DISUSUN OLEH :
1. MAULIDA ISNA NURHIDAYAH 150110014
2. MEISI GREITI CHENNY PANGAILA 150310003
3. NABILA OKTAVIANI DEWI 150110015
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena
atas karunia dan penyertaan-Nya, makalah yang membahas tentang “MANAJEMEN
KAMAR OPERASI “ ini dapat terselsaikan tepat pada waktu yang telah di tentukan.
Kami sangat berterimakasih kepada Dosen yang telah mempercayakan kami untuk
membuat pengkajian ini, dan kepada teman-teman dalam kelompok yang telah
memberikan waktu, dan idide sehingga makalah ini selesai tepat pada waktunya. Dan
tidak lupa, kami berterimakasih kepada orangtua, yang selalu memberikan dukungan
dan doa, didalam setiap aktivitas sehari-hari termasuk dalam menjalankan
pendidikan. Serta kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah mengijinkan semuanya
terjadi.
Kami sangat ingin makalah ini tersusun dengan baik bahkan sempurna, tapi
kami sangat tau bahwa tidak ada sesuatu di dunia ini yang sempurna. Oleh sebab itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman, agar makalah ini dapat
jauh lebih baik nantinya.
Dan akhirnya, kami berharap semoga makalah ini berguna bagi semua pembacanya.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
pengambilan suatu barang atau jasa. Pendistribusian juga merupakan suatu hal
yang bersifat secara langsung dari per-orangan dalam penyaluran jenis barang
atau jasa tersebut. Didalam melakukan pendistribusian barang, kita harus
melakukan proses permintaan barang kepada pihak penyalur (distributor).
Philip Kotler, (1997:140) mengemukakan bahwa : “ Distribusi adalah
serangkaian organisasi yang saling tergantung dan terlibat dalam proses untuk
menjadikan suatu barang atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi.“
Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit
adalah melalui pelayanan penuniang medik, khususnya dalam pengelolaan
dan pendistribusian linen dirumah sakit. Linen di rumah sakit dibutuhkan di
setiap ruangan terlebih khusus dalam kamar operasi Kebutuhan akan linen di
setiap ruangan ini sangat bervariasi, baik jenis, jumlah dan kondisinya. Alur
pengelolaan linen cukup panjang, memburuhkan pengelolaan khusus dan
banyak melibatkan tenaga kesehatan dengan berrnacarn-macam klasifikasi.
Klasifikasi tersebut terdiri dari ahli manajemen, teknisi, perawat, ukang cuci,
penjahit, tukang setrika, atrli sanitasi, serta ahli kesehatan dan keselamatan
kerja. Untuk mendapatkan kualitas linen yang baik, nyaman dan siap pakai,
diperlukan perhatian khusus, seperti kemungkinan terjadinya pencemaran
infeksi dan efek penggunaan bahan-bahal kimia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2 Jenis Linen
No Jenis Linen
1 Sperai
2 Perlak/Zeil
3 Sarung Bantal
4 Sarung Guling
5 Selimut
6 Bedcover
7 Alas Kasur
8 Tirai / Gorden
9 Kain penyekat/scherm
10 Kelambu
11 Taplak
12 Barak schort (tenaga kesehatan dan pengunjung)
13 Celemek
14 Baju Pasien
15 Baju Operasi
16 Kain penutup (tabungg as,t roli dan alat kesehatan lainnya
17 Popok bayi, baju bayi, kain bedong, gurita bayi
18 Kelambu Bayi
19 Laken Bayi
4
20 Selimut Bayi
21 Masker
22 Gurita
23 Topi Kain
24 Zash lap
25 Handuk
Handuk untuk petugas
Handuk pasien untuk mandi
Handuk pasien untuk lap tangan
Handuk pasien untuk muka
1 Katun 100%
2 Wool
3 Kombinasi seperti 650/o aconilic dan 35o/o wcrol
4 Slik
5 Blacu
6 Flanel
7 Tetra
8 CYC.SOo/o- 50o/o
5
9 PolyesterlO Oo/o
10 Twill/drill
6
2.5 Prinsip Pengelolaan Linen di Rumah Sakit
Rendah
Kemungkinan
menimbulkan
infeksi
Desinfeksi tingkat rendah
Tinggi
A. Perencanaan
1) Sentralisasi Linen
7
maka diperlukan sistem pengadaan satu pintu yang sudah terprogram dengan
baik. Untuk itu diperlukan kesepakatankesepakatan baku dan merupakan satu
kebijakan yang turun dari pihak Top Leuel Management yang kemudian
diaplikasikan menjadi suatu srandard yang harus dijalankan dan dilaksanakan
dengan prosedur tetap (protap) dan petunjuk teknis (juknis) yang selalu
dievaluasi.
