Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

DI APOTEK JAMBAK

Disusun oleh :

TRY NOVELLA (170102027)

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI BHAKTI PERTIWI

Jln. Ariodillah III No. 21 A Palembang Telp.(0711)315579, Fax. (0711)358930


Laporan Praktik kerja Lapangan

Di Apotek Jambak

(Tanggal 17 Februari – 14 Maret 2020)

Laporan ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian

Akhir program Diploma III Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi

Bhakti Pertiwi Palembang

Di Susun Oleh

Try novella (170102027)

Disetujui :

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dewi Patmayuni, M.Farm.,Apt Arie Firdiawan,M.Clin,Pharm,apt

Ketua Prodi Diploma III

STIFI Bhakti Pertiwi

Lidia, M.Si.,Apt

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karuniaNya kita

masih diberikan kenikmatan yaitu nikmat iman, nikmat Islam, nikmat kesehatan,

maupun nikmat kesempatan untuk dapat menyelesaikan laporan praktik kerja

lapangan ini dengan baik dan tepat pada waktunya.

Dalam menyusun laporan praktik kerja lapangan ini, kami berterima kasih

bimbingan, motivasi, dan bantuan dari berbagai pihak yang terkait baik moril

maupun materils serta pengarahan selama praktik kerja lapangan (PKL) di Apotek

Jambak Jl. Demang Lebar Daun, terutama kepada :

1. Ibu Dessy Fajarini, S.Farm.,Apt selaku Apoteker Penanggung Jawab Apotek

Jambak Demang Lebar Daun Palembang yang telah memberikan pengarahan

selama PKL berlangsung.

2. Bapak Erjon, S.Si.,M.Kes.,Apt selaku Ketua Yayasan Sekolah Tinggi Ilmu

Farmasi Bhakti Pertiwi Palembang

3. Ibu Lidia, M.Si.,Apt selaku Ketua Program Studi Diploma III Sekolah Tinggi

Ilmu Farmasi Bhakti Pertiwi Palembang

4. Ibu Dewi Patmayuni, M.Farm.,Apt selaku Pembimbing Praktik Kerja

Lapangan Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Bhakti Pertiwi Palembang.

5. Segenap karyawan/asisten apotek Jambak yang telah memberikan bantuan

selama PKL berlangsung.

iii
Kami menyadari bahwa laporan praktik kerja lapangan ini masih banyak

kekurangan, oleh karena itu untuk melengkapi dan memperbaiki isi laporan ini,

mohon kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan. Semoga laporan praktik

kerja lapangan ini dapat bermanfaat.

Palembang, 20 Juli 2020

Penulis

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ ii

KATA PENGANTAR.................................................................................... iii

DAFTAR ISI................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.............................................................................. 1

1.2 Tujuan Umum .............................................................................. 2

1.3 Tujuan Khusus.............................................................................. 2

1.4 Manfaat......................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN UMUM

2.1 Definisi Apotek............................................................................ 4

2.2 Persyaratan Apotek...................................................................... 4

2.3 Tugas dan Fungsi apotek.............................................................. 4

2.4 Struktur Organisasi Apotek.......................................................... 5

2.5 Standar Organisasi Apotek........................................................... 6

2.5.1 Pengkajian Resep ............................................................... 6

2.5.2 Dispensing.......................................................................... 7

2.5.3 Pelayanan Informasi Obat(PIO)......................................... 9

2.5.4 Konseling............................................................................ 9

2.5.5 Pelayanan kefarmasian di rumah........................................ 10

2.5.6 Pemantauan Terapi Obat(PTO).......................................... 10

2.5.7 Monitoring Efek Samping Obat......................................... 10

v
2.6 Sumber Daya Manusia ................................................................ 10

2.7 Sarana dan Prasarana .................................................................. 11

2.8 Pengelolaan sediaan farmasi dan perbekalan sediaan farmasi..... 13

2.9 Administrasi................................................................................. 16

2.10 Pengertian Obat.......................................................................... 16

2.10.1 Pengertian Obat................................................................. 16

2.10.2 Golongan Obat.................................................................. 17

BAB III TINJAUAN KHUSUS APOTEK JAMBAK

3.1 Apotek Jambak............................................................................. 20

3.1.1 Sejarah Singkat Apotek Jambak ........................................ 20

3.1.2 Struktur Organisasi Apotek Jambak................................... 21

3.1.3 Tugas Dan Fungsi Jabatan Susunan Struktur Organisasi . . 21

3.1.4 Pembagian Ruangan Apotek Jambak................................. 22

3.1.5 Prosedur Pelayanan Apotek Jambak.................................. 23

3.2 Pengelolaan Apotek Jambak......................................................... 24

3.2.1 Pengadaan atau Pembelian Barang.................................... 25

3.2.2 Perencanaan dan Pengadaan Barang.................................. 25

3.2.3 Penyimpanan dan Pengeluaran Barang.............................. 26

3.2.4 Penjualan............................................................................ 28

3.2.5 Pencatatan dan Pelaporan Obat.......................................... 29

3.2.6 Ketersediaan Obat.............................................................. 29

3.2.7 Tempat-tempat Pemesanan Obat........................................ 29

3.2.8 Alat-alat Kesehatan di Apotek........................................... 31

vi
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan................................................................................... 32

4.2 Saran............................................................................................ 32

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 34

LAMPIRAN.................................................................................................... 35

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan adalah kondisi sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang

memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosisal dan ekonomis. Setiap

manusia berusaha menjaga agar hidupnya tetap sehat. Upaya peningkatan kualitas

dari tenaga kesehatan sangat dibutuhkan agar tercapainya peningkatan

pembangunan kesehatan, serta meningkatkan mutu sumber daya manusia yang

dapat melaksanakan kewajibannya dengan baik dan tercapai masyarakat yang

sehat.

Praktek kerja lapangan (PKL) adalah suatu bentuk penyelenggaraan keahlian

guna mempersiapkan diri untuk berperan langsung dalam pengelolaan farmasi di

apotek, mengetahui permasalahan dilapangan serta cara mengatasinya dan juga

sebagai wadah untuk mengaplikasikan ilmu yang selama ini didapatkan dari

perkuliahan sesuai dengan fungsi dan kompetensi Ahli Farmasi.

