Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH KELOMPOK

MANAJEMEN KESELAMATAN PASIEN

“MANAJEMEN LINGKUNGAN RUMAH SAKIT“

Disusun guna memenuhi nilai mata kuliah manajemen keselamatan pasien.

Disusun Oleh :

1. Chyntya Riska Kripta P27824419057


2. Hana Febrina Ronauli A P27824419068
3. Titi Aisyah Holik P27824419087
4. Uswatun Hasanah P27824419088

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN SURABAYA
PRODI D4 KEBIDANAN
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang maha esa, karena berkat
rahmat dan karunianya kami dapat menyusun makalah ini dengan baik, serta selesai
tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai “Manjemen
Lingkungan Rumah Sakit”.
Makalah ini telah dibuat dengan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk
membantu meneyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu kami mengucapkan terima
kasih kepada pembimbing kami dalam menyusun makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini, oleh
karena itu kami persilahkan para pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang
membangun makalah ini agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Surabaya Agustus 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i


DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................. 4
2.1 Sistem Manajemen Lingkungan Rumah Sakit ................................................................ 4
2.2 Konsep Pengelolaan Lingkungan.................................................................................... 5
2.3 Manfaat Sistem Manajemen Lingkungan Rumah Sakit.................................................. 6
2.4 Komponen-Komponen Penting Sistem Manajemen Lingkungan ................................... 9
2.5 Sumber Daya Pengelolaan Limbah Rumah Sakit ......................................................... 11
2.6 Pengendalian Lingkungan Rumah Sakit ...................................................................... 15
2.7 Ruang Lingkup manajemen lingkungan rumah sakit.................................................... 15
BAB III PEMBAHASAN ..................................................................................................... 12
3.1 Sistem Menajem Lingkungan Rumah Sakit .................................................................. 12
3.2. Konsep Pengelolahan Lingkungan............................................................................... 12
3.3 Manfaat Sistem Manajemen Lingkungan Rumah Sakit................................................ 13
3.4 Kompenen-Kompenen Penting Sistem Manajemen Lingkungan ................................ 13
3.5 Sumber Daya Pengelolahan Limbah Rumah Sakit ...................................................... 13
3.6 Pengendalian Lingkungan Rumah Sakit ....................................................................... 16
3.7 Ruang Lingkup Manajemen Lingkungan Rumah Sakit ................................................ 17
BAB IV PENUTUP ............................................................................................................... 18
3.1. Kesimpulan .................................................................................................................. 18
3.2. Saran ............................................................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem manajemen lingkungan diadopsi dari International for
strandardization (ISO) sebagai salah satu sertifikasi internasional dibidang
pengelolaan lingkungan denngan nmer 14001 (EMS_Environmental
Management Sistem). Rumah sakit merupakan penghasil limbah terbesar dan
limbah ini memiliki permasalahan yang kompleks, yaitu sangat sensitif
dengan peraturan pemerintah dikarenakan bahan yang digubakan dan limbah
yang dikeluarkan rumah sakit tergolong B3 (bahan berbahaya dan beracun)
mauoun non-B3. potensial limbah tersebut menimbulkan pencemaran bagi
longkungan sekitarnya yang akan merugikan masyarkat bahkan rumah sakit
itu sendiri. Sebuah limbah yang dikelola dengan baik melalui management
kebijakan, kerangka kerja legislatif, dan rencana sangat penting untuk
penanganan limbah medis. Fasilitas medis dan penelitiab yang bergerak
menuju pencapaian lingkungan yang sehat dan aman bagi karyawan dan
masyarakat.
Upaya kesehatan lingkungan rumah sakit merupakan usaha bersama yang
memerlukan manajemen. Manajemen kesehatan lingkungan merupakan yang
dinamis, sehingga sangat diperlukan penyesuain apabila terjadi perubahan di
rumah sakit. Baik perubahan yang mencakup sumber daya, proses, kegiatan
rumah sakit dan peraturan perundang-undangan yang disebabkan oleh
teknologi. Dengan demikian sistem menejemen lingkungan rumah sakit
merupakan sistem manajemen praktis yang didesain untuk meminimalkan
dampak lingkungan dengan cara yang efektif.
Pengolahan limbah RS Pengelolaan limbah RS dilakukan dengan berbagai
cara. Yang diutamakan adalah sterilisasi, yakni berupa pengurangan (reduce)
dalam volume, penggunaan kembali (reuse) dengan sterilisasi lebih dulu, daur
ulang (recycle), dan pengolahan (treatment) (Slamet Riyadi, 2000).

1
Rumah sakit yang besar mungkin mampu memberli inserator sendiri,
insinerator berukuran kecil atau menengah dapat membakar pada suhu 1300-
1500 ºC atau lebih tinggi dan mungkin dapat mendaur ulang sampai 60%
panas yang dihasilkan untuk kebutuhan energi rumah sakit. Suatu rumah sakit
dapat pula mempertoleh penghasilan tambahan dengan melayani insinerasi
limbah rumah sakit yang berasal dari rumah sakit yang lain. Insinerator
modern yang baik tentu saja memiliki beberapa keuntungan antara lain
kemampuannya menampung limbah klinik maupun limbah bukan klinik,
termasuk benda tajam dan produk farmasi yang tidak terpakai lagi.
Faktor yang mempengaruhi manajemen lingkungan rumah sakit yaitu
karakteristik tenaga rumah sakit (umur, tingkat pendidikan dan lamanya masa
kerja), tingkat oengetahuan tenaga rumah sakit, sikap tenaga rumah sakit,
praktik pengelolahan limbah. (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.,
2004)
Dampak positif pengelolahan limbah rumah sakit yaitu meningktkan
pmeliharaan kondisi yang bersih dan rapih, juga meningkatkan pengawasan
pemantauan dan peningktan mutu rumah skait sekaligus aka dapat mencegah
penyebaran penyakit(infeksi nosokomial). Keadaan lingkungan yang saniter
serta estetika yang baik akan menimbulkan rasa nyaman bagi pasien, petugas
dan pengnjung rumah sakit tersebut.
Sesuai dengan peraturan pemerintah nomor 74/2001, limbah B3 perlu
dikelola sesuai dengan aturan yang ada sehingga pegelolaan lingkungan secara
sisrematis dan berkelanjutan Sistem manajemen lingkungan rumah sakit
adalah system pengeloloaan lingkungan yang merupakan bagian dari
rangkaian kegiatan manajemen lingkungan rumah sakit. Sistem manajemen
lingkungan rumah sakit seperti halnya system manajemen lingkungan yang
dilakukan pada industry barang dan manifaktur.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi dari sistem menejemen lingkungan rumah sakit ?

