Anda di halaman 1dari 16

Makalah Manajemen Penunjang

Tentang

Manajemen Laundry Rumah Sakit

Dosen Pengampu : dr.Meri Herliza,MARS

Disusun :

Nama : Oki Trio Sudarta

Nim : 2020.01.00.06.006

Prodi : Administrasi Rumah Sakit

Universitas Mohammad Natsir

Yarsi Bukittinggi

Tahun 2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang mana
atas karunia dan hidayah-Nya pembuatan makalah Manajemen Penunjang ini selesai tepat pada
waktunya. Tugas makalah ini di buat untuk memberikan penjelasan tentang Manajemen
Laundry. Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Manajemen Penunjang

Kesempatan kali ini kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini. Tak lupa kami mengucapkan kepada teman-teman
yang ikut membantu baik secara langsung maupun tak langsung.

Kami sadar makalah ini masih terdapat kekurangan, maka dari itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dan demi kesepurnaan makalah ini. Kami mengucapkan
terima kasih.

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................2
BAB I......................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................5
1.3 Tujuan...........................................................................................................................5
BAB II....................................................................................................................................6
PENDAHULUAN...................................................................................................................6
2.1 Definisi Manajemen Laundry.......................................................................................6
2.2 Tujuan Laundry............................................................................................................6
2.3 Dasar Hukum Laundry.................................................................................................7
2.4 Prinsip Pengelolaan Linen di RS...................................................................................7
2.5 Struktur Organisasi Rumah Sakit...............................................................................8
2.6 SDM Laundry.............................................................................................................10
2.7 Jenis Linen..................................................................................................................11
2.8 Tata Laksana Pengelolaan Laundry...........................................................................12
2.9 Standar Fasilitas Laundry..........................................................................................12
2.10 Sistem Pelayanan Laundry.......................................................................................14
BAB III.................................................................................................................................15
PENUTUP............................................................................................................................15
3.1. Kesimpulan................................................................................................................15
3.2. Saran..........................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................16

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah saikit adalah melalui
pelayanan penunjang medik, khususnya dalam pengelolaan linen di rumah sakit. Linen di
rumah sakit dibutuhkan di setiap ruangan. Kebutuhan akan linen di setiap ruangan ini sangat
bervariasi, baik jenis, jumlah dan kondisinya. Alur pengelolaan linen cukup panjang,
membutuhkan pengelolaan khusus dan banyak melibatikan tenaga kesehatan dengan
berrnacam-macam klasifikasi. Klasifikasi tersebut terdiri dari ahli manajemen, teknisi,
perawat, tukang cuci, penjahit, tukang setrika, ahli sanitasi, serta ahli kesehatan dan
keselamatan kerja. Untuk mendapatkan kualitas linen yang baik, nyaman dan siap pakai,
diperlukan perhatian khusus, seperti kemungkinan terjadinya pencemaran infeksi dan efek
penggunaan bahan-bahan kimia. Linen adalah bahan / kain yang digunakan di rumah sakit
untuk kebutuhan pembungkus kasur, bantal, guling, selimut, baju petugas, baju pasien dan
alat instrument steril lainnya. Peran pengelolaan manajemen linen di rumah sakit cukup
penting. Diawali dari perencanaan, salah satu subsistem pengelolaan linen adalah proses
pencucian. Linen merupakan semua bahan/alat yang terbuat dari alat tenun. Linen di rumah
sakit sangat dibutuhkan pada semua ruangan dalam melakukan pelayanan. Kebutuhan setiap
ruangan terhadap linen bervariasi, baik jenis, jumlah dan kondisinya. Pengelolaan linen yang
baik mulai dari perencanaan, pengorganisasian,pelaksanaan dan monitoring evaluasi akan
memberikan manfaat bagi rumah sakit dengan menciptakan ketersediaan bahan linen dalam
mendukung pelayanan yang diberikan kepada pasien.
Pengelolaan linen RS di Indonesia berdasarkan pedoman pengelolaan linen RS yang
dikeluarkan oleh Depkes (2004) menyatakan bahwa selama ini masih terdapat kendala-
kendala dalam pengelolaan linen di rumah sakit. Kendala-kendala tersebut antara lain seperti:
kualitas linen rumah sakit yang kurang baik, adanya noda yang tidak hilang pada linen saat
pencucian, ketepatan penyedian linen di ruangan, tidak adanya pemisahan linen kotor
infeksius dan linen non infeksius, dan lain sebagainya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu manajemen laundry?