Banyak instansi dan yayasan yang menyediakan tenaga kesehatan dalam

berbagi bidang. Salah satunya ialah Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Bhakti Pertiwi

Palembang yang terus mewujudkan tenaga kesehatan dibidang farmasi yang

handal serta mampu bersaing di era globalisasi, maka penyelenggaraan pendidkan

kesehatan perlu ditingkatkan baik dari segi kuantitas maupun dari segi

kualitasnya.

Dengan diadakannya praktek kerja lapangan (PKL) ini diharapkan mahasiswa

Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Bhakti Pertiwi Palembang sebagai calon tenaga

viii
kesehatan di bidang farmasi dapat meningkatkan wawasan ilmu pengetahuan serta

dapat mengetahui secara langsung proses kefarmasian yang meliputi perencanaan,

pengadaan, pelayanan, dan alat-alat kesehatan yang diperoleh dari lingkungan

Praktek Kerja Lapangan di Apotek Jambak Demang Lebar Daun Palembang yang

dilaksanakan pada tanggal 17 Februari sampai 14 Maret 2020.

1.2 Tujuan Umum

Tujuan umum dari Praktik Kerja Lapangan ini adalah :

1. Membandingkan teori yang didapat dengan praktik yang dilaksanakan di

lapangan.

2. Melatih diri agar dapat berkomunikasi, bersosialisasi dan mengembangkan

mental dengan baik dalam lingkungan kerja.

3. Mendapatkan pengalaman langsung dalam dunia pelayanan kesehatan,

khususnya pelayanan kefarmasian di Apotek Jambak.

1.3 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari Praktik Kerja Lapangan ini adalah :

1. Mengetahui susunan organisasi di apotek Jambak.

2. Mampu melaksanakan peracikan obat, mengidentifikasi resep, salinan

resep,dan menjelaskan cara penggunaan dan khasiat obat.

3. Memahami prosedur pengelolahan perbekalan farmasi meliputi

perencanaan, penyimpanan, distribusi dan administrasi.

4. Mengetahui macam-macam dan kegunaan alat kesehatan yang ada di

apotek.

ix
1.4 Manfaat

Manfaat dari praktik Kerja Lapangan ini adalah :

1. Memantapkan keterampilan dan pengetahuan yang diperoleh pada bangku

kuliah.

2. Dapat mengetahui dunia kerja yang sebenarnya bagi seorang tenaga

farmasi

3. Sebagai sarana untuk mempersiapkan mahasiswa sebelum terjun ke

masyarakat.

4. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan kemandirian profesi dalam

pelayanan kesehatan sebagai aplikasi dari ilmu yang diperoleh.

5. Memberikan gambaran nyata tentang kondisi Apotek yang sesungguhnya

sebagai sarana pembelajaran untuk meningkatkan komunikasi.

x
BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1 Definisi Apotek

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.09 Tahun 2017, Apotek

adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh

Apoteker.

2.2 Persyaratan Apotek

Persyaratan apotek berdasarkan permenkes No. 922/Menkes/Per/X/1993 pasal

6 yaitu:

a. Untuk mendapatkan izin apotek, Apoteker atau apoteker yang bekerja sama

dengan pemilik sarana yang telah memenuhi persyaratan harus siap dengan

tempat, perlengkapan termasuk sediaan farmasi dan perbekalan lainnya yang

merupakan milik sendiri atau milik pihak lain.

b. Sarana apotek dapat didirikan pada lokasi yang sama dengan kegiatan

pelayanan komoditi lainya diluar sediaan farmasi.

c. Apotek dapat melakukan kegiatan pelayanan komoditi lainnya di luar sediaan

farmasi.

2.3 Tugas dan fungsi Apotek

Permenkes RI No. 922/Menkes/per/SK/1993, tugas dan fungsi apotek yaitu:

a. Tempat pengabdian profesi seorang apoteker dan sistem apoteker yang telah

mengucapkan sumpah jabatannya.

xi
b. Sarana Farmasi yang melaksanakan peracikan, perubahan

bentuk,pencampuran dan penyerahan obat atau bahan obat sera pemberian

informasi obat.

c. Sarana penyaluran perbekalan farmasi yang harus menyalurkan obat yang

diperlukan serta meluas dan merata.

2.4 Struktur Organisasi Apotek

Struktur organisasi adalah bagan yang menggambarkan pembagian tugas,

kondisi kewenangan dan fungsi. Penetapan struktur organisasi dengan tujuan

untuk menrntukan hubungan wewenang antara kedudukan dengan kewajiban

seeoran dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu untuk mencapai tujuan secara

efektif dan efisien serta mencegah resiko kerugian atau akibat adanya peluang

karena perangkapan fungsi, yang dapat membuat petugas cenderung untuk

melakukan penyimpanan dari sistem yang berlaku. Pembagian tugas yang jelas

juga di perlukan agar tiap petugas mengetahui tugas dan tanggungjawab masing-

masing. Adapun struktur organisasi di apotek adalah sebagai berikut :

1. Pemilik saham Apotek.

2. Apotek Penanggung jawab.

3. Asisten Apoteker I.

4. Asisten Apoteker II.

5. Administrasi

6. Kasir

xii
2.5 Standar pelayanan Farmasi di Apotek

Standar Pelayanan Kefarmasian di apotek berdasarkan peraturan menteri

kesehatan Republik Indonesia No. 35 tahun 2014 tentang standar pelayanan

kefarmasian di apotek yaitu:

1. Pengkajian resep

2. Dispensing

3. Pelayanan informasi obat (PIO)

4. Konseling

5. Pelayanan Kefarmasian di rumah ( home pharmacy care ).

6. Pemantauan terapi obat (PTO)

7. Monitoring Efek samping.

2.5.1 Pengkajian Resep

Kegiatan pengkajian resep meliputi administrasi, kesesuaian farmasetik dan

pertimbangan klinis.

1. Kajian Administrasi meliputi:

a. Nama pasien, umur, jenis, kelamin, dan berat badan.

b. Nama dokter, nomor surat izin praktek (sip), alamat, nomor telepon, dan

paraf dokter.

c. Tanggal penulisan resep.