2. Bagaimana konsep pengelolaan lingkungan?

2
3. Apa manfaat sistem manajemen lingkungan rumah sakit ?

4. Apa saja komponen-komponen penting sistem manajemen lingkungan?

5. Apa saja sumber daya pengelolaan limbah rumah sakit?

6. Apa yang dimaksud dengan pengenadalian rumah sakit?

7. Apa ruang lingkup manajemen lingkungan rumah sakit?

1.3 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian sistem menejemen lingkungan
rumah sakit

2. Mahasiswa dapat mengetahui konsep pengelolaan lingkungan

3. Mahasiswa dapat mengetahui manfaat sistem manajemen lingkungan


rumah sakit

4. Mahasiswa dapat mengetahui komponen-komponen penting sistem


manajemen lingkungan

5. Mahasiswa dapat mengetahui sumber daya pengelolaan limbah rumah


sakit

6. Mahasiswa dapat mengetahui sistem pengendalian rumah sakit

7. Mahasuswa mengetahui lingkup manajemen lingkungan rumah sakit

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Manajemen Lingkungan Rumah Sakit

Sistem Manajemen Lingkungan Rumah Sakit (SMLRS) adalah


sistem pengelolaan lingkungan yang merupakan bagian dari rangkaian
kegiatan sistem manajemen terpadu di rumah sakit yang meliputi
pendekatan struktur organisasi, kegiatan perencanaan, pembagian
tanggung jawab dan wewenang, praktik.

Sistem manajemen lingkungan rumah sakit merupakan bagian


dari sistem manajemen terpadu yang meliputi pendekatan struktur
organisasi, kegiatan perencanaan, pembagian tanggung jawab dan
wewenang, praktek menurut standar operasional, prosedur khusus,
proses berkelanjutan dan pengembangan SDM untuk mengembangkan,
menerapkan, mencapai, mengkaji, mengevaluasi dan mensinergikan
kebijakan lingkungan dengan tujuan rumah sakit.

Sistem manajemen lingkungan rumah sakit adalah sistem


pengelolaan lingkungan yang merupakan bagian dari rangkaian
kegiatan manajemen di rumah sakit. Pengelolaan lingkungan rumah
sakit sekarang ini bukan lagi satu bagian parsial yang konsumtif, tetapi
merupakan satu rangkaian siklus dan strategi manajemen rumah sakit
untuk mengembangkan kapasitas pengelolaan lingkungan rumah sakit
sehingga memberikan manfaat langsung maupun tidak langsung
terhadap peningkatan kualitas pelayanan rumah sakit secara
menyeluruh.

Menurut standar operasional, prosedur khusus, proses


berkelanjutan dan pengembangan sumber daya manusia untuk
mengembangkan, menerapkan, mencapai, mengkaji, mengevaluasi, dan

4
mensinergikan kebijakan lingkungan dengan tujuan rumah sakit. (Wiku
Adisasmito 2014:6).

2.2 Konsep Pengelolaan Lingkungan


Berbagai konsep tentang pengelolaan lingkunga mempunyai arti dan
tujuan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas lingkungan dengan
menghasilkan limbah yang ramah lingkungan dan aman bagi
masyarakat sekitar (Wiku Adisasmito, 2014: 9-12).

Ada beberapa konsep pengelolaan lingkungan, antara lain :

1. Reduksi Pada Sumber (Source Reduction)

Reduksi atau menghilangkan limbah dari sumber


dilaksanakan dalam suatu proses. Pelaksanaan dalam Source
Reduction meliputi modifikasi proses operasional, mendesain
ulang produk yang dihasilkan, substitusi bahan, peningkatan
kemurnian bahan, housekeeping yang baik dan perubahan
praktik manajemen, meningkatkan efisiensi dan perubahan
peralatan dan teknologi, serta pelaksanaan daur ulang.

2. Minimisasi Limbah

Minimisasi limbah merupakan suatu teknik yang


memfokuskan kegiatannya pada reduksi sumbernya ataupun
melakukan aktivitas daur ulang yang dapat mereduksi baik volume
ataupun toksisitas limbah yang dihasilkan. Minimisasi limbah juga
mencakup pengembangan proses produksi yang lebih efisien.
Produksi Bersih dan Teknologi Bersih

Teknologi ini mempertimbangkan pengaruh/dampak suatu


produk sejak pertama kali produk tersebut dibuat sampai dengan
akhir masa pakainya. Produksi bersih menetapkan cara untuk
memproduksi suatu produk yang menghasilkan sedikit limbah dan
ketika limbah tersebut dihasilkan, ada cara untuk meningkatkan

5
kemampuan daur ulang limbah tersebut.
 Pengelolaan Kualitas Lingkungan Menyeluruh (Total Quality
Environmental Management/TQEM)
Pengelolaan Kualitas Lingkungan Menyeluruh (PKLM)
merupakan konsep yang mengawinkan ide dan Teknik
Manajemen Kualitas Menyeluruh (Total Quality Management)
dengan manajemen lingkungan.