4
2. Apa tujuan laundry?
3. Apa saja dasar hukum laundry?
4. Apa saja prinsip pengelolaan linen?
5. Apa saja struktur organisasi laundry?
6. Apa saja SDM laundry?
7. Apa saja jenis linen?
8. Apa saja tata laksana pengelolaan laundry?
9. Apa saja standar fasilitas laundry?
10. Apa saja system pelayanan laundry?

1.3 Tujuan
1. Menjelaskan definisi manajemen laundry
2. Menejelaskan tujuan laundry
3. Menjelaskan dasar hukum laundry
4. Menjelaskan prinsip pengelolaan linen
5. Menjelaskan struktur organisasi laundry
6. Menjelaskan SDM laundry
7. Menjelaskan jenis linen
8. Menjelaskan tata laksana pengelolaan laundry
9. Menjelaskan standar fasilitas laundry
10. Menjelaskan system pelayanan laundry

BAB II
PENDAHULUAN

2.1 Definisi Manajemen Laundry


Manajemen Linen dan Laundry adalah upaya pengelolaan dan pengawasan
terhadap tahapan-tahapan pencucian linen di rumah sakit untuk mengurangi risiko
gangguan kesehatan dan lingkungan hidup yang ditimbulkan. Linen merupakan salah
satu kebutuhan pasien dirumah sakit yang dapat memberikan dampak kenyamanan
dan jaminan kesehatan. Pengelolaan linen yang buruk akan menyebabkan potensi
penularan penyakit bagi pasien, staf dan pengguna linen lainnya.

5
Maksud dari "Linen" adalah bahan atau kain yang digunakan di rumah sakit untuk
kebutuhan sprei, bantal, guling, selimut, baju petugas, baju pasien dan alat instrument
steril lainnya. Linen yang akan digunakan harus dalam kondisi bersih dan bebas dari
kuman penyakit; maka dilakukan pencucian atau disebut juga Laundry Rumah Sakit
yang didalamnya termasuknya juag proses Sterilisasi. Linen juga harus nyaman
digunakan oleh pasien; maka dilakukan pemeliharaan, perbaiakan atau penggantian.

2.2 Tujuan Laundry


Manajemen pengelolaan linen menjadi sangat penting untuk dilakukan karena
merupakan salah satu fasilitas layanan yang hasilnya berhubungan dengan
kenyamanan dan kepuasan pasien sebagai penggunan jasa layanan. Tujuan
pengelolaan manajemen linen adalah untuk mencegah infeksi nosokomial bagi pasien
dan petugas RS, menjaga ketersediaan bahan linen dan kualitas linen, mengelola
sumber daya RS untuk mampu menyediakan linen sesuai kebutuhan dan harapan
pasien dengan memperhatikan proses pembiayaan dan meningkatkan kepuasan pasien
dan keluarga serta meningkatkan citra positif RS dengan adanya penyediaan linen
yang bersih, sehat dan benar sesuai dengan standar.