2. Kajian kesesuaian farmasetik meliputi :

a. Bentuk dan kekuatan sediaan

b. stabilitas.

c. kompatibilitas (ketercapuran obat)

xiii
3. pertimbangan klinis meliputi :

a. Ketepatan indikasi dan dosis obat

b. Aturan, cara dan lama penggunaan obat

c. Duplikasi dan polifarmasi

d. Reaksi obat yang tidak diinginkan (alergi, efek samping obat, manifestasi

klinis lain)

e. Kontraindikasi

f. Interaksi

Jika ditemukan adanya ketidak sesuaian dari hasil pengkajian maka

apoteker harus menghubungi dokter penulis resep.

2.5.2 Dispensing

Dispensing terdiri dari penyiapan, penyerahan dan pemberian informasi

obat. Setelah melakukan penkajian resep dilakukan hal sebagai berikut :

1. Menyiapkan obat sesuai permintaan resep :

a. Menghitung kebutuhan jumlah obat sesuai dengan resep

b. Mengambil obat yang dibutuhkan pada rak penyimpan dengan

memperhatikan nama obat, tanggal kadaluarsa dan keadaan fisik obat.

2. Melakukan peracikan obat bila diperlukan.

3. Memberikan etiker sekurang-kurangnya meliputi :

a. Warna putih untuk obat dalam/oral

b. Warna biru untuk obat luar dan suntik

c. Menempelkan label “kocok dahulu” pada sediaan bentuk suspensi dan

emulsi.

xiv
4. Memasukkan obat kedalam wadah yang tepat dan terpisah untuk obat yang

berbeda untuk menjaga mutu obat dan menghindari penggunaan yang salah.

Setelah penyiapan obat dilakukan hal sebagai berikut :

a. Sebelum obat diserahkan kepada pasien harus dilakukan pemeriksaan

kembali mengenai penulisan nama pasien harus dilakukan pemeriksaaan

kembali mengenai penulisan nama pasien pada etiket, cara penggunaan

serta jenis dan jumlah zat atau kesesuaian antara penulisan etiket dengan

resep.

b. Memangggil nama dan nomor tunggu pasien.

c. Memeriksa ulang identitas dan alamat pasien.

d. Menyerahkan obat yang disertai pemberian informasi obat.

e. Memberikan informasi cara penggunaan obat dan hal-hal yang terkait

dengan obat antara lain manfaat obat, makanan dan minuman yang harus

dihindari, kemungkinan efek samping, cara penyimpanan obar dan lain-

lain.

f. Penyerahan obat kepada yang menerima hendaknya dilakukan dengan

cara yang baik, mengingat pasien dengan kondisi tidak sehat mungkin

emosinya tidak stabil.

g. Memastiakn bahwa yang menerima obat adalah pasien atau keluarganya

h. Membuat salinan resep sesuai dengan resep asli dan di paraf oleh

apoteker.

i. Menyimpan resep pada tempatnya.

xv
j. Apoteker membuat catatan pengobatan pasien dengan menggunakan

formula sebagai mana terlampir.

Apoteker di apotek juga dapat melayani obat non resep atau pelayanan

swamedikasi apoteker harus memberikan edukasi kepada pasien yang

memerlukan obat non resep untuk penyakit ringan dengan memilihkan obat

bebas atau bebas terbatas yang sesuai.

2.5.3 Pelayanan Informasi Obat (PIO)

Pelayanan informasi obat merupakan kegiatan yang dilakukan oleh apoteker

dalam pemberian informasi mengenai obat yang tidak memihak, evaluasi

dilakukan dengan kritis dan dengan bukti terbaik dalam segala aspek penggunaan

obat kepada profesi kesehatan lain, pasien atau masyarakat. Informasi mengenai

obat termasuk obat resep, obat bebas dan herbal.

Informasi meliputi dosis, bentuk sediaan, formulasi khusus, rute dan metode

pemberian, farmakokinetika, farmakologi, terapeutik dan alternatif, efikasi,

keamanan penggunaan pada ibu hamil dan menyusui, efek samping, stabilitas,

interaksi, ketersediaan, harga, sifat fisika atau kimia dari obat lain- lain.

2.5.4 Konseling

Konseling merupakan proses interaktif antara apoteker dengan pasien/

keluarga untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, kesadaran dan kepatuhan

sehingga terjadi perubahan perilaku dalam penggunaan obat dan menyelesaikan

masalah yang dihadapi pasien. Untuk mengawali konseling, apoteker

menggunakan three trime question. Apabila tingkat kepatuhan pasien mulai

xvi
rendah, perlu dianjurkan dengan metode health belief model. Apoteker harus

melakukan verifikasi bahwa pasien atau keluarga pasien sudah memahami obat

yang diberikan.

2.5.5 Pelayanan kefarmasian di rumah ( Home Pharmacy Care)

Apoteker sebagai pemberi layanan juga dapat melakukan pelayanan

kefarmasian yang bersifat kunjungan rumah, khususnya untuk kelompok lansia

dengan pengobatan penyakit kronis lainnya.

2.5.6 Pemantauan Terapi Obat (PTO)

Merupakan proses yang memastikan bahwa seseorang pasien mendapatkan

terapi obat yang efektif dan terjangkau dengan memaksimalkan efikasi dan

meminimalkan efek samping.

2.5.7 Monitoring Efek Samping Obat (MESO)

Merupakan kegiatan pemantauan setiap respon terhadap obat yang

merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang digunakan

pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi atau modifikasi fungsi

fisiologis.

2.6 Sumber Daya Manusia

Dalam menjalankan sebuah apotek, di perlukan sumber daya manusia yang

berkompeten, mempunyai fungsi dan peranan serta tanggung jawab. Adapun

sumber daya manusia di apotek antara lain :

xvii
a. Apoteker Pengelola Apotek (APA)

APA adalah apoteker yang telah memiliki surat izin penyelenggaraan apoteker

(SIPA) yang berlaku selama apotek masih aktif melakukan kegiatan.

b. Apoteker Pendamping

Apoteker Pendamping adalah apoteker yang mendampingi Apoteker Pengelola

Apotik (APA) pada jam-jam tertentu pada hari buka apotek.

c. Apoteker Penggaanti

Adalah apoteker yang telah memiliki surat izin kerja atau (SIK) yang bekerja

yang menggantikan (APA) selama APA tersebut tidak berada di tempat lebih

dari tiga bulan serta terus menerus dan tidak bertindak sebagai APA di apotik

lain.

d. Tenaga Teknis Kefarmasian / TTK

Adalah seorang lulusan dari sekolah atau perguruan tinggi bidang farmasi yang

berdasarkan peraturan perundang-undangan berhak membantu apoteker dalam

melakukan pekerjaan kefarmasian.

e. Juru Resep

Petugas yang membantu pekerjaan tanaga teknik kefarmasian.

