Disusun Oleh :
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang maha esa, karena berkat
rahmat dan karunianya kami dapat menyusun makalah ini dengan baik, serta selesai
tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai “Manjemen
Lingkungan Rumah Sakit”.
Makalah ini telah dibuat dengan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk
membantu meneyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu kami mengucapkan terima
kasih kepada pembimbing kami dalam menyusun makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini, oleh
karena itu kami persilahkan para pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang
membangun makalah ini agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Rumah sakit yang besar mungkin mampu memberli inserator sendiri,
insinerator berukuran kecil atau menengah dapat membakar pada suhu 1300-
1500 ºC atau lebih tinggi dan mungkin dapat mendaur ulang sampai 60%
panas yang dihasilkan untuk kebutuhan energi rumah sakit. Suatu rumah sakit
dapat pula mempertoleh penghasilan tambahan dengan melayani insinerasi
limbah rumah sakit yang berasal dari rumah sakit yang lain. Insinerator
modern yang baik tentu saja memiliki beberapa keuntungan antara lain
kemampuannya menampung limbah klinik maupun limbah bukan klinik,
termasuk benda tajam dan produk farmasi yang tidak terpakai lagi.
Faktor yang mempengaruhi manajemen lingkungan rumah sakit yaitu
karakteristik tenaga rumah sakit (umur, tingkat pendidikan dan lamanya masa
kerja), tingkat oengetahuan tenaga rumah sakit, sikap tenaga rumah sakit,
praktik pengelolahan limbah. (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.,
2004)
Dampak positif pengelolahan limbah rumah sakit yaitu meningktkan
pmeliharaan kondisi yang bersih dan rapih, juga meningkatkan pengawasan
pemantauan dan peningktan mutu rumah skait sekaligus aka dapat mencegah
penyebaran penyakit(infeksi nosokomial). Keadaan lingkungan yang saniter
serta estetika yang baik akan menimbulkan rasa nyaman bagi pasien, petugas
dan pengnjung rumah sakit tersebut.
Sesuai dengan peraturan pemerintah nomor 74/2001, limbah B3 perlu
dikelola sesuai dengan aturan yang ada sehingga pegelolaan lingkungan secara
sisrematis dan berkelanjutan Sistem manajemen lingkungan rumah sakit
adalah system pengeloloaan lingkungan yang merupakan bagian dari
rangkaian kegiatan manajemen lingkungan rumah sakit. Sistem manajemen
lingkungan rumah sakit seperti halnya system manajemen lingkungan yang
dilakukan pada industry barang dan manifaktur.
2
3. Apa manfaat sistem manajemen lingkungan rumah sakit ?
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian sistem menejemen lingkungan
rumah sakit
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Manajemen Lingkungan Rumah Sakit
4
mensinergikan kebijakan lingkungan dengan tujuan rumah sakit. (Wiku
Adisasmito 2014:6).
2. Minimisasi Limbah
5
kemampuan daur ulang limbah tersebut.
Pengelolaan Kualitas Lingkungan Menyeluruh (Total Quality
Environmental Management/TQEM)
Pengelolaan Kualitas Lingkungan Menyeluruh (PKLM)
merupakan konsep yang mengawinkan ide dan Teknik
Manajemen Kualitas Menyeluruh (Total Quality Management)
dengan manajemen lingkungan.
6
penggunaan ulang, pendaur-ulangan dan pembelian kembali atau dikenal
dengan prinsip 4R (Reduce, Reuse, Recycle, Repurchase).
7
berkemungkinan dapat menyesuaikan diri dengan peraturan-peraturan
yang telah ditetapkan. Jika tidak, maka rumah sakittersebut tentu akan
mendapatkan tuntutan hukum dan publisitas negatif. Peraturan
lingkungan merupakan penggerak pelaksanaan dan perbaikan sistem
manajemen lingkungan sehingga lingkungan dapat terpelihara dan secara
potensial memperbaiki kinerja lingkungan. Sedangkan kebijakan harus
mencerminkan komitmen manajemen puncak untuk taat pada peraturan
dan perundang-undangan.
