Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“COMPONDING AND DISPENSING”

DISUSUN OLEH:

RAISAH QAISARA (210205125)

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MIPA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materi.Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa
masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan
dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru,15 November 2023

Raisah Qaisara

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................iii

BAB I.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.....................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................2

1.3 Tujuan Penelitian.........................................................................................................2

BAB II.......................................................................................................................................3

PEMBAHASAN.......................................................................................................................3

2.1 Pengertian Dan Tujuan GDP.......................................................................................3

2.2 Lingkungan Dispensing...............................................................................................3

2.3 Pelaku Dispensing.......................................................................................................4

2.4 Proses Dispensing........................................................................................................4

2.5 Promoting Efficient Management in Dispensing........................................................5

2.6 Proses Pengemasan dan Pelabelan Obat yang Di racik...............................................5

2.7 Kursus Pra-Pengemasan Obat.....................................................................................6

2.8 Menghitung Tablet dan Kapsul....................................................................................6

2.9 Tenaga Kefarmasian....................................................................................................7

BAB III......................................................................................................................................8

PENUTUP.................................................................................................................................8

3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................8

3.2 Saran.................................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Obat di kembangkan oleh apoteker agar bisa memenuhi kebutuhan pasien dalam suatu
penyembuhan suatu penyakit.Mulai dari proses diterimanya resep sampai obat diberikan
kepada pasien selanjutnya diikuti dengan pemberian informasi dengan tujuan untuk
memberikan efek terapi obat kepada pasien yang baik dan benar,dalam dosis dan kuantitas
sesuai intruksi yang jelas dan dalam kemasan yang sesuai dengan standar kemasan yang
memelihari potensi obat.

Apoteker memiliki peranan dan melaksanakan pemerian obat kepada pasien harus
memberikan perhatian utama dalam pemberian obat secara aman.Sebagai petugas yang
terlibat langsung dalam pemberian obat,apoteker harus mengetahui yang berhubungan
dengan peraturan dan prosedur dalam pemberian obat terkait dengan peraturan dan
prosedur.Selain itu apoteker yang bertugas harus mengetahui informasi tentang setiap obat
sebelum di berikan kepada pasien guna untuk mencegah terjadinya kesalahan.Apoteker yang
terlibat dalam pemberian obat juga bertanggung jawab untuk melaksanakan pemberian obat
secara benar dan sesuai instruksi dokter,mendokumentasikan dengan benar dan memonitor
efek dari obat yang di berikan.

Jika obat tidak diberikan seperti yang seharusnya maka kejadian medication error dapat
terjadi. Kejadian medication error yang memberi efek serius ataupun tidak harus dilaporkan.
Sampai saat ini medication error tetap menjadi salah satu permasalahan kesehatan yang
banyak menimbulkan berbagai dampak bagi pasien mulai dari resiko ringan bahkan resiko
yang paling parah yaitu menyebabkan suatu kematian.

The National Coordinating Council for Medication errors Reporting and Prevention
mendefenisikan medication error sebagai setiap kejadian yang dapat dihindari yang
menyebabkan atau berakibat pada pelayanan obat yang tidak tepat atau membahayakan
pasien ketika obat berada dalam pengawasan tenaga kesehatan atau pasien. Dalam Surat
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 35 tahun 2014 tentang standar pelayanan
kefarmasian di apotek menyebutkan bahwa medication error adalah kejadian yang merugikan
pasien, yang diakibatkan pemakaian obat selama dalam penanganan tenaga kesehatan yang
sebetulnya dapat dicegah.

1
Kesalahan pengobatan dapat terjadi dalam tiap proses pengobatan, baik dalam proses
peresepan (prescribing), pembacaan resep (transcribing), penyiapan hingga penyerahan obat
(dispensing), maupun dalam proses penggunaan obat (administering). Kesalahan dalam
peresepan (prescribing) dan pemberian obat (dispensing) merupakan dua hal yang sering
terjadi dalam kesalahan pengobatan.

Di dalam praktek kefarmasian medication error atau kesalahan dalam penyesuaian


dosis,frekuensi pemberian obat,dan pemilihan bentuk sediaan yang tidak tepat akan
menimbulkan masalah dalan proses compounding dan dispensing.Oleh karena itu penulis
ingin membahas bagaimana “Good dispensing practice” yang baik,benar dan tepat agar tidak
terjadi medication error.