 Countinuous Quality Improvement (CQI)

Peningkatan secara terus-menerus berdasarkan data


dan pengukuran merupakan dasar dari Total Quality. Hal
yang sama juga dilakukan dalam pencapaian performa
lingkungan suatu organisasi yang lebih baik secara terus-
menerus sehingga memberikan kepuasan bagi
pelanggannya.

2.3 Manfaat Sistem Manajemen Lingkungan Rumah Sakit

Dengan mengikuti prosedur yang ada dalam sistem manajemen


lingkungan rumah sakit, maka sekaligus akan membantu dalam meatuhi
peraturan perndang-undangan dan sistem manajemen yang efektif
(Wiku Adisasmito, 2014: 19-24). Berikut ini manfaat dalam
menerapkan sistem manajemen lingkungan rumah sakit oleh
Adisasmito (2007) mempunyai, antara lain:

1. Perlindungan terhadap Lingkungan


Sistem manajemen lingkungan di rumah sakit diterapkan untuk
mengurangi resiko kerusakan lingkungan. Aktivitas rumah sakit yang
berlangsung menyebabkan berbagai limbah yang dihasilkan, baik limbah
yang berbentuk padat, cair dan gas. Untuk minimisasi limbah merupakan
prioritas utama dalam pengelolaan limbah berbahaya. Pencegahan
pencemaran juga dapat dilakukan dengan cara pendekatan pengurangan,

6
penggunaan ulang, pendaur-ulangan dan pembelian kembali atau dikenal
dengan prinsip 4R (Reduce, Reuse, Recycle, Repurchase).

2. Manajemen Lingkungan rumah Sakit Yang Lebih Baik


Sistem manajemen lingkungan merupakan bagian dari sistem
manajemen terpadu yang meliputi pendekatan struktur organisasi,
kegiatan perencanaan, pembagian tanggung jawab dan wewenang, praktik
menurut standar operasional, prosedur khusus, proses berkelanjutan dan
pengembangan sumber daya manusia untuk mengembangkan,
menerapkan, mencapai, mengkaji, mengevaluasi dan mensinergikan
kebijakan lingkungan dengan tujuan rumah sakit. Panduan sistem
manajemen lingkungan rumah sakit sebagian besar mengikuti pedoman
ISO.

3. Pengembangan Sumber Daya Manusia


Implementasi sistem manajemen lingkungan rumah sakit dapat
membawa suatu perubahan kondisi kerja di rumah sakit. Oleh karena
sistem manajemen lingkungan rumah sakit menekankan pada peningkatan
kepedulian, pendidikan, pelatihan dan kesadaran dari semua SDM untuk
terlibat dalam lingkungan kerja dalam memelihara dan meningkatkan
kualitas lingkungan di sekitarnya.
4. Kontinuitas Peningkatan Performa Lingkungan Rumah Sakit
Sistem manajemen lingkungan di rumah sakit dilaksanakan untuk
menjamin rumah sakit dapat mengembangkan kemampuannya untuk
memenuhi kewajibannya dalam pengelolaan lingkungan. Pengelolaan
lingkungan di rumah sakit diharapkan berjalan baik dan semakin baik.

5. Kesesuaian dengan Peratiran Perundang – undangan


Implementasi sistem manajemen lingkungan di rumah sakit akan
membuktikan kepatuhan rumah sakit terhadap peraturan perundang-
undangan akan menunjukkan kepeduliannya terhadap pengelolaan
lingkungan yang lebih baik. Rumah sakit yang telah berdiri lebih lama

7
berkemungkinan dapat menyesuaikan diri dengan peraturan-peraturan
yang telah ditetapkan. Jika tidak, maka rumah sakittersebut tentu akan
mendapatkan tuntutan hukum dan publisitas negatif. Peraturan
lingkungan merupakan penggerak pelaksanaan dan perbaikan sistem
manajemen lingkungan sehingga lingkungan dapat terpelihara dan secara
potensial memperbaiki kinerja lingkungan. Sedangkan kebijakan harus
mencerminkan komitmen manajemen puncak untuk taat pada peraturan
dan perundang-undangan.

Dengan memiliki sertifikat ISO untuk pengelolaan lingkungan


maka kesempatan semakin besar untuk memperoleh dokumen tertulis
yang diperlukan untuk menunjukkan bahwa rumah sakit tersebut telah
bertindak sesuai dengan peraturan yang berlaku.

