4
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya


Di Puskesmas Bukit Lamando untuk program gizi, memiliki dua tenaga, yaitu
S1 Gizi Nusantara Sehat Individual dan tenaga S1 Kesehatan masyarakat
peminatan Gizi di pelayanan:
1. Luar gedung Puskesmas
2. Dalam Gedung puskesmas

Merujuk pada Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 26 tahun 2013, Bab III
pasal 17 dan 18 ayat 3, tenaga gizi Nutrisionist Registered (NR) mempunyai
kewenangan sebagau berikut:
1. Memberikan pelayanan konseling, edikasi gizi, dan dietetic
2. Pengkajian gizi, diagnosis gizi, dan intervensi gizi meliputi perencenaan,
prekskripsi diet, implementasi, konseling dan edukasiderta fortikasi dan
suplementasi zat gizi mikro dan makro, pemantauan dan evakuasi gizi, dan
dokumentasi pelayanan gizi.
3. Pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengembangan pelayanan gizi
4. Melaksanakan penyelenggaraan makanan untuk orang banyak atau
kelompok orang dalam jumlah besar.
Tenaga gizi Nutrisionist dalam melaksanakan kewenangan sesuai dengan
standar profesi, selain itu, tenaga gizi Nutrisionist Registered (NR) hanya dapat
bekerja difasilitas tenaga kesehatan. Apabila rumah sakit atau fasilitas pelayanan
kesehatan belum memiliki tenaga gizi Nutrisionist Registered Detisen (RD)
tetapi memiliki tenaga gizi Nutrisionist registered (NR), maka tenaga gizi
Nutrisionist Registered (NR) dapat diberi kewenangan sebagai Registered
Detisen (RD) dan segera diberi kesempatan untuk memenuhi kualifikasi sebagai
tenaga gizi Nutrisionist Registered Detisen (RD).

B. Distribusi Ketenagaan
Distribusi ketenagaan gizi di Puskesmas Bukit Lamando, tenaga gizi sebagai
coordinator dan pelaksanan pelayanan gizi di:
1. Rawat jalan
2. Gizi masyarakat

C. Jadwal Kegiatan

5
Berikut adalah jadwal program gizi di Puskesmas Bukit Lamando:

No Nama Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Pengelolaan program gizi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √


2 Pelayanan program gizi di Puskesmas √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3 Pelayanan program gizi di Posyandu √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
4 Pelayanan program gizi di Posbindu √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
6 Surveilans gizi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
7 Koordinasi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

6
BAB III
STANDAR FASILTAS

A. Denah Ruang
Berikut ruang Gizi Puskesmas Gizi lamando

Kursi Lemari

meja

kursi kursi

B. Standar Fasilitas
Untuk menunjang tercapainya tujuan pelayanan kegiatan Gizi, Puskesmas
bukit Lamando memiiki penunjang yang harus dipenuhi

Kegiatan Pelayanan Gizi Sarana dan Prasarana

Dalam Gedung 1. Meja, Kursi


2. Alat tulis
3. Buku register,buku pencatatan
kegiatan
4. Timbangan dewasa dan bayi
5. Microtoice/ pengukut tinggi badan
6. Leaflet
7. Alat peraga/ food model
8. Buku panduan : penuntun diet,
pedoman pelayanan anak gizi
buruk, tata laksana balita gizi buruk

Luar Gedung 1. Leaflet, lembar balik,materi-materi


penyuluhan: Inisiasi menyusu Dini,
7
strategi peningkatan penimbangan
balita di Posyandu, angka
kecukupan gizi
2. Tablet antropometri
3. Timbangan: Dacin, timbangan injak,
timbangan bayi
4. Microtoice/pengukur tinggi badan
5. Meja, kursi, ATK, F2 gizi, F3 gizi,
dan blanko-blanko laporan lainnya.

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN GIZI

A. Lingkup Kegiatan
8
1. Pelayanan Gizi Di Dalam Gedung
Kegiatan pelayanan gizi didalam gedung terdiri dari upaya promotof,
preventif, dan kuratif serta rehabilitative baik jalan yang dilakukan di dalam
puskesmas.