1.2 Rumusan Masalah


1.Apakah Pengertian dan Tujuan dari Good Dispensing Practice
2.Sebutkan Lingkungan yang mendukung proses Dispensing
3.Sebutkan Pelaku Dispensing
4.Bagaimana Proses Dispensing
5.Bagaimana Promoting efficient management in dispensing
6.Bagaimana proses pengemasan dan pelabelan obat yang di racik
7.Bagaimana proses Kursus Pra-pengemasan obat
8.Bagaimana syarat membantu menghitung tablet dan kapsul
9.Apakah Pengertian dan Tugas tenaga kefarmasian

1.3 Tujuan Penelitian


1.Untuk mengetahui Pengertian dan Tujuan dari Good Dispensing Practice
2.Untuk mengetahui Lingkungan yang mendukung proses Dispensing
3.Untuk mengetahui Pelaku Dispensing
4.Untuk mengetahui Proses Dispensing
5.Untuk mengetahui Promoting efficient management in dispensing
6.Untuk mengetahui proses pengemasan dan pelabelan obat yang di racik
7.Untuk mengetahui proses Kursus Pra-pengemasan obat
8.Untuk mengetahui syarat membantu menghitung tablet dan kapsul
9.Untuk mengetahui Pengertian dan Tugas tenaga kefarmasian

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Dan Tujuan GDP

Dispensing di apotek adalah rangkaian proses mulai dari diterimanya resep atau
permintaan obat hingga penyerahan obat kepada pasien atau pelanggan. Ini merupakan salah
satu aktivitas pelayanan farmasi klinik di apotek sesuai dengan Permenkes Nomor 73 Tahun
20161. Apotek perlu melakukan dispensing yang baik untuk mencegah terjadinya kesalahan
dalam penyiapan obat dan memastikan penggunaan obat yang benar dan rasional. Tahapan
dispensing meliputi persiapan, penyiapan obat, dan penyerahan obat kepada pasien atau
pelanggan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan dispensing di antaranya
adalah tersedianya SOP (standar operasional prosedur) tentang dispensing obat di apotek,
personel yang terlibat sudah memahami SOP terkait dan sudah terlatih, menjaga
kebersihan/higiene dengan baik, termasuk menggunakan pakaian yang bersih, apotek
mempunyai ruang sarana dispensing yang bersih, tersedia jadwal pembersihan, dan
dilengkapi dengan alat kebersihan, tersedia prasarana atau peralatan, termasuk alat racik yang
terjaga kebersihannya dan terkalibrasi, dan skrining resep yang meliputi pengkajian
administratif, kajian farmasetik dan pertimbangan klinis sudah dilakukan dan memenuhi
persyaratan.

Good Dispensing Practice(GDP) adalah cara penyerahan obat yang baik ,penyerahan
obat adalah bagian penting dari praktek farmasi,yaitu apoteker atau tenaga teknis
kefarmasian(di bawah pengawasan dari apotekernya)memenuhi resep dokter dan
menyediakan obat dan produk kesehatan lainnya sesuai resep tersebut untuk kesembuhan
pasien. Good Dispensing Practice(GDP) bertujuan agar tidak terjadi Medication error atau
kesalahan dalam penyerahan obat kepada pasien yang membahayakan pasien yaitu

2.2 Lingkungan Dispensing

Lingkungan dispensing harus bersih dan diorganisasikan.Bersih karena umumnya obat


digunakan secara internal dan diorganisasikan agar dispensing dapat dilakukan dengan
aman,akurat,dan efisien.Yang termasuk lingkungan dispensing adalah:

a) Staf,harus memiliki kebersihan diri dan harus memakai baju kerah putih/baju
kerja
b) Sekeliling lingkungan fisik,harus bebas debu dan kotoran dibersihkan setiap hari

3
c) Ruang peracikan,harus bebas debu dan kotoran dibersihkan setiap hari
d) Ruang penyimpanan,harus bebas debu dan kotoran dibersihkan setiap hari
e) Peralatan,harus di bersihkan hingga bersih dan kering sebelum pemakaian sediaan
selanjutnya
f) Permukaan yang digunakan selama bekerja
g) Bahan pengemas

Lingkungan dispensing harus memiliki ruangan yang memungkinakan gerakan yang


longgar bagi staf selama proses dispensing,tetapi pergerakan harus diminimalkan untuk
memelihara efisiensi.

2.3 Pelaku Dispensing

Pelaku dispensing adalah tugas yang di kerjakan Apoteker mulai dari diterimanya resep
obat pasien di apotek,sampai dengan penyerahan obat tersebut kepada pasien.Tugas Apoteker
sebagai pelaku dispensing meliputi penyiapan obat,perhitungan jumlah obat sesuai
resep,pengambilan obat sesuai kebutuhan,peracikan obat(bila ada),pemberian etiket
obat,memasukkan obat ke dalam wadah,melakukan pemeriksaan ulang
obat(nama,kadaluarsa,fisik obat),sampai pemberian informasi obat(berupa manfaat,cara
penggunaan,penyimpanan obat)kepada pasien.

