Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada tahun 2000, total biaya kesehatan yang dihabiskan untuk kejadian jatuh yang
fatal sebesar $0,2 miliar dan untuk kejadian cedera akibat jatuh non-fatal sebesar $19
miliar. Diperkirakan pada tahun 2020, biaya yang dikeluarkan untuk kejadian cedera
akibat jatuh dapat mencapai $32,4 miliar. Pada tingkat rumah sakit, rata-rata tingkat
insidensi tahunan sekitar 1,4 kejadian jatuh per-tempat tidur pertahunnya. Dengan
memahami risiko jatuh, pencegahan, dan penanganannya diharapkan dapat menurunkan
biaya kesehatan yang dikeluarkan, serta meningkatkan pelayanan klinis dan kepuasan
pasien. Untuk itu diperlukan pemahaman dalam mengimplementasikan faktor risiko jatuh,
pencegahan, dan penanganannya.

B. Sasaran
Siapapun yang bekerja di bidang kesehatan termasuk dokter, perawat, dan tenaga
medis lainnya yang terlibat dalam perawatan pasien risiko jatuh (seperti konsultan medis,
fisioterapis, tim transfer, sukarelawan, dan staf administrasi).

C. Tujuan
1. Identifikasi pasien yang mempunyai risiko jatuh.
2. Optimalisasi penggunaan assesment jatuh untuk menentukan kategori risiko jatuh.
3. Membandingkan faktor risiko intrinsik dan ekstrinsik jatuh.
4. Mendeskripsikan kebutuhan akan perlunya pemahaman faktor risiko jatuh,
pencegahan, dan penanganannya dalam meningkatkan klinis dan kepuasan pasien,
serta menurunkan biaya kesehatan.
5. Memahami kunci keberhasilan Program Faktor Risiko Jatuh, Pencegahan, dan
Penanganannya.
6. Memperoleh sumber daya dalam mengembangkan dan meningkatkan Program
Faktor Risiko Jatuh, Pencegahan, dan Penanganannya.

D. Definisi dan Klasifikasi


1. Kejadian jatuh tak disengaja: kejadian jatuh yang terjadi secara tidak sengaja
(misalnya terpeleset, tersandung). Pasien yang berisiko mengalami kejadian ini
tidak dapat diidentifikasi sebelum mengalami jatuh dan umumnya tidak

1
dikategorikan dalam risiko jatuh. Kejadian jatuh jenis ini dapat dicegah dengan
menyediakan lingkungan yang aman.
2. Kejadian jatuh yang tidak diantisipasi: kejadian jatuh yang terjadi ketika penyebab
fisik tidak dapat diidentifikasi.
3. Kejadian jatuh yang dapat diantisipasi (diperkirakan): kejadian jatuh yang terjadi
pada pasien yang memang berisiko mengalami jatuh (berdasarkan skor
assesment risiko jatuh)
4. Faktor yang dapat meningkatkan risiko jatuh:
a. Perasaan takut jatuh
b. Serangan Iskemik Sementara (Transient Ischaemic Attack-TIA)
c. Penyakit Parkinson
d. Riwayat patah tulang/ fraktur
e. Deformitas muskulo skeletal atau miopati
f. Inkontinensi uri/ alvi atau sering ke kamar mandi
g. Gangguan pendengaran
h. Dehidrasi
i. Riwayat jatuh sebelumnya
j. Penggunaan alat penahan diri/pengekang (restraint)
k. Kesulitan dalam memahami instruksi
l. Aritmia jantung
m.Stroke
n. Delirium/agitasi
o. Depresi
p. Gangguan gaya berjalan atau mobilitas
q. Gangguan penglihatan
r. Vertigo/pusing
s. Hipoglikemia
t. Konsumsi obat-obatan multiple
u. Mengkonsumsi laksatif dan atau diuretic
v. Keterbatasan bahasa

2
BAB II
FAKTA DAN STATISTIK

A. Faktor Risiko Jatuh


1. Riwayat jatuh sebelumnya
2. Gangguan kognitif
3. Gangguan keseimbangan, gaya berjalan, atau kekuatan
4. Gangguan mobilitas
5. Penyakit neurologi; seperti stroke dan Parkinson
6. Gangguan muskuloskeletal; seperti artritis,penggantian sendi, deformitas
7. Penyakit kronis; seperti osteoporosis, penyakit kardiovaskular, penyakit paru, dan
diabetes
8. Masalah nutrisi
9. Medikamentosa (terutama konsumsi > 4 jenis obat)

B. Biaya Akibat Jatuh


1. Pada tahun 2000, total biaya kesehatan yang dihabiskan untuk kejadian jatuh
yang fatal sebesar $0,2miliar dan untuk kejadian cedera akibat jatuh non-fatal
sebesar $19 miliar.
2. Dari cedera akibat jatuh non-fatal, 63% ($12 miliar) dikeluarkan untuk rawat inap,
21% ($4 miliar) untuk Instalasi Gawat Darurat (IGD), dan 16% ($3 miliar) untuk
rawat jalan.
3. Dari cedera akibat jatuh non-fatal, 35% adalah fraktur, yang menghabiskan biaya
kesehatan sebesar 61%
4. Menurut studi yang dilakukan olehNational Center for Patient Safety, biaya rerata
yang dikeluarkan untuk cedera akibat jatuha dalah $33.785
5. Diperkirakan pada tahun 2020, biaya yang dikeluarkan untuk cedera akibat jatuh
dapat mencapai $32,4 miliar.

