DISUSUN OLEH:
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materi.Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa
masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan
dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Raisah Qaisara
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
BAB II.......................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................................................................3
BAB III......................................................................................................................................8
PENUTUP.................................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................8
3.2 Saran.................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Apoteker memiliki peranan dan melaksanakan pemerian obat kepada pasien harus
memberikan perhatian utama dalam pemberian obat secara aman.Sebagai petugas yang
terlibat langsung dalam pemberian obat,apoteker harus mengetahui yang berhubungan
dengan peraturan dan prosedur dalam pemberian obat terkait dengan peraturan dan
prosedur.Selain itu apoteker yang bertugas harus mengetahui informasi tentang setiap obat
sebelum di berikan kepada pasien guna untuk mencegah terjadinya kesalahan.Apoteker yang
terlibat dalam pemberian obat juga bertanggung jawab untuk melaksanakan pemberian obat
secara benar dan sesuai instruksi dokter,mendokumentasikan dengan benar dan memonitor
efek dari obat yang di berikan.
Jika obat tidak diberikan seperti yang seharusnya maka kejadian medication error dapat
terjadi. Kejadian medication error yang memberi efek serius ataupun tidak harus dilaporkan.
Sampai saat ini medication error tetap menjadi salah satu permasalahan kesehatan yang
banyak menimbulkan berbagai dampak bagi pasien mulai dari resiko ringan bahkan resiko
yang paling parah yaitu menyebabkan suatu kematian.
The National Coordinating Council for Medication errors Reporting and Prevention
mendefenisikan medication error sebagai setiap kejadian yang dapat dihindari yang
menyebabkan atau berakibat pada pelayanan obat yang tidak tepat atau membahayakan
pasien ketika obat berada dalam pengawasan tenaga kesehatan atau pasien. Dalam Surat
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 35 tahun 2014 tentang standar pelayanan
kefarmasian di apotek menyebutkan bahwa medication error adalah kejadian yang merugikan
pasien, yang diakibatkan pemakaian obat selama dalam penanganan tenaga kesehatan yang
sebetulnya dapat dicegah.
1
Kesalahan pengobatan dapat terjadi dalam tiap proses pengobatan, baik dalam proses
peresepan (prescribing), pembacaan resep (transcribing), penyiapan hingga penyerahan obat
(dispensing), maupun dalam proses penggunaan obat (administering). Kesalahan dalam
peresepan (prescribing) dan pemberian obat (dispensing) merupakan dua hal yang sering
terjadi dalam kesalahan pengobatan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dispensing di apotek adalah rangkaian proses mulai dari diterimanya resep atau
permintaan obat hingga penyerahan obat kepada pasien atau pelanggan. Ini merupakan salah
satu aktivitas pelayanan farmasi klinik di apotek sesuai dengan Permenkes Nomor 73 Tahun
20161. Apotek perlu melakukan dispensing yang baik untuk mencegah terjadinya kesalahan
dalam penyiapan obat dan memastikan penggunaan obat yang benar dan rasional. Tahapan
dispensing meliputi persiapan, penyiapan obat, dan penyerahan obat kepada pasien atau
pelanggan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan dispensing di antaranya
adalah tersedianya SOP (standar operasional prosedur) tentang dispensing obat di apotek,
personel yang terlibat sudah memahami SOP terkait dan sudah terlatih, menjaga
kebersihan/higiene dengan baik, termasuk menggunakan pakaian yang bersih, apotek
mempunyai ruang sarana dispensing yang bersih, tersedia jadwal pembersihan, dan
dilengkapi dengan alat kebersihan, tersedia prasarana atau peralatan, termasuk alat racik yang
terjaga kebersihannya dan terkalibrasi, dan skrining resep yang meliputi pengkajian
administratif, kajian farmasetik dan pertimbangan klinis sudah dilakukan dan memenuhi
persyaratan.
Good Dispensing Practice(GDP) adalah cara penyerahan obat yang baik ,penyerahan
obat adalah bagian penting dari praktek farmasi,yaitu apoteker atau tenaga teknis
kefarmasian(di bawah pengawasan dari apotekernya)memenuhi resep dokter dan
menyediakan obat dan produk kesehatan lainnya sesuai resep tersebut untuk kesembuhan
pasien. Good Dispensing Practice(GDP) bertujuan agar tidak terjadi Medication error atau
kesalahan dalam penyerahan obat kepada pasien yang membahayakan pasien yaitu
a) Staf,harus memiliki kebersihan diri dan harus memakai baju kerah putih/baju
kerja
b) Sekeliling lingkungan fisik,harus bebas debu dan kotoran dibersihkan setiap hari
3
c) Ruang peracikan,harus bebas debu dan kotoran dibersihkan setiap hari
d) Ruang penyimpanan,harus bebas debu dan kotoran dibersihkan setiap hari
e) Peralatan,harus di bersihkan hingga bersih dan kering sebelum pemakaian sediaan
selanjutnya
f) Permukaan yang digunakan selama bekerja
g) Bahan pengemas
Pelaku dispensing adalah tugas yang di kerjakan Apoteker mulai dari diterimanya resep
obat pasien di apotek,sampai dengan penyerahan obat tersebut kepada pasien.Tugas Apoteker
sebagai pelaku dispensing meliputi penyiapan obat,perhitungan jumlah obat sesuai
resep,pengambilan obat sesuai kebutuhan,peracikan obat(bila ada),pemberian etiket
obat,memasukkan obat ke dalam wadah,melakukan pemeriksaan ulang
obat(nama,kadaluarsa,fisik obat),sampai pemberian informasi obat(berupa manfaat,cara
penggunaan,penyimpanan obat)kepada pasien.
