Anda di halaman 1dari 20

PENGKAJIAN KELENGKAPAN ADMINISTRASI DAN

FARMASETIK RESEP PASIEN RAWAT INAP DI SALAH


SATU RUMAH SAKIT SWASTA DI KOTA BANDUNG

KARYA TULIS ILMIAH

Sri Ihsyani Arufatwa


191FF01074

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA


PROGRAM PENDIDIKAN DIPLOMA 3
PROGRAM STUDI FARMASI
BANDUNG
2022
DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN......................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................iii
PEDOMAN PENGGUNAAN KARYA TULIS ILMIAH.....................................iv
KATA PENGANTAR.............................................................................................v
ABSTRAK.............................................................................................................vii
DAFTAR ISI...........................................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xii
DAFTAR TABEL................................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
I.1 Latar Belakang................................................................................................1
I.2 Rumusan Masalah...........................................................................................2
I.3 Tujuan Penelitian............................................................................................2
I.4 Manfaat Penelitian..........................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................4
II.1 Rumah Sakit...................................................................................................4
II.2 Resep..............................................................................................................4
II.3 Kesalahan Medis (Medication Error)............................................................8
BAB III METODE PENELITIAN..........................................................................9
BAB IV DESAIN PENELITIAN..........................................................................10
IV. 1 Ruang Lingkup Penelitian.........................................................................10
IV.2 Lokasi dan Waktu Penelitian.....................................................................10
IV.3 Populasi dan Sampel..................................................................................10
IV.4 Variabel......................................................................................................11
IV.5 Jenis dan Cara Pengumpulan Data.............................................................12
IV.6 Pengolahan dan Analisis Data....................................................................12
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................14
V.1 Penentuan Populasi dan Sampel..................................................................14
V.2 Pengkajian Kelengkapan Resep Secara Administrasi.................................14

i
V.3 Pengkajian Kelengkapan Resep Secara Farmasetik....................................19
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................22
VI.1 Kesimpulan................................................................................................22
VI.1 Saran...........................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................28

ii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1................................................................................................................

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar......................................................................................................................

iv
DAFTAR TABEL

Tabel .........................................................................................................................

v
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Pelayanan kefarmasian merupakan suatu pelayanan langsung dan
bertanggungjawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi untuk
mencapai hasil yang pasti guna meningkatkan mutu kehidupan pasien. Salah satu
pelayanan kefarmasian yaitu melayani resep dokter, khususnya yang dilayani di
rumah sakit (Permenkes, 2016). Pelayanan resep dimulai dari penerimaan,
pemeriksaan ketersediaan, penyiapan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan
medis habis pakai, termasuk peracikan obat, pemeriksaan, penyerahan disertai
pemberian informasi.
Resep merupakan hal terpenting sebelum pasien menerima obat. Dalam proses
pelayanan resep, tenaga kefarmasian harus melakukan pengkajian kelengkapan
resep yang terdiri dari pengkajian administrasi, kesesuaian farmasetik, dan
kesesuian klinis. Pengkajian kelengkapan resep merupakan kegiatan awal pada
saat resep dilayani di apotek/instalasi farmasi dan sangat penting dilakukan,
karena untuk memastikan keabsahan resep dan meminimalkan kesalahan
pengobatan, serta menganalisa adanya masalah terkait obat, jika ditemukan
masalah terkait obat, maka harus dikonsultasikan kepada dokter penulis resep.
Kesalahan pengobatan (medication error) adalah setiap kejadian yang dapat
dihindari yang menyebabkan atau berakibat pada pelayanan obat yang tidak tepat
atau membahayakan pasien sementara obat berada dalam pengawasan tenaga
kesehatan atau pasien (Rikomah, 2017). Bentuk kesalahan pengobatan yang
terjadi yaitu pada proses penulisan resep (prescribing), merupakan kesalahan yang
terjadi selama proses peresepan obat atau penulisan resep. Dampak dari kesalahan
tersebut beragam, mulai yang tidak memberi risiko hingga kemungkinan
terjadinya kecacatan bahkan kematian.