C. Statistik Kejadian Jatuh pada Orang Tua yang Menjalani Rawat Inap atau
Tinggal di Panti Jompo
1. Rumah sakit mempunyai tingkat insidensi pertahun sekitar 1,4 kejadian jatuh per-
tempat tidur pertahun

3
2. Departemen Neurologi, Rehabilitasi Medik, dan Psikiatri mempunyai tingkat
kejadian jatuh yang paling tinggi yaitu berkisar antara 8,9 – 17,1 kejadian jatuh
per-seribu pasien.
3. Fasilitas perawatan jangka panjang mempunyai tingkat insidensi pertahun sekitar
1,6 kejadian jatuh perorang pertahun.
4. Lansia yang tinggal di panti jompo sering mengalami kejadian jatuh berulang,
dengan rerata 2,6 kejadian jatuh perorang pertahun.
5. Sekitar 10% - 20% kejadian jatuh di panti jompo menyebabkan cedera yang
serius dan sekitar 2% - 6% menyebabkan fraktur.
6. Sekitar 35% cedera akibat jatuh terjadi pada lansia yang mengalami kesulitan
berjalan

D. Etiologi Jatuh
1. Ketidak sengajaan: 31%
2. Gangguan gaya berjalan/ keseimbangan: 17%
3. Vertigo: 13%
4. Serangan jatuh (drop attack): 10%
5. Gangguan kognitif: 4%
6. Hipotensi postural: 3%
7. Gangguan visus: 3%
8. Tidak diketahui: 18%

E. Kunci Keberhasilan Program Pencegahan Jatuh


1. Prioritas utama adalah keselamatan pasien
2. Gunakan pendekatan yang sederhana dan terstandarisasi
3. Kata kunci:
a. Semua pasien berisi kojatuh
b. Semua petugas berperan serta dalam pencegahan kejadian jatuh
4. Pelatihan dan edukasi staf
5. Perlengkapan dan sumber daya yang mendukung dan adekuat

4
BAB III
PROTOKOL PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KEJADIAN
JATUH PADA PASIEN

A. Pernyataan Protokol
Keselamatan pasien merupakan tanggung jawab seluruh petugas. Dalam
rangka menurunkan risiko cedera akibat jatuh pada pasien, petugas akan menilai
dan melakukan penilaian ulang terhadap kategori risiko jatuh pasien, serta
bekerjasama dalam memberikan intervensi yang sesuai prosedur.

B. Tujuan
Sebagai suatu proses untuk mencegah kejadian jatuh pada pasien, dengan
cara:
1. Mengidentifikasi pasien yang memiliki risiko tinggi jatuh dengan
menggunakan assesment yang berkesinambungan terhadap pasien yang
berisiko jatuh (dilakukan saat pasien masuk bersamaan dengan assesmen
awal/inisial dan untuk rawat inap) yang telah ditetapkan oleh Rumah Sakit Tk.
II dr. Soepraoen,yaitu:
Pasien dewasa : Skala Morse
Pasien anak-anak : Skala Humpty Dumpty
Pasien Psikiatri : Skala Edmonson
Pasien Rawat Jalan/Usia Lanjut : Time Up And Go Test
2. Menetapkan standar pencegahan dan penanganan risiko jatuh secara
komprehensif.

C. Definisi
Jatuh adalah suatu peristiwa dimana seorang mengalami jatuh dengan atau
tanpa disaksikan oleh orang lain, tidak disengaja/ tidak direncanakan, dengan
arah jatuh ke lantai, dengan atau tanpa mencederai dirinya. Penyebab jatuh
dapat meliputi faktor fisiologis (pingsan) atau lingkungan (lantai yang licin).