6. Bagian dari manajemen Mutu Terpadu


Total Quality Management adalah manajemen mutu terpadu yang
merupakan strategi utama rumah sakit dalam mencapai tujuannya. Hal ini
meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, evaluasi dan
pendokumentasian. Sistem manajemen rumah sakit menggunakan
pendekatan TQM, sehingga implementasi sistem manajemen lingkungan
rumah sakit secara langsung mendukung pelaksanaan manajemen mutu
terpadu.
7. Pengurangan/Penghematan Biaya
Implementasi sistem manajemen lingkungan rumah sakit
berkaitan erat dengan penghematan dan pengurangan biaya. Minimisasi
limbah merupakan contoh pengurangan biaya operasional untuk
penyimpanan bahan limbah berbahaya, transportasi dan pembuangan
limbah. Selain itu juga berkurangnya bahan baku yang digunakan dan
berkurangnya tenaga yang dibutuhkan, mungkin juga akan didapat
keuntungan dari pajak serta menurunnya biaya asuransi.
8. Meningkatkan Citra Rumah Sakit

8
Pemenuhan standar yang saat ini berlaku global, khususnya di
bidang lingkungan, secara internasional dikenal dengan pengelolaan
lingkungan dengan nomor seri ISO 14001. Rumah sakit yang memiliki
sertifikat ISO 14001 ini, menunjukkan bahwa rumah sakit tersebut benar-
benar peduli terhadap lingkungan. Dengan kata lain, rumah sakit yang
peduli dengan lingkungan, akan meningkatkan hubungan baik rumah
sakit dengan masyarakat dan membantu citra rumah sakit terutama dalam
hal isu limbah berbahaya.
Berdasarkan pasal 22 Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang
kesehatan menyebutkan bahwa kesehatan lingkungan diselenggarakan
untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat. Kesehatan lingkungan
meliputi penyehatan air dan udara, pengamanan limbah, radiasi dan
kebisingan.

2.4 Komponen-Komponen Penting Sistem Manajemen Lingkungan

1. Dukungan Manajemen

Komponen yang paling penting di dalam menjalankan sistem


manajemen lingkungan adalah dukungan dari manajemen puncak.
2. Nilai – nilai yang ditentukan oleh manajemen puncak di dalam kebijakan
lingkungan
Memegang peranan yang sangat penting dalam membentuk dan
menjalankan sistem manajemen lingkungan rumah sakit. Adalah sesuatu
yang benar apabila rumah sakit melaksanakan nilai – nilai yang telah
ditetapkan manajemen untuk menerapkan sistem manajemen lingkungan
secara efektif dengan cara memenuhi peraturan perundang - undangan
yang berlaku dan mencegah terjadinya pencemaran lingkungan (Wiku
Adisasmoto, 2014: 26)
Perencanaan merupakan salah satu komponen penting karena
apabila gagal membuat perencanaan akan mengalami kendala dalam
melakukan kegiatan selanjutnya. Fase perencanaan dari siklus perbaikan
berkelanjutan membutuhkan perumusan perencanaan untuk memenuhi

9
tujuan – tujuan dan sasaran kebijakan (Wiku Adisasmito, 2014: 27).
3. Pelaksanaan

Setelah selesai membuat persiapan penerapan sistem


manajemen lingkungan yang di dalamnya berupa penyiapan
perencanaan dan pekerjaan pembuatan atau penyiapan dokumen,
maka rumah sakit dapat melaksanakan kegiatan sistem manajemen
lingkungan. Pada umumnya sistem manajemen lingkungan berjalan
dengan penyempurnaan yang didasarkan pada pengalaman
sebelumnya. Pelaksanaan sistem manajemen lingkungan eumah sakit
harus mempertimbangkan hal – hal seperti sumber daya manusia dan
biaya, menyinergikan dan mengintegrasikan sistem manajemen
lingkungan ke dalam aktivitas rutin rumah sakit, sistem manajemen
lingkungan rumah sakit harus dapat mempertanggungjawabkan dan
dipertanggungjawabkan, kesadaran mengenai lingkungan dan
motivasi, pengetahuan, keterampilan, dan pelatihan, komunikasi,
informasi dan pelaporan, pengendalian operasional dan persiapan
cara penanganan keadaan darurat (Wiku Adisasmito, 2014: 34-35).

4. Pemeriksaan
Pengawasan dan pengukuran merupakan salah satu cara
untuk mengukur kesuksesan dari kinerja lingkungan di organisasi
dan untuk membuat nyata sistem manajemen. Pemeriksaan
manajemen merupakan hal yang penting sebab mencerminkan
keterlibatan manajemen untuk sistem manajemen lingkungan. Hasil
akhir dari pemeriksaan ini mempunyai kualitas tindakan yang utama
jika rumah sakit mengharapkan karyawannya menerima sistem
tersebut (Wiku Adisasmito, 2014:35).

5.Tindakan

Secara periodik, rumah sakit harus menyimpan dokumen


pencatatan dan pelaporan sistem manajemen lingkungannya dengan

10
faktor – faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kebijakan
dan kegiatan lingkungan. Tindakan ini pun di dalamnya harus mampu
mencerminkan perbaikan berdasarkan hasil audit dan dokumen sistem
manajemen lingkungan (Wiku Adisasmito, 2014:36).

2.5 Sumber Daya Pengelolaan Limbah Rumah Sakit

Sumber daya memiliki peran penting dalam mencapai tujuan


pengelolaan limbah rumah sakit. Untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan diperlukan sumber daya manusia sebagai sumber daya aktif,
dana atau keungan, sarana dan prasarana, dan metode yang digunakan.

1. Man (Sumber Daya Manusia)


Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling
menentukan. Manusia membuat tujuan dan manusia yang melakukan
proses untuk mencapai tujuan. Manajemen tidak lepas dari sumber
daya manusia sebagai sumber daya aktif, koordinasi antar manusia
yang dikendalikan untuk mencapai tujuan merupakan proses
manajemen yang meliputi 5 (lima) elemen dasar sumber daya manusia:

 Kegiatan sumber daya untuk mencapai tujuan,

 Proses dilakukan secara rasional,

 Melalui manusia lain,

 Menggunakan metode dan teknik tertentu,

 Dalam lingkungan organisasi tertentu.

