Anda di halaman 1dari 102

SKRIPSI

HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN UPAYA


PENCEGAHAN RISIKO JATUH DALAM PENERAPAN
PATIENT SAFETY DI RUANG RAWAT INAP RSUD
MARIA WALANDA MARAMIS
MINAHASA UTARA

DISUSUN OLEH :
RAHMATIA A. ALI
1701028

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MUHAMMADIYAH
MANADO
2021
SKIRPSI

HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN UPAYA


PENCEGAHAN RISIKO JATUH DALAM PENERAPAN
PATIENT SAFETY DI RUANG RAWAT INAP
RSUD MARIA WALANDA MARAMIS
MINAHASA UTARA

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan

Disusun dan Diajukan Oleh :

RAHMATIA A. ALI
1701028

Kepada

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
MANADO
2021

i
ii
iii
SKRIPSI

HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN UPAYA PENCEGAHAN


RISIKO JATUH DALAM PENERAPAN PATIENT SAFETY
DI RUANG RAWAT INAP RSUD MARIA WALANDA
MARAMIS MINAHASA UTARA

Yang disusun dan diajukan oleh :

RAHMATIA A. ALI
1701028
Diperkenankan di depan Panitia Ujian Skripsi pada tanggal....September 2021
dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Keperawatan pada Program Studi Ners STIKES Muhammadiyah Manado.

PANITIA PENGUJI

Penguji I : Agust A. Laya, SKM, M.Kes ___________________

Penguji II : Ns. Hj. Silvia Dewi M. Riu, S,kep.,M.kep ___________________

Penguji III : Kristine Dareda, SKM, M.Kes ___________________


Mengetahui,
Ketua Ketua Prodi Ilmu Keperawatan
STIKES Muhammadiyah Manado STIKES Muhammadiyah Manado

Agust A. Laya, SKM., M.Kes Ns.Hj Silvia Dewi M. Riu,


S.Kep.,M.Kep
NIDN. 0005086508 NIDN.0905098601

iv
CURRICULUM VITAE

A. Identitas Pribadi
Nama : Rahmatia A. Ali
NIRM : 1701028
TTL : Tilamuta, 23 Februari 1998
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Anak Ke- : Anak ke 3 dari 3 bersaudara
Alamat : Desa Hungayonaa, Kec. Tilamuta, Kab.
Boalemo, Prov. Gorontalo
Kode Pos : 95239
No. Telepon : 092291361319
Email : rahmatiaa7@gmail.com

B. Riwayat Pendidikan
1. SD : MI AL-Khairat Tilamuta Lulus Tahun 2011
2. SMP : SMPN 01 Tilamuta Lulus Tahun 2014
3. SMA : SMAN 01 Tilamuta Lulus Tahun 2017
4. Perguruan Tinggi : STIKES Muhammadiyah Manado

v
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur di panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat,

anugrah dan rahmat-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaiakn skripsi ini yang

berjudul “Hubungan Motivasi Perawat Dengan Upaya Pencegahan Risiko Jatuh

Dalam Penerapan Pasient Fafety di Ruang Rawat Inap RSUD Maria Walanda

Maramis Minahasa Utara”.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menempuh Sarjana

Keperawatan pada Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Muhammadiyah Manado.

Penulis menyadari bahwa pada penulisan skripsi ini masih terdapat

kekurangan. Ini dikarenakan oleh adanya keterbatasan dalam kemampuan,

pengetahuan dan pengalaman yang dipunyai penulis. Walaupun demikian penulis

berharap skripsi ini mampu menjadi manfaat baik untuk penulis ataupun pihak lain

yang mempunyai minat terhadap masalah ini.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah mendapat banyak bimbingan,

dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih serta penghargaan setinggi-tingginya kepada :

1. Bapak Agust A. Laya, SKM., M.Kes, selaku Ketua STIKES Muhammadiyah

Manado sekaligus penguji I yang telah memberikan kesempatan untuk

menempuh pendidikan di STIKES Muhammadiyah Manado serta memberikan

saran dan arahan sehingga penelitian ini berjalan dengan lancar.

vi
2. Bapak Ns. H. Suwandi I. Luneto, S.Kep., M.Kes, Selaku Wakil Ketua I Bidang

Akademik yang telah banyak memberikan masukan dan arahan kepada

peneliti selama menempuh pendidikan di STIKES Muhammadiyah Manado.

3. Ibu Ns. Hj. Zainar Kasim, S.Kep., M.Kes, Selaku Wakil Ketua II di Bidang

Keuangan dan Aset Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado,

yang telah banyak memberikan masukan dan arahan.

4. Bapak I Made Rantiasa, S.Kp., M.Kes, Selaku Wakil Ketua III di Bidang

Administrasi dan Sumber Daya Manusia Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Muhammadiyah Manado.

5. Bapak Rizal Arsyad, S.Ag., M.A, selaku Wakil Ketua IV di Bidang

Kemahasiswaan AIK dan Kerjasama yang telah memberi arahan dan motivasi

kepada peneliti selama menempuh pendidikan di STIKES Muhammadiyah

Manado

6. Ibu Ns. Hj. Silvia Dewi Mayasari Riu, S.Kep., M.Kep, Selaku Ketua Program

Studi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado sekaligus

penguji II yang memberikan banyak masukan yang sangat mendidik sehingga

penelitian ini berjalan dengan lancar.

7. Ibu Ns. Sri Wahyuni, S.Kep., M.Kes, selaku sekretaris Program Studi Ilmu

Keperawatan (STIKES) Muhammadiyah Manado yang telah membantu dan

memberikan arahan pada penulis selama menempuh proses pendidikan.

8. Ibu Kristine Dareda, SKM., M.Kes, selaku pembimbing I sekaligus penguji III

yang banyak memberikan masukan, saran, arahan, motivasi, sera bimbingan

sehingga peneliti mendapatkan pengetahuan dan kemudahan dalam menyusun

skripsi ini.

vii
9. Bapak Ns. Norman Alfiat Talibo, S.Kep., M.Kep, selaku pembimbing II yang

selalu memberikan masukan, saran, arahan, motivasi serta bimbingan sehingga

penelitian dapat berjalan dengan lancar.

10. Staff Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Muhammadiyah

Manado, yang selalu memotifasi dan memberi semangat kepada penulis selama

mengikuti pendidikan.

11. Seluruh responden yang telah memberikan waktu dan informasi dalam

Penelitan

12. Terima kasih teruntuk Alm. Papa Abdul Wahab Ali, Mama Ramlin Dilihama,

S.PD, kedua kakak saya Cindriyani dan Harispian Ali yang tidak pernah

mengeluh dan selalu berusaha memenuhi kebutuhan saya selama ini dan telah

memberikan cinta dan kasih sayang dengan setulus hati. Serta doa dan

dukungan moral maupun material agar bisa menyelesaikan pendidikan ini tepat

pada waktunya.

13. Terima kasih untuk sahabat-sahabat saya yang terkasih Rimlawaty Podungge

dan Sukmawaty Adjami AMD. Farm yang selalu memberikan support, nasehat

dan selalu mendoakan kesuksesan serta keberhasilan saya, terima kasih atas

segala perhatian dan kasih sayang kalian.

14. Terima kasih untuk teman-teman angkatan 2017 yang senantiasa memberikan

support dan motivasi serta semangat satu dengan yang lain.

15. Dan terima kasih untuk diri sendiri yang telah mampu kooperatif dalam

mengerjakan tugas akhir ini, selalu berfikir positif dan selalu berusaha

mempercayai diri sendiri hingga akhirnya membuktikan bahwa mampu

mengandalkan diri sendiri. Kamu Hebat.

viii
Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.

Akhirnya kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan skripsi tetap

penuls harapkan.

Manado, 23 Agustus 2021

Rahmatia A. Ali

ix
Rahmatia A. Ali (2021).” Hubungan Motivasi Perawat Dengan Upaya Pencegahan Risiko
Jatuh Dalam Penerapan Patient Safety di Ruang Rawat Inap RSUD Maria
Walanda Maramis Minahasa Utara”.Skripsi. Program Studi NERS STIKES
Muhammadiyah Manado. Dosen Pembimbing (1) Kristine Dareda, SKM.,
M.Kes. (2) Ns. Norman Alfiat Talibo, S.Kep, M.Kep

ABSTRAK

Patient safety merupakan system yang mencegah terjadinya kejadian tidak diharapkan
akibat tindakan yang dilakukan bahkan tidak dilakukan oleh tenaga medis. Salah satu
sasaran keselamatan pasien dirumah sakit yaitu mengurangi risiko pasien jatuh.
Pencegahan risiko jatuh merupakan upaya pencegahan yang dilakukan rumah sakit untuk
keselamatan pasien. Salah satu upaya perawat dalam mengurangi risiko jatuh yaitu terkait
motivasinya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan motivasi perawat dengan
upaya pencegahan risiko jatuh dalam penerapan patient safety di ruang rawat inap RSUD
Maria Walanda Maramis Minahasa Utara tahun 2021.

Metode penelitian deskriptif analitik yang bersifat cross sectional. Populasi seluruh
perawat di ruang rawat inap sebanyak 120 perawat. Teknik pengambilan sampel
menggunakan purvosive sampling dengan jumlah sampel 30 responden. Pengumpulan data
menggunakan kuesioner dan lembar observasi. Data dianalisa menggunakan uji chis square
dengan tingkat kemaknaan α = 0,05.

Hasil penelitian didapatkan nilai ρ value = 0,006 (ρ value < 0,05) artinya terdapat
Hubungan antara Motivasi Perawat Dengan Upaya Pencegahan Risiko Jatuh Dalam
Penerapan Patient Safety Diruang Rawat Inap RSUD Maria Walanda Maramis Minahasa
Utara.

Kesimpulan ada hubungan motivasi perawat dengan upaya pencegahan risiko jatuh dalam
penerapan patient safety di ruang rawat inap RSUD Maria Walanda Maramis Minahasa
Utara. Saran dapat dijadikan sumber informasi terkait hubungan motivasi perawat dengan
upaya pencegahan risiko jatuh dalam penerapan patient safety.

Kata Kunci : Perawat, Motivasi, pencegahan risiko jatuh

x
Rahmatia Ali (2021). “A Correlation between Nurses’ Motivation with Fall Prevention in
Implementing Patient Safety at Hospital Rooms in Maria Walanda Maramis
Regional Public Hospital in North Celebes ”. Minithesis. Nursing Science Study
Program of Health Sciences College of Muhammadiyah Manado. Advisor I :
Kristine Dareda, SKM., M.Kes. Advisor II : Ns. Norman Alfiat Talibo, S.Kep.,
M.Kep.

ABSTRACT
Patient safety is a system to prevent the unintended or unexpected harms to patients during
the application of health care by medical personnel. One of the goals of patient safety in
the hospital is to reduce the risk of falling. Fall prevention is a preventive measures taken
by the hospital for patient safety. One of the nurses’ effort in reducing the risk of fall is
related to their motivation. The purpose of this research is to find out the correlation
between nurses’ motivation with fall prevention in implementing patient safety at hospital
rooms in Maria Walanda Maramis Regional Public Hospital in North Celebes.
This research is a quantitative research using a descriptive analytic method and a cross
sectional design. The population is all nurses in the hospital rooms which amounted to 120
nurses. Sampling is taken by using a purposive sampling technique with total sample of 30
respondents. Questionaires and observation sheets are used in collecting data. Then, the
collected data are analyzed by using chi-square statistic test with the significance level α =
0,05.
The chi-square test showed ρ = 0,006 (ρ value < 0,05). It means that there is a correlation
between nurses’ motivation with fall prevention in implementing patient safety at hospital
rooms in Maria Walanda Maramis Regional Public Hospital in North Celebes.
Conclusion of this research is that there is correlation between nurses’ motivation with fall
prevention in implementing patient safety at hospital rooms in Maria Walanda Maramis
Regional Public Hospital in North Celebes. It is suggested that this result can be a source
of information related to nurses’ motivation with fall prevention in implementing patient
safety.
Keywords : Nurse, Motivation, Fall Prevention.

xi
DAFTAR ISI

Halaman
SAMPUL DALAM ............................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. iii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................................... iv

CURICULUM VITAE .......................................................................................... v

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi

ABSTRAK ............................................................................................................ x

ABSTRACT .......................................................................................................... xi

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiv

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xvi

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5

C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Motivasi .......................................................................................... 8

1. Definisi ................................................................................................ 8

2. Teori Motivasi ..................................................................................... 9

xii
3. Tujuan Motivasi .................................................................................. 10

4. Jenis – jenis Motivasi .......................................................................... 10

5. Fungsi Motivasi................................................................................... 11

6. Faktor – factor Yang Mempengaruhi Motivasi Perawat ..................... 11

B. Konsep Patient Safety ............................................................................... 15

1. Definisi ................................................................................................ 15

2. Tujuan Sistem Keselamatan Pasien .............................................................. 15

3. Standar Keselamatan Pasien ............................................................... 16

4. Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) .................................................... 17

5. Manfaat Program Keselamatan Pasien ......................................................... 18

C. Konsep Upaya Pasien Risiko Jatuh ........................................................... 18

1. Definisi ............................................................................................... 18

2. Faktor Resiko Jatuh ............................................................................ 19

3. Penyebab Jatuh ................................................................................... 20

4. Komlikasi Jatuh .................................................................................. 21

5. Pencegahan Risiko Jatuh .................................................................... 22

6. Pengkajian Pada Risiko Jatuh ............................................................ 23

7. Identifikasi Pasien Jatuh ..................................................................... 27

D. Keterkaitan Motivasi Perawat Dengan Upaya Pencegahan Risiko Jatuh .. 28

E. Penelitian Terkait ........................................................................................ 30

BAB III. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESA PENELITIAN

A. Kerangka Konsep Penelitian ..................................................................... 32

B. Hipotesis Penelitian................................................................................... 32

xiii
C. Variabel Penelitian .................................................................................... 33

D. Definisi Operasioanl.................................................................................. 33

BAB IV. METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian ....................................................................................... 35

B. Tempat dan Waktu .................................................................................... 35

C. Populasi dan Sampel ................................................................................. 35

D. Instrumen Penelitian.................................................................................. 37

E. Prosedur Pengumpulan Data ..................................................................... 39

F. Pengelolaan Data ...................................................................................... 42

G. Teknik Analisa Data .................................................................................. 43

H. Etika Penelitian ......................................................................................... 44

BAB V. HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian ......................................................................................... 45

B. Pembahasan ............................................................................................... 53

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................................... 61

B. Saran .......................................................................................................... 61

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xiv
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 3.1 : Kerangka Konsep Penelitian ..................................................... 32

xv
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Pengkajian Risiko Jatuh Humpty Dumpty .................................................. 23

Tabel 2.2 Keterangan Pengkajian Humpty Dumpty ................................................... 25

Tabel 2.3 Pengkajian Risiko Jatuh Morse (Morse Fall Scale) .................................... 25

Tabel 2.4 Interpretasi Morse (Morse Fall Scale) ........................................................ 26

Tabel 3.1 Definisi Operasional ................................................................................... 34

Tabel 4.1 Tabel Coding ............................................................................................... 42

Tabel 5.1 Distribusi Respnden Berdasarkan Umur ..................................................... 47

Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ..................................... 47

Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan .......................................... 48

Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Distribusi Status Kepegawaian ........... 49

Tabel 5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Bekerja...................................... 49

Tabel 5.6 Frekuensi Motivasi Perawat ........................................................................ 50

Tabel 5.7 Frekuensi Upaya Pencegahan Risiko Jatuh ................................................ 51

Tabel 5.8 Hasil Hubungan motivasi perawat dengan upaya pencegahan risko jatuh . 52

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran1 : Surat Ijin Survey Awal Penelitian Dari Fakultas Keperawatan

STIKES Muhammadiyah Manado

Lampiran2 : Surat Keterangan Ijin Penelitian

Lampiran 3 : Surat Keterangan Selesai Penelitian

Lampiran 4 : Lembar Permohonan Menjadi Responden

Lampiran5 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 6 : Instrumen Penelitan

Lampiran 7 : Master Tabel

Lampiran 8 : Hasil Uji Statistik

Lampiran 9 : Dokumentasi Penelitan

Lampiran 10 : Lembar Konsultasi Skripsi

xvii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah Sakit merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan yang

yang bertujuan untuk pemulihan dan perawatan kesehatan yang lebih baik lagi.