D. Prosedur
1. Perawat yang bertugas akan melakukan skrining risiko jatuh saat pengkajian
awal pasien masuk dan rawat inap nantinya, dengan menggunakan metode

5
pengkajian risiko jatuh yang telah ditetapkan oleh Rumah Sakit Tk. II dr.
Soepraoen yaitu :
a) Pasien dewasa : Skala Morse
b) Pasien anak : Skala Humpty Dumpty
c) Pasien Psikiatri : Skala Edmonson
d) Pasien Rawat Jalan/Usia Lanjut : Time Up And Go Test
2. Pengkajian tersebut dilakukan oleh perawat dan kemudian dapat dijadikan
dasar pemberian rekomendasi kepada dokter untuk tatalaksana lebih lanjut.
3. Perawat memasang pin berwarna kuning pada gelang Identitas pasien dan
mengedukasi pasien atau keluarga tentang maksud pemasangan pita
kuning tersebut.
4. Assesment/ pengkajian ulang dilakukan oleh perawat secara berkala sesuai
hasil penilaian risiko jatuh pasien dan jika terjadi perubahan kondisi pasien
atau pengobatan, dapat juga dilakukan pada pasien yang mengalami
perubahan kondisi fisik atau status mental.

E. Instruksi dalam Melengkapi Assesment Risiko Jatuh


( skoring sesuai blangko pengkajian )

6
PENGKAJIAN RISIKO JATUH UNTUK PASIEN DEWASA
(SKALA MORSE)
Nama Lengkap :
Nomor Rekam Medik :
Tanggal Lahir :

a.
FAKTOR RISIKO SKALA POIN SKOR

b. Ya 25
Riwayatjatuh
Tidak 0
c.
Diagnosis sekunder Ya 15
(≥ 2 diagnosis medis) Tidak 0
d.
Berpegangan pada perabot / 30
e. Tongkat / alat penopang 15
Alat bantu
Tidak ada / kursi roda / perawat /
f. 0
tirah baring
Ya 20
g.
Terpasang infus
Tidak 0
h. Terganggu 20
Gaya berjalan
Lemah 10
i.
Normal / tirah baring /imobilisasi 0
Sering lupa akan keterbatasan
15
yang dimiliki
Kategori:
Status mental
Sadar≥ akan
Risikotinggi= 45 kemampuan diri sendiri 0

Risikosedang = 25 – 44
Total
Risikorendah = 0 - 24
Kategori :
Risiko tinggi = ≥45
Risiko sedang = 25 - 44
Risiko rendah = 0 – 24
Petugas

( ………………………)

7
Lakukan Intervensi sesuaikan dengan kategori yaitu :
Skala Morse :
Skor Risiko Rendah : 0 – 24
1) Orientasikan pasien pada lingkungan kamar / bangsal.
2) Pastikan roda tempat tidur terkunci.
3) Pastikan bel pasien terjangkau.
4) Singkirkan barang yang berbahaya terutama pada malam hari (kursi
tambahan dan lain-lain).
5) Posisikan tempat tidur pada posisi terendah.
6) Pastikan pengaman tempat tidur terpasang .
7) Minta persetujuan pasien agar lampu malam tetap menyala karena
lingkungan masih asing.
8) Pastikan alat bantu jalan dalam jangkauan (bila menggunakan).
9) Pastikan alas kaki tidak licin.
10) Pastikan kebutuhan pribadi dalam jangkauan.
11) Tempatkan meja pasien dengan baik agar tidak menghalangi.
12) Tempatkan pasien sesuai dengan tinggi badannya.

Skor Risiko Sedang : 25 - 44


1) Lakukan semua pedoman pencegahan jatuh risiko ringan.
2) Pasangkan gelang / pin warna kuning sebagai tanda risiko jatuh.
3) Pasang tanda risiko jatuh pada pintu kamar pasien bagian dalam.
4) Minta agar pasien segera memencet bel bila perlu Awasi atau bantu
sebagian aktivitas Daily Living pasien.
5) Cepat menanggapi bel.
6) Review kembali obat-obatan yang berisiko.
7) Beritahu pasien agar mobilisasi secara bertahap: duduk perlahan-lahan
sebelum berdiri.

8
Skor RisikoTinggi : ≥ 45
1) Lakukan semua pedoman pencegahan untuk risiko rendah.
2) Kunjungi dan monitor pasien setiap jam.
3) Tempatkan pasien di kamar yang paling dekat dengan nurse station (jika
memungkinkan).
4) Kaji kebutuhan BAB / BAK secara teratur setiap 2 – 3 jam.
5) Dokumentasikan setiap perubahan pada pengkajian risiko jatuh.