1. Penerimaan resep
3. Interpretasi resep
4. Pengambilan obat
9. Pencatatan
4
2.5 Promoting Efficient Management in Dispensing
Penyerahan obat dan pemberian informasi:
1. Panggil pasien(nama dan no tunggu)
2. Periksa ulang identitas dan alamat pasien
3. Serahkan ke pasien dan berikan informasi
4. Informasi obat meliputi,manfaat obat,makanan dan minuman yang harus
dihindari,ESO,penyimpanan dll
5. Serahkan dengan cara yang baik mengingat pasien dalam kondisi tidak sehat
mungkin emosinya tidak stabil
6. Memastikan bahwa yang menerima obat adalah pasien atau keluarganya
7. Membuat salinan resep sesuai dengan resep asli dan diparaf oleh apoteker(apabila
di perlukan)
8. Menyimpan resep pada tempatnya (disimpan paling singkat 5 tahun )
9. Apoteker membuat catatan pengobatan pasien
Menyerahkan obat ke pasien dengan informasi dan saran yang tepat(berikan informasi
yang akan memaksimalkan efek terapi.Proses dispensing yang baik akan menghasilkan
5
Cairan dituang ke dalam wadah bersih dengan label di atas
3. Bungkus dan beri label/etiket
Gunakan wadah kering,bersih,mampu melindungi obat dari panas cahaya
dan kelembaban
Tulis etiket(nama pasien,nama obat,jumlah dan aturan pakai)
Etiket
a) Nama obat
b) Macam sediaan
c) Kekuatan obat
d) Jumlah obat
e) Fokus pada obat yang diambil,untuk menghindar kesalahan
f) Obat tidak kontak langsung dengan tangan
g) Lingkunga higienis
h) Ketepatan pengukuran miniskus sediaan cair
Dalam mencatat dan dokumentasi pastikan label obat berisi tanggal,nama
pasien,nama obat,kekuatan obat,aturan pakai,keterangan tambahan.Label
disiapkan satu persatu sesuai obat
Semua produk yang hendak di kemas harus di kemas dalam wadah standar sesuai
dengan ketentuan.Dalam pengemasan hendaklah diberikan perhatian khusus untuk
meminimalkan risiko kontaminasi silang,kecampuran atau kekeliruan.Sebelum pengemasan
hendaklah dilakukan pemeriksaan untuk memastikan area kerja dan peralatan untuk kegiatan
pengemasan yang bersangkutan dan hendaklah di periksa dan diverifikasi kebenarannya.
Jumlah tablet yang harus diiberikan kepada pasien dapat di tentukan dengan cara
yaitu,bagilah dosis yang di tentukan dengan dosis yang ditentukan dengan dosis tablet yang
6
tersedia.Tambahkan dosis masing-masing tablet hingga mencapai dosis yang di
perlukan.Kemudian hitung berapa banyak tablet yang telah dijumlahkan.
Cangkang kapsul adalah bahan pembuatan yang digunakan untuk membungkus isi obat
pada obat jenis kapsul. Cangkang kapsul terbuat dari bahan yang aman seperti gelatin atau
bahan nabati, yang cukup kuat untuk bertahan di dalam tubuh manusia. Bahan gelatin biasa
digunakan untuk membuat cangkang kapsul karena bahan ini dapat larut dalam cairan
lambung. Sementara itu, bahan nabati biasanya terbuat dari bahan alami seperti pati jagung
atau pati kentang.
Pada umumnya, cangkang kapsul tersedia dalam berbagai ukuran dan bentuk. Jumlah
obat yang harus dimasukkan ke dalam cangkang kapsul juga bervariasi tergantung pada obat
yang dibuat. Oleh karena itu, diperlukan perhitungan yang cermat agar obat yang dihasilkan
memiliki dosis yang sesuai dan efektif. Selain itu, dengan melakukan perhitungan yang
cermat, maka dapat menghemat biaya produksi obat.
2. Tentukan jenis cangkang kapsul yang akan digunakan. Jangan lupa untuk
memperhatikan ukuran dan bentuknya.
4. Kalikan jumlah obat dengan berat rata-rata isi cangkang kapsul. Berat rata-rata ini
bergantung pada ukuran cangkang kapsul yang dipilih.
5. Divide jumlah obat yang diperlukan dengan berat isi cangkang kapsul. Hasil dari
perhitungan ini akan memberikan jumlah cangkang kapsul yang dibutuhkan.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Oleh sebab itu saat proses pemberian obat yang menyangkut kegiatan penyiapan dan
penyerahan obat kepada pasien di perlukan “Good Dispensing practice” untuk menjamin
mutu,khasiat,keamanan dan manfaat dari sediaan obat perlu untuk menghindari peracikan
obat yang tidak sesuai standar.Dalam hal ini apoteker harus mampu berkomunikasi dengan
baik kepada pasien dalam penyerahan obat terkait dengan cara penggunaan obat yang tepat
dan benar.
3.2 Saran
Sebaiknya dalam peracikan dan pengemasan obat sebelum penyerahan kepada pasien di
cek berulang selama beberapa kali,agar tidak terjadi medication error.Selain itu sebagai
apoteker juga harus sering belajar bagaimana komunikasi yang baik dengan pasien dalam
penyerahan obat,tentang cara penggunaan obat agar pasien patuh dalam penggunaan obat
agar tercapai efek terapetiknya.
8
DAFTAR PUSTAKA
Apt.Nurul Ayesya, S. (2023). Bagaimana cara melakukan Dispensing yang baik di apotek?