2.4 Proses Dispensing

Secara umum, proses dispensing meliputi:

1. Penerimaan resep

2. Pemeriksaan keberadaan obatnya

3. Interpretasi resep

4. Pengambilan obat

5. Preparasi dan proses pemberian

6. Komunikasi dengan pasien

7. Pemastian pasien mengerti penggunaan obat

8. Monitoring kepatuhan pasien

9. Pencatatan

4
2.5 Promoting Efficient Management in Dispensing
Penyerahan obat dan pemberian informasi:
1. Panggil pasien(nama dan no tunggu)
2. Periksa ulang identitas dan alamat pasien
3. Serahkan ke pasien dan berikan informasi
4. Informasi obat meliputi,manfaat obat,makanan dan minuman yang harus
dihindari,ESO,penyimpanan dll
5. Serahkan dengan cara yang baik mengingat pasien dalam kondisi tidak sehat
mungkin emosinya tidak stabil
6. Memastikan bahwa yang menerima obat adalah pasien atau keluarganya
7. Membuat salinan resep sesuai dengan resep asli dan diparaf oleh apoteker(apabila
di perlukan)
8. Menyimpan resep pada tempatnya (disimpan paling singkat 5 tahun )
9. Apoteker membuat catatan pengobatan pasien

Menyerahkan obat ke pasien dengan informasi dan saran yang tepat(berikan informasi
yang akan memaksimalkan efek terapi.Proses dispensing yang baik akan menghasilkan

1. Pasien menerima obat dengan label/etiket yang jelas


2. Memahami bagaimana dan kapan menggunakan obat yang di resepkan
3. Mengerti cara penyimpanan obat dengan benar
4. Memiliki akses ke apoteker untuk konseling dengan benar

2.6 Proses Pengemasan dan Pelabelan Obat yang Di racik

Menyiapkan obat yang di racik dan memberi label etiket

1. Mengambil obat dalam wadah


 Cocokkan tulisan pada resep dengan wadah obat(nama,bentuk,kekuatan
sediaan)
 Pastikan stok(FEFO/FIFO) hindari kadaluwarsa
 Pastikan kembali minimal 2x
2. Ukur/hitung obat dari wadah
 Tablet/kapsul dapat dihitung dengan atau tanpa alat bantu(tangan tidak
boleh menyentuh obat langsung)

5
 Cairan dituang ke dalam wadah bersih dengan label di atas
3. Bungkus dan beri label/etiket
 Gunakan wadah kering,bersih,mampu melindungi obat dari panas cahaya
dan kelembaban
 Tulis etiket(nama pasien,nama obat,jumlah dan aturan pakai)

Etiket

 Etiket putih:untuk obat dalam


 Etiket biru: untuk obat luar

Keterangan lain”KOCOK DAHULU”

2.7 Kursus Pra-Pengemasan Obat

Yang harus di perhatikan sebelum pengemasan obat yaitu:

a) Nama obat
b) Macam sediaan
c) Kekuatan obat
d) Jumlah obat
e) Fokus pada obat yang diambil,untuk menghindar kesalahan
f) Obat tidak kontak langsung dengan tangan
g) Lingkunga higienis
h) Ketepatan pengukuran miniskus sediaan cair
Dalam mencatat dan dokumentasi pastikan label obat berisi tanggal,nama
pasien,nama obat,kekuatan obat,aturan pakai,keterangan tambahan.Label
disiapkan satu persatu sesuai obat

Semua produk yang hendak di kemas harus di kemas dalam wadah standar sesuai
dengan ketentuan.Dalam pengemasan hendaklah diberikan perhatian khusus untuk
meminimalkan risiko kontaminasi silang,kecampuran atau kekeliruan.Sebelum pengemasan
hendaklah dilakukan pemeriksaan untuk memastikan area kerja dan peralatan untuk kegiatan
pengemasan yang bersangkutan dan hendaklah di periksa dan diverifikasi kebenarannya.

2.8 Menghitung Tablet dan Kapsul

Jumlah tablet yang harus diiberikan kepada pasien dapat di tentukan dengan cara
yaitu,bagilah dosis yang di tentukan dengan dosis yang ditentukan dengan dosis tablet yang

6
tersedia.Tambahkan dosis masing-masing tablet hingga mencapai dosis yang di
perlukan.Kemudian hitung berapa banyak tablet yang telah dijumlahkan.