1
Berdasarkan masalah tersebut, peneliti tertarik untuk pengkajian terhadap
kelengkapan administrasi dan farmasetik pada resep di salah satu Rumah Sakit
Swasta di Kota Bandung apakah memenuhi ketentuan kelengkapan administrasi
resep menurut Permenkes No. 72 Tahun 2016. Aspek admnistrasi dan farmasetik
resep dipilih karena merupakan pengkajian awal pada saat resep dilayani di
apotek/instalasi farmasi. Pengkajian admnistrasi dan farmasetik harus dilakukan
karena mencakup seluruh informasi di dalam resep yang berkaitan dengan
kejelasaan penulisan obat, keabsahan resep, dan kejelasan informasi yang
terkandung dalam resep.
Pemilihan salah satu Rumah Sakit Swasta di Kota Bandung sebagai lokasi
penelitian, karena menurut survey rumah sakit tersebut memiliki fasilitas
pelayanan kesehatan yang baik, lokasi yang strategis karena berada di pusat kota,
jumlah pasien yang banyak sehingga jumlah populasi resep pasien cukup banyak.
Sampel resep yang diambil yaitu pada periodee Januari tahun 2022 sebanyak
6.758 lembar resep. Dari data resep dapat dilakukan analisis kelengkapan resep
dari segi administrasi dan farmasetik, sehingga diharapkan dapat membantu dalam
peningkatan mutu pelayanan kepada pasien untuk mencapai hasil pengobatan
yang optimal dan mendukung pelaksanaan keamanan pada pasien di rumah sakit.

I.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian
yaitu, apakah kelengkapan administrasi dan farmasetik resep di salah satu Rumah
Sakit Swasta di Kota Bandung sudah memenuhi persyaratan resep berdasarkan
Permenkes No. 72 tahun 2016 ?

I.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah penulisan kelengkapan
resep di salah satu Rumah Sakit Swasta di Kota Bandung sudah memenuhi
persyaratan kelengkapan administrasi dan farmasetik resep berdasarkan
Permenkes No. 72 Tahun 2016.

2
I.4 Manfaat Penelitian
Sesuai dengan latar belakang masalah, rumusan masalah dan tujuan penelitian,
dapat disusun manfaat penelitian sebagai berikut.
1. Untuk bahan masukkan bagi salah satu Rumah Sakit Swasta di Kota Bandung
dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan resep kepada pasien.
2. Untuk sumber informasi bagi peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan
peningkatan mutu pelayanan resep kepada pasien.
3. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan masyarakat mengenai
kelengkapan resep.
4.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Rumah Sakit


Berdasarkan Undang-undang RI Nomor 44 Tahun 2009, rumah sakit
merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karateristik
tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan,
kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap
mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh
masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Sedangkan menurut Permenkes No. 72 Tahun 2016 rumah sakit merupakan
institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
dan gawat darurat. pelayanan kesehatan paripurna adalah pelayanan kesehatan
yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

II.2 Resep
II.2.1 Definisi Resep
Menurut Permenkes No.72 Tahun 2016, resep adalah permintaan tertulis dari
dokter, dokter gigi, dokter hewan kepada apoteker, baik dalam bentuk kertas
maupun elektronik untuk menyediakan dan menyerahkan sediaan farmasi
dan/atau alat kesehatan bagi pasien.

II.2.2 Tujuan Penulisan Resep


Penulisan resep bertujuan untuk memudahkan dokter dalam pelayanan
kesehatan di bidang farmasi sekaligus meminimalkan kesalahan dalam pemberian
obat. Umumnya, rentang waktu buka instalasi farmasi/apotek dalam pelayanan
farmasi jauh lebih panjang daripada praktik dokter, sehingga dengan penulisan
resep diharapkan akan memudahkan pasien dalam mengakses obat-obatan yang
diperlukan sesuai dengan penyakitnya. Melalui penulisan resep pula, peran, dan

4
tanggung jawab dokter dalam pengawasan distribusi obat kepada masyarakat
dapat ditingkatkan karena tidak semua golongan obat dapat diserahkan kepada
masyarakat secara bebas. Selain itu, dengan adanya penulisan resep, pemberian
obat lebih rasional dibandingkan dispensing (obat diberikan sendiri oleh dokter),
dokter bebas memilih obat secara tepat, ilmiah, dan selektif. Penulisan resep juga
dapat membentuk pelayanan berorientasi kepada pasien (patient oriented) bukan
material oriented. Resep itu sendiri dapat menjadi medical record yang dapat
dipertanggungjawabkan, sifatnya rahasia (Romdhoni, 2020).