9
PENGKAJIAN RISIKO JATUH UNTUK PASIEN ANAK
(SKALA HUMPTY DUMPTY)
Nama Lengkap :
Nomor Rekam Medik :
Tanggal Lahir :
Parameter Kriteria Nii Sr
Usia  < 3 tahun
 3 – 7 tahun
 7 – 13 tahun
 ≥ 13 tahun
Jeniskelamin  Laki-laki
 Perempuan
 Diagnosis neurologi
 Perubahan oksigenasi (diagnosis
respiratorik, dehidrasi, anemia,
Diagnosis
anoreksia, sinkop, pusing, dsb.)
 Gangguanperilaku / psikiatri
 Diagnosis lainnya
 Tidakmenyadariketerbatasandirinya
Gangguan kognitif  Lupaakanadanyaketerbatasan
 Orientasi baik terhadap diri sendiri
 Riwayat jatuh / bayi diletakkan di
tempat tidur dewasa
 Pasien menggunakan alat bantu / bayi
Faktor lingkungan diletakkan dalam tempat tidur bayi /
perabot rumah
 Pasiendiletakkan di tempattidur
 Area di luarrumahsakit
Respons terhadap:  Dalam 24 jam
Pembedahan/ sedasi /  Dalam 48 jam
anestesi  > 48 jam atau tidak menjalani
pembedahan / sedasi/ anestesi
 Penggunaanmultipel: sedatif, obathip-
nosis, barbiturat, fenotiazin, antidepre-
2. Penggunaan medika- san, pencahar, diuretik, narkose
mentosa
 Penggunaan salah satu obat di atas
 Penggunaan medikasi lainnya / tidak
ada medikasi

Skor asesmen risiko jatuh: (skor minimum 7, skor maksimum 23)


 Skor 7-11: risikorendahPetugas
 Skor ≥ 12: risikotinggi

(…………………………………)

10
PENGKAJIAN RISIKO JATUH UNTUK PASIEN PSIKIATRI
(SKALA EDMONSON)

Nama Lengkap :
Nomor Rekam Medik :
TanggalLahir :

TGL
JAM
NO ITEM PENILAIAN
SKO
R
USIA
a. Kurang dari 50 tahun 8
1
b. 50 – 70 tahun 10
c. Lebih dari 80 tahun 26
STATUS MENTAL
a. Kesadaran 4
baik/Orientasi baik tiap
2 saat
b. Agitasi/Ansietas 12
c. Kadang-kadang bingung 13
b. Bingung/Disorientasi 14
ELIMINASI
a. Mandiri dan mampu 8
mengontrol BAB/BAK
b. Dower 12
Catheter/Colostomy
3 c. Eliminasidenganbantuan 10
d. Gangguan eliminasi 12
(Inkontinensia / Nokturia /
Frekwensi)
e. Inkontinensia tetapi 12
mampu untuk mobilisasi
4 PENGOBATAN
a. Tanpa obat-obatan 10
b. Obat-obatan Jantung 10

11
c. Obat-obat Psikotropika 8
(termasuk
Benzodiazepine dan
Antidepresan)
d. d. Mendapat tambahan 12
obat-obatan dan / atau
obat-obat PRN (psikiatri,
anti nyeri) yang diberikan
dalam 24 jam terakhir
DIAGNOSA
a. Bipolar/Gangguan 10
Schizoaffective
b. Penggunaan Obat- 8
5 obatan terlarang
/Ketergantungan Alkohol
c. Gangguan Depresi 10
Mayor
b. Dimensia/Delirium 12
AMBULASI /
KESEIMBANGAN
a.Mandiri/Keseimbangan 7
Baik / Immobilisasi
b.Dengan Alat Bantu (kursi 8
roda, walker, dll)
6
c. Vertigo/Kelemahan 10
d.Goyah / membutuhkan 8
bantuan dan menyadari
kemampuan
e.Goyah tapi lupa 15
keterbatasan

12
NUTRISI
a. Mengkonsumsi sedikit 12
makanan atau
7 minumandalam 24 jam
terakhir
b. Tidak ada kelainan 0
dengan nafsu makan
GANGGUAN POLA TIDUR
a. Tidak ada gangguan 8
tidur
8 b. Ada keluhan gangguan 12
tidur yang dilaporkan
oleh pasien, keluarga
atau petugas
RIWAYAT JATUH
a. Tidak ada riwayat jatuh 8
9
b. Ada riwayat jatuh dalam 12
3 bulan terakhir

TOTAL SKOR

KETERANGAN

TidakBerisiko < 90

Berisiko > 90

Nama /
ParafPetugas

CATATAN :
1. Pengkajian Awal RisikoJatuh dilakukan pada saat pasien masuk rumah sakit, dituliskan
pada kolom IA (Initial Assessment).

2. Pengkajian ulang untuk pasien risiko jatuh ditulis pada kolom keterangan dengan kode :
a. Setelah pasien jatuh ( Post Falls ) dengan kode : PF
b. Perubahankondisi ( Change of Condition ) dengankode : CC
c. Menerima pasien pindahan dari ruangan lain ( On Ward Transfer ) dengan kode :
WT

13
d. Setiapminggu ( Weekly ) dengankode : WK
e. Saat pasien pulang ( Discharge) dengan kode : DC
Kode ini dituliskan pada kolom keterangan.

