RS HERMINA PASTEUR
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya
Panduan Pelayanan Gizi Rawat Inap di RS Hermina Pasteur dapat diselesaikan sesuai dengan
kebutuhan.
Panduan Pelayanan Gizi Rawat Inap di RS Hermina Pasteur disusun sebagai acuan bagi RS
dalam upaya memberikan asuhan pelayanan gizi yang tepat sesuai dengan kebutuhan pasien
guna mempercepat proses penyembuhan, mempertahankan dan meningkatkan status gizi
pasien.
Pelayanan Gizi Rawat Inap adalah rangkaian kegiatan yang harus dilakukan dalam
memberikan asuhan gizi kepada pasien rawat inap yang dimulai dari skrining gizi, pengkajian
gizi (identifikasi dan asesmen), diagnosis gizi, intervensi gizi, monitoring dan evaluasi gizi
pasien. Dietisien secara profesional menggunakan cara berpikir kritis dalam membuat
keputusan untuk menangani berbagai masalah yang berkaitan dengan gizi sehingga dapat
memberikan asuhan gizi yang aman, efektif dan berkualitas.
Panduan ini akan dievaluasi kembali untuk dilakukan perbaikan / penyempurnaan sesuai
perkembangan ilmu pengetahuan atau bila ditemukan hal-hal yang tidak sesuai lagi dengan
kondisi di rumah sakit.
Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada pihak-
pihak yang telah membantu penyusunan Panduan Pelayanan Gizi Rawat Inap ini, untuk
dijadikan acuan dalam pelayanan di RS Hermina Pasteur.
Halaman
1. Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari sistem
tubuh, pertumbuhan dan pemeliharaan kesehatan.
2. Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal
melalui proses digesti, absorsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat
yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari
organ-organ serta menghasilkan energi.
3. Asuhan gizi adalah serangkaian kegiatan yang terorganisir / terstruktur yang memungkinkan
untuk identifikasi kebutuhan gizi dan penyediaan asuhan untuk memenuhi kebutuhan.
4. Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) adalah :
b. Merupakan struktur dan kerangka yang konsisten yang digunakan untuk memberikan asuhan
gizi dan menunjukkan bagaimana asuhan gizi dilakukan.
c. Proses Asuhan Gizi Terstandar terdiri dari 4 (empat) langkah sistematis, dimulai dari
pengkajian gizi (Nutrition Assesmen), diagnosis gizi (Nutrition Diagnosis), intervensi gizi
(Nutrition Intervention) dan monitoring dan evaluasi gizi (Nutrition Monitoring and
Evaluation).
5. Pelayanan Gizi adalah suatu upaya memperbaiki, meningkatkan gizi, makanan, dietetik
masyarakat, kelompok, individu / klien yang merupakan suatu rangkaian kegiatan yang meliputi
pengumpulan, pengolahan, analisis, simpulan, anjuran, implementasi dan evaluasi gizi, makanan
dan dietetik dalam rangka mencapai status kesehatan optimal dalam kondisi sehat atau sakit.
6. Dietisien adalah ahli gizi yang secara profesional menggunakan cara berpikir kritisnya dalam
membuat keputusan untuk menangani berbagai masalah yang berkaitan dengan gizi, sehingga
dapat memberikan asuhan gizi yang aman, efektif dan berkualitas.
BAB II
RUANG LINGKUP
Pelayanan Gizi Rawat Inap adalah rangkaian kegiatan yang harus dilakukan dalam memberikan
asuhan gizi kepada pasien rawat inap yang dimulai dari skrining gizi, pengkajian gizi (identifikasi dan
asesmen), diagnosis gizi, intervensi gizi, monitoring dan evaluasi gizi pasien. Dietisien secara
profesional menggunakan cara berpikir kritis dalam membuat keputusan untuk menangani berbagai
masalah yang berkaitan dengan gizi sehingga dapat memberikan asuhan gizi yang aman, efektif dan
berkualitas.