Pada era global seperti saat ini pelayanan sudah tidak lagi hanya berfokus pada

kepuasan pasien tetapi lebih pada keselamatan pasien (patient safety). Tentang

keselamatan pasien di Rumah Sakit bahwa insiden keselamatan pasien yang

selanjutnya disebut insiden adalah setiap kejadian yang tidak sengaja, dan

kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera yang dapat

di cegah pasien, terdiri dari kejadian yang tidak diharapkan, kejadian nyaris

cidera, kejadian cidera, dan kejadian potensial cidera (KEMENKES,2017).

Setiap Rumah Sakit wajib untuk memenuhi sasaran keselamatan pasien,

salah satu sasaran keselamatan pasien di Rumah Sakit yaitu mengurangi risiko

pasien jatuh. Jatuh merupakan suatu kejaidan yang menyebabkan subjek yang

sadar menjadi berada di permukaan tanah tampa sengaja, kejadian jatuh

tersebut dari penyebab yang spesifik yang jenis dan konsekuensinya berbeda

dari mereka yang dalam keadaan sadar mengalami jatuh. pelaksanaan

pengurangan risiko pasien jatuh diperlukan sebagai Standar Prosedur

Operasional (SPO) salah satunya ialah pelaksanaan SPO pencegahan pasien

jatuh dan pemasangan Stiker Pasien Risiko Jatuh (Neliyana, 2019).

Menurut JCI dalam Sentinel AS pada tahun 2015, pasien jatuh dirawat

di rumah sakit menyebabkan 30-50% cedera, dan rata-rata masa inap di rumah

1
sakit meningkat dari 3 menjadi 6 hari. Dampak lain karena insiden jatuh dapat

menyebabkan kejadian yang tidak terduga, seperti patah tulang/fraktur, cedera

kepala, perdarahan hingga kematian, trauma psikologis, penambahan biaya

perawatan karena tes diagnostik tambahan yang tidak perlu (misalnya CT Scan,

rontgen atau tes diagnostik lainnya). Dampak bagi rumah sakit itu sendiri

adalah berisiko tuntutan hukum karena dianggap sebagai kelalaian dalam

perawatan pasien (Nursalam, 2014).

Pada tahun 2015, WHO menemukan bahwa KTD di rumah sakit di

Amerika Serikat, Inggris, Denmark, dan Australia adalah antara 3,2% sampai

16,6%. Berdasarkan penelitian dilaporkan data sebesar 700.000 hingga

1.000.000 orang mengalami insiden jatuh setiap tahun di Rumah Sakit Amerika

Serikat. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Morse, sekitar 2,2-7 insiden

pasien jatuh per 1.000 tempat tidur per hari tercatat di ruang perawatan. Survey

menemukan bahwa 29% hingga 48% pasien mengalami luka ringan, 7,5%

Cedera serius (WHO, 2015).

Di Indonesia dilaporkan bahwa kejadian pasien jatuh menunjukkan

kejadian pasien jatuh termasuk kedalam tiga besar insiden di Rumah Sakit dan

menduduki tingkat kedua setelah medicine error data menurut laporan tersebut

menunjukkan bahwa kejadian pasien jatuh tercatat sebanyak 34 kasus atau

setara 14% kejadian jatuh di Rumah Sakit. kejadian jatuh pada rumah sakit

pada tahun 2017 untuk pasien anak tercatat kejadian jatuh sebanyak 4 kejadian,

Kejadian jatuh tadi tidak menyebabkan cedera berat atau kematian namun

kejadian tadi adalah kejadian atau insiden yang tidak diharapkan. Berdasarkan

2
standar Joint commission international (JCI) Hal ini menandakan bahwa

kejadian pasien jatuh masih tinggi & masih jauh menurut standar akreditasi

yang menyatakan kejadian pasien jatuh diharapkan tidak terjadi pada Rumah

Sakit atau 0% kejadian (Santoso, 2017).

Di sulawesi utara khususnya daerah Manado insiden pasien jatuh pada

bulan januari - juni tahun 2017 telah tercatat insiden, dimana pertama masuk

diruang rawat inap pasien dikategorikan dalam kateristik risiko jatuh rendah

tetapi sesudah menjalani operasi (post op) pasien masuk pada kategori risiko

jatuh tinggi. pada saat pasien dalam keadaan sendiri, pasien hendak ke toilet,

lantaran pasien masih belum bertenaga saat bergerak atau mobilisasi maka

pasien jatuh didekat tempat tidurnya. Menurut data tadi pula menerangkan

bahwa 2490 pasien yang dirawat, diduga 1420 pasien berisiko jatuh rendah,

970 pasien berisiko jatuh sedang, serta 90 pasien berisiko jatuh tinggi (Purnama,

2018)

Berdasarkan survey yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 24 juni

2021 didapatkan data awal sebanyak 120 perawat yang bertugas di ruang rawat

inap Diruang Rawat Inap RSUD Maria Walanda Maramis Minahasa Utara.

Dari wawancara peneliti dengan perawat yang bertugas didapatkan jumlah

pasien yang masuk di 3 ruang rawat inap RSUD Maria Walanda Maramis

Minahasa Utara sebanyak 43 pasien yang sedang dirawat, didapatkan

pengkajian risiko jatuh yang dilakukan sebelumnya oleh perawat IGD yang

dilihat dari status rekam medis pasien yang memiliki kategori risiko jatuh

tinggi sebanyak 7 pasien, risiko jatuh sedang sebanyak 22 pasien, dan risiko

3
jatuh rendah sebanyak 5 pasien. Dari wawancara dengan perawat tercatat 1

kasus pasien jatuh dalam kurung waktu 6 bulan terakhir. Untuk penilaian risko

jatuh diruang rawat inap pada pasien perawat mengatakan bahwa penilaian

dilihat hanya dari Keadaan Umum pasien saja.

Ada banyak faktor yang mempengaruhi risiko jatuh pada pasien rawat

inap, salah satunya adalah motivasi kerja dari perawat. Menurut Herzberg ia

percaya bahwa motivasi kerja adalah proses internal atau eksternal yang

merangsang semangat dan ketekunan ketika setiap karyawan menyelesaikan

tugas yang diberikan. Fenomena motivasi kerja perawat dalam bekerja masih

rendah, ketika perawat tidak mampu memberikan pelayanan medis yang

terbaik, perlu diketahui bahwa masih banyak keluhan dari pasien dan

keluarganya yang tidak puas dengan staf, terutama sikap dan perilaku kerja

perawat. Pemahaman pribadi tentang faktor motivasi berarti hal-hal yang

berkontribusi pada kinerja batin, yaitu dari hati manusia (Herzberg, 2014).

Upaya mengantisipasi dan mencegah terjadinya pasien jatuh dengan

atau tampa cidera perlu dilakukan pengkajian awal maupun kemudian

pengkajian ulang secara berkala mengenai risiko jatuh, Mengambil tindakan

untuk mengurangi semua risiko yang telah di definisikan sejak pasien mulai

mendaftar yaitu dengan menggunakan skala jatuh. Morse Falls Score (MFS)

dan Humpty Dumpty merupakan penilaian upaya pencegahan risiko jatuh yang

merupakan salah satu prinsip dari kemampuan serta tingkah laku perawat

dalam melakukan pekerjaan sesuai tugasnya yang berhubungan dengan

pelaksanaan upaya pencegahan risiko jatuh (Setyarini, 2015).

4
Berdasarkan dari latar belakang yang sudah diuraikan di atas maka

peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul Hubungan motivasi

perawat dengan upaya pencegahan risiko jatuh dalam penerapan patient safety

di ruang rawat inap RSUD Maria Walanda Maramis Minahasa Utara.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan tersebut maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “ Apakah ada Hubungan Motifasi Perawat Dengan Upaya

Pencegahan Risiko Jatuh Dalam Penerapan Patient Safety Diruang Rawat Inap

RSUD Maria Walanda Maramis Minahasa Utara?”

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Diketahui Hubungan Motivasi Perawat Dengan Upaya Pencegahan Risiko

Jatuh Dalam Penerapan Patient Safety Diruang Rawat Inap RSUD Maria

Walanda Maramis Minahasa Utara.

2. Tujuan Khusus

a) Diindentifkasi motivasi perawat diruang Rawat Inap RSUD Maria

Walanda Maramis Minahasa Utara.

b) Diindentifikasi upaya pencegahan risiko jatuh dalam penerapan patient

safety diruang Rawat Inap RSUD Maria Walanda Minahasa Utara.

c) Dianalisa hubungan motivasi perawat dengan upaya pencegahan risiko

jatuh dalam Penerapan patient safety diruang rawat inap RSUD Maria

Walanda Maramis Minahasa Utara.

5
D. Manfaat Penelitian

1. Untuk Lokasi Penelitian

Penelitian ini bisa menjadi bahan masukan bagi manajemen Rumah Sakit

dalam rangka meningkatkan komunikasi yang efektif antar petugas

kesehatan dan informasi dalam penatalaksanaan penerapan pencegahan

risiko jatuh.

2. Untuk Institusi Pendidikan

Sebagai bahan informasi pendidikan kususnya bagi keperawatan terkait

dengan pencegahan risiko jatuh.

3. Untuk Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan digunakan oleh

peneliti lain sebagai bahan informasi untuk melakukan penelitian lebih

lanjut, terutama yang berkaitan dengan hubungan motivasi perawat

dengan upaya pencegahan risiko jatuh dalam penerapan patient safety.

4. Untuk Responden

Untuk menambah informasi dan pengetahuan serta motivasi lewat

penelitian ini terkait dengan motivasi perawat dan bagaimana

menerapkan pencegahan risiko jatuh.

5. Untuk Keperawatan

Dapat mengembangkan pengetahuan sera menjadi landasan praktik

keperawatan dalam penerapan pasient safety.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Motivasi

1. Definisi Motivasi

Istilah motivasi itu sendiri berasal dari bahasa latin yakni movere, yang

berarti “menggerakkan” (to move), motivasi (motivation) merupakan

serangkaian kekuatan yang mengakibatkan seseorang untuk terlibat pada

suatu perilaku, bukan beberapa perilaku lainnya (moorhead & Griffin, 2013).

Motivasi merupakan hal yang menyebabkan, menyalurkan, &

mendukung prilaku seseorang agar mau bekerja giat dan antusias mencapai

hasil yang optimal Berdasarkan uraian tadi maka bisa disimpulkan bahwa

motivasi adalah daya dorong yang terdapat pada diri seseorang, acapkali

disebut motif (Hasibuan, 2014).

Motivasi terdiri dari tiga unsur yaitu: kebutuhan, dorongan, dan tujuan.

Menurut bentuknya, motivasi terdiri atas :

a. Motivasi instrinsik : yaitu motivasi yang datangnya dari dalam diri

individu

b. Motivasi ekstrinsik : yaitu motivasi yang bersumber dari luar diri

seseorang

c. Motivasi terdesak : yaitu motivasi yang muncul dalam kondisi terjepit

secara serentak dan menghentak dengan cepat sekali.

7
2. Teori Motivasi

a. Teori motivasi kesehatan Herzberg

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada wawancara dengan akuntan

Amerika dan pakar teknis di berbagai industri, Herzberg mengajukan teori

motivasi menjadi dua faktor. dikatakan bahwa adanya beberapa faktor yang

menyebabkan ketidakpuasan jika tidak ada dan yang terpisah dari faktor yang

membangkitkan Upaya dan kinerja sangat istimewa. Dia menggambarkan

hal-hal yang tidak memuaskan sebagai faktor kesehatan, dan hal-hal yang

memuaskan sebagai faktor pendorong, yaitu, faktor kesehatan dan motivasi

terkait untuk mencapai tingkat kepuasan tertentu.

b. Teori Manusia kompleks

Teori motivasi di atas mengasumsikan bahwa orang dimotivasi oleh satu

jenis faktor pendorong. Model utama dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Manusia ekonomi, yaitu orang yang terutama didorong oleh kepentingan

ekonomi

2) Manusia sosial yang motivasinya terutama dipengaruhi oleh sifat

hubungan di tempat kerja

3) Realisasi diri, seperti yang dinyatakan dalam Hierarki Maslow dan teori

Y McGregor.

8
3. Tujuan Motivasi

Ada beberapa tujuan motivasi pada suatu organisasi :

a. Meningkatkan etika profesional dan kepuasan kerja.

b. Meningkatkan produktivitas karyawan.

c. Menjaga stabilitas karyawan.

d. Meningkatkan disiplin karyawan.

e. Menciptakan suasana kerja yang baik dan interaktif.

f. Meningkatkan loyalitas, kreativitas, dan keterlibatan karyawan.

g. Meningkatkan kesejahteraan karyawan.

h. Mendorong karyawan untuk bertanggung jawab atas tugas-tugas mereka.

4. Jenis – Jenis Motivasi

Pada dasarnya motivasi bisa dibedakan menjadi dua yaitu:

a. Motivasi Internal

Motivasi dari hati seseorang, kebutuhan, keinginan, dan cita-cita yang

ada pada diri seseorang akan menimbulkan motivasi internal. Pikiran

kemudian akan di pengaruhi oleh seberapa kuatnya motivasi internal yang

selanjutnya akan mengarahkan perilaku individu tersebut untuk beraktivitas.