2.7 Sarana dan prasarana

Apotek dapat melakukan kegiatan pelyanan komuditi yang lain dibuat sediaan

farmasi. Sarana apotek dapat didirikan pada lokasi yang sama dengan pelayanan

komoditi yang lain di luar sediaan farmasi. Salah satu yang perlu diperhatikan

dalam mendirikan apotek :

xviii
a. Apotek berlokasi pada daerah yang mudah dikenali oleh masyarakat dan dapat

dengan mudah diakses oleh masyarakat.

b. Pada halaman apotek, harus dapat papan petunjuk dengan tertulis kata

“Apotek”.

c. Pelayanan produk kefarmasian diberikan pada tempat yang terpisah dari

aktivitas pelayanan dan penjualan produk lainnya.

d. Masyarakat harus diberikan akses secara langsung dan mudah oleh apoteker

untuk mempetroleh informasi dan konseling.

e. Lingkungan apotek harus dijaga kebersihan.

f. Apotek harus bebas dari hewan pengerat seranggga.

g. Apotek memiliki siplay listrik yang konstan, terutama untuk lemari pendingin.

h. Perabotan apotek harus tertata rapi, lengkap dengan rak penyimpanan obat dan

barang-barang lain yang tersusun rapi, terlindung dari debu, kelembapan damn

cahaya yang berlebihan, diletakkan pada temperatur ruangan yang telah

ditetapkan.

Bangunan apotek sekurang kurangnya memiliki ruangan khusus untuk:

a) Ruangan percikan dan penyerahan resep.

b) Ruang administrasi dan ruang kerja apoteker.

c) Toilet dan kelengkapan bangunan apotek.

d) Sumber air harus memenuhi syarat kesehatan.

e) Penerangan harus memadai sehingga dapat menjamin pelaksanaan tugas

fungsi apotek.

f) Alat pemadam kebakaran harus berfungsi dengan baik minimal dua buah.

xix
g) Ventilasi udara dan sanitasi yang baik serta memenuhi persyaratan hygenis

lainnya.

Selain itu juga harus memenuhi:

a) Ruang tunggu yang nyaman bagi pelanggan dan pengunjung apotik.

b) Tempat untuk mendisplay informasi bagi pasien, termasuk penempatan

brosur atau materi informasi.

c) Ruang tertentu untuk konseling bagi pasien yang dilengkapi dengan meja

dan kursi serta lemari untukn menyimpan catatan mediasi pasien.

d) Keranjang sampah yang tersedia untuk staf maupun pasien.

2.8 Pengelolahan Sediaan Farmasi dan Pembekalan Kesehatan

Pengelolahan sediaan farmasi dan pembekalan kesehatan lainnya dilakukan

sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku meliputi perencanaan,

pengadaan, penyimpanan dan pelayanan.

Sediaan farmasi adalah obat, obat asli indonesia, alat kesehatan dan kosmetik,

perbekalan kesehatan adalah semua bahan dan peralatan yang di perlukan untuk

menyelenggarakan upaya kesehatan.

Adapun pengelolahan farmasi dan pembekalan kesehatan lainnya meliputi:

1. Perencanaan

Dalam membuat perencanaan pengadaan dalam membuat sediaan farmasi,

perlu diperhatikan pola penyakit, kemampuan masyarakat, dan budaya

masyarakat.

Metode yang digunakan dalam perencanaan pengadaan antara lain:

a. Metode Epidemiologi

xx
Yaitu berdasarkan pola penyebaran dan pengobatan penyakit yang

terjadi pada masyarakat sekitar.

b. Metode Konsumsi

Yaitu berdasarkan data pengeluaran barang periode sebelumnya.

c. Metode Kombinasi

Yaitu berdasarkan pola penyebaran penyakit dan melihat jumlah

kelebihan sediaan farmasi periode sebelumnya.

d. Metode just in time

Yaitu perencanaan yang dilakukan saat obat dibutuhkan dan obat yang ada

diapotek dalam jumlah terbatas. Perencanaan ini berlaku untuk obat-obat yang

jarang diresepkan dan harganya mahal serta, tanggal kadaluarsanya pendek.

2. Pengadaan

Pengadaan barang dilakukan berdasarkan perencanaan yang telah dibuat dan

disesuaikan dengan anggaran keuangan yang ada dan harus melalui jalur resmi

demi menjamin kualitas barang. Pengadaan brang meliputi proses pemesanan,

pembelian, dan penerimaan barang, ada tiga macam pengadaan barang di

apotek yaitu:

a. Pengadaan dalam jumlah tertentu terbtas, yakni pembelian yang dilakukan

apabila persediaan barang sudah menipis.

b. Pengadaan berencana, yakni pembelian berdasarkan pola kebutuhan bulan

sebelumnya atau berdasarkan data obat-obatan yang cepat beredar

bergantung pula pada keadaan tertentu seperti pada kondisi cuaca.

xxi
c. Pengadaan spekulatif, yakni pembelian yang dilakukan dalam jumlah besar

dengan harapan akan ada kenaikan harga dalam waktu dekat atau karena

diskon atau bonus yang ditawarkan.

3. Penyimpanan

Obat dan bahan harus disimpan dalam wadah yang cocok dan memenuhi

ketentuan pengemasan dan pengadaan sesuai ketentuan yang berlaku. Obat

yang disimpan harus terhindar dari pencemaran dan penguraian, pengaruh

sediaan obat, jenis obat dan penyusunan dilakukan secara alfabetis untuk

mempermudahkan pengambilan obat.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan antara lain:

1. Produk disimpan sesuai persyaratan

2. Produk disimpan dengan kaidah penyimpanan obat yang benar (alfabetis

FIFO, FEFO) suhu, sediaan dan efek farmakologi

3. Narkotika harus disimpan di tempat yang sesuai dengan persyaratan

ketentuan,

4. Obat jadi disimpan dalam kemasan primer

5. Bahan baku obat disimpan sesuai ketentuan

6. Arus keluar masuk obat dicatat pada kartu stok

Beberapa ketentuan cara penyimpanan obat/bahan di apotek antara lain:

1. Disimpan dalam wadah tertutup rapat, untuk obat yang mudah menguap.

2. Disimpan terlindung dari cahaya untuk sediaan tablet, kaplet, kapsul,

sirup.