Implementasi Resiko Jatuh : (Skala Edmonson)

TidakBerisiko: Skor< 90 Berisiko: Skor> 90


1. Orientasikan pasien pada lingkungan 1. Orientasikan pasien pada lingkungan
kamar/bangsal kamar/bangsal
2. Pastikan rem tempat tidur terkunci 2. Pastikan rem tempat tidur terkunci
3. Pastikan bel terjangkau 3. Pastikan be lterjangkau
4. Singkirkan barang yang berbahaya 4. Singkirkan barang yang berbahaya
terutama pada malam hari (kursi tambahan terutama pada malam hari (kursi tambahan
dan lain-lain) dan lain-lain)
5. Minta persetujuan pasien agar lampu 5. Minta persetujuan pasien agar lampu
malam tetap menyala karena lingkungan malam tetap menyala karena lingkungan
masih asing masih asing
6. Pastikan alat bantu jalan dalam jangkauan 6. Pastikan alat bantu jalan dalam jangkauan
(bila menggunakan) (bila menggunakan)
7. Pastikan alas kaki tidaklicin 7. Pastikan alas kaki tidaklicin
8. Pastikan kebutuhan pribadi dalam 8. Pastikan kebutuhan pribadi dalam
jangkauan jangkauan
9. Tempatkan meja pasien dengan baik agar 9. Tempatkan meja pasien dengan baik agar
tidak menghalangi tidak menghalangi
10. Tempatkan pasien sesuai dengan tinggi 10. Tempatkan pasien sesuai dengan tinggi
badannya. badannya.
11. Pasang penanda risiko jatuh di luar
kamar/di brankard/di atas tempat tidur
12. Minta agar pasien segera memencet bel
bila perlu bantuan atau segera
menghubungi petugas
13. Awasi atau bantu sebagian ADL pasien
14. Cepat menanggapi bel atau keluhan pasien
15. Review kembaliobat-obatan yang berisiko
16. Beritahu pasien agar mobilisasi secara
bertahap : duduk perlahan – lahan sebelum

14
berdiri.

15
PENGKAJIAN RISIKO JATUH UNTUK PASIEN NEONATUS
Nama Lengkap :
Nomor Rekam Medik :
TanggalLahir :
PENGKAJIAN RISIKO JATUH NEONATUS
Semua Neonatus dikategorikan berisiko jatuh
 Pasang pin warna kuning tanda risiko jatuh pada gelang identitas
pasien
 Pasang tanda risiko jatuh pada box/incubator
 Orientasi ruangan pada orangtua/keluarga
 Dekatkan box bayidenganibu
INTERVENSI
 Pastikan selalu ada pendamping
 Pastikan lantai dan alas kaki tidak licin
 Kontrol rutin oleh perawat/ bidan
 Bila dirawat dalam incubator, pastikan semua jendela terkunci
 Edukasiorangtua/keluarga
EDUKASI YANG DIBERIKAN
 Tempatkan bayi pada tempat yang aman
 Teknik menggendong bayi
 Cara membungkus bayi
 Segera istirahat apabila merasa lelah dan tempatkan bayi pada boxnya
 Libatkan keluarga untuk mendampingi atau segera panggil perawat/bidan jika dibutuhkan
Ibu Keluarga lain Bapak Wali
SASARAN
Lainnya………..
EDUKASI

 Memahami dan mampu menjelaskan kembali


EVALUASI  Mampu mendemonstrasikan
 Perlu edukasi ulang

Keluarga Petugas

16
(………………………………..) (………………………………..)

PENGKAJIAN RISIKO JATUH


UNTUK PASIEN RAWAT JALAN / USIA LANJUT
Pengkajian resiko jatuh rawat jalan ada 2 cara :
1. Secara Visual
a. Pengkajian
NO PENILAIAN / PENGKAJIAN YA TIDAK
A Cara berjalan pasien (salah satu atau lebih)
1. Tidak seimbang/sempoyongan
2. Jalan dengan menggunakan alat bantu
kruk, tripot, kursi roda, orang lain)
B Menopang saat akan duduk : tampak
memegang pinggiran kursi atau meja/benda
lain sebagai penopang saat akan duduk.

b. Hasil
N HASIL PENILAIAN / PENGKAJIAN KET
O
1 Tidak beresiko Tidak ditemukan a & b
2 Resiko rendah Ditemukan salah satu dari a/b
3 Resiko tinggi Ditemukan a & b

c. Tindakan
NO HASIL KAJIAN TINDAKAN YA TIDAK TTD/NAMA
PETUGAS
1 Tidak beresiko Tidak ada tindakan
2 Resiko rendah Edukasi
3 Resiko Tinggi  Pasang pita
kuning
 Edukasi

17
2. Up and Go Test
Persiapan :
Pasien harus menggunakan alat bantu yang biasa dipakai (kaca mata, walker,
dll).
Jelaskan dan contohkan sebelum dilakukan tes :
1. Minta pasien untuk duduk dengan nyaman di kursi.
2. Minta pasien untuk berdiri jika ada aba-aba mulai, dan mulailah
menghitung waktu dengan jam / stopwatch.
3. Jika pasien merasa pusing, dapat berdiri sebentar untuk meredakannya.
4. Pasien diminta berjalan sejauh 3 meter (6 langkah).
5. Setelah berjalan 3 meter (6 langkah), pasien kembali lagi dan duduk
kembali.
6. Ketika pasien duduk, lihat jam / stopwatch dihentikan.