Motivasi internal dikelompokan menjadi dua yaitu :

1) motivasi fisiologi yaitu motivasi alami seperti haus dan lapar;

2) psikologis, yang dapat dibagi menjadi tiga kategori:

(a) kasih sayang, motivasi untuk menciptakan kehangatan,

keharmonisan, dan kepuasan batin / Hubungan emosional dengan

orang lain

9
(b) Perlindungan diri untuk melindungi kepribadian, menghindari rasa

malu dan cemoohan orang lain dan kehilangan muka, menjaga gengsi

dan meningkatkan harga diri

(c) Memperkuat diri, pengembangan kepribadi, prestasi, mendapatkan

pengakuan orang lain, memuaskan diri dengan penguasaanya terhapa

orang lain.

b. Motivasi Eksternal

Motivasi eksternal tidak terlepas dari motivasi internal. Motivasi

eksternal adalah motivasi yang muncul dari luar diri seseorang, misalnya

dari lingkungan. contohnya Motivasi eksternal dalam belajar meliputi

penghargaan, pujian, hukuman, yang diterima dari guru, Teguran dari

teman atau saudara, atau teguran dari orang tua, atau sahabat.

5. Fungsi Motivasi

Terdapat 3 fungsi motivasi , yaitu (Hasibuan, 2010) :

a. Motivasi berperan sebagai tenaga atau penggerak bagi manusia, seperti

halnya bahan bakar di dalam mobil.

b. Motivasi adalah pengaturan dalam menentukan cara lain diantara 2 atau

lebih aktifitas yang bertentangan.

c. Motivasi adalah pengaruh arah atau tujuan dari suatu tindakan

6. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Perawat

Seseorang perlu memilki motivasi kerja yang tinggi dalam

melaksanakan tugas agar bisa mencapai tujuan yg sudah ditetapkan.

Motivasi kerja adalah suatu faktor pendorong bagi seseorang untuk bekerja

10
lebih baik & ia ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain (Wahdjosumidjo,

2012) :

Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja :

a. Faktor Internal

1) Kematangan Pribadi

Orang yang bersifat egois dan kemanja – manjaan biasanya akan

Sulit untuk menciptakan motivasi kerja melalui usaha bersama.

Oleh karena itu, kebiasaan mereka sejak kecil, nilai-nilai yang telah

mereka peroleh, dan perilaku bawaan sangat mempengaruhi

motivasinya.

2) Tingkat Pendidikan

orang yang berpendidikan tinggi seringkali lebih termotivasi

karena mereka sudah memiliki visi yang lebih luas daripada

karyawan yang berpendidikan rendah. Sebaliknya, jika tingkat

pendidikan Anda tidak dimanfaatkan secara optimal atau tidak

Dinilai dengan benar oleh manajer, maka hal ini akan menciptakan

karyawan memiliki sedikit motivasi dalam bekerja.

3) Keinginan & Harapan Pribadi

Ketika harapan pribadi terpenuhi, seseorang bersedia bekerja keras.

4) Kebutuhan

Semakin seseorang perlu, semakin tinggi motivasi karyawan untuk

bekerja keras.

11
5) Kelelahan & kebosanan

Faktor-faktor seperti kelelahan dan kebosanan mempengaruhi

semangat kerja dan motivasi kerja.

6) Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja sangat tergantung pada motivasi kerja. Karyawan

yang puas dengan pekerjaannya akan memiliki motivasi dan

komitmen yang tinggi terhadap pekerjaannya.

b. Faktor Eksternal

1) Kondisi Lingkungan kerja

Lingkungan kerja akan mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan itu

sendiri; lingkungan kerja meliputi tempat kerja, ruangan dan

peralatan bantu kerja, kebersihan, penerangan, istirahat, termasuk

hubungan kerja antar personil di lapangan.

2) Kompensasi yang memadai

Kompensasi yang tepat merupakan alat motivasi yang paling

ampuh bagi perusahaan untuk memotivasi karyawan agar

berkinerja baik. Upah yang rendah tidak dapat memotivasi pekerja.

3) Supervisi yang Baik

Pemimpin harus memahami sifat dan karakteristik bawahannya.

Manajer menciptakan interaksi positif dan memberikan umpan

balik kepada karyawan yang memperhitungkan upaya dan kinerja

mereka dengan memberikan fleksibilitas dan keseimbangan kerja,

sehingga membantu memotivasi karyawan untuk bertindak secara

12
adil dan tidak diskriminatif. Mendukung perencanaan staf dan

pengembangan karir.

4) Ada Jaminan Karier

karir adalah serangkaian posisi yang berhubungan dengan

pekerjaan yang dipegang dalam kehidupan seseorang. Karyawan

mengejar karir untuk sepenuhnya memenuhi kebutuhan pribadi

mereka. Ketika mereka duduk di sana, orang ini akan melakukan

yang terbaik untuk mengorbankan apa yang ada di diri mereka

untuk masyarakat. Ini adalah jaminan yang jelas untuk

pengembangan profesional. Hal ini dimungkinkan jika perusahaan

memberikan jaminan karir masa depan berupa kenaikan pangkat,

peringkat, kesempatan, dan jaminan jabatan untuk

mengembangkan potensi karyawan.

5) Status & Tanggung Jawab

Status atau jabatan jabatan ini merupakan dambaan dan harapan

setiap karyawan dalam bekerja. Karyawan tidak hanya berharap

untuk dibayar, mereka juga menunggu kesempatan untuk

menerima suatu posisi di perusahaan atau organisasi tempat

mereka bekerja. Seseorang yang memegang jabatan merasa dirinya

dipercayai, diberi tanggung jawab & kewenangan yang lebih besar

untuk Melaksanakan kegiatan mereka.

13
6) Peraturan yang Fleksibel

Faktor lain yang diketahui mempengaruhi motivasi didasarkan pada

interaksi karyawan dalam organisasi. Ketika karyawan merasa

bahwa pedoman internal organisasi kaku, mereka cenderung

mengurangi motivasi mereka.

B. Konsep Patient Safety

1. Definisi Patient Safety (keselamatan pasien)

Keselamatan pasien berarti pasien tidak mengalami kecelakaan yang

dapat dihindari saat menggunakan layanan medis, dan mengurangi risiko

kecelakaan yang tidak perlu selama perawatan hingga batas yang wajar, di

sini dikombinasikan dengan aplikasi yang disediakan Pengetahuan , sumber

daya yang tersedia, dan lingkungan untuk memberikan bantuan. Keselamatan

pasien dianggap sebagai masalah kesehatan masyarakat nomor satu saat ini,

dan tujuan untuk perubahan besar sedang ditetapkan (WHO, 2019).

2. Tujuan Sistem Keselamatan Pasien

Tujuan penerapan sistem keselamatan pasien di rumah sakit antara lain:

a. menciptakan budaya keselamatan pasien di rumah sakit

b. meningkatkan tanggung jawab rumah sakit terhadap pasien dan

masyarakat..

c. Menurunnya Kejadian Tak Diharapkan (KTD)

d. Terlaksananya program pencegahan sehingga tidak terjadi

pengulangan KTD.

14
Setiap rumah sakit harus menerapkan sistem keselamatan pasien untuk

pasien tersebut. Melalui upaya sebagai berikut:

1) Percepatan Program Pencegahan Infeksi (PPI)

2) Menerapkan standar keselamatan pasien dan 7 langkah untuk

menjamin keselamatan pasien rumah sakit.

3) Peningkatan keselamatan pengunaan darah ( blood safety)

4) Lulus penilaian sertifikasi rumah sakit

5) Meningkatkan keselamatan pasien di ruang operasi, cegah terjadinya

wrong person, wrong site, wrong prosedure (tidak terjadi kesalahan

orang, tempat, dan prosedur di kamar operasi)

6) meningkatkan keselamatan dari kesalahan obat

7) Melaporkan insiden pelaksanaan kepada rumah sakit dan komite

keselamatan rumah sakit.

3. Standar Keselamatan Pasien

a. Hak pasien

b. Mendidik pasien dan keluarganya

c. Keselamatan pasien dan kesinambungan perawatan

d. Menggunakan teknologi efikasi untuk mengevaluasi dan meningkatkan

rencana keselamatan pasien

e. Memimpin untuk meningkatkan Keselamatan pasien

f. Pendidikan keselamatan pasien pada staf

g. Komunikasi staf adalah kunci keselamatan pasien

15
4. Sasaran Keselamatan Pasien (SKP)

Seluruh pelayanan kesehatan Indonesia harus menerapkan sistem

keselamatan pasien. Sistem keselamatan pasien dilaksanakan sesuai dengan

tujuan keselamatan pasien. Sasaran keselamatan pasien mencakup enam

langkah keselamatan pasien yang harus diikuti saat merawat pasien. Enam

langkah keselamatan pasien adalah: (1) mengidentifikasi pasien secara

akurat, (2) meningkatkan komunikasi, (3) meningkatkan keamanan obat (4)

memastikan akurasi posisi, mekanisme, dan manajemen Fungsi normal

pasien (5) mengurangi risiko infeksi yang berhubungan dengan pelayanan

medis, dan (6) mengurangi risiko pasien jatuh (Permenkes No 11 Tahun 2017).

Sedapat mungkin memfokuskan tujuan keselamatan pasien pada

pemecahan masalah yang melekat pada sistem sehingga dapat menjamin

pelayanan medis yang bermutu dan mendukung.

a. Sasaran Pertama: Ketepatan identifikasi pasien. Periksa kebenaran

identitas pasien.

b. Sasaran kedua : untuk meningkatkan komunikasi yang efektif. Setiap

institusi medis telah mengembangkan rencana untuk meningkatkan

efisiensi interaksi antara penyedia layanan kesehatan.

c. Sasaran ketiga : meningkatkan keamanan obat-obatan berisiko tinggi.

Sesuaikan keakuratan obat yang dikendalikan.

d. sasaran keempat: untuk memastikan keakuratan posisi pasien,

mekanisme, dan prosedur operasi/bedah yang benar. Setiap institusi telah

16
mengembangkan rencana untuk memverifikasi keakuratan situs bedah,

mesin, dan pasien.

e. sasaran kelima: mengurangi risiko infeksi terkait dengan pelayanan

medis. Setiap institusi medis telah mengembangkan rencana untuk

mengurangi jumlah kecelakaan atau infeksi selama proses medis.

f. sasaran keenam: mengurangi risiko cedera pada pasien akibat jatuh

5. Manfaat Program Keselamatan Pasien

Rencana keselamatan pasien memberikan beberapa manfaat bagi rumah

sakit, antara lain:

a. Produk ramah lingkungan seringkali lebih aman di industri lain dan

dibutuhkan dalam berbagai transaksi, semakin diminati dan diminta oleh

masyarakat.

b. Rumah sakit yang menerapkan keselamatan pasien akan mendominasi

pasar perusahaan dan perusahaan asuransi, menggunakan rumah sakit

sebagai penyedia layanan kesehatan bagi karyawan/pelanggan mereka, dan

kemudian masyarakat yang mencari layanan yang aman.

c. Kegiatan rumah sakit akan lebih memperhatikan keselamatan pasien.

C. Konsep Upaya Pencegahan Risiko Jatuh

1. Definisi Jatuh

Jatuh adalah suatu kejadian yang dilaporkan oleh pasien atau saksi

mata, dimana pasien tiba-tiba berbaring, duduk di lantai, atau duduk di tempat

yang lebih rendah, dengan atau tanpa kehilangan kesadaran (Darmojo, 2013).

17
Jatuh adalah peristiwa yang menyebabkan seseorang yang sadar secara

tidak sengaja jatuh ke tanah, dan tidak termasuk jatuh karena benturan keras,

kehilangan kesadaran, atau kejang (Stanley, 2013).

2. Faktor Resiko Jatuh

Centers for Disease Control and Prevention (2016) mengkategorikan 2

faktor resiko jatuh yaitu faktor risiko intrinsik & faktor risiko ekstrinsik

sebagai berikut :

a. Faktor risiko intrinsik : hubungan dengan kondisi pasien, termasuk

kondisi psikologis, Misalnya kelemahan otot, kasus keseimbangan,

kemampuan penglihatan yang berkurang, kondisi postural hypotension,

kondisi medis kronik misalnya arthritis, diabetes, stroke, Parkinson,

inkontinensi, & demensia, dan rasa khawatir pasien itu sendiri terhadap

insiden jatuh

b. Faktor risiko ekstrinsik : berhubungan dengan lingkungan, misalnya

kurangnya pegangan pada tangga dan desain tangga yang kurang tepat,

kurangnya pegangan pada kamar mandi, penerangan diruangan maupun

diluar ruangan yang terlalu redup atau terlalu silau, adanya benda-benda

yang berpotensi merusak atau mengakibatkan tersandung, kondisi lantai

yang licin & tidak rata, penggunaan obat-obatan psikoaktif, &

penggunaan indera bantu berjalan yang kurang.

18
Faktor yang mempengaruhi Risiko Jatuh menurut NANDA International

(2015-2017) :

1) Dewasa

2) Anak

3) Kognitif

4) Lingkungan

5) Agen Farmaseutikal

6) Fisiologis

Sedangkan faktor risiko pada risiko jatuh menurut Setiawati (2017) adalah :

1) Usia kurang dari 2 tahun

2) Riwayat jatuh

3) Penurunan tingkat kesadaran

4) Lingkungan tidak aman

3. Penyebab Jatuh

Willians, Perry & Watkins (2010), menyatakan bahwa penyebab jatuh terdiri

dari:

a. Penurunan kekuatan & keseimbangan, gaya berjalan tidak baik &

kelemahan fisik.

b. Masalah Kaki & alas kaki.

c. Defisit sensorik, contohnya masalah penglihatan, indera pendengaran

yang tidak baik.

d. Masalah kognitif & persepsi.

19
e. Kondisi medis, contohnya penyakit akut, stroke, penurunan kognitif,

hipotensi postural.

f. Takut jatuh.

g. Riwayat jatuh.

h. Tergesa-gesa, lingkungan diubah, ruang & tata letak furnitur, serta

pencahayaan yang tidak baik.

4. Komlikasi Jatuh

Komplikasi - komplikasi yang muncul setelah jatuh antara lain (Darmojo,

2013) :

a. Perlukaan (injury)

Perlukaa (injury) menyebabkan rusaknya jaringan lunak yang terasa

sakit berupa robek atau tertariknya otot, robeknya arteri/vena, patah

tulang atau fraktur. contohnya fraktur pelvis, femur, humerus, lengan

bawah, & tungkai atas. Pengetahuan mengenai pengontrolan injury

sangat perlu & diperlukan beberapa tahun terakhir ini yang ditujukan

dalam komponen hal-hal yang membahayakan keamanan yang

berkontribusi pada perlukaan baik fatal juga nonfatal. Maka injury

mempunyai sesuatu yang tidakbisa dicegah, prinsip pencegahan injury

termasuk pendidikan tentang hal-hal yang membahayakan keamanan &

strategi pencegahan.