1. Menyediakan linen bersih, hygienis dan siap pakai .


2. Memutus mata rantai terjadinya infeksi dengan pemrosesan linen yang benar.
3. Meminimalisasi terjadinya infeksi dengan meningkatkan kewaspadaan standar
4. Meningkatkan mutu pelayanan RS dengan menciptakan ketersediaan linen sesuai
dengan visi, misi, dan filosofi rumah sakit

2.3 Dasar Hukum Laundry


1. UU No 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
2. Pedoman Sanitasi RS di Indonesia tahun 1992
3.Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit tahun 2012
4. Permenkes No 24 Tahun 2016 Persyaratan Teknis Bangunan dan Prasaranana RS
5. Permenkes No 7 Tahun 2019 tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit

2.4 Prinsip Pengelolaan Linen di RS


Kemungkinan menimbulkan infeksi :

6
– Rendah : – Desinfeksi tingkat rendah
– Tinggi : – Desinfeksi tingkat tinggi & Sterilisasi

2.5 Struktur Organisasi Rumah Sakit

Struktur Organisasi Laundry


Tugas dan tanggung jawab masing-masing jabatan:

7
1. Laundry Manager
Bertugas dan berfungsi memimpin/mengorganisir seluruh kegiatan maupun
pelaksanaan kegiatan proses pencucian di laundry dan dry cleaning.
2. Assisten Laundry Manager
Membantu laundry manager menggantikannya pada saat tidak berada di tempat selama
operasional laundry dan dry cleaning berjalan
Bertanggungjawab kepada laundry manager/langsung ke general manager jika laundry
manager tidak berada di tempat tidak boleh mengambil kesimpulan sendiri
3. Laundry Supervisor
Merencanakan, mengorganisir, mengarahkan, mengkoordinir dan mengawasi seluruh
kegiatan bawahannya dalam operasional laundry
4. Valet Supervisor
Merencanakan, mengorganisir, mengarahkan, mengkoordinir dan mengawasi seluruh
kegiatan bawahannya dalam operasional valet
5. Dry Cleaning Supervisor
Merencanakan, mengorganisir, mengarahkan, mengkoordinir dan mengawasi seluruh
kegiatan bawahannya dalam operasional dry cleaning
6. Checker
Memeriksa seluruh cucian tamu sebelum diproses yaitu menangani kondisi cucian
(kancing, saku)
7. Marker
Memberikan tanda kesetiap jenis cucian agar tidak tertukar untuk itu diperlukan linen
paper (kertas kain) yang kuat dan tahan berisi : Nomor kamar, Tanggal, Kode dari si
pembua.
8. Sorterer
Memisahkan-misahkan cucian tamu atas dasar : Jenis baha, Bentuk cucian, Tingkat
pengotoran, Warna cucia.
9. Washer/Extract Melaksanakan proses pencucian, dan pemerasan
10. Tumbler Melaksanakan proses pengeringan setelah dicuci
11. Presser Petugas laundry yang memiliki tugas melincinkan pakaian
12. Finisher Menyelesaikan akhir proses pencucian, antara lain:

8
Linen : room, FB others (swimming pool towel)
Uniform : from all employees
Linen & Uniform section : Bagian dari housekeeping department yaitu tempat
berkumpulnya house laundry
Linen attendent, bertugas mengantar dan mengambil house laundry ke dan dari house
laundry section
Finisher : hanya ada Folder untuk linen dan hanger untukuniform. Biasanya digantung
untuk guest outside laundry, petugasnya desebut hanger/hangingman. Pakaian
biasanya dilipat untuk tamu in-house/yang akan check out, petugasnya: folder dan
pakaian juga kadang-kadang dibungkus, petugas yang membungkus pakaian yang
dilaundry ini disebut wrapper.

2.6 SDM Laundry


Kompetensi
Pelaksanan
Tenaga laundry yang telah mendapat pelatihan
9. Pengawasan Internal
1. Dilakukan oleh atasan langsung
2. Dilakukan oleh dewan pengawas
3. Dilakukan oleh SPI
1. Jumlah Pelaksana 1. Kepala ruangan : 1 orang
2. Tenaga Laundry : 8 Orang
Instalasi laundry merupakan unit penunjang non medik yang memberikan
pelayanan kebutuhan linen yang sesuai standar terutama kepada pasien rawat inap.
Laundry rumah sakit adalah tempat pencucian linen rumah sakit yang dilengkapi
sarana penunjang berupa mesin cuci, alat dan disinfektan, mesin uap (steam boiler),
pengering, meja serta mesin setrika. Sedangkan linen merupakan semua bahan /alat
yang terbuat dari alat tenun (Marza, 2019).Untuk kelancaran pelayanan yang ada di
rumah sakit, maka linen rumah sakit sangat
dibutuhkan pada semua ruangan dalam melakukan pelayanan. Kebutuhan setiap
ruangan terhadap linen bervariasi, baik jenis, jumlah dan kondisinya (Djajang, 2019).
Alurpengelolaan linen cukup panjang, membutuhkan pengelolaan khusus dan banyak