2. Kegiatan Pelayanan Gizi di Luar Gedung


Secara utuh, kegiatan pelayanan gizi di luar gedung tidak sepenuhnya
dilakukan hanya diluar gedung, melainkan tahap perencanaan dilakukan
didalam gedung. Kegiatan pelayanan gizi diluar gdung ditekankan kearah
promotof dan preventif serta sasarannya adalah masyarakat di wilayahkerja
Puskesmas. Beberapa kegiatan pelayanan gizi diluar gedung dalam rangka
perbaikan gizi yang dilaksanakan oleh puskesmas antara lain:

1. Gerakan Cegah Stunting


a. Tujuan : mengubah pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat mengacu
pada pedoman gizi seimbang dan sesuai dengan risiko/masalah gizi
b. Sasaran : kelompok dan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
c. Lokasi : posyandu, pusling, institusi pendidikan, kegiatan keagamaan, kelas
ibu hamil, kelas balita, dan lain-lain
d. Fungsi tenaga gizi Puskesmas dalam edukasi gizi disesuaikan dengan situasi
dan kondisi serta berkoordinasi dengan tim penyuluhan di Puskesmas
misalnya tenaga promosi kesehatan. Pelaksanaan edukasi gizi dilakukan
dengan :
1) Merencanakan edukasi diwilayah kerja puskesmas
2) Membuat jadwal kegiatan
3) Merencanakan dan membuat materi edukasi, mebuat materi pre test dan
post test Menyajikan materi edukasi kepada masyarakat
4) Memberikan pembinaan kepada kader agar mampu melakukan
pendidikan gizi diposyandu dan masyarakat luas
5) Memberikan pendidikan gizi secara langsung di UKBM, Institusi
pendidikan, pertemuan keagamaan, dan pertemuan-pertemuan lainnya
6) Melakukan diskusi/tanya jawab dengan peserta
7) Melakukan evaluasi hasil pre tes dan post test
8) Menyusun laporan hasil kegiatan pelaksanaan dan pendidikan gizi
wilayah kerja Puskesmas
e. Target dari Gerakan Cegah stunting : dapat meningkatkan pengetahuan
masyarakat seputar kesehatan terutama gizi sehingga dapat merubah dan

9
meningkatkan perilaku dan sikap masyarakat untuk hidup sehat dan bersih
berpedoman pada gizi seimbang

2. Kunjungan Balita dengan Masalah Gizi


a. Tujuan : Mengurangi angka balita yang bermasalah gizi, dengan melakukan
edukasi dan konseling. Pemberian Asi Ekslusif,Pemberian makan bayi dan
anak sesuai menu 4 bintang, memberikan ASI sampai usia dua tahun,
menerapkan prilaku hidup bersih dan sehat agar terhindar dari masalah gizi
b. Sasaran : Bayi/Balita yang bermasalah gizi usia 0-59 bulan
c. Lokasi : posyandu, Kelas Balita rumah balita
d. Fungsi tenaga gizi puskesmas dalam konseling ini disesuaikan dengan
situasi dan kondisi. Pelaksanaan kunjungan balita dengan masalah gizi
dilakukan dengan:
1) Merencanakan kegiatan kunjungan balita bermasalah gizi di wilayah kerja
Puskesmas Bukit Lamando
2) Mempersiapkan alat ukur yang akan digunakan untuk mengukur kembali
balita yang bermasalah gizi
3) Menyediakan materi dan media konseling yang akan digunakan
4) Melakukan kunjungan ke Posyandu, Kelas balita dan rumah balita
5) Melakukan pengukuran untuk memastikan kembali status gizi balita
tersebut
6) Memberikan konseling kepada sasaran sesuai permasalahan
individualnya
7) Memberikan edukasi terkait IMD, ASI Ekslusif, PMBA, Pemberian ASI
sampai usia dua tahun, dan PHBS
8) Memberi laporan bulanan pelaksanaan konseling diwilayah kerja
Puskesmas
9) Memantau setiap bulan perkembangan balita diposyandu untuk
memastikan status gizi balita tersebut
e. Target dari Kunjungan Balita bermasalah Gizi : Memberikan edukasi dan
konseling kepada ibu balita terkait pola asuh yang baik, menigkatkan
pengetahuan ibu balita tentang IMD, Asi Ekslusif, PMBA dan PHBS sehingga
dapat merubah dan meningkatkan perilaku dan sikap ibu untuk memberikan
pola asuh yang terbaik untuk anakanya agar terhindar dari masalah gizi.