Pengoorganisasian usaha sanitasi rumah sakit harus mencerminkan


fungsi dinamis dengan wadah kegiatan yang terdiri dari unsur:

 Pimpinan layanan sanitasi rumah sakit

 Teknis sanitasi

11
 Penunjang layanan sanitasi

Adapun tugas-tugas dalam sanitasi rumah sakit yaitu:

1) Mengembangkan prosedur rutin termasuk manual untuk


pelaksanaannya Membagi tugas dan tanggung jawab:

2) Melapor kepada atasan atau pimpinan rumah sakit

Petugas yang berwenang dalam pelaksanaan usaha sanitasi


rumah sakit merupakan kunci dalam panitia/lomite keamanan dan
harus melaksanakantugasnya dalam pengawasan infeksi. Petugas
harus melakukan suatu pengamatan (surveilence) sanitasi yang
efektif dan melaporkan pelaksanaanprogramnya kepada pimpinan
rumah sakit. Petugas sanitasi rumah sakit menentukan hasillayanan
yang paling dominan dalam usaha pelayanan sanitasi rumah sakit
(Hapsari, 2010).

Tenaga sanitasi rumah sakit adalah unsur utama yang


bertanggung jawab terhadap layanan sanitasi rumah sakit. Upaya
penyehatan lingkungan rumah sakit meliputi kegiatan-kegiatan yang
kompleks sehingga memerlukan tenaga dengan kualifikasi sebagai
berikut:

 Penanggung jawab kesehatan lingkungan di rumah sakit kelas A


dan B (rumah sakit pemerintah) dan yang setingkat adalah
seorang tenaga yang memiliki kualifikasi sanitarian serendah-
rendahnya berijazah sarjana (S1) di bidang kesehatan
lingkungan, teknik lingkunan, biologi, teknik kimia, dan teknik
sipil.

 Penanggung jawab kesehatan lingkungan di rumah sakit kelas C


dan D (rumah sakit pemerintah) dan yang setingkat adalah
tenaga yang memiliki kualifikasi sanitarian serendah-rendahnya
berijazah diploma (D3) dibidang kesehatan lingkungan

12
 Rumah sakit pemerintah ataupun swasta yang sebagian
kesehatan lingkungannya dilaksanakan oleh pihak ketiga, maka
tenaganya harus berpendidikan sanitarian dan telah mengikuti
pelatihan khusus dibidang kesehatan lingkungan rumah
sakityang diselenggarakan oleh pemerintah atau badan lain
sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

 Tenaga sebagaimana yang dimaksud pada butir 1 dan 2,


diusahakan mengikuti pelatihan khusus di bidang kesehatan
lingkungan rumah sakit yang diselenggarakan oleh pemerintah
ataupun pihak terkait, sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku (Depkes RI, 2004)

Adapun tenaga pengelola limbah padat rumah sakit meliputi:

 Sampah dari tiap unit pelayanan fungsional dalam rumah sakit


dikumpulkan oleh tenaga perawat khususnya yang menyangkut
pemisahan sampah medis dan non medis, sedang ruang lain dapat
dilakukan oleh petugas kebersihan.

 Proses pengangkutan sampah dilakukan oleh tenaga sanitasi dengan


kualifikasi SMP ditambah latihan khusus.

 Pengawasan pengelolaan sampah rumah sakit dilakukan oleh tenaga


sanitasi dengan kualifikasi D1 ditambah latihan khusus.

2. Money (Uang)

Uang merupkan salah satu unsur yang tidak dapat


diabaikan. Uang merupakan alat (tools) yang penting untuk
mencapai tujuan karena segala sesuatu harud diperhitungkan
secara rasional. Hal ini akan berhubungan dengan berapa jumlah
uang yang harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja,

13
alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil yang
akan dicapai dari suatu organisasi (Hapsari, 2010).

3. Machines (Sarana dan Prasarana)


Sarana dan prasarana adalah sarana yang minimal dapat
menunjang pelaksanaan Manajemen Lingkungan sanitasi untuk
kegiatan ptomotif dan preventif. Pelaksanaan pelayanan sanitasi
juga harus ditunjang kelengkapan materi yang diperlukan berupa
proses administrasi, pencatatan dan pelaporan, dan pedoman buku
petunjuk teknis sanitasi (Depkes RI, 2009).

4. Methods (Metode)
Sebuah metode dapat dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan
kerja suatu tugas dengan memberikan berbagai pertimbangan-
pertimbangan kepada sasaran, fasilitas-fasilitas yang tersedia dan
penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan usaha.
Upaya pengelolaan limbah rumah sakit dapat dilaksanakan dengan
menyiapkan perangkat lunaknya yang berupa peraturan, pedoman dan
kebijakan yang mengatur pengelolaan dan peningkatan kesehatan
dilingkungan rumah sakit.unsur-unsur yang terkait dengan
penyelenggaraan kegiatan pelayanan rumah sakit termasuk pengelolaan
limbahnya, yaitu:

1. Pemeriksa atau penanggung jawab rumah sakit

2. Pengguna jasa pelayanan rumah sakit

3. Para ahli, pakar dan lembaga yang dapat memberikan saran-saran

4. Para pengusaha dan swasta yang dapat menyediakan sarana dan


fasilitas yang diperlukan (Adisasmito, 2014).