3. Disimpan bersama dengan zat pengering, penyerap lembab.

xxii
4. Disimpan pada suhu kamar (suhu 15-30˚c).

5. Disimpan pada tempat sejuk (suhu 2-8˚c) untuk ovula suppositoria.

2.9 Administrasi

Dalam menjalankan pelayanan kefarmasian di apotek, perlu dilaksanakan

kegiatan administrasi yaitu:

1. Administrasi umum

Meliputi pencatatan, pengarsipan, pelaporan narkotika dan psikotropika

serta dokumentasi.

2. Administrasi khusus

Meliputi pengarsipan resep,pengarsipan catatan pengobatan pasien,

pengarsipan monitoring penggunaan obat.

2.10 Pengertian Obat

Obat adalah bahan atau paduan yang dimaksud untuk mendapatkan diagnose,

mencegah, menghilangkan, menyembuhkan penyakit, gejala penyakit, luka,

kelainan badaniah atau rohaniah pada manusia atau hewan untuk memperoleh

bahan atau bagian badan manusia.

2.10.1 Kaidah Hukum

Untuk mempermudah pengelolahan obat, mulai dari kegiatan pada industri

sampai dengan industri (apotek, toko obat) dan ketepatan penggunaannya di

tangan konsumen. Pemerintah menetapkan beberapaperaturan mengenai “tanda”

untuk membedakan jenis-jenis obat yang beredar di Wilayah Republik Indonesia.

Beberapa peraturan tersebut antara lain:

xxiii
a. UU RI No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika

b. UU RI No. 5 tahun 1997 tentang Psikotropika

c. KEPMENKES RI No. 2380/ASK/VI/83 tentang Tanda Khusus Obat Bebas dan

Obat Bebas Terbatas

d. KEPMENKES RI No. 2396/A/SK/VIII/86 tentang Tanda khusus Obat Keras

Daftar G

e. KEPMENKES RI No. 347/Menkes/SK/VII/90 tentang Obat Wajib Apotek

f. PERMENKES RI No. 688/ Menkes/ Per/ VII.1997 tentang Peredaran

Psikotropika

g. Peraturan Pemerintah No. 40 tahun 2013 tentang Obat Prekursor

2.10.2 Golongan Obat

Golongan obat yaitu obat bebas, bebas terbatas, obat keras, narkotika,

psikotropika, prekursor yang meliputi OWA (obat wajib apotek), obat generik,

obat generik berlogo, obat paten, jamu dan fitofarmaka.

1. Obat Bebas

Obat bebas merupakan obat tanpa peringatan, yang dapat diperoleh tanpa

resep dokter. Tandanya berupa: lingkaran bulat berwarna hijau dengan garis

tepi hitam. Contohnya Pyridol, anemolat, nessiol, citoneuron dll.

xxiv
2. Obat Bebas Terbatas

Obat keras yang dapat diserahkan tanpa resep dokter dalam bungkus

aslinya dari produsen/pabriknya dan diberi tanda bulat berwarna biru dengan

garis tepi berwarna hitam contohnya decolgen, mixagrif, alleron, arthrifen, dll.

serta diberi peringatan (P no.1 s/d P no.6 ) seperti berikut ini.

3. Obat Keras

Obat keras merupakan obat yang dapat diperoleh dengan resep dokter.

Tandanya berupa: lingkaran bulat berwarna merah dengan garis tepi hitam dan

huruf “K” yang terdapat di dalam lingkaran.

xxv
4. Psikotropika

Psikotropika adalah zat atau obat alamiah atau sintesis, nukan narkotika

yang berkhasiat, psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat

yang menyebabkan perubahan khas aktifitas mental dan prilaku. Tandanya

sama dengan obat keras.

5. Narkotika

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan

tanaman baik sintesis maupun semi sintesis, yang dapat menyebabkan

penurunan atau perubahan kesadaran, hilanganya rasa, mengurangi sampai

menghilangkan rasa nyeri dan menimbulkan ketergantungan (hang over).

Tandanya berupa: palang berwarna merah.

6. Prekursor

Prekursor adalah zat atau bahan pemula atau bahan kimia untuk

pembuatan narkotika dan psikotropika.

7. Obat Wajib Apotek

Obat Wajib Apotek (OWA) adalah obat yang dapat diserahkan tanpa resep

dokter oleh apoteker di apotek

xxvi
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Apotek Jambak

3.1.1 Sejarah Apotek Jambak

Apotek jambak didirikan pada bulan April 2006 oleh Bapak Adril yang

bertempat Jl. Demang lebar daun No. 1 Lorong Pakjo Kec. Ilir Barat I Palembang.

Apoteker yang menjabat pada saat itu adalah Ibu Ulita S.Si.,Apt beserta 2 asisten

apoteker yakni bapak Adril dan Dekamira Sari. Pemilihan nama jambak untuk

apotek sendiri berasal dari nama marga ibu Rita Yanti beliau merupakan istri dari

bapak Adril sekaligus sebagai pemegang saham di apotek jambak.

Pada tahun 2016 apotek jambak berpindah lokasi di Jl. Demang Lebar daun

No.2233 E Kec. Ilir Barat I Palembang, dan apoteker yang menjabat adalah Ibu

Dessy Fajarini S.Farm.,Apt. Apotek jambak sekarang memiliki 2 asisten apoteker

yakni Bapak Adril dan Yety Elita Sari S.Farm, bagian administrasi Dewi Ratna

Sari dan bagian kasir Siska Nur Oktavia.

Apotek jambak menyediakan pelayanan pelengkap sarana kesehatan bagi

masyarakat pada umumnya di sekitaran Jl. Demang Lebar Daun. Apotek jambak

melayani resep dari dokter, obat bebas, obat bebas terbatas dan alat kesehatan.