9
melibatkan tenaga kesehatan dengan bermacam-macam klasifikasi. Klasifikasi
tersebut terdiri dari ahli manajemen, teknisi, perawat, tukang cuci, penjahit, tukang
setrika, ahli sanitasi, serta ahli kesehatan dan keselamatan kerja.
Melalui proses pengelolaan linen mulai dari perencanaan, proses
pengadaan,pengadaan, penerimaan, pendistribusian, pemanfaatan, serta pencatatan
dan pelaporan yang baik akan memberikan manfaat bagi rumah sakit guna
menciptakan ketersediaan bahan linen dalam mendukung pelayanan yang diberikan
kepada pasien.

2.7 Jenis Linen


1.Linen medis : linen yang digunakan untuk kegiatan medis yaitu linen harus
memenuhi standar yang telah ditentukan.
Contoh : Laken/sprei, stik laken, duk operasi, jas operasi, dll
2.Linen non medis : linen yang digunakan untuk kegiatan non medis yaoti standar
material dan ukuran tertentu.
Contoh : Taplak meja, Gordyn

2.8 Tata Laksana Pengelolaan Laundry


1. Di tempat laundry tersedia keran air bersih dengan kualitas dan tekanan aliran
yang memadai, air panas untuk disinfeksi dan tersedia disinfektan.
2. Peralatan cuci dipasang permanen dan diletakkan dekat dengan saluran
pembuangan air limbah serta tersedia mesin cuci yang dapat mencuci jenis-jenis
linen yang berbeda.
3. Tersedia ruangan dan mesin cuci yang terpisah untuk linen infeksius dan non
infeksius.
4. Laundry harus dilengkapi saluran air limbah tertutup yang dilengkapi dengan
pengolahan awal (pre-treatment) sebelum dialirkan ke instalasi pengolahan air
limbah.
5. Laundry harus disediakan ruang-ruang terpisah sesuai kegunaannya yaitu ruang
linen kotor, ruang linen bersih, ruang untuk perlengkapan kebersihan, ruang

10
perlengkapan cuci, ruang kereta linen, kamar mandi dan ruang peniris atau
pengering untuk alat-alat termasuk linen.
6. Untuk rumah sakit yang tidak mempunyai laundry tersendiri, pencuciannya dapat
bekerjasama dengan pihak lain dan pihak lain tersebut harus mengikuti
persyaratan dan tatalaksana yang telah ditetapkan.
7. Perlakuan terhadap linen:
8. Pengumpulan, dilakukan :
 Pemilahan antara linen infeksius dan non-infeksius dimulai dari sumber dan
memasukkan linen ke dalam kantong plastik sesuai jenisnya serta diberi label.
 Menghitung dan mencatat linen di ruangan.