3. Pemantauan Tumbuh Kembang untuk Cegah dan Deteksi Dini Stunting


a. Tujuan : untuk memantau status gizi baita menggunakan KMS atau buku KIA

10
b. Sasaran : kader posyandu
c. Lokasi : Posyandu
d. Pelaksanaan pemantauan pertumbuhan antara lain:
1) Merencanakan kegiatan pemantauan pertumbuhan di wilayah kerja
puskesmas
2) Membuat jadwal kunjungan
3) Melakukan kunjungan ke posyandu
4) Memantau pelaksanaan kegiatan posyandu
5) Mengevaluasi dan mengkonfirmasi hasil kegiatan pemantauan
pertumbuhan di posyandu
6) Memberikan pembinaan kepada kader posyandu dalam melaksanakan
pemantauan pertumbuhan, membina kader dalam menyiapka SKDN
serta membina dalam pencatatan dan pelaporan sehingga kader mampu
untuk melakukan pemantauan pertumbuhan di Posyandu dengan baik
dan benar
7) Melakukan simulasi dalam pemantauan pertumbuhan balita seperti cara
menimbang yang baik dan benar, pengisian KMS, dan penvcatatan dan
pelaporan di Posyandu untuk meningkatkan wawasan kader posyandu
dalam melaksanakan kegiatan di Posyandu
8) Memantau RTL untuk kegiatan posyandu selanjutnya
9) Menyusun laporan hasil kegiatan pertumbuhan di posyandu
e. Target yang di ingikan adalah semua kader posyandu dapat melakukan
kegiatan pemantauan pertumbuhan (status gizi) balita dengan baik dan
benar., mampu melakukan pencatatan dan pelaporan yang baik dan benar,
dapat memberikan konseling dan penyuluhan dini kepada msyarakat jika
ditemukan masalah pertumbuhan pada balita dan mampu melakukan inovasi-
inovasi baru dalam kegiatan posyandu.

4. Pendampingan Balita Stunting /Gizi Buruk dan gangguan Pertumbuhan


dan Perkembangan
a. Tujuan :Merubah prilaku masyarakat sebagai penyebab dasar anak
mengalami gizi buruk/stunting ataupun gangguan pertumbuhan lainya,
sehingga bisa mengurangi angka gizi buruk, angka stunting diwilyah kerja
puskesmas Bukit Lamando
b. Sasaran : bayi, balita,usia 0-59 Bulan
c. Lokasi : posyandu dan Rumah balita

11
d. Pelaksanaan pendampingan balita stunting/Gizi buruk dan gangguan
pertumbuhan dan perkembangan:
1) Menentukan sasaran yaitu balita stunting/gizi buruk dan ganggguan
pertumbuhan dan perkembangan
2) menentukan jadwal pelaksanaan kegiatan dan membuat surat undangan
kegiatan di desa Hendea, Sandang Pangan, Gunung Sejuk,dan Desa
Lipumangau
a) Melaksanakan kegiatan dengan mendampingi keluarga balita yang
bermasalah gizi, dengan memberikan rujukan apabila dianggap
b) Selalu memantau pertumbuhan dan perkembangan balita yang
bermaslah gizi tersebut
e. Target adalah semua bayi dan balita yang bermasalah gizi usia 0-69 bulan
yang stunting/gizi buruk dan gannguan pertumbuhan dan perkembangan
lainya.

5. Aksi Bergizi di Sekolah


a. Tujuan : meningkatkan pengetahuan siswa/siswi dan remaja putri disekolah
tentang pentingnya sarapan bergizi dan konsumsi tablet tambah darah
sehingga bisa berdampak pada anemia
b. Sasaran : siswa siswi SD, remaja putri SMP dan SMA sewilayah kerja
puskesmas Bukit Lamando
c. Lokasi : SDN 1 Gunung Sejuk, SDN 2 Gunung Sejuk, SDN 1 Sandang
Pangan, SDN 1 Hendea, SMPN 3 Sampolawa, SMPN 6 Sampolawa, SMPN
7 SATAP Sampolawa, SMAN 2 Sampolawa, SMAN 5 Sampolawa.
d. Fungsi tenaga gizi puskesmas dalam kegiatan Aksi Bergizi di Sekolah antara
lain:
1) Merencanakan anggaran kebutuhan TTD untuk kelompok sasaran selama
1 tahun
2) Pengadaan alat pemeriksaan Hemoglobin dan Strip Hemoglobin (HB)
3) Pengadaan/ Pengamprahan TTD ke farmasi
4) Menentukan jadwal pelaksanaan kegiatan dan membuat surat undangan
kegiatan di sekolah dengan catatan membawa sarapan sesuai isi piringku.
5) Melakukan kegiatan yaitu
1. Sarapan bergizi sesuai isi piringku ( Membawa bekal dari rumah)
2. Pemeriksaan Hemoglobin (HB) bagi remaja putri
3. Minum tablet tambah darah bagi remaja putri
4. Penyuluhan tentang Gizi dan PHBS di sekolah