20
b. Disabilitas

Disabilitas Menyebabkan penurunan mobilitas yang berhubungan

dengan perlakuan fisik & penurunan mobilitas. dampak yang ditimbukan

yaitu kehilangan kepercayaan diri & pembatas fisik.

c. Kematian

Komplikasi yang terburuk akibat jatuh yaitu kematian. Sekarat atau

kematian adalah keadaan yang berarti bagi sekelompok individu pada

kehidupannya, masyarakat mempercayai arti yang berbeda-beda

terhadap kematian. Pelayanan dalam orang sekarat berfokus dalam

mendukung persiapan klien untuk meninggal.

5. Pencegahan Risiko Jatuh

Ada tiga cara utama untuk mencegah jatuh, yaitu: mengidentifikasi faktor

risiko, menilai keseimbangan dan gaya berjalan, dan mengatasi faktor

situasional: (1). Faktor jatuh perlu dievaluasi untuk penyakit sensorik,

neurologis, muskuloskeletal, dan sistemik yang biasanya menyebabkan jatuh;

(2) Penilaian keseimbangan dan gaya berjalan, Harus dinilai bagaimana setiap

orang menyeimbangkan tubuhnya ketika berpindah dari satu tempat ke tempat

lain; (3) Menyesuaikan atau mengatasi faktor situasional, yaitu faktor

situasional yang mewakili serangan akut. Anda dapat mencegah bahaya

lingkungan situasional dengan mencoba memperbaiki lingkungan. Saat

melakukan aktivitas, seseorang tidak boleh melebihi batas yang ditetapkan, dan

disarankan untuk tidak melakukan aktivitas olahraga yang sangat berat atau

berisiko tinggi (Darmojo, 2013).

21
6. Pengkajian Pada Risiko Jatuh

Pengkajian Risiko Jatuh menurut Nursalam (2016), menggunakan skala

Humpty Dumpty yaitu :

Tabel 2.1 : Pengkajian Risiko jatuh Humpty Dumpty (Nursalam, 2016)

No. Parameter Skor

1. Umur

 < 3tahun 4

 3 – 7 tahun 3

 7 – 13 tahun 2

 13 – 18 tahun 1

2. Jenis Kelamin

 Laki – laki 2

 Perempuan 1

3. Diagnosis

 Kelainan Neurologi 4

 Gangguan Oksigenasi (gangguan 3

pernapasan, dehidrasi, anemia,

anoreksia, sinkop, sakit kepala, dll)

 Kelemahan fisik/kelainan psikis 2

 Ada diagnosis tambahan 1

22
4. Gangguan Kognitif

 Tidak memahami keterbatasan 3

 Lupa keterbatasan 2

 Orientasi terhadap kelemahan 1

5. Faktor lingkungan

 Riwayat jatuh dari tempat tidur 4

 Pasien menggunakan alat bantu 3

 Pasien berada di tempat tidur 2

 Pasien berada di luar ruang perawatan 1

6. Respon terhadap operasi/obat penenang/efek

anestesi

 Kurang dari 24 jam 3

 Kurang dari 48 jam 2

 Lebih dari 48 jam 1

7. Penggunaan Obat

 Penggunaan obat sedative (kecuali 3

pasien ICU yang menggunakan sedasi

dan paralisis), Hiponotik, barbitural,

fenotazin,antidepresan,

laksatif/diuretik, narotik/metadon.

 Salah satu obat diatas 2

 Pengobatan lain 1

23
Tabel 2.2 : Keterangan Pengkajian Humpty Dumpty (Nursalam, 2016)

KETERANGAN :

Tingkat risiko

Skor 7 – 11 : Risiko rendah untuk jatuh

Skor ≥ 12 : Risiko tinggi untu jatuh

Skor minimal :7

Skor maksiman : 23

Pengkajian Risiko Jatuh menggunakan skala jatuh Morse (Morse Fall Scale) yaitu:

Tabel 2.3 : Pengkajian Risiko jatuh Morse (Morse Fall Scale)

No Kriteria Skor

1. Riwayat jatuh : Tidak = 0

Bru saja atau dalam 3 bulan Ya = 25

2. Diagnosis Lain Tidak = 0

Ya = 15

3. Bantuan berjalan Tidak ada, tirah baring, di

kursi roda, bantuan

perawat = 0

Tongkat ketiak (crutch),

tonkat (cane), alat bantu

berjalan (walker) = 15

24
Furnitur = 30

4. IV/Heparin lock Tidak = 0

Ya = 20

5. Cara berjalan/berpindah Normal, tirah baring, tidak

bergerak = 0

Lemah = 10

Tergantung = 20

6. Status mental Mengetahui kemampuan

diri = 0

Lupa Keterbatasan = 15

Tabel 2.4 Interpretasi Morse (Morse Fall Scale) :

Tingkat Risiko Skor MFS Tindakan

0 – 24 Tidak ada
Tidak ada risiko

Risiko rendah 25 – 50 Lakukan pencegahan jatuh standar

25
Risiko tinggi ≥ 51 Lakukan intervensi

pencegahan jatuh risiko

tinggi

7. Identifikasi Pasien Risiko Jatuh

Identifikasi pasien beriksiko jatuh adalah hal krusial yang wajib

dilakukan semenjak pasien datang di rumah sakit. Selain identifikasi terkait

menggunakan identitas pasien, perlu pula mengidentifikasi berbagai syarat

spesifik yang mungkin dimiliki oleh pasien. Syarat spesifik yang dimiliki

pasien bisa mengakibatkan pasien perlu memakai gelang menggunakan warna

berbeda. Kondisi – kondisi pesifik ini antara lain mempunyai beberapa alergi

ataupun berisiko tinggi untuk jatuh. Identifikasi pasien resiko jatuh sangat

penting untuk dilakukan oleh tenaga kesehatan yang berada pada rumah sakit

atau klinik sebagai upaya dalam mengurangi insiden tidak diinginkan.

Terdapat beberapa alat penunjang yang mempunyai fungsi yang sama

sebagai penanda bagi pasien yang memiliki resiko jatuh yang tinggi, yaitu :

a. Stiker Indikasi Risiko

Stiker indikasi resiko yaitu salah satu media yang mampu diberikan

untuk dijadikan penanda syarat atau menjadi peringatan saat petugas

kesehatan melakukan pelayanan atau pengobatan. Warna yang dimiliki pula

mengacu dalamaturan WHO, KARS sampai JCI. Yaitu, merah buat alergi,

ungu buat status resusitasi & kuning menjadi penanda resiko jatuh.

26
b. Gelang Dengan Klip/Kancing

Gelang dengan klip/kancing merupakan jenis lain gelang pasien yang

memakai klip / kancing menjadi perekat yang sekaligus buat

memberitahuakan kondisi spesifik yang dimiliki pasien. Pasien yang

diidentifikasi mempunyai resiko jatuh yg tinggi diberikan gelang

menggunakan kancing berwarna kuning.

c. Papan Penanda Risiko Jatuh

Selain alat penunjang berupa gelang, buat identifikasi pasien resiko

jatuh bisa dipakai juga papan penanda resiko jatuh. Papan ini umumnya

diletakkan padaarea tempat tidur pasien yang gampang buat dilihat.

D. Keterkaitan Motivasi Perawat Dengan Upaya Pencegahan Risiko Jatuh

Adanya hubungan antara motivasi dengan upaya penceghan risiko jatuh

pada pasien dapat diasumsikan bahwa seseorang yang memiliki motivasi yang

baik cenderung lebih baik dalam mengurangi pasien jatuh yang lebih baik

dibandingkan dengan perawat yang memiliki motivasi cukup atau rendah.

Motivasi perawat yang baik akan mempengaruhi tingkat upaya pencegahan

risiko jatuh oleh perawat sehingga mengurangi risiko jatuh pada pasien.

Pengkajian risiko jatuh ini telah dapat dilaksanakan sejak pasien masuk ke

dalam ruangan, yaitu dengan menggunakan skala jatuh. Pengalaman,

Pengetahuan dan sumber informasi merupakan hal yang mempengaruhi kejelian

perawat dalam melakukan pengkajian risiko jatuh, sumber informasi disini

dapat dalam pelatihan-pelatihan, seminar ataupun workshop mengenai risiko

27
pasien jatuh. Dalam pelatihan - pelatihan perawat dibekali ilmu, skil dan

pengalaman terkait Patient Safety (Anwar,2012).

Praktik perawat dalam pencegahan resiko jatuh merupakan suatu praktik

perawatan yang diperlukan sehingga memberikan perlindungan yang baik

untuk pasien dengan kondisi termal dan mememberikan kenyamanan tersendiri

oleh keluarga pasien, tindakan memberikan praktik dalam pencegahan resiko

jatuh sesuai dengan hadist yang diriwayatkan oleh Jabir Radhiallahu‟anhu

bahwa Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda “ Barang siapa di

antara kalian yang mampu memberi kemanfaatan bagi saudaranya maka

hendaknya dia lakukan” hadist ini menunjukan bahwa seseorang yang

mampu memberikan manfaat yang berguna kepada orang lain maka

hendaknya dilakukan Allah akan memberikan ridho tersendiri untuk orang –

orang yang mau memberikan manfaat kepada orang lain yang membutuhkan,

peran perawat dalam menjaga kesehatan dan memberikan kesembuhan bagi

pasien sangatlah terhormat dan berfaidah dalam menjalani suatu kehidupannya

seperti menjaga pasien jatuh dan mengalami kecelakaan kesehatan yang

dirinya tidak bisa melakukan pencegahan.

Motivasi perawat dalam melakukan pencegahan resiko jatuh pada pasien

dengan resiko jatuh merupakan suatu rencana yang nantinya dapat memberikan

tindakan lebih lanjut kepada pasien supaya nantinya terjaga agar tidak terjadi

jatuh dan menjadikan kecacatan yang fatal kepada pasien dengan kondisi

terminal.

28
E. Penelitian Terkait

1. Andi Mappanganro, Dkk, (2020) dengan judul “Faktor Yang Berhubungan

Dengan Upaya Pencegahan Risiko Jatuh Oleh Perawat Dalam Patient Safety

Di Ruang Perawatan Anak Rumah Sakit Bhayangkara Makassar”.. Desain

penelitian yang digunakan yaitu survei analitik dengan pendekatan cross

sectional Study. Penelitian ini dilakukan dengan membagikan kuesioner dan

observasi langsung oleh peneliti. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 31

responden yang memenuhi kriteria inklusi, tehnik pengambilan sampel

dalam penelitian ini yaitu dengan total sampling. Analisa data yang

digunakan adalah analisa bivariat. Uji hubungan dilakukan dengan

menggunakan uji statistik Chi-Square dengan tingkat kemaknaan ɑ < 0,05.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan pengetahuan, motivasi,

fasilitas dengan upaya pencegahan risiko jatuh oleh perawat dalam patient

safety di ruang perawatan anak Rumah Sakit Bhayangkara Makassar.

Berdasarkan penelitian ini pengetahuan, motivasi dan fasilitas menjadi

faktor yang berpengaruh terhadap upaya pencegahan risiko jatuh.

2. Neliyana, (2017) dengan judul ”Hubungan Motivasi Perawat Dengan

Kepatuhan Pelaksanaan SPO Pencegahan Risiko Jatuh Di Ruang Rawat

Inap RS Bhayangkara Palembang”. Jenis penelitian ini menggunakan

rancangan penelitian deskriptif korelasional dengan pendekatan cross

sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 55 responden

dengan teknik nonprobability sampling. Metode analisis data dalam

penelitian ini yaitu menggunakan uji statistik Chi-Square. Hasil uji statistik

29
menunjukkan bahwap value - 0,031 < dari nilai n = 0,05 yang artinya dapat

disimpulkan bahwa ada hubungan motivasi perawat dengan kepatuhan

pelaksanaan SPO pencegahan risiko jatuh diruang rawat inap Rumah Sakit

Bhayangkara Palembang, dari hasil penelitian ini diperlukan sosialisasi

secara terns-menerus tentang SPO pencegahan risiko jatuh diruang rawat

inap dan memotivasi perawat terhadap kepatuhan pelaksanaan SPO.

3. Sulastri, Budi Wahyudi, (2020) dengan judul ” Hubungan Motivasi Dengan

Dengan Praktik Perawat Dalam Pencegahn Risiko Jatuh Pada Anak Di

Rumah Sakit Kabupaten Kendal”. Penelitian ini menggunakan desain

penelitian korelasi dengan rancangan penelitian cross sectional. Teknik

pengambilan sampel menggunakan total sampling dengan jumlah sampel

sebanyak 108 responden. Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner

motivasi dan praktik perawat. Analisa data menggunakan uji Sperman

Rank. Pengolahan data dilakukan secara univariat dan bivariat. Saran untuk

meningkatkan motivasi perawat dalam pencegahan risiko jatuh pada anak

sehingga risiko jatuh pada anak tidak akan terjadi.

30
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESA PENELITIAN

A. Kerangka Konsep Penelitian

Kerangka konseptual penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan

antara konsep satu terhadap konsep lainnya dari masalah yang diteliti (Setiadi,

2015).

Kerangka konsep penelitian tersebut adalah sebagai berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

Upaya Pencegahan Risiko


Motivasi Perawat
Jatuh

Keterangan :

: Variabel Independen Yang diteliti

: Variabel Dependen Yang diteliti

: Garis yang mempengaruhi

Gambar 3. 1 Kerangka Konsep dalam penelitian ini “ Hubungan

Motivasi Perawat Dengan Upaya Pencegahan Risiko

Jatuh Dalam Penerapan Patient Safety”

B. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap penelitian yang

diturunkan dari kerangka pemikiran yang telah dibuat.

31
(Ha) : Ada Hubungan Motivasi Perawat Dengan Upaya Pencegahan

Risiko Jatuh Dalam Penerapan Patient Safety Diruang Rawat

Inap RSUD Maria Walanda Maramis Minahasa Utara.

C. Variabel Penelitian

1. Variabel Independen

Variabel independen sering disebut sebagai variabel stimulus,

predictor, antecendent dan disebut sebagai variabel bebas merupakan

variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau

timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2016). Adapun Variabel

Independen dalam penelitian ini adalah : motivasi Perawat.

2. Variabel Dependen

Variabel dependen sering disebut sebagai variabel output, kriteria,

konsekuen. Dalam bahasa indonesia sering disebut sebagai variabel

terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat

karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2016). Adapun Variabel

Dependen dalam penelitian ini adalah : Upaya Pencegahan Risiko

Jatuh.

D. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah penjelasan semua variabel dan istilah

yang akan digunakan pada penelitian secara operasional sehingga akhirnya

mempermudah pembaca dalam mengartikan makna penelitian (Setiadi, 2015).

32
No. Variabel Definisi Parameter Alat Skala Skor
Operasional Ukur Ukur
1. Independen Dorongan dari 1. Pengakuan/ Kuesioner Ordinal Motivasi
Motivasi dalam diri Penghargaan baik
Perawat seorang 2. Prestasi apabila
perawat yang 3. Tanggungjawab nilai
membuat 4. Promosi/Kenaik median
dirinya mampu an Pangkat >40
mencapai 5. Hubungan antar
tujuan yang pribadi motivasi
diinginkan. 6. Gaji kurang
7. Supervisi apabila
8. Kondisi Kerja nilai
median ≤
40
2. Dependen Tindakan yang 1. Faktor risiko Lembar Ordinal Dilakukan
Upaya akan dilakukan Jatuh Observasi apabila
Pencegahan oleh seorang 2. Pencegahan nilai
Risiko perawat untuk risiko jatuh median >
Jatuh. mengurangi 3. Indentifikasi 12
resiko jatuh risiko jatuh
pada pasien.
Tidak
dilakukan
apabila
nilai
median 12

Tabel 3.1 : Definisi Hubungan Motifasi Perawat Dengan Upaya Pencegahan Risiko Jatuh

Dalam Penerapan Patient Safety Diruang Rawat Inap RSUD Maria Walanda

Maramis Minahasa Utara.

33
BAB IV
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan Deskriptif Analitik dengan

pendekatan Cross Sectional dimana variabel independen dan dependen diteliti

secara bersamaan (Notoadmodjo,2013).

Penelitian cross sectional adalah suatu penelitian dimana variabel-variabel

yang termasuk faktor resiko dan variabel-variabel yang termasuk efek

diobservasi sekaligus pada waktu yang sama (Sugiyono, 2016).

B. Tempat dan Waktu

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan di Ruang Rawat Inap RSUD Maria Walanda

Maramis Minahasa Utara.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan Pada tanggal 2 – 10 agustus 2021

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi pada penelitian adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

objek atau subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk penelitian dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyano 2017).

Populasi dalam penelitian ini yaitu perawat yang bekerja diruang rawat

inap RSUD Maria Walanda Maramis Minahasa Utara sebanyak 120

Perawat.

34
2. Sampel

Sampel merupakan bagian yang akan diambil menjadi bahan penelitian

dari keseluruhan objek penelitian dan dianggap mewakili semua populasi

(Suyanto, 2011). Tehnik pengambilan sampel pada peneltian ini dilakukan

dengan mengunakan purvosive sampling yaitu tehnik pengambilan anggota

sampel dengan pertimbangan tertentu.

Dalam penentuan sampel untuk penelitian ini menggunakan Rumus

Arikunto :

n = 25% x jumlah populasi

100

n = 25% x 120

100

n = 30

Sampel dalam penelitian ini yaitu 30 perawat yang bekerja di ruang

Rawat Inap RSUD Maria Walanda Maramis Minahasa Utara.

3. kriteria sampel

kriteria sampel yang akan di ikut sertakan pada penelitian ini yaitu :

a) Kriteria Inklusi , yaitu kriteria yang umum subjek penelitian berdasarkan

suatu populasi sasaran yang terjangkau & akan diteliti (Nursalam, 2012).

1) Perawat yang bekerja di ruang rawat inap RSUD Maria Walanda

Maramis Minahasa Utara.

2) Perawat yang akan bersedia sebagai responden.

35
b) Kriteria Eksklusi, yaitu kriteria yang mengeluarkan subjek yang tidak

memenuhi kriteria inklusi menurut studi lantaran beberapa sebab

(Nursalam, 2012).

1) Kepala Ruangan

2) Perawat yang dalam masa cuti

3) Perawat yang sedang mengikuti pelatihan

D. Instrumen Penelitian

Menurut sugiyono tahun 2016 Instrumen penelitian merupakan alat bantu

yang akan dipakai pada metode pengambilan data oleh peneliti buat menganalisa

hasil penelitian. Dan dipakai buat fenomena alam ataupun sosial yang akan

diamati. Instrumen penelitan atau alat pengumpulan data yang akan dipakai buat

pengumpulan data pada penelitian berupa :

1. Pengumpulan Data

Data demografi responden : Nama, Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan, Lama

Bekerja.

2. Variabel Independen

Instrumen penelitian yang akan digunakan untuk mengukur variabel

independen Motivasi perawat yaitu kuisioner yang Baku dan telah diteliti oleh

Maulana Suryandika 2016 dengan judul penelitian Hubungan Motivasi kerja

dengan kinerja perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Omni Alam

Sutera. Penelitian ini mengguankan skala Likert yaitu kuesioner ini terdiri dari

16 pertanyaan dengan 4 pilihan jawaban 1 : Tidak Setuju, 2 : Kurang Setuju, 3

: Setuju, 4 : Sangat Setuju.

36
Perhitungan nilai median menggunakan rumus median :

n = ( ∑Jumlah pertanyaan x Skor tertinggi) + (∑Jumlah pertanyaan x

Skor terendah)

n = (16 x 4) + (16 x 1)

n = 64 + 16

n = 80 = 40

Jadi, jika nilai median > 40 maka di kategorikan motivasi baik dan

apabila nilai median ≤ 40 maka di kategorikan motivasi kurang.

3. Variabel Dependen

Instrumen penelitian yang akan digunakan untuk mengukur variabel

dependen Upaya Pencegahan Risiko Jatuh yaitu lembar observasi yang baku

dan telah diteliti oleh Safri Hamdani 2017 dengan judul penelitian

Pencegahan Risiko Jatuh Di Ruang Penyakit Dalam RSUD Dr. Pirngadi Kota.

Penelitian ini mengguankan skala Guttman yaitu kuesioner ini terdiri dari 8

pertanyaan dengan 2 pilihan jawaban 1: Tidak Dilakukan dan 2 : Dilakukan.

37
Perhitungan nilai median menggunakan rumus median :

n = ( ∑Jumlah pertanyaan x Skor tertinggi) + (∑Jumlah pertanyaan x Skor

terendah)

n = (8 x 2) + (8 x 1)

n = 16 + 8

n = 24

n = 12

Jadi, jika nilai median > 12 maka di kategorikan dilakukan dan apabila nilai

median ≤ 12 maka di kategorikan tidak dilakukan.

E. Prosedur Pengumpulan Data

1. Data primer

merupakan data tangan pertama yang diperoleh langsung berdasarkan

subjek penelitian dengan memakai alat pengukuran data langsung pada

subjek menjadi sumber fakta yang dicari invalidsource specified. Data

primer berdasarkan penelitian ini merupakan output wawancara langsung

menggunakan pembagian kuesioner responden .(Suyanto, 2013).

2. Data Sekunder

Data Sekunder atau data berdasarkan tangan kedua merupakan data

yang dihasilkan melalui pihak lain, atau tidak diperoleh secara langsung

38
oleh peneliti menurut subjek penelitiannya. Data sekunder umumnya

berwujud data dokumentasi atau data laporan yg sudah tersedia (Siswanto ,

2017).

Pengumpulan data merupakan suatu proses pendekatan pada subjek

& proses pengumpulan karakteristik subjek yang diharapkan pada suatu

penelitian (Nursalam, 2013).

a) Prosedur Administrasif

Saat sebelum melaksanakan penelitian terlebih dulu peneliti

melaksanakan survey awal ke Rumah Sakit dengan :

(1) Memohon surat izin survey awal penelitian dibagian akademik

STIKES Muhammadiyah Manado

(2) Menyerahkan surat izin survey awal penelitian kepada pihak RSUD

Maria Walanda Maramis Minahasa Utara

a. Peneliti melaksanakan pendekatan pada responden dengan

menarangkan maksud serta tujuan

b. Memohon informasi survey awal pada pihak RSUD Maria

Walanda Maramis Minahasa Utara

c. Penelitian dilakukan sesudah memperoleh surat izin penelitian

dari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Muhammadiyah

Manado yang diarahkan kepada pihak Rumah Sakit RSUD

Maria Walanda Maramis Minahasa Utara

39
b) prosedur teknis

(1) peneliti memohon izin kepada pihak RSUD Maria Walanda

Maramis Minut setelah itu menyatakan maksud serta tujuan

penelitian

(2) peneliti ini mengindentifikasi responden yang memenuhi

kriteria setelah itu peneliti memperkenalkan diri pada responden

serta menarangkan kepada calon responden tentang tujuan,

manfaat, prosedur penelitian, hak buat menolak serta jaminan

kerahasiaan sebagai responden.

(3) bila responden menyetujui serta turut berpartisipasi dalam

penelitian, peneliti memohon membaca serta menandatangani

lembar persetujuan. setelah itu peneliti memberikan kuesioner

serta membagikan kesempatan kepada responden buat mengisi

kuesioner. peneliti berada didekat responden sehingga

responden memiliki kesempatan untuk bertanya bila terdapat

perihal yang tidak dipahami. setelah berakhir, peneliti

mengumpulkan kembali serta mengecek dan membenarkan

kalau seluruh pertanyaan sudah dijawab oleh resonden.

F. Pengelolaan Data

Pengolahan data dilakukan dengan memakai komputer dengan program

sistem pengolahan data komputer. Ada pula langkah- langkah pengolahan data

dilakukan sebagai berikut (Notoatmodjo, 2016) :

40
1. Pengecekan kembali (Editing) Ialah mengecek data apa telah cocok

dengan harapan dan mengecek kelengkapan serta keseragaman data.

2. Pengkodean (Coding) ialah sehabis data terkumpul setelah itu di berikan

simbol dan menyederhanakan data guna memudahkan peneliti dalam

pengelolahan data.

Data Kode

Umur 1 = 17 - 25 Tahun
2 = 26 - 35 Tahun
3 = 36 – 45 Tahun
(Depkes RI,2009)

Jenis Kelamin 1 = Perempuan


2 = Laki - laki
Pendidikan 1 = S. Kep Ners
2 = D- III Keperawatan
Status Kepegawaian 1 = PNS
2 = THL(Tenaga Harian Lepas)
Lama Bekerja 1 = 1 - 5 Tahun
2 = 6 – 10 Tahun
3 = 11 – 15 Tahun
Tabel 4.1 : Tabel Coding

3. Proses (Processing) ialah sehabis data terkumpulkan di proses dengan

memakai SPSS.

4. Tabulasi data (Tabulating) ialah pengelompokkan data dalam bentuk tabel

sesuai kriteria serta skor yang sudah di tentukan bersumber pada

kuesioner.

41
G. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan sehabis data dari segala responden

atau data lain terkumpul ( Sugiyono, 2016).

1. Analisa Univariat

Tujuan analisa univariat yaitu untuk menjelaskan atau

menggambarkan ciri setiap variabel penelitian. Untuk penelitian ini

variabel independen yaitu Motivasi Perawat dan untuk variabel

dependenya yaitu Upaya Pencegahan Risiko Jatuh (Notoatmodjo, 2016).

Data disajikandalam bentuk tabel & interpretasi, menggunakan

distribusi frekuensi:

𝑓
ρ꞊𝑛×100

Keterangan :

P = Presentasi n = Jumlah Sampel F = Frekuensi

2. Analisa Bivariat

Analisa yang dilakukan terhadap 2 variabel yang diduga terdapat

hubungan atau berkolerasi. Analisa bivariat berfungsi untuk mengetahui

apakah masih ada hubungan antara Motivasi Perawat dengan Upaya

Pencegahan Risiko Jatuh . Analisa ini memakai uji statistik Chi-Square. (α)

: 0,05, apabila nilai signifikan (p) lebih mini berdasarkan α maka dikatakan

output penelitian diterima, & apabila nilai signifikan (p) lebih besar

berdasarkan α maka dikatakan output penelitian ditolak. Setelah itu data

pada input & diolah dengan aplikasi computer SPSS.

42
H. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti memperhatikan masalah etika

penelitian. Etika penelitian ini meliputi (Alimul, 2017) :

1. Informed concent (Informasi untuk responden)

Sebelum melakukan proses penelitian, peneliti menyebutkan maksud &

tujuannya penelitian yang akan dilakukan. Jika responden mau

mengajukan kesediaannya untuk di teliti maka responden wajib

menandatangani lembar persetujuan tadi & tidak memaksa.

2. Anonymity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasian responden pada penelitian, maka peneliti tidak

mencantum namanya dalam lembar & kuisioner data cukup dengan

member nomor kode pada masing-masing lembar yang hanya diketahui

oleh peneliti.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Kerahasiaan responden wajib dijaminoleh peneliti. Hanya kelompok data

tertentu saja yang akansajikan atau di laporkan sebagaihasil penelitian.

43
BAB V
HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di rumah sakit RSUD Maria Walanda

Maramis pada ruang rawat inap. Profil Rumah Sakit Umum Daerah (

RSUD ) Maria Walanda Maramis Kabupaten Minahasa Utara tahun

2016 adalah merupakan hasil kegiatan pelayanan dan pembangunan

selama 3 (tiga) tahun. Keberhasilan dapat di ukur dengan indikator yang

telah di tetapkan untuk mendukung kepada Visi Provinsi Sulawesi Utara

yaitu “ Terwujudnya Sulawesi Utara yang berdikari dalam ekonomi,

berdaulat dalam pemerintah dan politik, serta berkepribadian dalam

berbudaya”. Visi Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara yaitu “

Masyarakat Sulawesi Utara yang mandiri dan berkeadilan”.

Mengacu kepada Visi Provinsi Sulawesi Utara dan Dinas

Kesehatan Maka RSUD Maria Walanda Marams menetapkan Visi

sebagai berikut “ MENJADI PUSAT PELAYANAN KESEHATAN

RUJUKAN REGIONAL 2 YANG BERMUTU DI PROVINSI

SULAWESI UATARA “. Untuk mencapai tujuan Visi tersebut, RSUD

Maria Walanda Maramis melakukan beberapa hal yang tertuang dalam

Misi rumah sakit

44
Misi RSUD Maria Walanda Maramis adalah :

1. Memberikan pelayanan kesehatan yang professional, bermutu dan

informatif bagi klien.

2. Memberikan pelayanan kesehatan dasar dan lanjutan terstandar

akreditas sesuai kelas yang ditetapkan pemerintah.

3. Memberukan pelayanan kesehatan yang terjangkau oleh masyarakat

4. Menyediakan SDM (Sumber Daya Manusia) tenaga kesehatan yang

berkualitas dan kompeten.