14
2.6 Pengendalian Lingkungan Rumah Sakit
Upaya pengendalian lingkungan adalah berbagai upaya yang dilakukan
untuk dapat mengendalikan berbagai faktor lingkungan (Fisik, biologi, dan
sosial psikologi ) di RS dengan cara :

 Meminimalkan atau mencegah terjadinya transmisi mikroorganisme


dari lingkungan kepada pasien, petugas, pengunjung dan masyarakat di
sekitar sarana kesehatan sehingga infeksi nosokomial dapat di cegah
dengan mempertimbangkan cost efektif
 Menciptakan lingkungan bersih aman dan nyaman, seperti rumah sakit
ramah lingkungn yang sering disebut green house
 Mencegah terjadinya kecelakaan kerja

2.7 Ruang Lingkup manajemen lingkungan rumah sakit

1) KONSTRUKSI BANGUNAN

a. Dinding : Permukaan rata, kuat dan kedap air, berwarna terang dengan
cat tidak luntur
b. Langit-Langit : kuat, terang, mudah dibersihkan dengan tinggi 2.7
meter
c. Lantai : Bahan kuat, halus, kedap air, tidak licin, warna terang,
permukaan rata dan pertemuan lantai dengan dinding
berbentuk lengkung
d. Atap : kuat, tidak bocor, bebas serangga pengganggu
e. Pintu : Kuat, tinggi, cukup lebar dan dapat mencegah masuknya
serangga, tikus dll
Penyehatan Ruangan dan bangunan
 Lebar pintu minimal 1,20 meter, tinggi minimal 2,10 meter, dan
ambang bawah jendela minimal 1,00 m dari lantai
 Dinding permukaan harus rata dan berwarna terang

15
 Dinding laboratorium dibuat dari porslin atau keramik setinggi 1,50 m
dari lantai dan Tersedia rak, lemari utk menyimpan reagensia siap
pakai
 Jaringan Instalasi : memenuhi syarat teknis kesehatan agar aman dan
nyaman, mudah dibersihkan
 Tersedia sistim ventilasi yang menjamin pertukaran udara yang
memadai.
2) Udara
VENTILASI MEKANIS : AC, FAN, HEXOS FAN
Kualitas udara:
1. Maintenance / pemeliharaan filter udara
2. Kamar operasi memiliki sistem tata udara tersendiri (hepa filter)
3. Pergantian udara minimum 15 x per jam
4. Pertahankan temperatur dan humidity antara 20-22°C and 3060%,
untuk mencegah pertumbuhan bakteri secara cepat
5. Kebersihan udara ruangan harus tetap dipelihara , dengan membatasi
jumlah personil di ruangan

3) Air

Kualitas/mutu airadalah istilah yang digunakan untuk


menjelaskan karakteristik fisik, kimiawi , dan bakteriologis →
dihubungkan dengan fungsinya untuk keperluan fasilitas kesehatan
(untuk minum, mandi, pencucian, pembersihan dll.)

4) Pembersihan lingkungan rumah sakit


 Semua permukaan datar harus dibersihkan setiap hari semua
peralatan yang ada dan berkaitan dengan pasien didisinfeksi
 Tempat disekitar pasien harus bebas dari peralatan/perlengkapan
yang tidak perlusehingga memudahkan untuk dibersihkan
 Tempat tidur, peralatan serta ruangan pasien harus didisinfeksi
sebelum digunakan oleh pasien berikutnya

16
 Prosedur penggunaan Mops, Cloths, Solution: ➢ Gunakan lap/kain

yang basah ➢ Gunakan cairan pembersih setiap hari dan ganti jika
kotor atau terkontaminasi ➢ Ganti MOPs setiap hari dan bersihkan
setelah dipakai dan biarkan kering sebelum dipakai kembali
5) Pembersihan lingkungan di r.gizi
 Lingkungan & permukaan meja harus bersih
 Pintu selalu tertutup dan tidak ada celah tempat masuknya serangga
dan binatang lainnya
 Saluran pembuangan air yang tertata baik, tidak terdapat genangan
air akibat adanya sumbatan
 Peralatan dibersihkan dan tertata baik sehingga memudahkan untuk
pembersihan
 Tersedia tempat sampah yang tertutup dan dibersihkan secara rutin
 Tersedia air yang cukup untuk digunakan
 Tidak tercium bau yang tidak enak
6) Pembersihan di ruang laundry
Pembersihan lingkungan berdasarkan prinsip meminimalisasi
micro-organisme
 Petugas menggunakan APD
 Lingkungan tertata rapi sehingga mudah untuk dibersihkan
 Tersedia air yang cukup untuk pengelolaan di R.laundry
 Pembersihan penanaganan limbah dilakukan setiap hari (2 x atau
jika perlu)
 Pintu selalu tertutup dan tidak ada celah untuk masuknya binatang
dan serangga lainnya
7) Limbah rs

17
BAB III

PEMBAHASAN
3.1 Sistem Menajem Lingkungan Rumah Sakit

Konsep manajemen lingkungan rumah sakit di Indonesia telah dikenal


sejak lama sebagai bagian dari rutinitas internal kegiatan rumah sakit. Aplikasi
konsep tersebut pada banyak rumah sakit dilaksanakan melalui praktik-praktik
sanitasi lingkungan, seperti pencegahan nfeksi nosokomial, penyehatan ruang
dan bangunan, pengendalian vektor, dan pengolahan limbah rumah sakit (Wiku
Adisasmito, 2014:12).

Pengelolaan limbah rumah sakit merupakan bagian dari kegiatan


penyehatan lingkungan rumah sakit yang bertujuan untuk melindungi
masyarakat dari bahaya pencemaran lingkungan yang bersumber dari limbah
rumah sakit. Upaya pengelolaan limbah rumah sakit dapat dilaksanaan dengan
menyiapkan perangkat lunaknya yang berupa peraturan, pedoman dan kebijakan
yang mengatur pengelolaan dan peningkatan kesehatan di lingkungan rumah
sakit (Wiku Adisasmito, 2014: 3).