12
e. Target dalam kegiatan ini adalah semua siswa siswi di SD, dan Remaja putri
di SMP dan SMA diwilayah kerja Puskesmas Bukit Lamando sehingga dapat
mencegah dan meminimalkan terjadinya anemia gizi besi serta mencegah
masalah gizi yang muncul pada anak.

6. Jambore Kader Posyandu


a. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan dan wawasan kader
posyandu dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna
memberdayakan masyarakat diwilayah kerja puskesmas bukit lamando
b. Sasaran kegiatan ini adalah kader Posyandu, dan Kader Pembangunan
Masyarakat (KPM)
c. pelaksanaan kegiatan ini di Puskesmas Bukit Lamando
d. Fungsi tenaga gizi puskesmas dalam Jambore Kader Posyandu adalah
mengadakan pelatihan untuk kader posyandu dan KPM untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan dibidang kesehatan agar kualitas poysandu
lebih baik lagi sehingga bisa membantu menyelesaikan masalah status gizi
anak
e. Target yang ingin dicapai adalah kader posyandu dan KPM bisa
mengaplikasikan apa yang sudah didapatkan selama pelatihan, sehingga
balita yang bermasalah gizi di wilayah kerja puskesamas bukit lamando bisa
berkurang.

7. Pelatihan Tim Pelaksana dalam Penyiapan Pemberian Makanan Tambahan


Berbasis Pangan Lokal bagi Ibu Hamil Kek dan Balita Gizi Kurang di Desa
a. Tujuan : Diadakan kegiatan ini disebabkan karena meningkatnya kasus ibu
hamil KEK dan Balita Gizi Kurang melalui pelatihan Penyiapan Pemberian
makanan tambahan berbasis pangan lokal yang dilaksanakan di desa.
b. Sasaran : Kader Posyandu, dan Kader Pembangunan Manusia (KPM)
diwilayah kerja puskesmas Bukit Lamando
c. Lokasi : Desa Lipumangau, Desa Gunung Sejuk, Desa Sandang Pangan, dan
Desa Hendea
d. Fungsi Tenaga Puskesmas dalam kegiatan pelatihan tim pelaksana
penyiapan pemberian makanan tambahan berbasis pangan lokal bagi ibu
hamil kek dan balita gizi kurang di desa adalah

13
1. Petugas menentukan jadwal pelaksanaan kegiatan dan membuat surat
undangan kegiatan di Desa Hendea, Desa Sandang Pangan, desa
Gunung Sejuk, dan Desa Lipumangau
2. Menyusun menu untuk anak anak dan ibu hamil yang bermasalah gizi
sebagai materi dalam pelatihan tim pelaksana dalam penyiapan
pemberian makanan tambahan berbasis pangan lokal
3. Menyediakan bahan makanan tambahan berbasis pangan lokal bagi ubu
hamil Kek dan balita gizi kurang
4. Memberikan materi kepada peserta kegiatan tim pelaksana dalam
penyiapan pemberian makanan tambahan berbasis pangan lokal bagi ibu
hami kek dan balita gizi kurang didesa
5. Peserta kegiatan mulai melakukan kegiatan tersebut
e. Target dalam kegiatan ini adalah semua kader posyandu dan KPM diwilayah
kerja Puskesmas Bukit lamando.