2.9 Standar Fasilitas Laundry


Unit Laundry Rumah Sakit X telah memiliki instalasi penerangan (lampu) dan instalasi tenaga
untuk mengoperasikan peralatan seperti mesin cuci, mesin pemeras dan mesin pengering. Unit
laundry Rumah Sakit X telah memiliki prasarana keran air bersih dengan kualitas dan tekanan
yang cukup dan juga sudah tersedia air panas yang langsung tersedia pada mesin cuci untuk linen
infeksius dengan suhu 90oC sedangkan linen non infeksius dicuci hanya menggunakan air biasa.
Sumber air yang digunakan dalam proses pengelolaan linen di unit laundry Rumah Sakit X yaitu
dari air PAM dan sumur bor.
Unit Laundry tidak dilengkapi dengan saluran air limbah yang terhubung ke Instalasi
Pengelolaan Air Limbah (IPAL), tetapi semua limbah air bekas pencucian linen hanya terkumpul
didalam septic tank yang berada tepat di sebelah unit laundry. Septic tank ini bukan hanya milik
unit laundry tetapi juga untuk air limbah dari unit dapur yang berada disebelah unit laundry.
Menurut Permenkes No 7 tahun 2019, laundry harus dilengkapi dengan saluran air limbah
tertutup yang dilengkapi dengan pengolahan awal (pretreatment) sebelum dialirkan ke unit
pengolahan air limbah, hal ini dikarenakan limbah cair dari laundry memiliki kandungan bahan
kimia dan deterjen yang tinggi sehingga harus dilakukan pengolah deterjen bahan kimia sebelum
dialirkan ke IPAL agar ketika limbah tersebut dibuang kelingkungan kualitasnya memenuhi baku
mutu air limbah yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan
tidak mencemari lingkungan.

11
Pada unit laundry prasarana listrik dan air yang memadai sangat dibutuhkan untuk menunjang
proses pengelolaan linen agar dapat berjalan dengan lancar. Apabila prasarana listrik atau air
terputus maka proses pengelolaan linen akan terhambat atau bahkan tidak dapat dilakukan.
Daya di unit laundry cukup besar terutama untuk mesin cuci, mesin pemeras dan mesin
pengering untuk itu disarankan menggunakan kontak dengan kemampuan 25 amper agar tidak
terjadi loncatan bunga api pada saat pembebanan sesaat. Air yang digunakan juga harus
mempunyai standar air bersih berdasarkan Permenkes No. 416 tahun 1992 dan standar khusus
bahan kimia dengan penekanan tidak adanya garam dan besi (Depkes RI, 2004).
Kurangnya sarana dan prasarana penunjang pengelolaan linen di unit laundry dapat
mempengaruhi efisiensi kerja dan pelayanan di unit tersebut, Tripradanti (2015).
Unit laundry Rumah Sakit X telah memiliki 1 mesin cuci infeksius dan 4 mesin cuci non
infeksius. Diantara 4 mesin cuci non infeksius tersebut 2 (dua) diantaranya merupakan mesin
cuci non infeksius yang digunakan untuk mencuci linen yang berukuran kecil seperti lap tangan
dan pada mesin cuci ini juga terdapat fasilitas untuk mengeringkan linen. Untuk mesin cuci linen
infeksius menggunakan mesin cuci model terbaru yang sudah tersedia fasilitas pemerasan linen
dengan kapasitas 60 kg sedangkan untuk linen non infeksius menggunakan mesin cuci lama yang
dipasang permanen di unit laundry dengan kapasitas 60 kg.
Mesin cuci untuk linen infeksius dan linen non infeksius harus dibedakan untuk mengurangi
resiko kontaminasi mikroorganisme dan juga menekan biaya operasional laundry karena linen
infeksius membutuhkan bahan pencuci lebih banyak dalam proses pencuciannya.
Terdapat 1 mesin pemeras yang hanya digunakan untuk memeras linen non infeksius dimana
mesin pemeras ini merupakan mesin buatan Jepang. Mesin pemeras ini sudah dipasang secara
permanen dan merupakan peralatan yang berusia cukup lama di unit laundry dan masih
berfungsicukup baik. Unit laundry RS X memiliki 1 mesin pengering yang digunakan untuk
mengeringkan linen non infeksius dan linen infeksius juga sudah dipasang permanen dekat
dengan saluran pembuangan air limbah berupa septic tank.

Alat setrika yang digunakan pada unit laundry RS X adalah alat setrika manual yang biasa
digunakan dalam rumah tangga, bukan menggunakan mesin penyetrika flat ironer ataupun press
ironer yang biasa digunakan oleh laundry rumah sakit, juga terdapat meja sebagai alas dalam
proses penyetrikaan linen.