5. Menyelenggarakan BLUD (Badan Layanan Umum Daerah).

Data yang digunakan untuk penyusunan buku profil ini bersumber

dari pencacatan dan pelaporan unit kerja di lingkungan RSUD Maria

Walanda Maramis

2. Karakteristik Responden

Penelitian yang dilakukan di RSUD Maria Walanda Maramis Kabupaten

Minahasa Utara bulan agustus tanggal 2 – 10 agustus 2021 di peroleh data

sebagai berikut :

a. Distribusi responden berdasarkan umur

Tabel 5.1 Distribusi umur responden di ruangan rawat inap RSUD

Maria Walanda Maramis Tahun 2021 (n = 30)

Frequency (f)
Umur
Sampel (n) Percent (%)
17-25 7 23.3
26-35 21 70.0
36-45 2 6.7
Total 30 100.0

45
Sumber data menurut : Depkes RI, 2009

Hasil tabel 5.1 Distribusi umur menunjukan bahwa sebagian

besar responden berumur 26-35 tahun sebanyak 21 responden

dengan persentase 70.0% dan responden yang berumur 17-25 tahun

sebanyak 7 responden dengan presetase 23.3% dan responden yang

berumur 36-45 tahun sebanyak 2 responden dengan presentase 6.7%

responden.

b. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin

Tabel 5.2 Distribusi jenis kelamin responden di ruang rawat inap

RSUD Maria Walanda Maramis Tahun 2021 (n = 30)

Frequency (f)
Jenis Kelamin
Sampel (n) Percent (%)
Perempuan 22 73.3
Laki – Laki 8 26.7
Total 30 100.0
Sumber : Data Primer 2021

Hasil tabel 5.2 Distribusi responden berdasarkan jenis

kelamin menunjukan bahwa sebagian besar dari responden

berjenis kelamin Perempuan terdapat 22 Responden dengan

presentase 73.3%, sedangkan yang berjenis kelamin Laki - laki

terdapat 8 responden dengan presentase 26.7%.

46
c. Distribusi responden berdasarkan pendidikan

Tabel 5.3 Distribusi pendidikan responden di ruang rawat inap

RSUD Maria Walanda Maramis Tahun 2021 (n = 30)

Frequency (f)
Pendidikan
Sampel (n) Percent (%)
S. Kep Ners 20 66.7
D-III 10 33.3
Keperawatan
Total 30 100.0
Sumber : Data Primer 2021

Hasil tabel 5.3 Distribusi responden berdasarkan pendidikan

menunjukan bahwa sebagian besar dari responden yang

berpendidikan S. Kep Ners terdapat 20 Responden dengan

presentase 66.7%, sedangkan yang bependidikan D-III Keperawatan

terdapat 10 responden dengan presentase 33.3%.

d. Distribusi responden berdasarkan Status Kepegawaian

Tabel 5.4 Distribusi Status Kepegawaian responden di ruang rawat

inap RSUD Maria Walanda Maramis Tahun 2021 (n = 30)

Frequency (f)
Status
Kepegawaian
Sampel (n) Percent (%)
PNS 17 56.7
THL(Tenaga 13 43.3
Harian Lepas)
Total 30 100.0
Sumber : Data Primer 2021

Hasil tabel 5.4 Distribusi responden berdasarkan status

kepegawaian menunjukan bahwa sebagian besar dari responden

47
yang berstatus kepegawaian PNS terdapat 17 Responden dengan

presentase 56.7%, sedangkan yang berstatus kepegawaian terdapat

13 responden dengan presentase 43.3%.

e. Distribusi responden berdasarkan Lama Bekerja

Tabel 5.5 Distribusi Lama Bekerja responden di ruang rawat inap

RSUD Maria Walanda Maramis Tahun 2021 (n = 30)

Frequency (f)
Lama Bekerja
Sampel (n) Percent (%)
1 - 5 Tahun 23 76.7
6 - 10 Tahun 7 23.3
11 - 15 Tahun 0 0
Total 30 100.0
Sumber : Data Primer 2021

Hasil tabel 5.5 Distribusi responden berdasarkan lama

bekerja menunjukan bahwa sebagian besar dari responden yang

lama bekerja 1 - 5 tahun terdapat 23 Responden dengan presentase

76.7%, sedangkan yang lama bekerja 6 – 10 tahun terdapat 7

responden dengan presentase 23.3%.

48
3. Analisa univariat

a. Distribusi responden berdasarkan motivasi perawat

Tabel 5.6 Motivasi perawat yang berada di ruang rawat inap RSUD

Maria Walanda Maramis Tahun 2021 (n = 30)

Frequency (f)
Motivasi Perawat
Sampel (n) Percent (%)
Baik 23 76.7
Kurang baik 7 23.3
Total 30 100.0
Sumber : Data Primer 2021

Hasil tabel 5.6 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan

motivasi perawat menunjukan bahwa sebagian besar responden

motivasi perawat yang baik yaitu 23 responden dengan presentase

76.7%, sedangkan responden yang motivasi perawat yang kurang

baik yaitu 7 responden dengan presentase 23.3%.

b. Distribusi responden berdasarkan upaya pencegahan risiko jatuh

Tabel 5.7 Pencegahan resiko jatuh di ruang rawat inap RSUD Maria

Walanda Maramis Tahun 2021 (n = 30)

Frequency (f)
Pencegahan
Risiko Jatuh

49
Sampel (n) Percent (%)
Dilakukan 25 83.3
Tidak 5 16.7
Dilakukan
Total 30 100.0
Sumber : Data Primer 2021

Hasil tabel 5.7 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan

pelaksanaan upaya pencegahan resiko jatuh menunjukan bahwa

sebagian besar responden dengan Upaya pencegahan risiko jatuh

dilakukan yaitu 25 responden dengan presentase 83.3%, sedangkan

responden yang upaya pencegahan risiko jatuh tidak dilakukan yaitu

5 responden dengan presentase 16.7%.

4. Analisa Bivariat

Tabel 5.8 Hubungan motivasi perawat dengan upaya pencegahan risiko

jatuh di RSUD Maria Walanda Maramis Tahun 2021 (n = 30)

Motivas Upaya Pencegahan Risiko Total P OR


Perawat Jatuh
Value
dilakukan Tidak Dilakukan
n % n % 0.006 29.3
Baik 22 73.3% 1 3.3% 23
Kurang 3 10.0% 4 13.3% 7
Baik
Total 25 83.3% 5 16.7%
100%

50
Berdasarkan tabel 5.8 dari hasil tabulasi tabel silang Hubungan

Motivasi Perawat Dengan Upaya Pencegahan Risiko Jatuh Dalam

Penerapan Patient Safety Diruang Rawat Inap RSUD Maria Walanda

Maramis didapatkan hasil dari total 23 responden (76.7%) terdapat 22

responden (73.3%) yang motivasi perawat baik dan upaya pencegahan

risiko jatuh dilakukan dan 1 responden (3.3%) yang motivasi perawat

baik dan upaya pencegahan risiko jatuh tidak dilakukan. Sedangkan dari

total 7 responden (23.3%) terdapat 3 responden (10.0%) motivasi

perawat kurang baik dengan pencegahhan resiko yang dilakukan, dan 4

responden (13.3%) yang motivasi perawat kurang baik dengan upaya

pencegahan risko jatuh yang tidak dilakukan.

Berdasarkan hasil uji Chi-square didapatkan 2 cell yang memiliki

nilai frekuensi (expected count) kurang dari 5 maka pembacaan hasil

dilanjutkan pada Fisher Exact Test didapatkan nilai ρ= 0.006 dimana

nilai ρ value lebih kecil dari α = 0,05 yang artinya H0 ditolak Ha diterima

dimana terdapat Hubungan antara Motivasi Perawat Dengan Upaya

Pencegahan Risiko Jatuh Dalam Penerapan Patient Safety Diruang

Rawat Inap RSUD Maria Walanda Maramis Minahasa Utara. Selain itu

juga didapatkan nilai odd ratio (OR) sebesar 29,3 yang artinya responden

dengan motivasi perawat baik berpeluang 29,3 kali mengalami upaya

pencegahan risiko jatuh dilakukan.

51
B. Pembahasan

Penelitian ini berjudul Hubungan Motivasi Perawat Dengan Upaya

Pencegahan Risiko Jatuh Dalam Penerapan Patient Safety Diruang Rawat

Inap RSUD Maria Walanda Maramis Minahasa Utara menggunakan

metode Deskriptif Analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Penelitian

ini telah dilaksanakan pada tanggal 2-10 Agustus 2021 RSUD Maria

Walanda Maramis Minahasa Utara.

Berdasarkan penelitian didapatkan hasil dimana terdapat hubungan

antara motivasi perawat dengan upaya pencegahan risiko jatuh dalam

penerapan pasient safety di ruang rawat inap RSUD Maria Walanda

Maramis Minahasa Utara. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Renoningsih (2016) yang menyatakan bahwa ada hubungan antara

motivasi perawat dengan penerapan patient safety di Instalasi Rawat Inap

Rumah Sakit umum pancaran kasih GMIM Manado. Menurut renoningsih

(2016) bahwa motivasi yaitu perasaan atau pikiran yang mendorng

seseorang melakukan pekerjaan dan menjalankan kekuasaan terutama

dalam berperilaku.

Selain itu juga Penelitian ini sejalan dengan penelitiannya Andi

Mappanganro, dkk.(2020) yang berjudul faktor yang berhubungan dengan

upaya pencegahan risiko jatuh oleh perawat dalam patient safety di ruang

perawatan anak Rumah Sakit Bhayangkara Makassar menunjukkan bahwa

perawat dengan motivasi tinggi cenderung untuk mampu mengupayakan

pencegahan risiko jatuh, hal ini mengatakan bahwa motivasi merupakan

52
suatu proses dimana kebutuhan – kebutuhan mendorong seseorang untuk

melakukan serangkaian kegiatan yang mengarah ketercapainya suatu tujuan

tertentu. Agar seseorang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya

tidaklah mudah didapat apabila tanpa usaha yang maksimal. Dalam

memenuhi kebutuhan seseorang akan berperilaku sesuai dengan dorongan

yang dimiliki dan apa yang mendasari perilakunya, dengan demikian dapat

dikatakan bahwa dalam diri seseorang ada kekuatan.

Penilaian terhadap pasien risiko jatuh diharapkan dapat mengurangi

risiko jatuh dan meningkatkan kewaspadaan terhadap pasien berisiko jatuh.

dengan mengenal risiko jatuh maka akan dapat diprediksi risiko jatuh

seseorang, dan dilakukan tindakan pencegahan yang sesuai. Oleh karena itu

perawat diharapakan memiliki motivasi dalam dirinya sehingga timbul

tanggung jawab untuk memahami risiko jatuh, melakukan tindakan

pencegahan, dan penanganan pasien jatuh, hal tersebut merupakan langkah

yang harus dilakukan untuk menurunkan risiko jatuh dan cidera pada pasien

yang dirawat. Kegiatan manajemen risiko jatuh ini terus dilaksanakan oleh

seluruh petugas khususnya perawat dalam melakukan screening risiko jatuh

terhadap semua pasien yang dirawat (Safri, 2017).

Adanya hubungan antara motivasi dengan kepatuhan perawat dalam

pelaksanaan upaya pencegahan risiko jatuh pasien dapat diasumsikan

bahwa seseorang yang memiliki motivasi yang baik cenderung lebih baik

dalam mengurangi pasien jatuh yang lebih baik dibandingkan dengan

perawat yang memiliki motivasi kurang baik. Motivasi perawat yang baik

53
akan mempengaruhi tingkat kepatuhan perawat sehingga mengurangi risiko

jatuh pada pasien. Pengkajian risiko jatuh ini telah dilaksanakan sejak

pasien masuk ke dalam ruangan, yaitu dengan menggunakan skala jatuh.

pengalaman, pengetahuan dan sumber informasi merupakan hal yang

mempengaruhi kejelian perawat dalam melakukan pengkajian jatuh, sumber

informasi disini didapat dalam pelatihan-pelatihan, seminar ataupun

workshop mengenai risiko pasien jatuh. Dalam pelatihan-pelatihan perawat

dibekali ilmu, skil dan pengalaman terkait patient safety (Ahsan, 2018)

Dari penelitian yang dilakukan di dapatkan 1 motivasi perawat baik

dengan tidak melakukan upaya pencegahan risiko jatuh. Adapun Faktor

yang mempengaruhi yaitu kondisi lingkungan kerja yang kurang nyaman

serta kompensasi atau upah yang tidak sesuai dengan beban kerja.

Lingkungan kerja yang baik mampu meningkatkan produktifitas kerja

perawat begitupun sebaliknya. Hal ini sejalan dengan penelitan yang

dilakukan Audrey Josephine, dkk. (2017) yang menunjukkan system

lingkungan kerja yang baik mampu menjamin kinerja karyawan yang pada

akhirnya memungkinkan perusahaan memperoleh sikap dan perilaku yang

positif akan bekerja dengan produktif bagi kepentingan perusahaan

sehingga juga akan berdampak baik dan dapat memberikan keuntungan bagi

perusahaan. Lingkungan kerja yang nyaman menyebabkan tingkat

kosentrasi karyawan dalam bekerja meningkat, dan kondisi tersebut dapat

meningkatkan produktifitas karyawan. Kemudian pemberian gaji tepat

waktu atau kenaikan secara berkala sesuai lama kerja akan meningkatkan

54
kinerja perawat khususnya pelaksanaan pencegahan risiko jatuh pasien. Hal

ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan Enggar Septhy Arsitha

dkk.(2020), yang mengemukakan Gaji/upah/imbalan adalah balas jasa

dalam bentuk uang yang diterima pegawai (perawat) sebagai konsekuensi

dari kedudukannya sebagai pegawai yang memberikan sumbangan dalam

mencapai tujuan organisasi (rumah sakit). Perawat yang mendapatkan gaji

sesuai dengan usaha kerja yang dilakukannya atau sesuai dengan

harapannya akan membuat pegawai bekerja dengan lebih baik dan sungguh-

sungguh.

Sedangkan dari total 7 responden terdapat 3 responden dengan

motivasi perawat kurang baik dengan upaya pencegahan risiko jatuh

dilakukan. Adapun faktor yang mempengaruhi yaitu pengalaman bekerja

dari perawat itu sendiri. Orang yang berpengalaman dalam bekerja memiliki

kemampuan kerja yang lebih dari orang yang baru memasuki dunia kerja

sehingga pengalaman kerja dapat mempengaruhi kinerja dari perawat.