8. Penyediaan Bahan Makanan Tambahan Berbasis Pangan Lokal bagi Ibu


Hamil Kek dan Balita Gizi Kurang di Desa
a. Tujuan : Mengurangi angka kasus ibu hamil KEK dan balita Gizi kurang di
wilayah kerja Puskesmas Bukit Lamando
b. Sasaran : Ibu hamil Kek, dan Balita bermasalah Gizi
c. Lokasi : Desa Lipumangau, Desa Gunung Sejuk, Desa Sandang Pangan, dan
Desa Hendea
d. Fungsi Tenaga Puskesmas dalam kegiatan pelatihan tim pelaksana
penyiapan pemberian makanan tambahan berbasis pangan lokal bagi ibu
hamil kek dan balita gizi kurang di desa adalah
1. Petugas menentukan jadwal pelaksanaan kegiatan dan membuat surat
undangan kegiatan di Desa Hendea, Desa Sandang Pangan, desa
Gunung Sejuk, dan Desa Lipumangau
2. Melaksanakan kegiatan dengan mencatat balita bermasalah gizi dan ibu
hami yang KEK
3. Menyusun Menu untuk balita bermasalah gizi dan ibu hamil KEK
4. Menyediakan bahan makanan tambahan berbasis pangan lokal
e. Target dalam kegiatan ini adalah semua balita gizi krang dan ibu hamil kek
diwilayah kerja Puskesmas Bukit lamando.

9. Surveilans Gizi
Kegiatan surveilans gizi meliputi kegiatan pengumpulan dan pengolahan
data yang dilakukan secara terus menerus, penyajian serta diseminasi
14
informasi bagi kepala puskesmas serta lintas program dan lintas sector
terkait ditingkat kecamatan. Informasi dari kegiatan surveilans gizi
dimanfaatkan untuk melakukan tindakan secara maupun untuk
perencanaan program jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang.
Sebagai acuan bagi petugas gizi puskesmas dalam melakukan surveilans
gizi bisa menggunakan buku surveilans gizi, Kementrian Kesehatan RI,
2014.
1) Tujuan
a) Tersedianya informasi berkaladan terus menerus tentang besaran
masalah gizi dan perkembangan masyarakat
b) Tersedianya informasi yang dapat digunakan untuk mengetahui
penyebab masalah gizi dan faktor-faktor terkait
c) Tersedianya informasi kecenderungan masalah gizi disuatu daerah
d) Menyediakan informasi intervensi yang paling tepat untuk dilakukan
(bentuk, sasaran, dan tempat)
2) Lingkup data surveilans gizi antara lain:
a) Data status gizi
b) Data konsumsi gizi
c) Data konsumsi makanan
d) Data cakupan program gizi
3) Sasaran : bayi, balita,anakusia sekolah, remaja, WUS, ibu hamil, ibu
menyusui, pekerja, serta lansia
4) Dalam pelaksanaan surveilans gizi, tenaga gizi puskesmas
berkoordinasi dengan tenaga surveilans di Puskesmas dengan fungsi
antara lain:
a) Merencanakan surveilans mulai dari lokasi, metode/cara melakukan,
dan penggunaan data
b) Melakukan surveilans gizi meliputi: mengumpulkan data,
melaksanakan diseminasi informasi
c) Membina kader posyandu dalam pencatatan dan pelaporan kegiatan
gizi di posyandu
d) Membuat laporan surveilans gizi
5) Contoh kegiatan dalam surveians gizi antara lain:
a) Pemantauan status gizi PSG)
 Tujuan : mengetahui ststus gizi masyarakat sebagai bahan
perencanaan