2) Sentralisasi Linen
a. Standard Produk
Berhubung sarana kesehatan bersifat universal maka sebaiknya tiap
rumah sakit mempunyai standar produk yang sama agar bisa
diproduksi massal dan mencapai skala ekonomi. Produk dengan
kualitas tinggi akan memberikan kenyamanan pada waktu
pemakaiannya dan mempunyai waktu penggunaan yang lebih lama,
sehingga secara ekonomi lebih optimum dibandingkan produk yang
lebih murah.
8
b. Standard desain
Pada dasarnya baju rumah sakit lebih mementingkan fungsinya dari
pada estetikanya, maka desain yang sederhana, ergonomis dan unisex
merupakan pilihan yang, ideal, terutama pada baju bedah dan baju
pasien. Sizing system dengan pembedaan warna, diaplikasikan pada
baju-baju tertentu untuk mengakomodasikan individu pemakai. Untuk
kepentingan "praktis'', beberapa rumah sakit menggunakan sprei/laken
yang fitted selain yang flat. Yang tidak kalah pentingnya adalah
pertimbangan pada waktu pemeliharaan, penggunaan kancing dan
sambungan-sambungan baju lebih baik dihindari.
c. Standard material
Pemilihan material harus disesuaikan dengan fungsi, cara perawatan
dan penampilan yang diharapkan. Beberapa kain yang digunakan
dirumah sakit antara lain Cotton, CVC, TC, Polyester dengan anyaman
plat atau drill, denga proses akhir yang lebih spesifik, seperti water
repellent, soil release, PU coated dan sebagainya yang mempunyai
sifat dan penggunaan-penggunaan tertentu. Dengan adanya berbagai
pilihan tersebut memungkinkan bagi kita untuk mendapatkan hasil
terbaik untuk setiap produk. Warna pada kain/baju juga memberikan
nuansa tersendiri, sehingga secara psikologis mempunyai pengaruh
terhadap lingkungannya. Oleh karena itu, pemilihan warna sangat
penting. Alternatif dari kain warna yang polos adalah kain dengan
corak motif, trend ini memberikan nua-nsaya ng lebih santai dan
modern.
d. Standard ukuran
Ukuran linen sebaiknya dipertimbangkan tidak hanya dari sisi
penggunaan tetapi juga dari biaya pengadaan dan biaya operasional
yang timbul. Makin luas dan berat, makin mahal biaya pengadaan dan
pengoperasiannya. Dengan adanya ukuran tempat tidur yang standard,
9
misalnya : 90 x 200 cm, maka ukuran linen bisa distandarkan menjadi
:
Laken l6O x 275 cm
Steek laken 75 x 160 cm
Zeil 70 x ll0 cm
Sarung bantal 50 x 70 cm
e. Standard jumlah
Idealnya jumlah stok linen 5 par (kapasitas) dengan posisi 3
par berputar di ruangan : stok 1 par terpakai , stok I par dicuci , stok 1
par cadangan dan 2 par mengendap di logistik : I par sudah terjahit
dan 1 par berupa lembaran kain. Untuk jumlah linen yang digunakan
di ruang rawat dan operasi perhitungan rincinya sebagai berikut :
Linen kamar
Penggantian linen kamar di rumah sakit sangat bervariatif, dari 1
x 1 hari sampai 1 x 3 hari. Apabila rata-rata 1 x 2 hari,
sedangkan jumlah tempat tidur 300 dan BOR 80%, dengan lama
pencucian I hari, serta rencana par stok 3, maka kebutuhan
linennya adalah:
Linen OK
Persediaan linen OK yang ideal sangat krusial, mengingat
standard prosedur di ruang OK sangat ketar. Apabila rumah sakit
dengan 5 ruang OK dan frekuensi operasi 5 kali/hari, yang
masing-masing ditangani oleh 7 operator, lama cuci linen 1 hari
dan par stok 3, maka kebutuhan linennya adalah :
Namun ada rumah sakit tertentu yang menambah safety stock
menjadi 4 par, mengingat sering terjadinya keadaan di luar
rencana sehari-hari.