Sesuai dengan penelitian didapatkan lama bekerja 6 – 10 tahun terdapat 7

responden. Hal ini sejalan dengan penelitian Nur Maimun (2016) yang

menyatakan pengalaman kerja adalah pengetahuan atau keterapilan yang

telah diketahui dan dikuasai seseorang yang akibat dari perbuatan atau

pekerjaan yang telah dilakukan selama beberapa waktu tertentu. Selain

pengalaman bekerja faktor yang mempengaruhi kinerja perawat yaitu jenis

kelamin dari perawat. Perawat perempuan dinilai lebih disiplin, teliti

terhadap tindakan yang akan dilakukan dan di anggap lebih baik dalam

55
kinerjanya. Hal ini sejalan dengan penelitian Widaningsih (2016) yang

menyatakan bahwa wanita identic dengan feminisme. Feminisme yang

dimiliki oleh wanita sangat membantu dalam memberikan asuhan

keperawatan di ruang intensif karena berhubungan dengan penerapan

carring dan komunikasi pada pasien. Selain itu wanita lebih memperhatikan

ketelitian dalam melakukan tindakan sehingga risiko terjadinya insiden

human error dapat ditekan dan diminimalisir. Kemudian terdapat 4

responden yang memiliki motivasi kurang baik dengan tidak melakukan

upaya pencegahan risiko jatuh. adapun yang mempengaruhi motivasi

perawat sehingga dapat mempengaruhi kerjanya yaitu kurangnya kesadaran

orang itu sendiri maupun dapat dilihat dari tingkat pendidikannya. Semakin

baik pengetahuan seseorang maka akan memberikan dampak yang baik pula

terhadap upaya pencegahan pasien jatuh di rumah sakit. Hal ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Renoningsih (2016)

menyatakan bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi

setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu.

Pengetahuan ini merupakan hal yang dominan yang sangat penting agar

terbentuknya tindakan seseorang dari pengalaman beberapa penelitian

ternyata tindakan yang tidak didasari pengetahuan yang baik, tidak akan

menghasikan hasil yang baik.

Agar seorang bisa melakukan sesuatu yang diharapkan, maka harus

ada motivasi yang bisa menggerakan seseorang tersebut untuk bertindak.

motivasi dibedakan menjadi 2 macam, yaitu motivasi negatif & motivasi

56
positif. Motivasi negatif adalah suatu tindakan yang tidak menyenangkan

berupa sanksi bagi perawat yang berbuat salah atau tidak disiplin saat

melakukan tugas. sanksi ini berupa hukuman atau sanksi yang setidanya

bisa membuat perawat jera & tidak melakukan kesalahan lagi. sedangkan

motivasi positif yaitu suatu penghargaan yang diberikan pada pegawai yang

dipercaya berprestasi & layak dipromosikan. penghargaan bisa diberikan

berupa hadiah bahkan memberikan kenaikan jabatan yang layak untuk di

emban & dilaksanakan (Wahyudi,2020).

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh budi wahyudi

(2018) bahwasanya motivasi perawat pada pencegahan risiko jatuh cukup

bisa diartikan sangat perlunya motivasi baik dari motivasi diri seseorang itu

sendiri maupun motivasi yang muncul dari luar diri seseorang misalnya dari

lingkungan berupa penghargaan, pujian bahkan hukuman yang diterima dari

atasan sehingga dapat berpengaruh terhadap pencegahan risiko jatuh,

perawat dalam melakukan pencegahan perlu juga memperhatikan

bagaimana kondisi pasien ketika dirawat apakah memerlukan penanganan

lebih lanjut & pengawasan yang tinggi.

Motivasi keperawatan merupakan suatu proses psikologis yang

mencerminkan interkasi antar sikap, kebutuhan, persepsi, dan keputusan

yang diambil oleh seorang perawat. Selanjutnya motivasi akan dikaitkan

dengan tindakan yang merupakan follow-up dari motif tersebut sering tidak

disadari oleh perawat – perawat yang mempunyai prestasi kerja yang

57
rendah, Hal ini dapat mempengaruhi dengan pelaksanaan patient safety

(Mawansyah,2017).

Pencegahan pasien risiko jatuh yaitu serangkaian tindakan

keperawatan yang merupakan acuan pada penerpan langkah- langkah untuk

mempertahankan keselamatan pasien yg berisiko jatuh dengan melakukan

pengkajian melalui Morse Fall Scale ( MFS) untuk dewasa & Humpty

Dumpty untuk anak. perawat yang telah mendapatkan sosialisasi atau

memahami terkait menggunakan pengkajian risiko jatuh diharapkan lebih

baik & bertanggung jawab dalam melakukan pengkajian risiko jatuh

dibandingkan dengan perawat yang belum tahu & mendapatkan sosialisasi

SPO risiko jatuh (Putri, 2017).

Berdasarkan penelitian terkait dan teori di atas, peneliti berasumsi

bahwa seseorang yang mempunyai motivasi tinggi cenderung lebih baik

dalam mengurangi risiko pasien jatuh, dibandingkan dengan perawat yang

mempunyai motivasi kurang baik. motivasi perawat yang baik akan

mempengaruhi tingkat kepatuhan perawat sehingga mengurangi risiko jatuh

pasien. Pengkajian secara awal terkait risiko jatuh sudah dapat dilaksanakan

semenjak pasien masuk ke Rumah Sakit, pada saat proses pengkajian

dengan menggunakan penilaian skala jatuh morse maupun humpty dumpty.

sumber informasi yang didapat melalui kegiatan pelatihan & seminar yang

bisa mempengaruhi kejelian perawat pada saat melakukan pengkajian risiko

jatuh.

58
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasrkan hasil penelitian yang dilakukan di ruang rawat inap

RSUD Maria Walanda Maramis Minahasa Utara

1. Sebagian besar responden di Ruang Rawat Inap RSUD Maria Walanda

Maramis Minahasa Utara memiliki Motivasi baik

2. Sebagian besar responden di ruang rawat inap RSUD Maria Walanda

Maramis Minahasa Utara melakukan pencegahan risiko jatuh dengan

baik

3. Terdapat hubungan motivasi perawat dengan upaya pencegahan risiko

jatuh dalam penerapan pasient safety di ruang rawat inap RSUD Maria

Walanda Maramis Minahasa Utara

B. Saran

1. Untuk Lokasi Penelitian

Hasil penelitian dapat dijadikan masukan bagi Rumah Sakit dalam

meningkatkan komunikasi yang efektif antar petugas kesehatan serta

informasi dalam penatalksanaan penerapan pencegahan risiko jatuh.

2. Untuk Instansi Pendidikan

Diharapkan hasil penelitian dapat dijadikan sumber informasi sebagai

bahan pembelajaran terkait hubungan motivasi perawat dengan upaya

pencegahan risko jatuh dalam penerapan pasient safety.

59
3. Untuk Penelti Selanjutnya

Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat dan digunakan oleh

peneliti lain sebagai bahan informasi dalam penelitian lebih lanjut,

terutama yang berkaitan dengan hubungan motivasi perawat dengan

upaya penceghan risiko jatuh dalam penerapan pasient safety.

4. Untuk Responden

Diharapkan penelitian ini dapat menambah informasi dan pengetahuan

serta motivasi perawat dan bagaimana penerapan pencegahan risiko

jatuh.

5. Untuk Keperawatan

Diharapkan penelitian ini dapat mengembangkan pengetahuan serta

dijadikan landasan praktik keperawatan dalam penerapan pasient safety.

60
DAFTAR PUSTAKA
Ahsan, D. (2018). Hubungan Motivasi Perawat dengan Kepatuhan Pelaksanaan
Standar Prosedur Operasional Pencegahan Resiko Jatuh Di Ruang Rawat
Inap. diakses tanggal 7 mei 2021, jam 15.28 WITA dari
http://garuda.ristekbrin.go.id/journal
Anggia, P. (2017). Hubungan motivasi perawat dengan pelaksanaan discharge
planning di Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Yarsi Bukittinggi. Diakses tanggal
5 juni 2021, jam 10.15 WITA dari stikesperintis.ac.id
Arsitha. E. S. dkk (2020). Analisa faktor motivasi perawat yang berhubungan
dengan pelaksanaan orientasi pasien baru di Rumah Sakit. Diakses pada
tanggal 2 september 2021, jam 01.12 WITA dari
http://dx.doi.org/1026418/tjnpe.v2i1.41902
Asmar, F. (2018). Hubungan Beban Kerja dan Motivasi Perawat Dengan
Kepatuhan Perawat dalam Melaksanakan SOP Pengurangan Resiko
Infeksi (Hand Hygiene) RSUD DR Abdul Rivai Berau. Diakses tanggal 7
mei 2021, jam 15.02 WITA dari http://dspace.umkt.ac.id
Ayuningtyas, A. (2014). Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi karyawan
dalam promosi jabatan di PT Harapan Jaya Globalindo. Diakses tanggal
19 mei 2021, jam 09.52 WITA dari https://core.ac.uk
Damayanti, D. (2017). Pengetahuan perawat tentang Morse Fall Scale di RS
Roemani Semarang. diakses tanggal 20 mei 2021, jam 09. 22 WITA dari
http://repository.unimus.ac.id/1707/
Dewi, J.(2018). Hubungan pengetahuan dengan kepatuhan perawat dalam
menerapkan pencegahan pasien risiko jatuh di ruang rawat inap RSUD
Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. diakses tanggal 17 mei 2021, jam
11.02 WITA dari http://repository.poltekkes-kaltim.ac.id/792/
Ekawati, V. (2015). Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Praktik Perawat
Mengenai Keselamatan Pasien (Patient Safety) Di Instalasi Gawat
Darurat RS X Semarang, diakses tanggal 7 mei 2021, jam 15.21 WITA
dari http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
Lasmani, H. (2015). Evaluasi Pelaksanaan Pencegahan Risiko Jatuh Oleh Perawat
Di Ruang Rawat Inap Anak. 1-10, diakses tanggal 9 mei 2021, jam 14.05
WITA dari http://jurnal.strada.ac.id/sjik/index.php/sj ik/article/view/122
Hasibuan, M. (2014). Organisasi dan motivasi: Dasar peningkatan produktivitas.
Jakarta: bumi aksara
Hutauruk, A. C. (2017). Pelaksanaan Pencegahan risiko jatuh yang dilakukan
perawat di Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara. diakses tanggal 30

61
mei 2021, jam 14.00 WITA. dari mei
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/1545
Jihan, S. (2020). Hubungan Motivasi dengan praktik perawat dalam pencegahan
risiko jatuh pada anak di rumah sakit kabupaten kendal. diakses tanggal 10
mei 2021, jam 09.33 WITA dari https://doi.org/10.38102/jsm.v2i2.72
Josephine, A. dkk. (2017) Pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan
pada bagian produksi melalui motivasi kerja sebagai variabel intervening
Pada PT. Trio Corporate Plastic (Tricopla). diakses tannggal 27 agustus
2021, jam 14.57 WITA dari http://www.neliti.com
Kalsum, U. (2020). Gambaran pelaksanaan sasaran keselamatan pasien SNARS
eidisi 1.1 di RSUD haji provinsi sulawesi selatan tahun. diakses tanggal 25
mei 2021, jam 14.07 WITA dari http://repository.unhas.ac.id/id/eprint/1426
Kilanteng, E. W. dkk (2015) Hubungan pengetahuan perawat tentang patient safety
dengan tindakan pencegahan risiko jatuh di ruang interna RSUD Maria
Walanda Maramis Airmadidi. diakses tanggal 24 agustus 2021, jam 20.49
WITA dari http://jurnal.unsrittomohon.ac.id
Maimun, N. (2016). Kinerja Keperawatan di Rumah Sakit Bhayangkara Pekanbaru
The Performance Of Nursing In Hospital Bhayangkara Pekanbaru. diakses
tanggal 27 agustus 2021, jam 20.49 WITA dari http://jurnal.htp.ac.id
Mappanganro, A. (2020). Faktor-faktor yang berhubungan dengan upaya
pencegahan risiko jatuh oleh perawat dalam patient safety di Ruang
perawatan anak Rumah Sakit Bhayangkara Makassar. Vol 01 no.2. diakses
tanggal 3 mei 2021, jam 13.47 dari http://jurnalmedikahutama.com
Mawansyah, T. (2017). Hubungan Pengetahuan Sikap dan Motivasi Kerja Perawat
dengan Pelaksanaan Patient Safety Di Rumah Sakit Santa Anna Kendari
Vol.2/No.6., diakses tanggal 25 mei 2021, jam 15. 23 dari
http://ojs.uho.ac.id/index.php/JIMKESMA S/article/view/2938/2193.
moorhead & Griffin. (2013). Perilaku organisasi: Manajemen sumber daya
manusia dan organisasi. Jakarta: Salemba Empat

Neliyana. (2017). Hubungan motivasi perawat dengan kepatuhan pelaksanaan


SPO pencegahan risiko jatuh di ruang rawat inap RS Bhayangkara
palembang. diakses tanggal 2 juni 2021, jam 13.01 WITA dari
http://repository.stik-sitikhadijah.ac.id/id/eprint/601

Oktaviani, Hesti. (2015). Hubungan Pengetahuan Dengan Kepatuhan Perawat


Dalam Pelaksanaan Standar Prosedur Oprasional Pencegahan Resiko
Jatuh Pasien Di Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta. diakses tanggal 1

62
juni 2021, jam 07.12 Dari : https://adoc.tips/hesti-oktaviani-1-sdwi-
sulisetyawati-2-rufaida-nurfitriana.htm
Panjaitan, S. H. (2017). Pencegahan risiko jatuh di ruang penyakit dalamRSUD
Dr. Pirngadi Kota Medan (Skripsi, Universitas Sumatera
Utara,Meda,Indonesia). diakses tanggal 26 agustus 2021 pukul 23.06 dari
http://repositori.usu.ac.id
Purnama, J. A. (2018). Gambaran karakteristik pasien dengan risiko jatuh Siloam
Hospital Manado. diakses tanggal 1 juni 2021, jam 18.25 WITA dari
http://repository.uph.edu/id/eprint/3616
Putri, D. P. (2017). analisa pelaksanaan asesmen pencegahan risiko jatuh pasien
oleh perawat di Rumah Sakit Universitas Tanjungpura Pontianak.diakses
tanggal 4 juni 2021, jam 16.08 WITA
dari http://dx.doi.org/10.26418/jpn.v3i1.27890
Renoningsih, D. Pratiwi. (2016). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Penerapan Patient Safety Pada Perawat Di Instalasi Rawat Inap Rumah
Sakit Umum Pancaran Kasih GMIM Manado. diakses tanggal 23 mei 2021,
jam 17.23 dari http://ejournalhealth.com/index.php/CH/
article/view/106/103)
Saputro, H. (2016). Kinerja Perawat Dalam Pelaksanaan Pencegahan Risiko Jatuh
Di Ruang Rawat Inap Anak, 26–31, diakses tanggal 8 juni 2021 , jam 11.07
dari http://jurnal.strada.ac.id/sjik/index.php/sj ik/article/view/122/116
Sitanggung, S. F. (2020). Pengalaman perawat pelaksana dalam menerapkan
keselamatan pasien (patient safety) di ruang rawat inap Rumah Sakit
Universitas Sumatera Utara. diakses tanggal 28 mei 2021, jam 13.12 WITA
dari http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/28977
Sri, K. M. (2015). Hubungan motivasi dan komitmen kerja perawat dengan
penerapan keselamatan pasien d ruang intensif RSUP Sanglah Denpasar.
diakses tanggal 28. mei 2021, jam 12.00 WITA dari
https://ojs.unud.ac.id/index.php/coping/article/view/32451
Suryandika, M. (2016). Hubungan motivasi kerja dengan kinerja perawat di
Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Omni Alam Sutera. diakses tanggal
20 mei 2021, jam 13.00 dari https://www.esaunggul.ac.id
Tim Penyusun Program Ners. (2021). Panduan Penulisan Skripsi
Wahyuni B, dkk (2020) Hubungan motivasi dengan praktik perawat dalam
pencegahan resiko jatuh pada anak di Rumah Sakit Kabupaten Kendal. di
akses tanggal 18 agustus 2021, jam 17.47 WITA dari
https://doi.org/10.38102/jsm.v2i2.72