II.2.3 Jenis-jenis Resep


Menurut Romdhoni (2020), jenis-jenis resep dibagi menjadi :
1. Resep standar (Resep Officinalis / Pre - Compounde )
Merupakan resep dengan komposisi yang telah dibakukan dan dituangkan ke
dalam buku farmakope atau buku standar lainnya. Resep standar menuliskan
obat jadi (campuran dari zat aktif) yang dibuat oleh pabrik farmasi dengan
merek dagang dalam sediaan standar atau nama generik.
2. Resep magistrales (Resep Polifarmasi / Compounded)
Adalah resep yang telah dimodifikasi atau diformat oleh dokter yang menulis.
Resep ini dapat berupa campuran atau obat tunggal yang diencerkan dan
dalam pelayanannya perlu diracik terlebih dahulu.
3. Resep medicinal
Yaitu resep obat jadi, bisa berupa obat paten, merek dagang maupun generik,
dalam pelayanannya tidak mengalami peracikan. Buku referensi : Organisasi
Internasional untuk Standarisasi (ISO), Indonesia Index Medical Specialities
(IIMS ), Daftar Obat di Indonesia (DOI), dan lain -lain.
4. Resep obat generik
Yaitu penulisan resep obat dengan nama generik dalam bentuk sediaan dan
jumlah tertentu. Dalam pelayanannya bisa atau tidak mengalami peracikan.

5
II.2.4 Format Penulisan Resep
Menurut Romdhoni (2020), format penulisan resep terdiri dari 6 bagian :
1. Inscriptio
Nama dokter, No.SIP, alamat/telepon/HP/kota/tempat, tanggal penulisan
resep. Untuk obat narkotika hanya berlaku untuk satu kota provinsi. Sebagai
identitas dokter penulis resep. Format inscription suatu resep dari rumah sakit
sedikit berbeda dengan resep pada praktik pribadi .
2. Invocatio
Permintaan tertulis dokter dalam singkatan latin "R/=resipe" artinya ambillah
atau berikanlah, sebagai kata pembuka komunikasi dengan apoteker di
apotek.
3. Prescriptio/Ordinatio
Nama obat dan jumlah serta bentuk sediaan yang diinginkan.
4. Signatura
Yaitu tanda cara pakai, regimen dosis pemberian, rute dan interval waktu
pemberian harus jelas untuk keamanan penggunaan obat dan keberhasilan
terapi.
5. Subcriptio
Yaitu tanda tangan/paraf dokter penulis resep berguna sebagai legalitas dan
keabsahan resep tersebut .
6. Pro
Dicantumkan nama dan umur pasien. Teristimewa untuk obat narkotika juga
harus dicantumkan alamat pasien pelaporan ke Dinkes setempat).

II.2.6 Pengkajian Resep


Pengkajian dan pelayanan resep merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam
penyiapan obat (dispensing) yang meliputi penerimaan, pengkajian resep,
pemeriksaan ketersediaan produk, penyiapan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai (BMHP), telaah obat, dan penyerahan disertai
pemberian informasi (Permenkes, 2016).

6
Kegiatan pengkajian resep bertujuan untuk mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah terkait obat sebelum obat disiapkan. Sedangkan pelayanan
resep bertujuan agar pasien mendapatkan obat dengan tepat dan bermutu. Bila
ditemukan masalah terkait obat harus dikonsultasikan kepada dokter penulis
resep. Berdasarkan Permenkes No. 72 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Rumah Sakit, pengkajian dan pelayanan resep dilakukan oleh
apoteker dan tenaga teknis kefarmasian. Dalam pengkajian resep tenaga teknis
kefarmasian diberi kewenangan terbatas hanya dalam aspek administratif dan
farmasetik.

Persyaratan administrasi meliputi:


1. Nama, umur, jenis kelamin, berat badan dan tinggi badan pasien.
2. Nama, nomor izin, alamat dan paraf dokter.
3. Tanggal resep dan.
4. Ruangan/unit asal resep.