10
f. Standard penggunaan Linen yang baik seharusnya tahan cuci sampai
350 kali dengan prosedur normal. Sebaiknya setiap rumah sakit
menentukan standard kelaikan sebuah linen, apakah dengan umur
linen, kondisi fisik atau dengan frekuensi cuci. Untuk itu sebaiknya
linen diberi identitas.
B. Pengadaan
C. Penerimaan
D. Pemberian identitas
E. Pendistribusian
F. Pemanfaatan linen
11
G. Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan dan pelaporan linen yang hilang ataupun yang rusak. Jika
hilang maka akan dilakukan penggantian dan jika linen rusak dilakukan
perbaikan ataupun pemusnahan linen jika kerusakan disebabkan oleh zat-zat
berbahaya.
12
2.7 Skema Manajemen Linen Rumah Sakit
Perencanaan
Proses Pengadaan
Penerimaan
Pemberian Identitas
HILANG RUSAK
Perbaikan Musnahkan
PENCATATAN / PELAPORAN 13
2.8 Penyimpanan Linen
14
- Tidak lebih dari ¾ dari wadah karena pengisian terlalu penuh akan
meningkatkan resiko pecah dalam perjalanan dan meningkatkan resiko
kontaminasi pada petugas
- Wadah linen tidak boleh diseret dengan lantai
- Petugas diharapkan memakai alat pelindung diri termasuk sarung tangan.
(SESLHN, 2011)
15
2.10 Distribusi Linen
Linen bersih harus terlindung selama distribusi untuk mencegah
kontaminasi
Linen bersih dan kotor tidak boleh didistribusikan dalam alat transportasi
yang sama kecuali dipisahkan dengan pembatas yang sesuai seperti
kontainer dengan penutup, kedap lembab yang mampu mencegah
kontaminasi.
Linen steril dapat didistribusikan dengan linen bersih dengan syarat linen
steril harus terlindungi
Apabila kontainer yang membawa linen kotor akan digunakan untuk
membawa linen bersih, maka kontainer ini harus dibersihkan atau
dinetralkan terlebih dahulu.
Wadah untuk distribusi linen harus bersih (terutama bagian dalam)
(SESLHN, 2011)
16
Pisau bedah : terbaik untuk memotong jaringan bentuk dann ukuran
bervariasi mata pisau ukuran besar ( no 20,21,22,23,24 ) mata pisau
ukuran kecil ( no 11,12, 15 )
17
Gunting jaringan kasar ( mayo )
18
Towel forceps : penjepit kait grapping
19
Kelompok pemegang ( grasping/holding)
Untuk memegang jaringan, diseksi tulang, retraksi.
Tissue forcep ( pinset )
20
Needle hodler ( pemegang jarum )
21
Kelompok penarik (retractor )
Retractor manual : rake rectractor
: plain retractor ( sederhana )
(Hak kulit)
(Langen back)
Retractor otomatis : balfour retractor
22
: finochieto rectractor
23
.
Tujuan :
Menjaga sterilitas instrument dan bahan medis habis pakai yang sudah
disterilkan
Memudahkan dalam pencarian sehingga mempercepat pelayanan
Persyaratan :
24
pelayanan/pasien dengan tetap menjamin mutu, stabilitas, jenis, jumlah, dan
ketepatan waktu.
Pendistribusain barang steril adalah kegiatan menyerahkan instrument
dan bahan kimia habis pakai steril kepada unit kerja pengguna sesuai aturan
yang berlaku.
Tujuan :
Memenuhi kebutuhan unit kerja terhadap Instrument dan alat
kesehatan steril
Tertib administrasi
Persyaratan :
Menggunakan container tertutup khusus barang bersih
Distribusi berdasarkan formulir permintaan sterilisasi barang re-use
dari unit keja atau formulir permintaan BMPH steril
Pada saat serah terima kedua belah pihak harus meneliti dan
memeriksa instrumen yang diserah terimakan berdasarkan jumlah dan
kondisi fisik instrumen.
Kedua belah pihak harus mencantumkan nama dan tanda tangan pada
lembar formulir saat serah terima.
Prosedur : Lihat SPO Pendistribusian
2.15 SOP pendistribusian alat instrument dan linen yang sudah steril
STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR
PENGERTIAN Proses penyerahan alat/instrument,
linen dan bahan penunjang medis
yang telah disterilkan di bagian
25
sterilisasi (CSSD) untuk
dipergunakan sesuai sturan/standar
tindakan di pelayanan pasien
Tujuan 1. Sebagai acuan penerapan
langkah-langkah untuk
tersedianya alat/barang steril
untuk keperluan tindakan
pelayanan di ruang pasien.