Selain itu, apotek jambak juga memberikan dan menyediakan informasi serta

edukasi pengetahuan mengenai obat dan cara pengobatan yang tepat sesuai

dengan kebutuhan masyarakat yang berorientasi kepada kepentingan dan

kepuasan pasien.

xxvii
3.1.2 Struktur Organisasi Apotek Jambak

Berikut merupakan struktur organisasi dari apotik jambak:

Pemilik Saham Apotek

Apoteker Penanggung Jawab Apotik

Asisten I Asisten II Administrasi Kasir

3.1.3 Tugas dan Fungsi Jabatan Organiasasi Apotek Jambak

a. Pemilik Saham Apotek

1.

b. Apoteker

1. Melakukan proses pengadaan obat serta pemesanan langsung di apotek

2. Bertanggung jawab dalam pembuatan surat laporan untuk obat

psikotropika

3. Bertanggung jawab sepenuhnya terhadap apotek

4. Memberikan pelayanan informasi obat dan perbekalanfarmasi kepada

pasien

c. Asisten I

1. Bertanggung jawab terhadap pelayanan kefarmasian diwaktu pagi

2. Melakukan proses pengecekan kartu stok dengan memperhatikan

kesesuaian jumlah obat yang tersisa

3. Melakukan pencatatan buku resep

xxviii
d. Asisten II

1. Bertanggung jawab terhadap pelayanan kefarmasian diwaktu sore

2. Melakukan proses pengecekan kartu stok dengan memperhatikan

kesesuaian jumlah obat yang tersisa

3. Melakukan pencatatan obatyang hampir habis pada buku defacta.

e. Administrasi

1. Menulis factur

2. Mengendalikan factur

f. Kasir

1. Memasukkan factur

2. Pelayanan dan keuangan

3.1.4 Pembagian Ruangan Apotik Jambak

a. Bagian Ruang Tunggu

Ruang tunggu berfungsi sebagai tempat untuk pasien menunggu pelayanan

obat atau resep.

b. Bagian Penerimaan Resep

Ruang penerimaan resep berfungsi untuk melayani resep yang masuk dan

sebagai tempat untuk menjual obatobat yang bebas.

c. Bagian Peracikan

Ruangan ini merupakan tempat penyiapan dan racikan obat.

d. Bagian Kasir

Tempat pembayaran obat atau resep

xxix
e. Bagian Administrasi

Ruangan ini merupakan tempat pembukuan mengenai masuk dan keluarnya

obat, suratmenyurat, pemesanan obat dan laporan keuangan.

3.1.5 Prosedur Pelayanan Farmasi Klinik Apotek Jambak

a. Tata cara pelayanan obat bebas

Pelayanan obat bebas di apotek jambak melalui swalayan farmasi, dengan

adanya swalayan farmasi pasien boleh memilih obat HV (obat bebas) menurut apa

yang dibutuhkan oleh pasien. Dan letak dari obat HV tersebut sudah diletakkan di

tempatnya masingmasing serta obat HV tersebut sudah dikelompokkan menurut

khasiat obat dan diurutkan berdasarkan abjad agar pasien mudah mencari obat

yang ingin dibeli dan tidak bingung pada saat mencari.

b. Tata cara pelayanan obat dengan resep

1. Penerimaan resep

a) Pemeriksaan keabsahan dan kelengkapaan resep: nama, alamat, SIP,

tanda tangan atau paraf dokter penulis resep, nama obat, jumlah, aturan

pakai, nama pasien, umur, alamat, nomor telepon.

b) Pemberian nomor resep

c) Penetapan harga

d) Pemeriksaan ketersediaan obat

2. Perjanjian dan pembayaran

a) Pengambilan obat semua atau sebagian

b) Ada atau tidak penggantian obat diatas persetujuan dokter dan pasien

c) Pembayaran tunai atau non tunai

xxx
d) Validasi dan penyerahan nomor resep

e) Pembuatan kuitansi dan salinan resep

3. Peracikan

a) Penyiapan etiket atau penandaan obat dan kemasan

b) Peracikan obat (hitung dosis resep, campur dan kemas)

c) Penyajian hasil akhir peracikan.

4. Pemeriksaan akhir

a) Kesesuaian hasil peracikan dengan resep: Nomer resep, nomor obat,

bentuk dan jenis sediaan obat, dosis pemakaian, aturan pakai, nama

pasien, umur, alamat dan nomer telepon.

b) Kesesuai salinan resep dengan resep yang asli

c) Kebenaran kuitansi.

5. Penyerahan obat dan pemberian informasi

a) Pelayanan obat harus disertai dengan penjelasan informasi obat

b) Tanda terima pasien atau penerimaan obat

6. Layanan purna jual

a) Komunikasi dan informasi tiap waktu

b) Penggantian obat bila diperlukan.

3.2 Pengelolaan Apotek Jambak

Apotek Jambak memberikan pelayanan setiap hari selama 14 jam. Jam kerja

pegawai terbagi dalam 2 shift yaitu shift pagi dimulai dari jam 08.0015.00 dan

shift siang jam 15.0022.00.

xxxi
3.2.1 Pengadaan Perbekalan Farmasi

Pengadaan pembekalan farmasi dilakukan untuk menjamin tersedianya

perbekalan farmasi di apotek. Pengadaan perbekalan farmasi di Apotek Jambak

dilakukan secara selektif menggunakan sistem Droping Center yang bersumber

dari pareto, CABAKO ( Catatan Barang Kosong) dan butuhkan segera. Sistem

pareto, yaitu sistem yang memperioritaskan penyediaan barangbarang yang laku

atau berdasarkan kebutuhan dan seringnya barang tersebut dicari. Hal ini

bertujuan untuk menghindari adanya penumpukan barang yang berlebih.

