Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN

EARLY EXPOSURE RSI YARSI BUKITTINGGI

Disusun :

Oki Trio Sudarta 2020.01.00.06.006

Fatma Andriani 2020.01.00.06.016

Intan Indah Wulandari 2020.01.00.06.021

S1 ADMINISTRASI RUMAH SAKIT

UNIVERSITAS MOHAMMAD NATSIR

BUKITTINGGI

2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur tidak henti-hentinya kita panjatkan kehadirat Allah Swt yang
telah memberikan rahmat, nikmat dan anugerah-Nya sehingga Laporan kegiatan Early
Exposure ini dapat terselesaikan dengan baik, meski jauh dari kata sempurna.

Laporan ini sangat jauh dari kesempurnaan, maka kami sebagai penyusun laporan
sangat menanti tegursapa serta kritik dan saran membangun dari pembaca untuk lebih bisa
menyempurnakan laporan ini. Dan kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dan terlibat dalam proses pembuatan Laporan Kegiatan Early
Exposure ini.

Akhir kata. saya berharap mudah-mudahan laporan ini dapat dimanfaatkan dengan
sebaik-baiknya, dan bisa menjadi tolak ukur kita terhadap dunia kesehatan sebaik mungkin.

Billahttaufiq walhidayah Wassalaamu alaikumwr.wb..

Bukittinggi, 17 Januari 2023


DAFTAR ISI

BAB I.....................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................4
1.2 Tujuan Kegiatan...........................................................................................................5
1.3 Manfaat Kegiatan.........................................................................................................5
BAB II...................................................................................................................................7
LAPORAN KEGIATAN.....................................................................................................7
2.1. Depo Rawat Inap.........................................................................................................7
2.2. Gudang farmasi...........................................................................................................7
2.3. Logitik Umum.............................................................................................................8
2.4. Apotek.........................................................................................................................8
2.5. Iventaris.......................................................................................................................9
BAB III................................................................................................................................10
PENUTUP...........................................................................................................................10
3.1. Kesimpulan................................................................................................................10
3.2. Saran..........................................................................................................................10
REFERENSI.......................................................................................................................11
LAMPIRAN........................................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Bukittinggi berawal dengan berdirinya Yayasan Rumah
Sakit Islam Sumatera Barat di Padang pada tanggal 31 Januari 1969 (Akta Notaris Hasan
Qalbi No. 20) atas prakarsa Bapak M. Natsir, baik selaku pribadi maupun selaku Ketua
DewanDakwah Islamiah Indonesia.

Yayasan ini mempunyai tujuan untuk meningkatkan derajad kesehatan yang optimal
bagi masyarakat seluruhnya tanpa memandang perbedaan agama, kedudukan, warna kulit,
bertitik tolak dari niat yang diikrarkan "sesungguhnya sholatku, pengorbananku, hidup dan
matiku bagi Allah sekalian alam".

Pelayanan depofarmasi di suatu rumah sakit dikelola oleh unit atau instalasi farmasi
yang bertugasmenyelenggarakan, mengkoordinasikan, mengatur dan mengawasi seluruh
kegiatanpelayanan depo farmasi. Instalasi Farmasi di rumah sakit merupakan bagian
terpenting dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit dimana Instalasi Farmasi melakukan
kegiatan pengelolaan sediaan farmasi atau perbekalan farmasi.

Begitupun juga pada gudang farmasi pada rumah sakit. Gudang dalam hal ini sangat
berperan penting dalam menjaga dan menyimpan obat-obatan agar kerusakan pada obat
dapat diminimalisir.

Gudang farmasi adalah sarana pendukung kegiatan produksi industrifarmasi yang


berfungsi untuk menyimpan bahan baku, bahan kemas, dan obatjadi yang belum digunakan
oleh unit lain. Selain untuk penyimpanan, gudangjuga berfungsi untuk melindungi bahan
(baku dan pengemas) serta obat jadi daripengaruh luar dan binatang pengerat, serangga,
serta melindungi obat darikerusakan.