3.2. Konsep Pengelolahan Lingkungan


Tujuan dari rumah sakit yang memiki konsep pegelolahan lingkungan
yang baik adalah suatu upaya untuk menaikan/meningkatkan kualitas lingkungan
salah satunya sepeti menghasilkan limbah yang ramah lingkungan dan aman bagi
masyarakat dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi banyak konsep
pengelolahan lingkungan seperti dengan mereduksi pada sumber dimana dalam
prosesnya meliputi modifikasi proses operasional, mendesain ulang produk yang
dihasilkan, subtitusi lahan, peningktana kemurnian bahan, housekeeping yang

12
baik dan perubahan praktik manajemen, meningkatkan efisiensi serta
pelaksanaan diatur ulang.

3.3 Manfaat Sistem Manajemen Lingkungan Rumah Sakit

Berbagai manfaat yang bisa didapat apabila menerapkan sistem


manajemen lingkungan rumah sakit adalah yang terpenting perlindungan
terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat. Dengan mengikuti
prosedur yang ada dalam sistem manajemen lingkungan rumah sakit, maka
sekaligus akan membantu dan mematuhi peraturan perundang-undangan
dan sistem manajemen yang efektif.

3.4 Kompenen-Kompenen Penting Sistem Manajemen Lingkungan


Komponen penting dalam sistem manajemen lingkungan sangat membutuhka
dekungan manajeman yang baik untuk dapat mewujudkan nilai- nilai yang
ditentukan oleh manjemen dalam kebijakan ingkungan . pelaksanaaan yang
dilakukan oleh rumah sakit harus dapat memper tanggung jawabkan dan dapat
dipertanggungjawabkan agar saat hasil akhir pemeriksaan mempunyai kualitas
tindakan, setiap tindakan harus dilakukan pendokumentasian dan pelaporan
sistem manajemn lingkungan rumah sakit.

3.5 Sumber Daya Pengelolahan Limbah Rumah Sakit


Sumber daya pengelolahan limbah rumah sakit adalah man, money,
machines(sarana dan prasarana), methods. Dalam penerapan sarana dan prasarana
salah satunya adalah spill kit dengan cara penggunaannya yaitu:

o Prosedur dengan penggunaan Spill Kit untuk pembersihan tumpahan darah


dan cairan tubuh
1. Ambil spill kit, papan peringatan, lap pel, ember berisi air klorin 0,5%
2. Pasang tanda peringatan awas licin
3. Gunakan APD: sarung tangan, masker

13
4. Jika tumpahan dalam jumlah sedikit/tetesan:
a. Semprotkan cairan klorin 0,5% ke permukaan yang terkena tumpahan
b. Bersihkan dengan kertas koran, tissue, kain lap lalu buang ke kantong
plastik kuning
c. Semprotkan cairan deterjen lalu bersihkan dengan kain pembersih
sekali pakai
d. Buang kain pembersih ke kantong warna kuning
e. Bersihkan dengan kain pel yang telah dibasahi larutan klorin 0,5%
5. Jika tumpahan sangat banyak:
a. Gunakan APD : gaun pelindung, masker, sarung tangan karet, sepatu
boot, googles
b. Tuang larutan klorin 0,5% diatas tumpahan
c. Tutup dengan koran/kain pembersih, diamkan selama 3-5 menit
hingga menyerap
d. Bersihkan dengan serok dan penjepit
e. Buang koran/kain pembersih ke kantong warna kuning
f. Semprotkan cairan deterjen lalu bersihkan dengan kain pembersih
sekali pakai
g. Buang kain pembersihan ke kantong kunng
6. Biarkan area yang dibersihkan sampai kering agar antiseptik bekerja
7. Rendam kain pel dengan larutan klorin 0,5%
8. Lepaskan APD dan buang ke kantong kuning
9. Bereskan alat
10. Lakukan pembersihan tangan
11. Bila terjadi prosedur paparan darah/cairan tubuh pada staff ikuti prosedur
standar (SPO tindakan pasca tersusuk benda tajam dan paparan substansi
tubuh atau hubungi IPCN/perawat kontrol/petugas K3)
o Pembersihan Penggunaan Spill Kit untuk pembersihan tumpahan oli/minyak,
cairan aki, pecahan lampu

14
1. Ambil spill kit, papan peringatan, lap pel, ember berisis air klorin 0,5 %
2. Pasang tanda peringatan awas licin
3. Gunakan APD
4. Untuk tumpahan oli/minyak
a. Lokalisir area tumpahan dengan menaburka serbuk kayu disekitar
area tumpahan
b. Hindarkan semua material yang berpotensi menimbulkan
percikan/nyala api
c. Pindahkan barang-barang ketempat lain yang lebih aman
d. Kumpulkan berkas resapan ke dalam plastik hitam

Untuk pacahan lampu:

a. Ambil pecahan kaca menggunakan kertas yang kaku atau karton dan
tempatkan di safety box
b. Jangan menggunakan sapu untuk membersihkan pecahan kaca
5. Bersihkan lantai dengan menggunakan air deterjen dan pel ulang dengan
air bersih
6. Biarkan area yang dibersihkan mengering rendam kain pel dengan larutan
klorin 0,5%
7. Lepas APD
8. Buang ke kotak sampah infeksius
9. Lakukan kebersihan tangan
o Prosedur penggunaan spill kit untuk pembersihan tumpahan reagen
1. Ambil spill kit, papan peringatan, lap pel, ember berisis air klorin 0,5 %
2. Pasang tanda peringatan awas licin
3. Gunakan APD
4. Lokalisir area tumpahan dengan menaburkan natrium bikarbonat di
sekitar area tumpahan
5. Kumpulkan bekas resapan menggunakan serokan ke dalam plastik hitam

15
6. Bersihkan lantai dengan menggunakan air detergen dan per ulang dengan
air bersih
7. Biarkan area yang dibersihkan mengering
8. Rendam kain pel dengan larutan klorin 0,5%

3.6 Pengendalian Lingkungan Rumah Sakit


Salah satu bentuk dari pembaruan pengendalian lingkungan rumah sakit yang
bersih aman dan nyaman pemerintah membuat rumah sakit ramah lingkungan
Indonesia atau biasa disebut green hostital merupakan rumah sakit yang didesain,
dibangun/direnovasi dan dioperasikan serta dipelihara dengan
mempertimbangkan prinsip kesehatan dan lingkungan berkelanjuan.

