PKL PERAPOTEKAN 1
DISUSUN OLEH :
JURUSAN FARMASI
2023
LEMBAR PENGESAHAN
MAKALAH PKL PERAPOTEKAN 1
DISUSUN OLEH :
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Pelayanan Kefarmasian di Apotek” ini dengan tepat waktu.
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
v
III.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 20
III.2 Saran ..................................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 21
vi
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Pelayanan kefarmasian pada saat ini telah berubah paradigmanya
dengan orientasi obat kepada pasien yang mengacu pada asuhan kefarmasian
(Pharmaceutical Care). Sebagai konsekuensi perubahan orientasi tersebut,
apoteker/asisten apoteker sebagai tenaga farmasi dituntut untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku agar dapat
berinteraksi langsung dengan pasien.
1
2
menjamin ketersediaan obat dan alat kesehatan, menjamin kualitas obat yang
diberikan aman dan efektif dengan memperhatikan keunikan individu,
menjamin pengguna obat atau alat kesehatan dapat menggunakan dengan cara
yang paling baik, dan bersama dengan tenaga kesehatan lain
bertanggungjawab dalam menghasilkan therapeutic outcomes yang optimal.
I.3 Tujuan
1. Mampu mengetahui dan memahami bagaimana cara pengelolaan sediaan
farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai.
2. Mampu mengetahui dan memahami apa yang termasuk pelayanan farmasi
klinis.
3. Mampu mengetahui dan memahami sumber daya kefarmasian di apotek.
4. Mampu mengetahui dan memahami sarana dan prasarana yang ada di
apotek.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis
Pakai (BMHP)
Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis
pakai (BMHP) merupakan suatu siklus kegiatan, dimulai dari pemilihan,
perencanaan kebutuhan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan,
pendistribusian, pemusnahan dan penarikan, pengendalian, dan administrasi
yang diperlukan bagi kegiatan Pelayanan Kefarmasian.
II.1.1 Pemilihan
Pemilihan adalah kegiatan untuk menetapkan jenis sediaan farmasi,
alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai (BMHP) sesuai dengan
kebutuhan. Pemilihan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis
pakai (BMHP) ini berdasarkan:
3
4
g. Harga
h. Ketersediaan di pasaran
II.1.3 Pengadaan
Pengadaan merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk merealisasikan
perencanaan kebutuhan. Pengadaan yang efektif harus menjamin
ketersediaan, jumlah, dan waktu yang tepat dengan harga yang terjangkau
dan sesuai standar mutu. Pengadaan merupakan kegiatan yang
berkesinambungan dimulai dari pemilihan, penentuan jumlah yang
dibutuhkan, penyesuaian antara kebutuhan dan dana, pemilihan metode
pengadaan, pemilihan pemasok, penentuan spesifikasi kontrak, pemantauan
proses pengadaan, dan pembayaran.
II.1.4 Penerimaan
Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis,
spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam
kontrak atau surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima. Semua
dokumen terkait penerimaan barang harus tersimpan dengan baik.
6
II.1.5 Penyimpanan
a. Obat/bahan obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik.
Dalam hal pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada
wadah lain, maka harus dicegah terjadinya kontaminasi dan harus
ditulis informasi yang jelas pada wadah baru. Wadah sekurang-
kurangnya memuat nama obat, nomor batch dan tanggal
kadaluwarsa.
b. Semua obat/bahan obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai
sehingga terjamin keamanan dan stabilitasnya.
c. Tempat penyimpanan obat tidak dipergunakan untuk penyimpanan
barang lainnya yang menyebabkan kontaminasi
d. Sistem penyimpanan dilakukan dengan memperhatikan bentuk
sediaan dan kelas terapi obat serta disusun secara alfabetis.
e. Pengeluaran obat memakai sistem FEFO (First Expire First Out)
dan FIFO (First In First Out)
II.1.7 Pengendalian
Pengendalian dilakukan untuk mempertahankan jenis dan
jumlah persediaan sesuai kebutuhan pelayanan, melalui pengaturan
sistem pesanan atau pengadaan, penyimpanan dan pengeluaran. Hal
ini bertujuan untuk menghindari terjadinya kelebihan, kekurangan,
kekosongan, kerusakan, kadaluwarsa, kehilangan serta pengembalian
pesanan. Pengendalian persediaan dilakukan menggunakan kartu stok
baik dengan cara manual atau elektronik. Kartu stok sekurang-
kurangnya memuat nama obat, tanggal kadaluwarsa, jumlah
pemasukan, jumlah pengeluaran dan sisa persediaan.
II.2.2 Dispensing
Dispensing terdiri dari penyiapan, penyerahan dan pemberian
informasi obat. Setelah melakukan pengkajian resep dilakukan hal
sebagai berikut :
1. Topik pertanyaan.
2. Tanggal dan waktu pelayanan informasi obat diberikan.
3. Metode pelayanan informasi obat (lisan, tertulis, lewat telepon).
4. Data pasien (umur, jenis kelamin, berat badan, informasi lain seperti
riwayat alergi, apakah pasien sedang hamil/menyusui, data
laboratorium).
12
5. Uraian pertanyaan.
6. Jawaban pertanyaan.
7. Referensi.
8. Metode pemberian jawaban (lisan, tertulis, pertelepon) dan data
Apoteker yang memberikan pelayanan informasi obat.
II.2.4 Konseling
Konseling merupakan proses interaktif antara apoteker dengan
pasien/keluarga untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman,
kesadaran dan kepatuhan sehingga terjadi perubahan perilaku dalam
penggunaan obat dan menyelesaikan masalah yang dihadapi pasien.
apoteker harus melakukan verifikasi bahwa pasien atau keluarga pasien
sudah memahami obat yang digunakan.
Kriteria pasien:
Kegiatan :
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis
pakai (BMHP) dilakukan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku meliputi pemiihan, perencanaan, pengadaan, penerimaan,
penyimpanan, pemusnahan dan penarikan, pengendalian, pencatatan dan
pelaporan.
III.2 Saran
Apoteker diharapkan meningkatkan kegiatan pelayanan kefarmasian
baik dari aspek pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis
habis pakai, aspek pelayanan klinik maupun aspek sumber daya kefarmasian.
20
DAFTAR PUSTAKA
Aslam M, Tan CK, Prayitno A, “ Farmasi Klinik “, (Clinical Pharmacy), Menuju
Pengobatan Rasional dan Penghargaan Pilihan Pasien, Elex Media
komputindo, Jakarta, 2003.
21