8
Pemenuhan standar yang saat ini berlaku global, khususnya di
bidang lingkungan, secara internasional dikenal dengan pengelolaan
lingkungan dengan nomor seri ISO 14001. Rumah sakit yang memiliki
sertifikat ISO 14001 ini, menunjukkan bahwa rumah sakit tersebut benar-
benar peduli terhadap lingkungan. Dengan kata lain, rumah sakit yang
peduli dengan lingkungan, akan meningkatkan hubungan baik rumah
sakit dengan masyarakat dan membantu citra rumah sakit terutama dalam
hal isu limbah berbahaya.
Berdasarkan pasal 22 Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang
kesehatan menyebutkan bahwa kesehatan lingkungan diselenggarakan
untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat. Kesehatan lingkungan
meliputi penyehatan air dan udara, pengamanan limbah, radiasi dan
kebisingan.
1. Dukungan Manajemen
9
tujuan – tujuan dan sasaran kebijakan (Wiku Adisasmito, 2014: 27).
3. Pelaksanaan
4. Pemeriksaan
Pengawasan dan pengukuran merupakan salah satu cara
untuk mengukur kesuksesan dari kinerja lingkungan di organisasi
dan untuk membuat nyata sistem manajemen. Pemeriksaan
manajemen merupakan hal yang penting sebab mencerminkan
keterlibatan manajemen untuk sistem manajemen lingkungan. Hasil
akhir dari pemeriksaan ini mempunyai kualitas tindakan yang utama
jika rumah sakit mengharapkan karyawannya menerima sistem
tersebut (Wiku Adisasmito, 2014:35).
5.Tindakan
10
faktor – faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kebijakan
dan kegiatan lingkungan. Tindakan ini pun di dalamnya harus mampu
mencerminkan perbaikan berdasarkan hasil audit dan dokumen sistem
manajemen lingkungan (Wiku Adisasmito, 2014:36).
Teknis sanitasi
11
Penunjang layanan sanitasi
12
Rumah sakit pemerintah ataupun swasta yang sebagian
kesehatan lingkungannya dilaksanakan oleh pihak ketiga, maka
tenaganya harus berpendidikan sanitarian dan telah mengikuti
pelatihan khusus dibidang kesehatan lingkungan rumah
sakityang diselenggarakan oleh pemerintah atau badan lain
sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
2. Money (Uang)
13
alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil yang
akan dicapai dari suatu organisasi (Hapsari, 2010).
4. Methods (Metode)
Sebuah metode dapat dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan
kerja suatu tugas dengan memberikan berbagai pertimbangan-
pertimbangan kepada sasaran, fasilitas-fasilitas yang tersedia dan
penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan usaha.
Upaya pengelolaan limbah rumah sakit dapat dilaksanakan dengan
menyiapkan perangkat lunaknya yang berupa peraturan, pedoman dan
kebijakan yang mengatur pengelolaan dan peningkatan kesehatan
dilingkungan rumah sakit.unsur-unsur yang terkait dengan
penyelenggaraan kegiatan pelayanan rumah sakit termasuk pengelolaan
limbahnya, yaitu:
14
2.6 Pengendalian Lingkungan Rumah Sakit
Upaya pengendalian lingkungan adalah berbagai upaya yang dilakukan
untuk dapat mengendalikan berbagai faktor lingkungan (Fisik, biologi, dan
sosial psikologi ) di RS dengan cara :
1) KONSTRUKSI BANGUNAN
a. Dinding : Permukaan rata, kuat dan kedap air, berwarna terang dengan
cat tidak luntur
b. Langit-Langit : kuat, terang, mudah dibersihkan dengan tinggi 2.7
meter
c. Lantai : Bahan kuat, halus, kedap air, tidak licin, warna terang,
permukaan rata dan pertemuan lantai dengan dinding
berbentuk lengkung
d. Atap : kuat, tidak bocor, bebas serangga pengganggu
e. Pintu : Kuat, tinggi, cukup lebar dan dapat mencegah masuknya
serangga, tikus dll
Penyehatan Ruangan dan bangunan
Lebar pintu minimal 1,20 meter, tinggi minimal 2,10 meter, dan
ambang bawah jendela minimal 1,00 m dari lantai
Dinding permukaan harus rata dan berwarna terang
15
Dinding laboratorium dibuat dari porslin atau keramik setinggi 1,50 m
dari lantai dan Tersedia rak, lemari utk menyimpan reagensia siap
pakai
Jaringan Instalasi : memenuhi syarat teknis kesehatan agar aman dan
nyaman, mudah dibersihkan
Tersedia sistim ventilasi yang menjamin pertukaran udara yang
memadai.