Rumah Sakit ramah lingkungan ini perlu memenuhi prinsip-prinsip sebagai


berikut :

1. Rumah sakit perlu mendesain bangunan yang menjamin keamanan


dan keselamatan pasien di semua area dengan bahan konstruksi yang
mampu mereduksi kebisingan.
2. Bersifat non toksik dengan sirkulasi udara dan penerangan yang baik, desain
konstruksi bangunan rumah sakit harus memprioritaskan pada desain untuk
kemudahan pengendalian infeksi dan penyiapan kondisi darurat.
3. Memaksimalkan kemudahan tenaga medis, staf, pasien dan
keluarganya dalam alur desain proses kegiatan rumah sakit.
4. Desain bangunan rumah sakit harus fleksibel dan menyesuaikan
kebutuhan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
kedokteran.
5. Menerapkan prinsip-prinsip green pada desain dan konstruksi rumah
sakit

16
3.7 Ruang Lingkup Manajemen Lingkungan Rumah Sakit
Penyehatan ruangan dan pembangunan termasuk ke dalam ruang lingkup
manajemn lingkungan rumah sakit dimana menjaga ruangan agar tetap sehat dan
tidak tercemar oleh peyakit yang dapat menyebabkan keadaan pasien menjadi
parah misalnya dengan tidak memasang hiasan seperti vas bunga karena dapat
membuat sarang nyamuk, penempukan debu dan untuk pengunjung diusahakan
tidak membawa tumbuhan seperti bunga karena ditakutkan dapat menyebabkan
pemicu infeksi nosokomial di rumah sakit. Kemudian juga kita dapat selalu
menjaga kebersihan dirumah sakit baik pihak rumah sakit maupun
pasien/pengunjung.
Untuk tetap menjaga keindahan rumah sakit dapat dilakukan dengan
memasang wallpaper dinding yang menggambarkan kebahagiaan, kenyamanan
dan ketenangan misalnya dapat memasang wallpaper dengan pemandangan
perkebunan bunga lavender, awan- awan, sunrise di pesisir laut atau mungkin
potret-potret keberhasilan kehidupan manusia.

17
BAB IV

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Sistem manajemen lingkungan rumah sakit merupakan bagian dari


sistem manajemen terpadu yang meliputi pendekatan struktur organisasi,
kegiatan perencanaan, pembagian tanggung jawab dan wewenang,
praktek menurut standar operasional, prosedur khusus, proses
berkelanjutan dan pengembangan SDM untuk mengembangkan,
menerapkan, mencapai, mengkaji, mengevaluasi dan mensinergikan
kebijakan lingkungan dengan tujuan rumah sakit.

Sistem manajemen lingkungan rumah sakit adalah sistem


pengelolaan lingkungan yang merupakan bagian dari rangkaian kegiatan
manajemen di rumah sakit. Pengelolaan lingkungan rumah sakit sekarang
ini bukan lagi satu bagian parsial yang konsumtif, tetapi merupakan satu
rangkaian siklus dan strategi manajemen rumah sakit untuk
mengembangkan kapasitas pengelolaan lingkungan rumah sakit sehingga
memberikan manfaat langsung maupun tidak langsung terhadap
peningkatan kualitas pelayanan rumah sakit secara menyeluruh.

Menurut standar operasional, prosedur khusus, proses


berkelanjutan dan pengembangan sumber daya manusia untuk
mengembangkan, menerapkan, mencapai, mengkaji, mengevaluasi, dan
mensinergikan kebijakan lingkungan dengan tujuan rumah sakit. (Wiku
Adisasmito 2014:6).

18
3.2. Saran
Setelah membaca makalah ini semoga dapat memberikan pengetahuan
dan wawasan bagi pembaca khususnya tentang Manajemen Keselamatan pasien

19
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmito, W., 2007. Sistem Manajemen Lingkungan Rumah Sakit, Raja Grafindo
Persada, Jakarta.

Adisasmito, W., 2008. Audit Lingkungan Rumah Sakit, Raja Grafindo Persada,
Jakarta

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia., 2018. Pedoman Rumah Sakit Ramah


Lingkungan (Green Hospital) Di Indonesia, Jakarta

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia., 2004. Keputusan Menteri Kesehatan


No. 1204 Tahun 20014- Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
Jakarta

Putri, Chauliah Fatma., 2017. Kinerja Green Hospital Pada Rumah Sakit Umum
Pemerintah di Kota Malang, Malang

Pegi, Fatma,dkk., 2018. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Praktik


Pengelolahan Limbah Medis Pada Puskesmas Cawas 1 Kabupaten Klaten,
Jurnal Kesehatan Masyarakat

Tina dkk., 2007. Faktor Yang Mempengaruhi Pengelolahan Limbah Di RSUD


Wangaya Denpasar. Jurnal Kesehatan Lingkungan

20

Anda mungkin juga menyukai