3.2.2 Perencanaan dan Pengadaan Obat

Apotek Jambak memiliki sistem perencanaan dan pengadaan obat setiap 3

kali seminggu berdasarkan pada penjualan obat setiap harinya dan pengadaan

barang yang dilakukan dalam jumlah kecil sesuai kebutuhan. Berikut merupakan

prosedur pemesanan obat:

a. Asisten apoteker mencatat namanama obat yang telah habis atau tinggal

sedikit dibuku defacta. Ada beberapa langkah untuk membuat defacta, yaitu:

1. Menulis nama obat yang habis atau tinggal sedikit

2. Tulis sisa stok obat

3. Menghitung jumlah penjualan bulanan dan ratarata penjualan per hari.

b. Mengelompokkan obat sesuai PBF

c. Melihat diskon obat yang paling besar

d. Mencari PBF resmi

e. Melihat alamat PBF, memilih alamat PBF terdekat untuk pemesanan cito

xxxii
f. Melakukan pemesanan barang sesuai kebutuhan apotek melalui surat

pemesanan (SP)

g. Pihak PBF akan mengantarkan obat yang dipesan langsung ke Apotek

Jambak dengan membawa copy factur untuk ditanda tangani oleh asisten

apoteker sebagai bukti telah menerima obat yang dipesan.

h. Penerimaan barang di Apotek pelayanan bertanggung jawab mencocokkan

barang yang diterima dengan factur dan salinan SP serta memeriksa

kesesuaian barang yang diterima dengan jumlah yang dipesan, keadaan fisik,

dan tanggal kedaluarsa.

i. Barang yang sudah dicek dicatat dalam kartu stok, yang terdapat dalam kartu

stok yaitu: tanggal, nama distributor, nomor batch, expire date, jumlah barang

masuk dijumlahkan dengan sisa obat terakhir serta paraf petugas yang

melakukan kegiatan tersebut.

Dalam pemesanan obat Apotek Jambak menggunakan surat pesanan yaitu:

1. Surat pesanan biasa (2 rangkap)

2. Surat pesanan prekusor (2 rangkap)

3. Surat pesanan psikotropika (3 rangkap)

4. Surat pesanan narkotika (4 rangkap)

3.2.3 Penyimpanan dan Pengeluaran Barang

Setiap barang yang masuk ataupun yang keluar haruslah dicatat pada kartu

stok yang telah tersedia sesuai dengan nama obat yang tercantum. Pencatatan dan

penyimpanan obat dilakukan oleh asisten apoteker.

xxxiii
Pencatatan pada kartu stok meliputi tanggal, pengeluaran, nomor dokumen,

jumlah barang yang keluar serta sisa obat yang setelah dikurangi dengan jumlah

barang yang keluar. Kartu stok diletakkan pada setiap obat sesuai dengan nama

obatpada setiap kartu stok, tenaga teknis kefarmasian bertanggung jawab terhadap

stok barang yang ada di rak barang.

Penyimpanan barang di Apotek Jambak disusun berdasarkan abjad, bentuk

sediaan obat dan meja khusus tempat meletakkan obat yang sering dicari agar

lebih mudah di jangkau. Tempat penyimpanan obat di Apotek Jambak terdiri dari:

a. Rak penyimpanan obat tablet dan kapsul

b. Rak penyimpanan obat sirup

c. Rak penyimpanan sediaan salep dan cream

d. Rak penyimpanan obat injeksi

e. Rak penyimpaan obat mata

f. Rak penyimpanan obat telingan dan hidung

g. Rak penyimpanan sediaan alat kesehatan

h. Rak penyimpanan stok obat

i. Lemari sediaan obat narkotika dan psikotropika

j. Lemari es untuk penyimpanan sediaan termolabil

k. Dan lemari obat yang dapat dibeli bebas yang diletakkan diluar area

peracikan

xxxiv
3.2.4 Penjualan

Kegiatan penjualan pada Apotek Jambak dilakukan untuk melayani penjualan

resep tunai, penjualan obat bebas maupun obat bebas terbatas.

a. Penjualan resep tunai

Penjualan resep tunai adalah penjualan obat berdasarkan resep dari dokter kepada

pasien dengan pembayaran langsung. Di Apotek Jambak penjualan resep tunai

melalui beberapa langkah prosedur yaitu:

1. Pemeriksaan resep meliputi kelengkapan resep, ketersediaan obat dan

penetapan harga

2. Perjanjian dan pembayaran meliputi pengambilan obat, ada atau tidaknya

penggantian obat dan pembayaran tunai pasien

3. Racikan meliputi perhitungan dosis, pencampuran, dan pengemasan serta

penyiapan etiket

4. Pemeriksaan akhir meliputi pemeriksaan ulang kesesuaian hasil peracikan

dengan resep, salinan resep dan kebenaran kuitansi

5. Penyerahan obat dan pemberian informasi mengenai penggunaan dan

penyimpanan obat

b. Penjualan obat bebas atau bebas terbatas

Penjualan obat bebas adalah pembelian obat tanpa resep dokter obat

yangdiperoleh berupa obat dengan golongan bebas, bebas terbatas, obat herbal

serta perlengkapan bayi dan lainlain yang sejenisnya.

xxxv
3.2.5 Pencatatan dan Pelaporan Obat

Penerimaan dan penjualan obat dicatat dikartu stok agar dapat diketahui

persediaan yang tersisa. Untuk pengeluaran dan penerimaan khusus sediaan obat

narkotika dan psikotropika dibuat laporan setiap bulan ke dinas kesehatan kota

Palembang yang di input datanya secara online dan tertulis.

3.2.6 Ketersediaan Jenis Obat

Sedian obat yang terdapat di Apotik Jambak diantaranya obat golongan

bebas, bebas terbatas, obat golongan keras (generik dan paten), golongan

prekursor, golongan psikotropika dan golongan narkotika.

3.2.7 Tempattempat pemesanan obat

a. PT. Kimia Farma (KF)

b. PT. Dos Ni Roha (DNR)

c. PT. Indofarma Globa Medika

d. PT. Enseval Putra Megatrading

e. PT. Anugrah Argon Medica

f. PT. Karunia Mitra Ditribusi

g. PT. Penta Valent (PV)

h. PT. Bina San Prima (BSP)

i. PT. Mensa Bina Sukses (MBS)

j. PT. Merapi Utama Parma (MUP)

k. PT. Anugrah Pharmindo Lestari

l. PT. Millenium Pharmacon Int

xxxvi
m. PT. Bina Sakti Medica (BSM)

n. PT. United Dico Citas (UDC)

o. PT. Satria Medicantara (SM)

p. PT. Antar Mitra Sembada (AMS)

q. PT. Rajawali

r. PT. Kebayoran

s. PT. Parit Padang Global (PPG)

t. PT. Tempo

u. PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI)

v. PT. Daya Muda Agung (DMA)