2) Udara
VENTILASI MEKANIS : AC, FAN, HEXOS FAN
Kualitas udara:
1. Maintenance / pemeliharaan filter udara
2. Kamar operasi memiliki sistem tata udara tersendiri (hepa filter)
3. Pergantian udara minimum 15 x per jam
4. Pertahankan temperatur dan humidity antara 20-22°C and 3060%,
untuk mencegah pertumbuhan bakteri secara cepat
5. Kebersihan udara ruangan harus tetap dipelihara , dengan membatasi
jumlah personil di ruangan
3) Air
16
Prosedur penggunaan Mops, Cloths, Solution: ➢ Gunakan lap/kain
yang basah ➢ Gunakan cairan pembersih setiap hari dan ganti jika
kotor atau terkontaminasi ➢ Ganti MOPs setiap hari dan bersihkan
setelah dipakai dan biarkan kering sebelum dipakai kembali
5) Pembersihan lingkungan di r.gizi
Lingkungan & permukaan meja harus bersih
Pintu selalu tertutup dan tidak ada celah tempat masuknya serangga
dan binatang lainnya
Saluran pembuangan air yang tertata baik, tidak terdapat genangan
air akibat adanya sumbatan
Peralatan dibersihkan dan tertata baik sehingga memudahkan untuk
pembersihan
Tersedia tempat sampah yang tertutup dan dibersihkan secara rutin
Tersedia air yang cukup untuk digunakan
Tidak tercium bau yang tidak enak
6) Pembersihan di ruang laundry
Pembersihan lingkungan berdasarkan prinsip meminimalisasi
micro-organisme
Petugas menggunakan APD
Lingkungan tertata rapi sehingga mudah untuk dibersihkan
Tersedia air yang cukup untuk pengelolaan di R.laundry
Pembersihan penanaganan limbah dilakukan setiap hari (2 x atau
jika perlu)
Pintu selalu tertutup dan tidak ada celah untuk masuknya binatang
dan serangga lainnya
7) Limbah rs
17
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Sistem Menajem Lingkungan Rumah Sakit
12
baik dan perubahan praktik manajemen, meningkatkan efisiensi serta
pelaksanaan diatur ulang.