15
 Saran : disesuaikan dengan kebutuhan setempat (bayi, balita,
anak usia sekolah, remaja, WUS, Ibu hami, ibu menyusui,
pekerja, serta lansia)
b) Pemantauan wilayah setempat (PWS)
 Tujuan: tersidianya informasi secara terus menerus, cepat,
tepat, dan akuratsebagai dasar penentuan tindakan dalam
upaya untuk pencegahan dan pergaulan masalah gizi, serta
membantu situasi pangan dan gizi antar desa kelurahan dalam
satu kecamatan.
 Saran : lintas program dan lintas sector ditingkat kecamatan
diwilayah kerja Puskesmas
c) Sistem kewaspadaan dini-kejadian luar biasa- SKD-KLB gizi buruk
 Tujuan : mengantisipasi kejadian luar biasa gizi buruk disuatu
wilayah pada kurun waktu tertentu
 Saran : balita dan keluarganya, posyandu
d) Pemantauan konsumsi garam beryodium di rumah tangga
 Tujuan : memperoleh gambaran berkala tentang cakupan
konsumsi garam beryodium yang memenuhi syarat di
masyarakat. dilaksanakan setiap satu tahun sekali
 Saran : rumah tangga
10. Kerja sama linta sector dan lintas program
1) Tujuan : meningkatkan pencapaian indikator perbaikan gizi di tingkat
puskesmas melalui kerja sama lintas sector dan lintas program
2) Saran: seksi pemberdayaan kantor camat, penyuluh pertanian lapangan,
juru penerang kecamatan, TP PKK, Dinas pendidikan, Kepala
Desa/Kelurahan, program KIA, bidan coordinator, tenaga sanitarian,
tenaga promosi kesehatan, perawat sanitarian, juru imunisasi, dan lain-
lain
3) Fungsi tenaga gizi puskesmas dalam kerja sama lintas sector dan lintas
program adalah :
a) Merencakan kegiatan sensitive yang memerlukan kerja sama
b) Mengidentifikasi sector dan program yang perlu kerja sama
c) Melakukan perteuan untuk menggalang komitmen kerja sama
d) Melakukan koordinasi dalam melakukan indikator-indikator
keberhasilan kerja sama
e) Mengkoordinasika pelaksanaan kerja sama
f) Membuat laporan hasil kerja sama

16
B. Strategi atau Metode
Merupakan cara yang dilakukan untuk mencapai ujuan kegiatan pelayanan gizi.
Ada tiga strategi yaitu:
1. Strategi Advokasi
Merupakan kegiatan untuk meyakinkan orang lain agar membantu atau
mendukung pelaksanaan program. Advokasia adalah pendekatan kepada
pengambil keputusan dari berbagai tingkat . dan sector terkait dengan
kesehatan. Tujuan kegiatan ini adalaha untuk meyakinkan para pejabat
pembuat keputusan atau penentu kebijakan bahwa program kesehatan yang
akan dilaksanakan tersebut sangat penting. Oleh sebab itu perlu dukungan
kebijakan atau keputusan pejabat tersebut. Dukungan dari pejabat membuat
keputusan dapat berupa kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan dalam bentuk
undang-undang, peraturan pemerintah, surat keputusan, surat instruksi, dana
atau fasilitas lain.

2. Strategi Kemitraan
Tujuan dari kegiatan yang akan dilaksanakan dapat tercapai apabila ada
dukungan dari berbagai elemen yang ada dimasyarakat. Dukungan dari
masyarakat data berasal dari unsure informasi (tokoh agama dan tokoh adat)
yang mempunyai pengaruh di masyarakat. tujuannya adalah agar para tokoh
masyarakat menjadi jembatan antara sector kesehatan sebagai pelaksanan
program dengan masyarakat sebagai penerima program kesehatan. Strategi ini
dapat dikatakan sebagai upaya Pembina suasana yang kondusif terhadap
kesehatan. Bentuk kegiatan ini dapat berupa pelatihan tokoh masyarakat,
seminar, lokakarya, bimbingan kepada tokoh masyarakat dan sebagainya.

3. Strategi Pemberdayaan Masyarakat


Adalah strategi yang tunjukan kepada masyarakat secara langsung.
Tujuan utama pemberdayaan adalah mewujudkan kemampuan masyrakat
dalam memelihara dan meningkatkan kesehtan mereka sendiri. Bentuk
kegiatan ini, pemberdayaan ini dapat diwujudkan sebagai kegaiatan antara lain
penyuluhan kesehatan, pengorganisasian dan pengembangan masyarakat
dalam bentuk usaha untuk meningkatkan pendapatan keluarga. Dengan
meningkatkan ekonomi keluarga akan berdampak terhadap kemampuan dalam
memelihara kesehatan. Misalnya terbentuk dana sehat, terbentuk pos obat
desa, dan sebagainya.