Kriteria : (Jacobs & Fox, 2008)


< 14 detik : tidak ada risiko untuk jatuh
> 14 detik : risiko tinggi untuk jatuh

Petugas

(………………………….)

18
BAB IV
LANGKAH-LANGKAH PENCEGAHAN PASIEN RISIKO JATUH

A. Pencegahan Jatuh
1. Pasang pita berwarna kuning pada gelang identitas pasien dan gambar risiko
jatuh di area yang mudah dilihat.
2. Lakukan orientasi kamar inap kepada pasien
3. Sediakan pencahayaan yang adekuat
4. Anjurkan pasien untuk memakai alas kaki anti slip
5. Anjurkan pasien meminta bantuan perawat bila membutuhkan.
6. Tempatkan alat bantu bel panggilan berada dalam jangkauan pasien.
7. Jangan biarkan pasien berisiko jatuh tanpa pengawasan saat di daerah
diagnostik atau terapi.
8. Mengamati lingkungan untuk kondisi yang berpotensi terhadap resiko jatuh
dan segera laporkan untuk perbaikan sehingga tercipta lingkungan yang
aman.
9. Pasang beside rel dan pastikan roda tempat tidur terkunci serta upayakan
menggunakan tempat tidur yang rendah.
10. Edukasi pasien dan keluarga mengenai pencegahan jatuh.
11. Upayakan kamar tidur pasien berdekatan dengan pos perawat.
12. Pertimbangkan efek puncak obat yang diresepkan yang mempengaruhi
tingkat kesadaran.
13. Pastikan pasien yang diangkut dengan brandoard/tempat tidur posisi beside
rel dalam keadaan terpasang.
14. Pastikan bahwa jalur kekamar kecil bebas dari hambatan dan terang.

B. Faktor Risiko
Faktor risiko jatuh dapat dikelompokkan menjadi 2 kategori:
1. Intrinsik: berhubungan dengan kondisi pasien, termasuk kondisi psikologis
2. Ekstrinsik: berhubungan dengan lingkungan
Selain itu, faktor risiko juga dapat dikelompokkan menjadi kategori dapat
diperkirakan (anticipated) dan tidak dapat diperkirakan (unanticipated). Faktor

19
risiko yang dapat diperkirakan merupakan hal-hal yang diperkirakan dapat
terjadi sebelum pasien jatuh

20
Intrinsik (Berhubungan Ekstrinsik (Berhubungan
Dengan Kondisi Pasien) Dengan Lingkungan)

Dapat Diperkirakan  Riwayat jatuh  Lantai basah/silau, ruang


sebelumnya berantakan, pencahayaan
 Inkontinensia kurang, kabel longgar/
 Gangguan kognitif/ lepas
psikologis  Alas kaki tidak pas
 Gangguan  Dudukan toilet yang rendah
keseimbangan/  Kursi atau tempat tidur
mobilitas beroda
 Usia> 65 tahun  Rawat inap berkepanjangan
 Osteoporosis  Peralatan yang tidakaman
 Status kesehatan  Peralatan rusak
yang buruk  Tempat tidur ditinggalkan
dalam posisi tinggi

Tidak Dapat  Kejang  Reaksi individu terhadap


Diperkirakan  Aritmia jantung obat-obatan
 Stroke atau
Serangan Iskemik
Sementara
(Transient Ischaemic
Attack-TIA)
 Pingsan
 “Serangan jatuh”
(Drop Attack)

21
C. STRATEGI INTERVENSI

Strategi Intervensi

Kategori
Lingkup Area Risiko
Risiko

Intervensi
Perubahan
Sering Kelemahan Gangguan Medikasi
T S R Status
Jatuh Otot Mobilitas Multipel
Mental

Tempat tidur rendah v V v V V v v


Alas kaki anti-licin v V v V V v v v
Bantu pasien untuk turun
v V v V V v v v
dari tempat tidur
Tempat tidur beroda
berada dalam posisi v V v V V v v v
terkunci
Berikan alat bantu sesuai
v V v V V v v v
kebutuhan pasien
Pengaturan ruangan
v V V V v v v
untuk pasien risiko tinggi
Karpet/tikar anti-licin v V V V v v v
Peninjauanulangmedikas
v V V V v v v
i
Program olahraga v V V V v v v
Edukasitoileting v V V
Tanda pengenal (pin
berwarna kuning yang
v V V v v v
dikancingkan pada
gelang identitas)
Kasur yang memiliki
v V V v v
batas pinggir
Pelindung pinggul v V v v
Alarm tempat tidur v V v v
Catatan: strategi intervensi ini tidak mutlak dilakukan, disesuaikan dengan penilaian klinis ahli/dokter
memeriksa.