Cangkang kapsul adalah bahan pembuatan yang digunakan untuk membungkus isi obat
pada obat jenis kapsul. Cangkang kapsul terbuat dari bahan yang aman seperti gelatin atau
bahan nabati, yang cukup kuat untuk bertahan di dalam tubuh manusia. Bahan gelatin biasa
digunakan untuk membuat cangkang kapsul karena bahan ini dapat larut dalam cairan
lambung. Sementara itu, bahan nabati biasanya terbuat dari bahan alami seperti pati jagung
atau pati kentang.

Pada umumnya, cangkang kapsul tersedia dalam berbagai ukuran dan bentuk. Jumlah
obat yang harus dimasukkan ke dalam cangkang kapsul juga bervariasi tergantung pada obat
yang dibuat. Oleh karena itu, diperlukan perhitungan yang cermat agar obat yang dihasilkan
memiliki dosis yang sesuai dan efektif. Selain itu, dengan melakukan perhitungan yang
cermat, maka dapat menghemat biaya produksi obat.

Berikut ini adalah langkah-langkah untuk menghitung cangkang kapsul:

1. Tentukan jumlah obat yang akan dimasukkan ke dalam kapsul.

2. Tentukan jenis cangkang kapsul yang akan digunakan. Jangan lupa untuk
memperhatikan ukuran dan bentuknya.

3. Lakukan perhitungan berdasarkan berat obat dan ukuran cangkang kapsul.

4. Kalikan jumlah obat dengan berat rata-rata isi cangkang kapsul. Berat rata-rata ini
bergantung pada ukuran cangkang kapsul yang dipilih.

5. Divide jumlah obat yang diperlukan dengan berat isi cangkang kapsul. Hasil dari
perhitungan ini akan memberikan jumlah cangkang kapsul yang dibutuhkan.

2.9 Tenaga Kefarmasian

Tenaga Kefarmasian adalah tenaga yang melakukan Pekerjaan Kefarmasian,yang terdiri


atas apoteker dan tenaga teknis kefarmasian.Pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan
langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi
dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan
pasien.Tenaga teknis kefarmasian adalah tenaga yang membantu apoteker dalam menjalani
pekerjaan kefarmasian.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Oleh sebab itu saat proses pemberian obat yang menyangkut kegiatan penyiapan dan
penyerahan obat kepada pasien di perlukan “Good Dispensing practice” untuk menjamin
mutu,khasiat,keamanan dan manfaat dari sediaan obat perlu untuk menghindari peracikan
obat yang tidak sesuai standar.Dalam hal ini apoteker harus mampu berkomunikasi dengan
baik kepada pasien dalam penyerahan obat terkait dengan cara penggunaan obat yang tepat
dan benar.

Apoteker harus memiliki keterampilan komunikasi dalam rangka membuat pasien


mengerti mengenai penggunaan obatnya dengan benar.Tidak semua sediaan obat selalu
berbentuk tablet yang diminum,ada obat tetes mata,inhaler,suppositoria,dan lainnya dan
lainnya sehingga memerlukan fokus penting untuk penjelasan cara penggunaan nya.Pada saat
berkomunikasi penting juga menginformasikan waktu pemberian obat serta memastikan
pasien telah memahaminya.Pada dasarnya penggunaan obat dengan patuh untuk
mendapatkan tujuan terapetiknya adalah tanggung jawab pasien tersebut.

3.2 Saran
Sebaiknya dalam peracikan dan pengemasan obat sebelum penyerahan kepada pasien di
cek berulang selama beberapa kali,agar tidak terjadi medication error.Selain itu sebagai
apoteker juga harus sering belajar bagaimana komunikasi yang baik dengan pasien dalam
penyerahan obat,tentang cara penggunaan obat agar pasien patuh dalam penggunaan obat
agar tercapai efek terapetiknya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Apt.Nurul Ayesya, S. (2023). Bagaimana cara melakukan Dispensing yang baik di apotek?

SUASTINI, K. (2020). COMPOUNDING AND DISPENDING. MAKALAH, 43.

TeknoBgt, A. (2023). Cara Menghitung Cangkang Kapsul untuk Pengisian obat.

www.djpp.depkumham.go.id. (2013). PEDOMAN CARA PEMBUATAN OBAT YANG


BAIK. 300.

www.dmkcargo.com. (2017). Packaging Guidelines. Pengemasan pharmacy, 15.

Anda mungkin juga menyukai