17
C. Langkah Kegiatan
a. Pelayanan Gizi Rawat Jalan
Pelayanan gizi rawat jalan merupakan serangkaian kegiatan yang meliputi:
1. Pengkajian gizi
2. Penentuan diagnosis gizi
3. Intervensi gizi
4. Monitoring dan evaluasi asuhan gizi
Tahapan Pelayanan gizi rawat jalan diawali dengan skrining/ penapisan gizi
oleh tenaga kesehatan di puskesmas untuk menetapkan pasien berisiko
masalah gizi. Apabila tenaga kesehatan menemukan pasien berisiko masaah
gizi maka pasien akan di rujuk untuk memperoleh asuhan gizi, dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Pengkajian gizi
Tujuannya: mengidentifikasi masalah gizi dan faktor penyebab melalui
melalui pengumpulan, ferifikasi, dan interpretasi data secara sistematis.
Kategori data pengkajian gizi meliputi:
a) Pengukuran antropometri dapat dilakukan dengan berbagai cara meliputi
pengukuran tinggi badan (TB), panjang badan (PB),dan berat badan
(BB), lingkat lengan atas ( LILA), lingkar kepala, lingkar perut, rasio
lingkar pinggang/pinggul (RLPP), dan lain-lain
b) Data pemeriksaan/klinis
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mendeteksi adanya kelainan klinis
yang berhubungan dengan gangguan gizi, pemeriksaan fisik meliputi
tanda-tanda klinis kekurangan gizi atau kelebihan gizi seperti rambut,
otot, kulit, baggy pants, penumpukan lemak dibagian tubuh tertentu dan
lain-lain
c) Data riwayat gizi
Ada dua macam pengkajian data riwayat gizi pasien yang umum di
gunakan yaitu secara pengkajian riwayat gizi kualitatif dan kuantitatif:
 Pengkajian riwayat gzi secara kualitatif dilakukan untuk
memperoleh gambaran kebiasaan makan/ pola makan sehari
berdasarkan frekuensi konsumsi makanan
 Pengkajian gizi secara kuantitatif dilakukan untuk mendapatkan
gambaran asupan zat gizi sehari, dengan catat recall 24 jam yang
dapat diukur dengan bantuan food model
d) Data hasil pemerikasaan laboratorium

18
Data hasil pemerikasaan laboratorium dilakukan untuk mendeteksi
adanya kelainan biokimia darah terkait gizi dalam rangka mendukung
diagnosis penyakit serta menegakan diagnosis gizi pasien / klien. Hasil
pemeriksaan laboratorium ini dilakukan juga untuk melakukan intervensi
gizi dan memonitor/ mengevaluai terapi gizi. Cnth data hasil
pemeriksaan laboratorium terkait gizi yang dapat diguanakan misalnya
kadar gula darah, kolesterol, LDI, HDI, trigliserida, ureum keratinin, dan
lain-lain.
2. Penentuan Diagnosis Gizi
Giagnosis gizi spesifik untuk masalah gizi yang bersifat sementara sesuai
dengan respon pasien. Dalam melaksanakan asuhan gizi, tenaga gizi
puskesmas seharusnya bisa menegakan diagnosis gizi secara mandiri
tanpa meninggalkan komunikasi dengan profesi lain di puskesmas dalam
memberikan layanan.
Tujuan diagnosis gizi adalah mengidentifikasi adanya masalah gizi, faktor
penyebab, serta tanda-tanda dan gejala yang ditimbulkan untuk mengetahui
ruang lingkup diagnosis gizi, dapat menunjukan buku poses asuhan gizi
terstandar. Kementrian Kesehatan RI 2014 atau dibuku pedoman asuhan
gizi di Puskesmas, WHO dan Kementrian Kesehatan RI 2011.
3. Pelaksanaan Intervensi Gizi
Intervensi gizi adalah suatu tindakah yang terencana yang diajukan untuk
mengubah untuk mengubah perilaku gizi, kondisi lingkungan, atau aspek
status kesehatan gizi. Intervensi gizidalam rangka pelayanan gizi rawat jalan
meliputi:
a) Penentuan jenis diet sesuai dengan kebutuhan gizi individual
Jenis diet disesuaikan dengan kadaan penyakit serta kemampuan
pasien/klien untuk menerima makan dengan memperhatikan pedoman
gizi seimbang (energi, protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, air,
dan serta), faktor aktifitas, faktor strees, serta kebiasaan makan pola
makan. kebutuhan gizi pasien ditentukan berdasarkan status
gizi,pemeriksaanklinis, dan data laboratorium.
b) Edukasi gizi
Edukasi gizi bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterapilan terkait gizi dan kesehatan
c) Konseling gizi
Konseling yang diberikan sesuai kondisi pasien atau klien meliputi
konseling gizi terkait penyakit, konseling ASI, konseling pemberian faktor