12
Menurut Depkes RI (2004), penyetrikaan linen pada unit laundry menggunakan Flatwork Ironer
atau Pressing Ironer yang membutuhkan tenaga listrik sekitar 3,8 Kva – 4 Kva per alat atau jenis
yang menggunakan uap dari boiler dengan tekanan uap sekitar 5 kg/cm2 dan tenaga listrik
sekitar 1 Kva perunit alat. Tidak terdapat mesin uap karena sudah tidak digunakan lagi pada unit
laundry RS X.
Tidak terdapat alat dan disinfektan pada unit laundry RS X, hanya terdapat beberapa peralatan
pembersih seperti sapu, dan kain pel. Alat dan disinfektan diperlukan di dalam unit laundry
rumah sakit, karena di dalam unit laundry akan terdapat banyak kuman penyakit terutama pada
peralatan yang digunakan dalam pengelolaan linen seperti ember, kereta linen, sarung tangan
petugas laundry dan beberapa peralatan lainnya yang jika tidak dilakukan disinfeksi maka kuman
tersebut akan tetap hidup dan dapat menginfeksi petugas laundry.

13
2.10 Sistem Pelayanan Laundry

14
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Manajemen Linen dan Laundry adalah upaya pengelolaan dan pengawasan terhadap tahapan-
tahapan pencucian linen di rumah sakit untuk mengurangi risiko gangguan kesehatan dan
lingkungan hidup yang ditimbulkan.

Instalasi laundry merupakan unit penunjang non medik yang memberikan pelayanan
kebutuhan linen yang sesuai standar terutama kepada pasien rawat inap. Laundry rumah sakit
adalah tempat pencucian linen rumah sakit yang dilengkapi sarana penunjang berupa mesin cuci,
alat dan disinfektan, mesin uap (steam boiler), pengering, meja serta mesin setrika. Sedangkan
linen merupakan semua bahan /alat yang terbuat dari alat tenun.

Melalui proses pengelolaan linen mulai dari perencanaan, proses pengadaan, pengadaan,
penerimaan, pendistribusian, pemanfaatan, serta pencatatan dan pelaporan yang baik akan
memberikan manfaat bagi rumah sakit guna menciptakan ketersediaan bahan linen dalam
mendukung pelayanan yang diberikan kepada pasien.

3.2. Saran
1. Menyediakan kantong pemisah berbeda warna untuk troli pengangkut linen kotor agar
linen infeksius dan non infeksius mudah dibedakan.
2. Monitoring dan evaluasi dilakukan oleh kepala laundry diunit laundry, dalam proses
pemilihan linen kotor untuk mengetahui berat linen dan takaran detergen
3. Diharapkan untuk membuat standar pengantian linen baru agar kwalitas dan kepuasan
pasien terhadap pelayanan di rumah sakit tetap terjaga.
4. Diharapkan kepatuhan petugas pencucian di unit laundry terhadap pemakaian APD saat
bekerja lebih ditingkatkan.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://krakataumedika.com/info-media/artikel/pengelolaan-linen-dan-laundry-di-rumah-sakit

http://mmrs.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2016/05/1.-Manajemen-Linen-Rumah-Sakit.pdf

https://m.mediaindonesia.com/humaniora/95129/rumah-sakit-harus-miliki-standarisasi-
laundry#:~:text=Sebenarnya%20aturan%20tentang%20Pengelolaan%20Tempat,Persyaratan
%20Kesehatan%20Lingkungan%20Rumah%20Sakit

https://snars.web.id/rs/dokumens/04-panduan/panduan-pengelolaan-linen/

bab2_18464.pdf

https://www.academia.edu/27498528/STRUKTUR_ORGANISASI_LAUNDRY

https://jom.htp.ac.id/index.php/kesmas/article/download/18/34/1450

https://www.imaury.com/artikel/jenis-dan-bahan-linen-rumah-sakit

https://galihendradita.wordpress.com/2017/04/15/pengelolaan-tempat-pencucian-linen-laundry/

16

Anda mungkin juga menyukai