22
MANAJEMEN RISIKO JATUH (PASIEN DEWASA DAN ANAK)

Diisi Oleh Perawat


SKOR RESIKO INTERVENSI PENGKAJIAN ULANG
JATUH
PASIEN DEWASA 1. Resiko Jatuh Rendah PASIEN DEWASA
1. 0 – 24 : 1.1 Orientasikan pasien pada lingkungan kamar 1. Skor Resiko Jatuh
Skor Resiko 2.1 Pastikan roda tempat tidur terkunci Rendah : Setiap
Rendah 3.1 Posisikan tempat tidur pada posisi rendah 24 jam
2. 25 – 44 : 4.1 Pastikan pengaman tempat tidur terpasang 2. Skor Resiko Jatuh
Skor Resiko 5.1 Pastikan bel pasien terjangkau Sedang : Setiap
Sedang 6.1 Singkirkan barang yang berbahaya, terutama pada malam hari (kursi 8 jam
3. ≥ 45 : tambahan, dll) 3. Skor Resiko Jatuh
Skor Resiko 7.1 Minta persetujuan pasien agar lampu malam tetap menyala karena Tinggi : Setiap 4
Tinggi lingkungan masih asing jam
8.1 Pastikan alat bantu jalan dalam jangkauan (bila menggunakan)
PASIEN ANAK 9.1 Pastikan alas kaki tidak licin PASIEN ANAK
1. 7-11 : 10.1 Pastikan kebutuhan pribadi dalam jangkauan 1. Skor Resiko Jatuh
Skor Resiko 11.1 Lakukan observasi setiap 24 jam Rendah : Setiap
Rendah 12.1 Lakukan monitoring insiden pasien jatuh dan laporkan kepada tim 24 jam
2. ≥ 12 : mutu rumah sakit 2. Skor Resiko Jatuh
Skor Resiko 2. Resiko Jatuh Sedang Tinggi : Setiap 4
Tinggi 1.1 Lakukan semua pedoman pencegahan jatuh resiko rendah jam
2.1 Pasang pin/kancing warna kuning sebagai tanda resiko jatuh pada
gelang identitas pasien
3.1 Pasang tanda/lambang segitiga resiko jatuh di tempat tidur pasien, di
tempat yang mudah dilihat/pintu kamar pasien (bagi yang 1 kamar 1
pasien)
4.1 Review kembali obat-obatan yang beresiko
5.1 Beritahu pasien agar mobilisasi secara bertahap yaitu duduk
perlahan-lahan sebelum berdiri
6.1 Anjurkan pasien untuk segera memencet bel bila membutuhkan
bantuan perawat
7.1 Segera tanggapi bel pasien
8.1 Monitor kebutuhan pasien secara berkala (setiap 2-3 jam) misalnya :
BAK, BAB
9.1 Lakukan observasi setiap 8 jam
3. Resiko Jatuh Tinggi
1.1 Lakukan semua pedoman pencegahan jatuh resiko rendah dan
sedang
2.1 Pindahkan kamar pasien lebih dekat dengan ruang jaga perawat
(Nurse Station)
3.1 Jika pasien menunjukkan adanya gangguan kognitif, gunakan tali
pengaman (non-emergency restraint), lakukan pemeriksaan neurologi
dan tanda-tanda vital
4.1 Monitor kebutuhan pasien secara berkala (setiap 2-3 jam) misalnya :
BAK, BAB
5.1 Lakukan observasi setiap 4 jam
6.1 Dokumentasikan setiap perubahan pada RM/009.A/RI

Keterangan : Intervensi dilakukan oleh perawat


MONITORING RISIKO JATUH

Skor Keperawatan
Tgl/
Resiko Intervensi Keperawatan Waktu Kaji Ulang
Pukul
Jatuh Nama Paraf