19
risiko penyakit tidak menular (PTM). Tujuan konseling adalah untuk
mengubah perilaku dengan cara meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman mengenai masalah gizi yang dihadapi
d) Monitoring dan evaluasi asuhan gizi rawat jalan
Monitoring dan evaluasi bertujuan untuk mengetahui tingkat
kemajuan, keberhasilan monitoring dan evaluasi bertujuan untuk
mengetahui tingkat kemajuan, keberhasilan pelaksanaan intervensi gizi
pada pasien / klien dengancara:
1) Menilai pemahamandan kepatuhan pasien / klien terhadap intervesi
gizi
2) Menentukan apakah intervensi yangdilaksanakan sesuai dengan
rencana diet yang telah ditetapkan
3) Mengidentifikasi hasil asuhan gizi yang positif maupun negatif
4) Menginformasikan yang menyebabkan tujuan intervensi gizi tidak
tercapai
5) Menetapkan kesimpulan yang berbasis fakta
6) Evakuasi hasil:
 Membendingkan hasil monitoring dengan tujuan rencana diet
atau standar rujukan untuk mengkaji perkembangan dan
menentukan tindakan selanjutnya
 Mengevaluasi dampak dari keseluruhan intervensi terhadap
hasil kesehatan pasien secara menyeluruh, meliputi
perkembang penyakit, data hasil pemeriksaan laboratorium
dan status gizi.
Hal-hal yang di monitor dan dievaluasi dalam pelaksanaan asuhan gizi antara
lain:
1) Perkembangan data antropometri
2) Perkembanga data hasil pemeriksaan laboratorium terkait gizi
3) Perkembangan data fisik/klinis
4) Perkembang data asupan makanan
5) Perkembangan diagnosis gizi
6) Perubahan perilaku dan sikap

BAB V
LOGISTIK

20
Kebutuhan dana dan logistic untuk pelaksanaan program gizi direncanakan
dalam pertemuan lokakarya mini lintas program dan lintas sector sesuai dengan
tahapan kegiatan dan metoda pelayanan gizi ang akan dilaksanakan
Prosedur pengadaan barang dilakukan oleh coordinator program gizi
berkoordinasi dengan petugas pengelola barang dan dibahas dalam pertemuan mini
lokakasrya puskesmas untuk mendapatkan persetujuan kepala puskesmas. Sedangkan
dana yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan direncanakan oleh koprdinator
program gizi berkoordinator dengan bendahara puskesmas dan dibahas dalam
kegiatan mini lokakarya puskesmas untuk selanjutnya dibuat perencanaan kegiatan
(POA-Plan OF Action).

BAB VI
KESELAMATAN PASIEN/SASARAN

21
Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan pelayanan gizi perlu
diperhatikan keselamatan sasaran dengan melakukan identifikasi resiko terhadap
segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya
pencegahan resiko terhadap sasaran harus dilakukan tiap-tiap kegiatan yang akan
dilaksanakan

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

22
Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan pelayanan gizi perlu
diperhatikan keselamatan kerja karyawan puskesmas dan lintas sector terkait dengan
melakukan identifikasi resiko dengan segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat
pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan resiko harus dilakukan untuk tiap-tiap
kegiatan yang akan dilaksanakan

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

23
Kinerja pelaksanaan pelayanan gizi dimonitor dan dievaluasi dengan menggunakan
indikator sebagai berikut:
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
3. Ketepatan metoda yang digunakan
4. Tercapainya indikator pelayanan gizi
Permasalahan dibahas pada tiap pertemuan lintas program setiap bulan sekali dan
lintas sector 4 bulan sekali

BAB IX
PENUTUP

24
Pedoman ini sebagai acuan bagi tiap petugas kesehatan terkait pelayanan gizi
dengan tetap memperhatikan prinsip proses pembelajaran dan manfaat. Keberhasilan
pelayanan gizi tergantung pada komitmen yang kuat dari semua pihak terkait dalam
upaya peningkatan pelayanan gizi di Puskesmas Bukit Lamando .

Bukit Lamando, Januari 2023

Kepala UPTD Puskesmas Bukit Lamando

MASTON, S.Kep.,Ns.
NIP. 19890115 201904 1 001

25

Anda mungkin juga menyukai