xxxvii
3.2.8 Alatalat Kesehatan di Apotek Jambak

a. Lumpang dan alu

b. Gelas ukur

c. Spatel

d. Perkamen

e. Beaker Glass

f. Timbangan bandul

g. Termometer

h. Stik cek kolesterol, gula darah dan asam urat

i. Colostomy bag

j. Spuit atau syringe

k. Kasa steril

l. Kasa hidrofil

m. Kasa obat steril

n. Kapas Steril

o. Infus set

p. Wing needle

q. Foley cateter

r. Perban

s. Masker

t. NGT stomach tube

38
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

pelayanan di apotek Jambak telah sesuia dengan standar Pelayanan

Kefarmasian di Apotek.. setiap penerimaan dan pengeluaran obat dicatat di kartu

stok agar dapat diketahui dengan jumlah persediaan yang tersisa dan masa

kadaluarsanya. di Apotek Jambak telah memberikan informasi yang sesuai dan

tepat mengenai cara dan aturan pemakaian obat kepada pasien sebelum obat

diserahkan.penyusunan obat di Apotek Jambak telah berdasarkan alfabetis, efek

farmakologi, bentuk sediaan dan suhu. Di Apotek Jambak, Pelayanan dilakukan

oleh Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) dan Apoteker. Praktik kerja Lapangan di

Apotek jambak sangat bermanfaat sehingga sebagai calon Tenaga Teknis

Kefarmasian yang akan terjun ke dunia kerja para mahasiswa sudah dibekali ilmu

tentang pelaksanaan tugas dan tanggung jawab di Apotek.

4.2 Saran

1. Petugas yang mengerjakan peracikan hendaknya menggunakan masker agar

tidak kontaminasi obat maupun petugas.

2. ruang peracikan hendaknya diperluas agar memudahkan petugas dalam

melakukan pengerjaan racikan.

3. meningkatkan pengawasan serta pengecekan barang secara berkala untuk

memperkecil terjadinya selisih barang dengan kartu stok.

39
4. kampus hendaknya lebih menyiapkan lagi kemampuan mahasiswa sebelum

praktek di dunia kerja.

5. adanya kerjasama yang baik antar kampus dengan dunia kerja sehingga

terjadi sinkronisasi materi yang diajarkan di kampus dan proses

pembimbingan di tempat praktek.

6. pelaksanaan praktek kerja lapagan ini akan lebih terarah apabila disusun suatu

jadwal yang harus dikerjakan mahasiswa/siswi selama melaksakan praktek

kerja lapagan (PKL)

7. pihak kampus agar dapat memantau kegiatan mahasiswa yang sedang

melaksanakan PKL secara intensifsehingga segala kesulitan yang timbuldapat

dipecahkan bersama.

40
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang


Kesehatan. Jakarta : Depkes RI. 2009. 2.

Depkes RI. 2002. Keputusan Menteri Kesehatan Rebuplik Indonesia Nomor


1332/Menkes/SK/X/2002 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Kesehatan Rebuplik Indonesia nomor 922/MENKES/PER/X/1993 tentang
Ketentuan dan Tata cara Pemberian Izin Apotek. Jakarta : Depkes RI. 2002.
3.

Depkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 31 tentang


Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
889/MENKES/PER/V/2011 tentang Reqistrasi, Izin Praktek dan Izin Kerja
Tenaga Kefarmasiaan. Jakarta : Depkes RI. 2016.

Depkes RI. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 35 tentang


Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotik. Jakarta : Depkes RI. 2014.

Depkes RI. PeraturanPemerintah Republik Indonesia Nomor 51 tentang Pekerjaan


Kefarmasian. Jakarta : Depkes RI. 2009.6.DEPKES RI.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 922/MENKES/PER/X/1993 tentang


Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin. Jakarta : Depkes RI. 1993

Depkes RI. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang


Narkotika Jakarta : Depkes RI. 2009.9.

Depkes RI. Undang-Undang Rebuplik Indonesia Nomor 5 tahun 1997 tentang


Psikotropika. Jakarta : Depkes RI. 1997.12.

Depkes RI. Keputusan Menteri Kesehatan Rebuplik Indonesia Nomor 3 tentang


Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan dan Pelaporan Narkotika,
Psikotropika, dan Prekursor Farmasi. Jakarta : Depkes RI. 2014

41
Lampiran. Struktur Organisasi Apotek Jambak

Pemilik Saham Apotek

Apoteker Penanggung Jawab Apotik

Asisten I Asisten II Administrasi Kasir

42
Lampiran . Alur Perencanaa Dan Pengadaan Barang Apotek Jambak

Faktur Dropping

Di cek kesesuaian barang


denagan faktur

- Jumlah barang
- Expire date
- -No. bets

Faktur dicap dan


ditandatangani petugas

Faktur asli di serahkan ke


distributor

2 lembar salinan faktur


pertinggal di apotek dan 1
lembar salinan faktur
diserahkan ke bisnis Manajer

43
Lampiran. Berita Acara Pemusnahan

BERITA ACARA PEMUSNAHAN NARKOTIK

Nomor:………./…./20…

Pada hari ini… tanggal…bulan…tahun… sesuai dengan Peraturan Menteri


Kesehatan Republik Indonesia Nomor…Tahun… tentang Peredaran,
penyimpanan dan pemusnahan Narkotika, Psikotropika dan kami yang bertanda
tangan dibawah ini :
Nama Apoteker/Pimpinan :
SIPA/SIK :
Nama sarana :
Alamat Sarana :

Dengan disaksikan oleh :


1. Nama
Jabatan
NIP
2. Nama
Jabatan
NIP
3. Nama
Jabatan
NIP
Menyatakan sesungguhnya bahwa pada pukul...,bertempat di….., kami telah
memusnahkan sejumlah Narkotika sebagaimana tersebut dalam lampiran.
Pemusnahan ini kami lakukan dengan empat cara…
Berita acara ini dibuat rangkap 4 (empat), dan dikirimkan kepada :
1. Kementrian Kesehatan RI c.q Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
2. Badan POM RI
3. Dinas Kesehatan Provinsi
4. Pertinggal

44
Lampiran. Faktur Apotek Jambak

45
Lampiran. Foto Apotik Jambak

46
Lampiran. Etiket

A. Etiket Obat Dalam

B. Etiket Obat Luar

47
Lampiran. Surat Permintan Obat Apotek Jambak

48
49

Anda mungkin juga menyukai