13
4. Jika tumpahan dalam jumlah sedikit/tetesan:
a. Semprotkan cairan klorin 0,5% ke permukaan yang terkena tumpahan
b. Bersihkan dengan kertas koran, tissue, kain lap lalu buang ke kantong
plastik kuning
c. Semprotkan cairan deterjen lalu bersihkan dengan kain pembersih
sekali pakai
d. Buang kain pembersih ke kantong warna kuning
e. Bersihkan dengan kain pel yang telah dibasahi larutan klorin 0,5%
5. Jika tumpahan sangat banyak:
a. Gunakan APD : gaun pelindung, masker, sarung tangan karet, sepatu
boot, googles
b. Tuang larutan klorin 0,5% diatas tumpahan
c. Tutup dengan koran/kain pembersih, diamkan selama 3-5 menit
hingga menyerap
d. Bersihkan dengan serok dan penjepit
e. Buang koran/kain pembersih ke kantong warna kuning
f. Semprotkan cairan deterjen lalu bersihkan dengan kain pembersih
sekali pakai
g. Buang kain pembersihan ke kantong kunng
6. Biarkan area yang dibersihkan sampai kering agar antiseptik bekerja
7. Rendam kain pel dengan larutan klorin 0,5%
8. Lepaskan APD dan buang ke kantong kuning
9. Bereskan alat
10. Lakukan pembersihan tangan
11. Bila terjadi prosedur paparan darah/cairan tubuh pada staff ikuti prosedur
standar (SPO tindakan pasca tersusuk benda tajam dan paparan substansi
tubuh atau hubungi IPCN/perawat kontrol/petugas K3)
o Pembersihan Penggunaan Spill Kit untuk pembersihan tumpahan oli/minyak,
cairan aki, pecahan lampu
14
1. Ambil spill kit, papan peringatan, lap pel, ember berisis air klorin 0,5 %
2. Pasang tanda peringatan awas licin
3. Gunakan APD
4. Untuk tumpahan oli/minyak
a. Lokalisir area tumpahan dengan menaburka serbuk kayu disekitar
area tumpahan
b. Hindarkan semua material yang berpotensi menimbulkan
percikan/nyala api
c. Pindahkan barang-barang ketempat lain yang lebih aman
d. Kumpulkan berkas resapan ke dalam plastik hitam
a. Ambil pecahan kaca menggunakan kertas yang kaku atau karton dan
tempatkan di safety box
b. Jangan menggunakan sapu untuk membersihkan pecahan kaca
5. Bersihkan lantai dengan menggunakan air deterjen dan pel ulang dengan
air bersih
6. Biarkan area yang dibersihkan mengering rendam kain pel dengan larutan
klorin 0,5%
7. Lepas APD
8. Buang ke kotak sampah infeksius
9. Lakukan kebersihan tangan
o Prosedur penggunaan spill kit untuk pembersihan tumpahan reagen
1. Ambil spill kit, papan peringatan, lap pel, ember berisis air klorin 0,5 %
2. Pasang tanda peringatan awas licin
3. Gunakan APD
4. Lokalisir area tumpahan dengan menaburkan natrium bikarbonat di
sekitar area tumpahan
5. Kumpulkan bekas resapan menggunakan serokan ke dalam plastik hitam
15
6. Bersihkan lantai dengan menggunakan air detergen dan per ulang dengan
air bersih
7. Biarkan area yang dibersihkan mengering
8. Rendam kain pel dengan larutan klorin 0,5%
16
3.7 Ruang Lingkup Manajemen Lingkungan Rumah Sakit
Penyehatan ruangan dan pembangunan termasuk ke dalam ruang lingkup
manajemn lingkungan rumah sakit dimana menjaga ruangan agar tetap sehat dan
tidak tercemar oleh peyakit yang dapat menyebabkan keadaan pasien menjadi
parah misalnya dengan tidak memasang hiasan seperti vas bunga karena dapat
membuat sarang nyamuk, penempukan debu dan untuk pengunjung diusahakan
tidak membawa tumbuhan seperti bunga karena ditakutkan dapat menyebabkan
pemicu infeksi nosokomial di rumah sakit. Kemudian juga kita dapat selalu
menjaga kebersihan dirumah sakit baik pihak rumah sakit maupun
pasien/pengunjung.
Untuk tetap menjaga keindahan rumah sakit dapat dilakukan dengan
memasang wallpaper dinding yang menggambarkan kebahagiaan, kenyamanan
dan ketenangan misalnya dapat memasang wallpaper dengan pemandangan
perkebunan bunga lavender, awan- awan, sunrise di pesisir laut atau mungkin
potret-potret keberhasilan kehidupan manusia.
17
BAB IV
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
18
3.2. Saran
Setelah membaca makalah ini semoga dapat memberikan pengetahuan
dan wawasan bagi pembaca khususnya tentang Manajemen Keselamatan pasien
19
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmito, W., 2007. Sistem Manajemen Lingkungan Rumah Sakit, Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Adisasmito, W., 2008. Audit Lingkungan Rumah Sakit, Raja Grafindo Persada,
Jakarta
Putri, Chauliah Fatma., 2017. Kinerja Green Hospital Pada Rumah Sakit Umum
Pemerintah di Kota Malang, Malang
20