Persyaratan farmasetik meliputi:


1. Nama obat, bentuk dan kekuatan sediaan.
2. Dosis dan jumlah obat.
3. Stabilitas dan.
4. Aturan dan cara penggunaan.

Persyaratan klinis meliputi:


1. Ketepatan indikasi, dosis dan waktu penggunaan obat.
2. Duplikasi pengobatan.
3. Alergi dan Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki (ROTD).
4. Kontraindikasi.
5. Interaksi obat

7
II.3 Kesalahan Medis (Medication Error)
Kesalahan pengobatan (medication error) adalah setiap kejadian yang dapat
dihindari yang menyebabkan atau berakibat pada pelayanan obat yang tidak tepat
atau membahayakan pasien sementara obat berada dalam pengawasan tenaga
kesehatan atau pasien. Dampak (medication error sangat beragam mulai dari yang
sangat ringan dan bisa pulih, sampai berat yang dapat menyebabkan kecacatan
dan kematian. Medication error juga dapat menyebabkan bertambah parahnya
penyakit sehingga lama dan biaya perawatan bertambah (Rikomah, 2017).
Menurut (Rikomah, 2017) beberapa hal yang berpotensi untuk terjadi
medication error, diantaranya yaitu:
1. Peresepan (Prescribing), yaitu kesalahan yang dapat timbul karena pemilihan
obat yang salah untuk pasien. Kesalahan meliputi dosis, jumlah obat, indikasi,
atau peresepan obat yang seharusnya menjadi kontraindikasi.
2. Pembacaan resep (Transcription), meliputi penulisan resep yang sulit dibaca,
sejarah pengobatan pasien yang tidak akurat, keraguan nama obat, penulisa
angka desimal pada obat, penggunaan singkatan, serta permintaan secara
lisan.
3. Penyerahan resep (Dispensing), terjadi pada saat pelayanan resep atau
peracikan, yaitu saat resep diserahkan ke apotek sampai penyerahan obat
kepada pasien.
4. Administering, terjadi ketika ada perbedaan antara obat yang diterima pasien
dengan obat yang dimaksudkan oleh dokter.

8
BAB III
METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif karena menggambarkan


pengkajian resep yang meliputi kelengkapan administrasi dan farmasetik.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara retrospektif, yaitu penelitian yang
dilakukan sekarang berdasarkan kumpulan data dari masa lalu. Pengolahan data
dilakukan dengan pendekatan kuantitatif untuk melihat presentase kelengkapan
resep di salah satu Rumah Sakit Swasta di Kota Bandung. Pengolahan data
menggunakan program microsoft excel, data dibuat dalam tabulasi sesuai dengan
aspek kelengkapan resep yang diamati, kemudian dijumlahkan kelengkapan resep
tersebut, data yang diperoleh dipresentasekan dan dianalisis.

9
BAB IV
DESAIN PENELITIAN

IV.1 Ruang Lingkup Penelitian


Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kelengkapan penulisan resep dari aspek
administrasi dan farmasetik. Penelitian dilakukan dengan cara melakukan
penelitian resep secara retrospektif menggunakan pedoman Permenkes No.72
tahun 2016.

IV.2 Lokasi dan Waktu Penelitian


IV.2.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di salah satu Rumah Sakit Swasta di Kota Bandung
yang berada di Jalan Cihampelas, Cipaganti, Kecamatan Coblong, Kota Bandung.

IV.2.2 Waktu Penelitian


Waktu penelitian dilakukan selama lima bulan, yaitu pada bulan Februari sampai
dengan bulan Juni tahun 2022.

IV.3 Populasi dan Sampel


IV.3.1 Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh lembar resep pada pasien rawat inap di
salah satu Rumah Sakit Swasta di Kota Bandung periode Januari tahun 2022.

IV.3.2 Sampel
Pada penelitian ini dilakukan pengambilan data dengan metode Simple
Random Simpling (Pengambilan sampel dengan metode acak sederhana).
Penentuan sampel dalam penelitian ini yaitu menggunakan rumus rumus slovin.
Rumus slovin merupakan rumus penentuan sampel yang digunakan untuk jumlah
populasi yang sudah pasti terjadi jumlahnya (Sani, 2016).

10
Rumus slovin yaitu sebagai berikut:
N
n= 2
1+ N (d )
Keterangan:
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
d = Derajat kepercayaan (1%, 5% dan 10%)

IV.4 Variabel
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sudaryono, 2021). Untuk gambaran
variabel penelitian yang digunakan, dapat dilihat pada gambar IV.1

Variabel Bebas Variabel Terikat Parameter

Resep pasien rawat Pengkajian Lengkap


inap kelengkapan resep
berdasarkan
Permenkes No.72 Tidak Lengkap
tahun 2016, meliputi
persyaratan
administrasi dan
farmasetik

Gambar IV.1 Variabel Penelitian

11
IV.5 Jenis dan Cara Pengumpulan Data
IV.5.1 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu
peneliti memperoleh data yang sudah ada atau sudah dikumpulkan oleh pihak
rumah sakit di ruang farmasi yang merupakan resep bulan Januari tahun 2022.