Keterangan : Untuk intervensi diisi dengan kode intervensi

24
MANAJEMEN RISIKO JATUH (PASIEN PSIKIATRI)

Diisi Oleh Perawat


SKOR RISIKO INTERVENSI PENGKAJIAN
JATUH ULANG
1. < 90 : 1. Tidak Beresiko Pengkajian
Tidak 1.1 Orientasikan pasien pada lingkungan kamar ulang dilakukan
Beresiko 2.1 Pastikan roda tempat tidur terkunci untuk pasien
2. ≥ 90 : 3.1 Posisikan tempat tidur pada posisi rendah beresiko
Beresiko 4.1 Pastikan pengaman tempat tidur terpasang dilakukan setiap
5.1 Pastikan bel pasien terjangkau hari.
6.1 Singkirkan barang yang berbahaya, terutama pada malam
hari (kursi tambahan, dll)
7.1 Minta persetujuan pasien agar lampu malam tetap menyala
karena lingkungan masih asing
8.1 Pastikan alat bantu jalan dalam jangkauan (bila
menggunakan)
9.1 Pastikan alas kaki tidak licin
10.1 Pastikan kebutuhan pribadi dalam jangkauan
11.1 Lakukan monitoring insiden pasien jatuh dan laporkan
kepada tim mutu rumah sakit
2. Beresiko
1.2 Lakukan semua pedoman pencegahan jatuh resiko rendah
dan sedang
2.2 Pindahkan kamar pasien lebih dekat dengan ruang jaga
perawat (Nurse Station)
3.2 Jika pasien menunjukkan adanya gangguan kognitif, gunakan
tali pengaman (non-emergency restraint), lakukan
pemeriksaan neurologi dan tanda-tanda vital
4.2 Monitor kebutuhan pasien secara berkala (setiap 2-3 jam)
misalnya : BAK, BAB
5.2 Dokumentasikan setiap perubahan pada RM/009.A/RI

Keterangan : Intervensi dilakukan oleh perawat

25
MONITORING RISIKO JATUH

Skor Keperawatan
Tgl/ Waktu Kaji
Risiko Intervensi Keperawatan
Pukul Ulang
Jatuh Nama Paraf

Keterangan : Untuk intervensi diisi dengan kode intervensi

26
D. Checklist Alat Pengaman
Kursi Roda
Rem Pengaman kursi roda _____
Bantalan tangan Mudah dilepaskan saat transfer _____
Bantalan kaki Mudah untuk disesuaikan dan diposisikan _____
mudah dilipat sehingga pasien dapat berdiri tanpa
Pedal kaki Merasa Terganggu _____
Roda Tidak bengkok atau melengkung _____
Anti-Tip Terpasang dengan baik _____

TempatTidur
Pegangan sisi tempat tidur Mudah dinaikkan dan diturunkan _____
Terkunci dengan aman saat dinaikkan _____
Hanya digunakan untuk mobilitas _____
Roda Mudah berputar/diarahkan, tidak melekat _____
Rem Mengamankan tempat tidur saat dioperasikan _____
Mekanik Pengaturan ketinggian tempat tidur mudah dilakukan _____
Meja sampingTempat tidur Roda terkunci dengan baik _____
Letaknya di samping tempat tidur, menempel di
dinding _____

Tiang Infus
Tiang Mudah dinaikkan dan diturunkan _____
Stabil, tidak mudah goyang.
Roda
Mudah beputar/diarahkan, tidak melekat _____

Tumpuan kaki (footstools)


Kaki kursi Proteksi karet anti-selip di kesemua kaki
Stabil, tidak goyang _____
Bagian atas kursi Permukaan tidak licin _____

Bel Panggilan/ Pencahayaan


Operasional Lampu di luarkamar _____
Alarm berbunyi di pos perawat _____
Nomor kamar muncul di monitor _____
Intercom _____
Sinyal panel kamar _____
Akses Mudah diraih saat di kamar mandi _____
Dalam jangkauan saat pasien di tempat tidur _____

Walker/Cane
Keamanan Ujung karet pada alat berfungsi dengan baik _____
Stabil _____

27
BAB V
PENUTUP

Demikian Buku Panduan Risiko Cidera Jatuh dibuat untuk memberikan pemahaman
kepada petugas dalam mengimplementasikan faktor risiko jatuh, pencegahan, dan
penanganannya, maka pelaksanaan kegiatan Risiko Cidera Jatuh di rumah sakit sangatlah
penting. Melalui panduan Risiko Cidera Jatuh ini diharapkan terjadi penekanan, penurunan
insiden sehingga dapat lebih meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap Rumah
Sakit Tk II dr. Soepraoen

Ditetapkan : Di Malang
Pada Tanggal : Juli 2022

Kepala Rumah Sakit TK. II dr. Soepraoen,

dr. Muh Hafid Akbar, Sp.JP(K), FIHA


Kolonel Ckm NRP.32555

28
DAFTAR PUSTAKA

1. Panduan Nasional Pasien Rumah Sakit. Dep Kes RI. Tahun 2008
2. Pedoman Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien ( IKP ). KKP-RS. Tahun 2008
3. PMK No. 1691 Tahun 2011. Tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit

29

Anda mungkin juga menyukai