Panduan Pelayanan Gizi Rawat Inap di RS Hermina Pasteur sebagai acuan bagi RS dalam upaya
memberikan asuhan pelayanan gizi yang tepat sesuai dengan kebutuhan pasien guna mempercepat
proses penyembuhan, mempertahankan dan meningkatkan status gizi pasien, disusun dengan ruang
lingkup dan tata urut sebagai berikut :
1. Definisi
2. Ruang Lingkup
3. Tata Laksana
a. Pelayanan / Asuhan Gizi di Rumah Sakit
b. Tujuan, Tempat dan Sasaran Asuhan Gizi Rawat Inap
c. Instrumen Skrining dan Asuhan Gizi
1). Instrumen Skrining Gizi
2). Asuhan Gizi Terstandar
d. Skrining Gizi
1). Alur Skrining Gizi
2). Penjelasan Alur Skrining Gizi
e. Proses Asuhan Gizi Terstandar
1). Alur Proses Asuhan Gizi Terstandar
2). Tahapan Asuhan Gizi Terstandar (PAGT)
f. Koordinasi Pelayanan / Kolaborasi
4. Dokumentasi
BAB III
TATA LAKSANA
1. Pelayanan gizi di RS diberikan dan disesuaikan dengan keadaan pasien berdasarkan kondisi
klinis, status gizi dan status metabolisme tubuh. Keadaan gizi sangat berpengaruh pada proses
penyembuhan penyakit, sebaliknya kondisi penyakit juga dapat berpengaruh pada keadaan
gizi pasien.
2. Sering terjadi kondisi pasien yang semakin buruk karena tidak tercukupinya zat gizi untuk
perbaikan organ tubuh dan mengakibatkan beberapa masalah gizi.
3. Masalah gizi di RS dinilai berdasarkan kondisi perorangan yang secara langsung maupun
tidak langsung mempengaruhi penyembuhan. Kecenderungan peningkatan kasus penyakit
yang terkait gizi memerlukan penatalaksanaan gizi secara khusus. Oleh karena itu dibutuhkan
pelayanan gizi yang bermutu untuk mencapai dan mempertahankan status gizi yang optimal
dan mempercepat proses penyembuhan.
2. Tempat layanan asuhan gizi rawat inap dilaksanakan di semua ruang rawat inap RS
3. Sasaran asuhan gizi adalah untuk semua pasien rawat inap dengan skoring awal >=3
D. SKRINING GIZI
1. Alur Skrining Gizi
Pasien Baru
Skrining Gizi
Oleh perawat
dalam 1x24 jam
Pasien
Masuk
Tdk Tujuan
Skrining beresiko Diet tercapai
Gizi Normal Pasien
STOP Pulang
(standar)
Beresiko malnutrisi/sudah
malnutrisi Tujuan
Tercapai
Tujuan tdk
tercapai
Adalah pendekatan sistematik dalam memberikan pelayanan asuhan gizi yang berkualitas
melalui serangkaian kegiatan mulai dari assesmen/ pengkajian gizi, diagnosis gizi, intervensi
gizi, monitoring dan evaluasi gizi. Proses Asuhan gizi terstandar dilakukan pada pasien yang
beresiko kurang gizi, sudah mengalami kurang gizi atau kondisi khusus dengan penyakit
tertentu. Langkah PAGT terdiri dari :
a. Pengkajian Gizi / Nutrition Assesment
Semua data yang berkaitan dengan pengambilan keputusan (yang dicatat dan
berhubungan dengan gizi). Pengkajian gizi dikelompokkan dalam 5 (lima) kategori :
Untuk pasien anak, Berat Badan (BB) dan Tinggi Badan (TB) dapat menunjukkan
status gizi dengan cara membandingkan Berat Badan berdasarkan umur (BB / U),
Tinggi / Panjang Badan menurut Umur (TB / U, PB / U), Berat Badan berdasarkan
Tinggi / Panjang Badan (BB / TB, BB / PB), atau IMT (Indeks Massa Tubuh)
menurut Umur (IMT / U) untuk pasien yang berusia > 5 tahun. Adapun
klasifikasinya :
Maka dari itu setiap tenaga kesehatan perlu mengetahui peranan masing-masing tenaga kesehatan
lainnya dalam memberikan pelayanan.