IV.5.2 Cara Pengumpulan Data


Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara observasi terhadap
resep. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Peneliti membuat jadwal untuk mendatangi salah satu Rumah Sakit Swasta di
Kota Bandung untuk melakukan penelitian.
2. Peneliti mendapatkan resep dokter yang sudah dikumpulkan oleh tenaga
kefarmasian di salah satu Rumah Sakit Swasta di Kota Bandung periode
Januari 2022, selanjutnya dilakukan random sampling dengan jumlah
sampel yang telah ditentukan peneliti menggunakan rumus slovin.
3. Peneliti melakukan pengamatan/pengkajian kelengkapan administrasi dan
farmasetik resep sesuai dengan Permenkes no. 72 tahun 2016, menggunakan
alat bantu lembar checlist untuk mencatat hasil data yang diperoleh selama
penelitian.

IV.6 Pengolahan dan Analisis Data


IV.6.1 Pengolahan Data
Data yang telah terkumpul kemudian diolah dengan komputer menggunakan
program microsoft excel. Langkah yang dilakukan dalam pengolahan data adalah
sebagai berikut :
1. Memeriksa kelengkapan data yang telah didapat di lembar ceklis.
2. Selanjutnya data dimasukkan kedalam format tabel yang sudah disediakan.
3. Data dibuat dalam tabulasi sesuai aspek-aspek kelengkapan resep yang
diamati dengan menggunakan program dalam microsoft excel.
Hasil penelitian yang diperoleh dilakukan penilaian pada setiap aspek dengan
menggunakan skala Guttman, yaitu skala yang digunakan untuk menjawab

12
yang bersifat jelas (tegas) dan konsisten. Misalnya “Ya/Tidak”. Skala
Guttman dalam bentuk checklist, jawaban dapat berupa skor tertinggi bernilai
“1” (untuk jawaban benar) dan skor terendah “0” (untuk jawaban salah)
(Sudaryono, 2021). Penilaian diberikan skor “1” (untuk resep yang lengkap)
dan skor “0” (untuk resep yang tidak lengkap).
4. Data yang telah diperoleh selanjutnya di persentasekan.
5. Kemudian dilakukan analisa dari hasil pengamatan.

IV.6.2 Analisis Data


Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis data univariat,
dimana setelah data diolah kemudian data disajikan dalam bentuk presentase
dalam tabel distribusi frekuensi yang bertujuan untuk menjelaskan atau
mendeskripsikan data (Notoatmojo, 2010).
Analisis univariat dilakukan menggunakan rumus berikut (Notoatmojo, 2010):
X
P= x 100 %
N
Keterangan:
P = Presentase
X = Jumlah Kejadian pada Sampel
N = Jumlah Seluruh Sampel

13
DAFTAR PUSTAKA

Bilqis, Siti Ulfah. 2015. Skripsi : Kajian Administrasi, Farmasetik dan Klinis
Resep Pasien Rawat Jalan di Rumkital Dr. Mintohardjo pada Bulan Januari
2015. Jakarta
Departemen Kesehatan RI, 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 72 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian
di Rumah Sakit. Jakarta: Departemen Kesehatan RI
Departemen Kesehatan RI, 2009. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit. Jakarta: Departemen Kesehatan RI
Fatikhatul, Nisa, 2021. KTI : Gambaran Skrining Kelengkapan Resep di
Puskesmas Tegal Barat. Politeknik Harapan Bersama
Hutagalung, Etelina, 2019. KTI : Evaluasi Skrining Kelengkapan Resep Pasien
BPJS Rawat Jalan di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan. Medan
Megawati, Fitri, 2017. Pengkajian Resep Secara Administratif Berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehtan RI No. 35 Tahun 2014 pada Resep Dokter
Spesialis Kandungan Di Apotek Sthira Dhipa. Jurnal Ilmiah Medicamento

14

Anda mungkin juga menyukai