63
Wahyuni, B. (2018) Hubungan motivasi dengan praktik perawat dalam
pencegahan resiko jatuh di ruang rawat inap RSUD DR. H. Soewondo
Kendal. di akses tanggal 24 agustus 2021, jam 22.53 WITA dari
https://eskripsi.umpp.ac.id
Widaningsih (2016) Pengaruh Karakteristik Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana
di ruang perawatan intensif Rumah Sakit kelas A dan B Di Indonesia. di
akses tanggal 30 Agustus 2021, jam 14.14 WITA dari
http://ejurnal.esaunggul.ac.id

64
Lampiran 1

65
Lampiran 2

66
67
Lampiran 3

68
Lampiran 4

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN


(INFORM CONCENT)
KepadaYth :
Calon Responden
Dengan Hormat,
Yang bertanda tangan di bawah ini, mahasiswa program Studi S1 Keperawatan
STIKES Muhammadiyah Manado :
Nama : Rahmatia A. Ali
Nirm : 1701028
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan
motivasi perawat dengan upaya pencegahan risiko jatuh dalam penerapan patient
safety. Sebagai bukti ketersedian menjadi responden dalam penelitian, saya
memohon kesediaan untuk bisa bertanda tangan pada lembar persetujuan yang telah
saya siapkan. Mohon partisipasi anda dalam bersedia untuk mengisi lembar
observasi. Kerahasiaan semua informasi akan di jaga dan dipergunakan untuk
kepentingan penelitian dan sebelumnya saya ucapkan terimakasih.

Manado, 2 Agustus 2021

Rahmatia A. Ali

69
Lampiran 5

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Alamat :

Setelah mendapat penjelasan tentang maksud dan tujuan

penelitian ini, maka saya, menyatakan (bersedia / tidak

bersedia*) menjadi responden dalam penelitian dengan judul

“Hubungan Motivasi Perawat Dengan Upaya Pencegahan Risiko

Jatuh Dalam Penerapan Patient Safety Di Ruang Rawat Inap

RSUD Maria Walanda Maramis Minahasa Utara” Demikian

pernyataan ini saya buat dengan penuh kesadaran, dan tanpa unsur

paksaan dari pihak manapun serta jawaban yang saya berikan

adalah yang sejujur- jujurnya demi kelancaran penelitian ini.

Airmadidi,.........Agustus
2021
Responden

(..................................)
Cat:

(*)coret yang tidak perlu

70
Lampiran 6

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN UPAYA PENCEGAHAN


RISIKO JATUH DALAM PENERAPAN PATIENT SAFETY DI RUANG
RAWAT INAP RSUD MARIA WALANDA MARAMIS
MINAHASA UTARA

Nomor Responden :............ Tanggal ............................................... 2021

Nama Responden :......................................

Ruang :......................................

A. KARAKTERISTIK RESPONDEN
1. Umur : 17 - 25 tahun
: 26 -35 tahun

: 36 - 45 tahun
2. Jenis Kelamin : Perempuan
: Laki - laki
3. Pendidikan : S.Kep.Ners
: D-III Keperawatan

4. Status Kepegawaian : PNS


: THL/Tenaga Harian Lepas
5. Lama Bekerja : 1 - 5 Tahun
: 6 – 10 Tahun
: 11 - 15 Tahun

71
Kuesioner A : Motivasi Perawat

Keterangan :

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

KS : Kurang Setuju

TS : Tidak Setuju

Berilah Tanda (X) Pada kolom dibawah ini.

No. PERTANYAAN Alternatif


Jawaban
SS S KS TS
Pengakuan/Penghargaan
1 Saya selalu dipuji atas hasil kerja saya yang baik
2 Saya mendapat dukungan dalam melaksanakan
pekerjaan dari atasan dan teman sejawat
Prestasi
3 Prestasi yang saya capai sangat membantu dan
bermanfaat dalam pekerjaan saya.
Tanggungjawab
4 Saya selalu menyelesaikan tugas yang diberikan atasan
dengan sebaik-baiknya dan tepat waktu
5 Saya akan melaksanakan tugas sesuai dengan tugas
yang telah diberikan oleh atasan saya
6 Setiap tugas yang telah dibuat dan ditetapkan oleh
atasan, saya melakukan dengan penuh tanggung jawab
Promosi/Kenaikan Pangkat
7 Selama saya bekerja di tempat ini saya diberi
kesempatan untuk mengembangkan
kemampuan/potensi saya

72
8 Saya ikut berpartisipasi dalam pengambilan keputusan
untuk menentukan hal yang ingin dicapai oleh atasan
Hubungan Antar Pribadi
9 Saya menjalin hubungan yang harmonis dengan atasan

10 Saya menjalin hubungan yang harmonis antara sesama


teman sejawat dengan saling mendukung
Gaji
11 Saya merasa puas atas gaji yang diberikan

12 Pemberian gaji dapat memotivasi saya dalam


melaksanakan pekerjaan dengan lebih baik
Supervisi
13 Atasan saya selalu memberikan pujian dan dukungan
atas hasil kerja saya yang baik

14 Atasan saya selalu mendengarkan dengan baik


pendapat/keluhan dalam melaksanakan pekerjaan

Kondisi Kerja
15 Kondisi lingkungan tempat kerja saya aman dan
Nyaman

16 Fasilitas di tempat saya bekerja sangat mendukung


dalam kelancaran bekerja

Kuesioner ini telah diteliti oleh Maulana Suryandika (2016)

73
Lembar Observasi B : Upaya Pencegahan Risiko Jatuh

UPAYA PENCEGAHAN RISIKO


JATUH
NO TINDAKAN PENCEGAHAN DILAKUKAN TIDAK
DILAKUKAN
Perawat memasang stiker resiko jatuh
1 berwarna kuning di tempat tidur klien.
Perawat menjelaskan kepada pasien
2 tentang
kemungkinan resiko jatuh dan
tindakan pencegahan resiko jatuh
Perawat merapatkan tempat tidur
3 kedinding/tembok/pasang pagar
pengaman tempat tidur
4 Perawat mendampingi pasien ketika
berjalan
atau mobilisasi, jika tidak ada keluarga.
Perawat mengatur tempat tidur
pada posisi paling rendah dengan
5
roda terkunci dan pagar pengaman
tempat tidur tetap
terpasang dan aman.
Perawat menempatkan bel, telepon,
6 barang – barang pribadi dan alat bantu
yang diperlukan berada dalam
jangkauan pasien dan mudah di lihat.

Perawat memastikan jalur ke kamar


7 mandi/toilet bebas hambatan, tidak
licin dan terang.

Perawat memastikan pasien yang


8 dibawa dengan brankad/ tempat tidur,
posisi bed side rel dalam keadaan
terpasang.
Lembar observasi ini telah diteliti oleh Safitri Hamdani (2017)

74
MASTER TABEL
HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN UPAYA PENCEGAHAN
RISIKO JATUH DALAM PENERAPAN PATIENT SAFETY D RUANG
RAWAT RSUD MARIA WALANDA MARAMIS MINAHASA UTARA

N NA UM JENIS PENDI STATUS LAM KUESI LEMBA k L


O MA UR KEL DIKAN KEPEGA A ONER R O
AMI WAIAN BEK MOTI OBSER
N ERJA VASI VASI
PERA PENCE
WAT GAHAN
RISIKO
JATUH
1 M. 2 1 1 2 1 44 15 1 1
A
2 B.T 2 1 1 1 1 46 12 1 1
3 A.A 2 1 1 1 1 60 16 1 1
4 S.T 1 1 1 1 1 58 16 1 1
5 I.K 1 2 1 2 1 48 14 1 1
6 R.P 1 1 1 2 1 62 16 1 1
7 Y.S 2 1 1 1 2 37 13 2 1
8 S.A 2 1 1 2 1 51 14 1 1
9 G.K 2 1 1 1 1 50 14 1 1
1 D.U 2 2 1 1 1 49 16 1 1
0
1 D.B 2 1 1 1 1 54 16 1 1
1
1 F.G 2 1 1 1 1 64 16 1 1
2
1 A.C 2 1 2 1 1 61 15 2 2
3
1 F.M 2 2 2 1 1 52 11 1 2
4
1 J.T 2 1 1 1 2 53 14 1 1
5
1 F.K 2 2 2 2 1 50 16 1 1
6
1 J.L 2 1 1 1 2 39 12 2 1
7
1 A.K 3 1 1 1 2 48 14 1 1
8
1 A.L 1 2 2 2 1 45 14 2 2
9
2 S.B 2 1 2 1 2 42 15 2 2
0
Keterangan :
Umur : Jenis Kelamin : Pendidikan :

75
2 D.O 2 1 2 2 2 59 11 2 2
1
2 U. 2 1 1 1 1 48 14 1 1
2 M
2 E.T 2 1 1 1 1 44 13 1 1
3
2 T.S 1 2 1 2 1 54 16 1 1
4
2 A.G 2 2 2 2 1 48 12 1 1
5
2 F.B 3 1 2 1 2 46 14 1 1
6
2 T.S 1 1 2 2 1 38 13 2 1
7
2 M. 2 1 1 2 1 44 16 1 1
8 G
2 C.I 1 2 2 2 1 48 14 1 1
9
3 F.Y 2 1 1 2 1 55 14 1 1
0
1 = 17 - 25 Tahun 1 = Perempuan 1 = S. Kep Ners
2 = 26 - 35 Tahun 2 = Laki – laki 2 = D- III
Keperawatan
3 = 36 – 45 Tahun
Status Kepegawaian : Lama Bekerja : Motivasi Perawat :
1 = PNS 1 = 1 - 5 Tahun 1 = Tidak Setuju
2 = THL(Tenaga Harian Lepas) 2 = 6 – 10 Tahun 2 = Kurang Setuju
3 = 11 – 15 Tahun 3 = Setuju
4 = Sangat Setuju
Upaya Pencegahan Risiko Jatuh
1 = Tidak Dilakukan
2 = Dilakukan
Lampiran 8
Hasil Uji Statistik

76
Umur
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 17-25 7 23.3 23.3 23.3
26-35 21 70.0 70.0 93.3
36-45 2 6.7 6.7 100.0
Total 30 100.0 100.0

jenis kelamin
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid perempuan 22 73.3 73.3 73.3
laki-laki 8 26.7 26.7 100.0
Total 30 100.0 100.0

pendidikan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid S.Kep Ners 20 66.7 66.7 66.7
D3 keperawatan 10 33.3 33.3 100.0
Total 30 100.0 100.0

Status Kepegawaian
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid PNS 17 56.7 56.7 56.7
THL/Tenaga
13 43.3 43.3 100.0
Harian Lepas
Total 30 100.0 100.0

77
lama bekerja
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 1 - 5 Tahun 23 76.7 76.7 76.7
6-10 Tahun 7 23.3 23.3 100.0
Total 30 100.0 100.0

Kuesioner Motivasi Perawat


Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Baik 23 76.7 76.7 76.7
Kurang
7 23.3 23.3 100.0
Baik
Total 30 100.0 100.0

Lembar Observasi Pencegahan Risiko Jatuh


Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Dilakukan 25 83.3 83.3 83.3
Tidak
5 16.7 16.7 100.0
Dilakukan
Total 30 100.0 100.0

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kuesioner Motivasi
Perawat * Lembar
30 100.0% 0 .0% 30 100.0%
Observasi Pencegahan
Risiko Jatuh

78
Kuesioner Motivasi Perawat * Lembar Observasi Pencegahan Risiko Jatuh
Crosstabulation
Lembar Observasi
Pencegahan Risiko Jatuh
Tidak
Dilakukan Dilakukan Total
Kuesioner Motivasi Baik Count 22 1 23
Perawat Expected
19.2 3.8 23.0
Count
% of Total 73.3% 3.3% 76.7%
Kurang Count 3 4 7
Baik Expected
5.8 1.2 7.0
Count
% of Total 10.0% 13.3% 23.3%
Total Count 25 5 30
Expected
25.0 5.0 30.0
Count
% of Total 83.3% 16.7% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 10.770a 1 .001
b
Continuity Correction 7.304 1 .007
Likelihood Ratio 9.246 1 .002
Fisher's Exact Test .006 .006
Linear-by-Linear
10.411 1 .001
Association
N of Valid Casesb 30
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.17.
b. Computed only for a 2x2 table

79
Risk Estimate
95% Confidence
Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for
Kuesioner Motivasi
29.333 2.404 357.848
Perawat (Baik / Kurang
Baik)
For cohort Lembar
Observasi Pencegahan
2.232 .945 5.273
Risiko Jatuh =
Dilakukan
For cohort Lembar
Observasi Pencegahan
.076 .010 .574
Risiko Jatuh = Tidak
Dilakukan
N of Valid Cases 30

Lampiran 9 Dokumentasi

80
81
82
Lampiran 10
LEMBAR KONSULTASI SKRIPSI

Nama : Rahmatia A. Ali

Nirm : 1701028

Judul : Hubungan Motivasi Perawat Dengan Upaya Pencegahan Risiko


Jatuh Dalam Penerapan Patient Safety di ruang Rawat Inap RSUD
Maria Walanda Maramis Minahasa Utara

Pembimbing : Kristine Dareda, SKM., M.Kes

83
LEMBAR KONSULTASI SKRIPSI

Nama : Rahmatia A. Ali

Nirm : 1701028

Judul : Hubungan Motivasi Perawat Dengan Upaya Pencegahan Risiko


Jatuh Dalam Penerapan Patient Safety di ruang Rawat Inap RSUD
Maria Walanda Maramis Minahasa Utara

Pembimbing : Ns. Norman Alfiat Talibo, S.Kep., M.Kep

84

Anda mungkin juga menyukai