1. Dokter Penanggung Jawab Pelayanan
Dokter berperan sebagai ketua tim asuhan gizi, yang bertanggungjawab atas pelayanan
kesehatan secara keseluruhan. Dokter menegakkan diagnosa dan menetapkan terapi secara
keseluruhan, memberi penilaian akhir tentang status gizi gizi pasien, menetapkan prsekripsi
diet dan mengirim atau merujuk pasien ke dietisien untuk mendapatkan penyuluhan dan
konsultasi gizi. Dokter melakukan evaluasi tentang pelayanan gizi yang diberikan
berdasarkan masukan dari dietisien dan perawat, serta melakukan perubahan diet jika
diperlukan.
2. Perawat
a. Merujuk pasien yang beresiko maupun sudah terjadi malnutrisi maupun kondisi khusus
ke dietisien.
b. Melakukan pemantauan, mencatat asupan makanan dan respon klinis klien / pasien
terhadap diet yang diberikan dan menyampaikan kepada dietisien bila terjadi perubahan
pada kondisi pasien.
3. Dietisien
a. Melaksanakan skrining lanjutan
b. Melakukan assesmen / pengkajian gizi pada pasien yang beresiko malnutrisi atau
kondisi khusus meliputi pengukuran antropometri, pencatatan hasil laboratorium, fisik,
klinis, interpretasi data riwayat gizi dan riwayat personal.
c. Mengidentifikasi masalah / diagnosa gizi berdasarkan hasil assesmen dan menetapkan
prioritas diagnosa gizi.
d. Merancang intervensi gizi dengan menetapkan tujuan dan preskripsi diet yang lebih
terperinci untuk penetapan diet definitif serta merencanakan edukasi.
e. Melakukan koordinasi dengan dokter terkait kondisi pasien dan diet definitive.
f. Koordinasi dengan dokter, perawat, farmasi dan tenaga lain dalam pelaksanaan
intervensi gizi.
g. Melakukan monitoring respon pasien terhadap intervensi gizi.
h. Melakukan evaluasi maupun proses dampak asuhan gizi.
i. Memberi penyuluhan, motivasi dan konseling gizi pada pasien dan keluarganya.
j. Mencatat dan melaporkan hasil asuhan gizi pada rekam medik pasien.
k. Melakukan assesmen gizi ulang (re-assesment) apabila tujuan belum tercapai.
l. Melaksanakan visite dengan atau tanpa dokter
m. Berpartisipasi aktif dalam pertemuan atau diskusi dengan dokter, perawat, farmasi,
anggota tim asuhan gizi lain, pasien / klien dan keluarganya, dalam rangka evaluasi
keberhasilan pelayanan asuhan gizi.
4. Farmasi
a. Mempersiapkan obat dan zat gizi, misalnya vitamin, mineral, elektrolit, nutrisi
parenteral dan lain sebagainya.
b. Melakukan kompabilitas zat gizi yang diberikan kepada pasien.
b. Membantu mengawasi dan mengevaluasi penggunaan obat dan cairan parenteral pada
pasien oleh perawat.
a. Berkolaborasi dengan dietisien dalam pemantauan interaksi obat dan makanan.
b. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai interaksi obat dan makanan.
Pencatatan dan pelaporan kegiatan asuhan gizi merupakan kegiatan pengawasan dan pengendalian
mutu pelayanan dan komunikasi. Format ADIME (Assesmen, Diagnosa, Monitoring dan Evaluasi)
merupakan model yang sesuai dengan langkah PAGT (Proses Asuhan Gizi Terstandar). Pencatatan
yang digunakan diruang rawat inap adalah rekam medik pasien dan tersimpan dalam bentuk folder-
folder. Adapun pencatatan oleh Dietisien dilakukan secara harian sedangkan pelaporan tentang
cakupan asuhan gizi dilakukan setiap bulan.
2. Pencatatan Harian dalam formulir kegiatan asuhan gizi ruang rawat inap meliputi nama, umur,
jenis kelamin dan nomor rekam medik, antropometri (BB, TB, LLA dan Status Gizi),
pengkajian gizi (1x24 jam atau lebih), jenis diet yang diberikan, leaflet yang diberikan dan
asuhan gizi.
Ditetapkan di : Bandung
Pada tanggal : 21 Januari 2019