2. Tersedianya bahan penunjang
medis untuk tindakan
pelayanan pasien.
3. Termonitornya
alat/instrument, linen dan
bahan penujang sesuai
kebutuhan .
4. Sebagai acuan CSSD dalam
melaksanakan kegiatan
pendistribusian.
Kebijakan Sesuai peraturan Direktur no
..../RSI/CSSD/2014 tentang
pelayanan sterilisasi.
Prosedur 1 . Alat/instrument,linen dan
bahan penunjang medis yang
telh steril disimpan dalam
ruang penyimpanan steril.
2 . petugas dari ruangan
perawatan atau unit lain
datang kebagian CSSD
26
membawa buku expedisi
pengambilan alat steril yang
sudah ditulis jumlah dan jenis
alat yang akan dibutuhkan.
3 Petugas CSSD
mengambilkan/menyerahkan
instrument/alat, linendan
bahan penunjang medis sesuai
dengan permintaan dari
ruangan dan di catat di buku
distribusi.
4 Petugas CSSD dan petugas
ruangan tandatangan di buku
pengambilan alat steril.
5 Petugas dari ruangan
perawatan atau unit lain
membawa alat/instrument,
linen dan bahan penunjang
medis yang steril dengan
menggunakan tas
pengambilan alat steril/plastik
yang bersih dan tertutup.
6 Masukan tas pengambilan alat
steril ke dalam troli atau box
untuk proses,
pengankutannnya, jangan
meletakan alat/instrument,
linen dan bahan penunjang
27
medis yang steril di tempat
yang kotor.
7 Proses ruangan perawtan atau
unit lain membawa
alat./instrument, linen dan
bahan penunjang medis steril
ke ruangan masing-masing
dan disimpan dalam lemari
yang bersih dan tertutu.
Jangan dicampur dengan alat
lain yang kotor
28
4. Set dasar IV 1 set Biasa dipakai untuk operasi
laparotomi, section Caesar,
apendiktomi
5. Set dasar V 1 set Biasa dipakai untuk operasi
laparotomi, section Caesar,
apendiktomi
6. Set dasar VI 1 set Biasa dipakai untuk operasi
laparotomi, section Caesar,
apendiktomi
7. Set kecil 2 set Bias dipakai untuk operasi
(ekstirpasi) kecil
8. Set hernia anak 1 set
9. Set hernia 1 set
dewasa
10. Set ortopedi 1 set
11. Set struma 1 set
12. Set 1 set
tonsilektomi
13. Set pediatric I 1 set
14. Set pediatric II 1 set
15. Set plasik I 1 set
16. Set plasik II 1 set
17. Set trepanasi 1 set
18. Set onkologi 1 set
19. Set neurologi 1 set
20. Set kuretase 1 set
21. Set gall blass 2 set
atau ginjal
29
22. Set section 4 set
caesaria
23. Reseksi usus 1 set
anak
24. Reseksi usus 2 set
dewasa
25. Set 2 set
histerektomi
26. Set tambahan 1 set
27. Set spinal 16 set
28. Set mangkok 15 set
operasi
29. Set Bangkok 6 set
sikat
30. Set kocker 1 set
31. Set vena seksi 1 set
32. Liposuction 1 set
33. Buka gip 1 set
30
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Linen dan instrumen adalah kebutuhan dasar yang harus ada di dalam rumah
sakit khusunya untuk kamar operasi untuk mendukung berjalannya suatu operasi agar
berjalan dengan lancar dan aman. Pengelolahan instrumen dan linen harus di lakukan
dengan benar sebelum di distribusikan ke unit-unit yang ada dalam rumah sakit.
Linen dan intrumen juga harus berada dalam keadaan steril.
3.2 Saran
31
DAFTAR PUSTAKA
https://nefrologyners.wordpress.com/2012/01/13/sop-alur-instrument/
http://akreditasi.my.id/rs/pedoman-pelayanan-kamar-operasi-ok/
http://ars105.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/sites/5973/2017/04/3.-
Pedoman-manajemen-linen-rs-2004.pdf
http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/manajemen_logistik.pdf
https://www.academia.edu/9705763/Pedoman_Manajernen_di_Rumah_Sakit_Linen?
auto=download
https://olasurga.wordpress.com/2016/01/18/pelayanan-laundri-di-rumah-sakit/
http://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-NonDegree-5728-LAMPIRAN.pdf
http://eprints.dinus.ac.id/20279/10/bab2_18464.pdf
32