Manajemen logistik pada Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Bukittinggi merupakan salah
satu aspek yang penting. Ketersediaan logistik menjadi tuntutanpelayanan yang maksimal.
Manajemen logistik pada kantor tersebut meliputitahap-tahap yaitu perencanaan,
pengadaan, perawatan, dan penghapusan yangsaling terkait satu sama lain, sehingga harus
terkordinasi dengan baik agarmasing-masing dapat berfungsi secara optimal.
Pengelolaan logistik yang baik dapat memberi pengaruh yang besarterhadap kualitas
pelayanan, maka dari itu, pengelolaan logistik perlu diawasiuntuk mengetahui kelemahan
dan kelebihan dalam pelaksanaan oprasionalnyasehingga dapat dilakukan tindakan
perbaikan untuk hal pelaksanaan pengelolaanlogistik yang masih belum optimal.

Pengelolaan barang inventaris rumah sakit adalah suatu tatanan yang harus
tertibadministrasi yang bertujuan untuk penghematan keuangan, penghitungan kekayaan
danmutu pengendalian rumah sakit yang meliputi) perenanaan dan penentuan
kebutuhan, penganggaran, pengadaan, penyimpanan dan penyaluran, penggunaan dan
pemeliharaanserta penghapusan.

1.2 Tujuan Kegiatan

1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengetahui siklus logistik, perencanaan, penganggaran, pengadaan
dan pengelolaan logistik di rumah sakit.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu mengisi kartu stok obat.
b. Mahasiswa mampu melakukan penyusunan obat sesuai SPO rumah sakit.
c. Mahasiswa mampu mengisi kartu stok logistik umum.
d. Mahasiswa mampu membuat daftar inventaris ruangan.

1.3 Manfaat Kegiatan

1. Bagi Mahasiswa
Membantu meningkatan wawasan dan pengetahuan lebih dalam untuk mahasiswa
dan meningkatkan juga skill dalam keterampilan berfikir dan menyelesaikan masalah
serta membantu kemampuan kerjasama baik dengan petugas medis atau non medis.

2. Bagi Universitas
Dapat meningkatkan kualitas dan lulusan bagi program administrasi rumah sakit sesuai
kompetensi dan panduan juga kualifikasi pendidikan.
3. Bagi Rumah Sakit
Terlaksananya fungsi dan kinerja rumah sakit sebagai tempat penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka tingkatnya kemampuan
dalam pemberian pelayanan kesehatan di rumah sakit.
BAB II
LAPORAN KEGIATAN
2.1 Manajemen logistik RSI Ibnu Sina Bukittinggi

A. Definisi manajemen logistik

Logistik merupakan suatu ilmu pengetahuan dan atau seni serta proses mengenai
perencanaan dan penentuan kebutuhan pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan
pemeliharaan serta penghapusan material/alat-alat (aditama, 2003).

Manajemen logistik adalah suatu ilmu pengetahuan dan atau seni serta proses mengenai
perencanaan dan penentuan kebutuhan pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan
pemeliharaan serta penghapusan material/alat-alat, sehingga manajemen logistik mampu
menjawab tujuan dan bagaimana cara mencapai tujuan dengan ketersediaan bahan
logistik setiap saat bila dibutuhkan dan dipergunakan secara efisien dan efektif (Subagya,
1994).

B. Tujuan manajemen logistik

Manajemen logistik bertujuan agar persediaan barang bisa diatur menurut kuantitas dan
kualitas yang benar, sehingga proses distribusi dan pengadaan barang pun bisa efisien
dan efektif.

Penyelenggaraan logistic memberikan kegunaan (utility)waktu dan tempat. Kegunaan


tersebut merupakan aspek penting dari operasi perusahaan dan juga pemerintah
(Bowersox,2004 ) Sejalan dengan pengertian manajemen logistik menurut Aditama (2003)
maka tujuan manajemen logistik mempunyai tiga tujuan, yaitu:

1.Tujuan operasional, agar tersedianya barang serta bahan dalam jumlah yang tepat dan
mutu yang memadai.

2.Tujuan keuangan meliputi pengertian bahawa upaya tujuan operasional dapat


terlaksana dengan biaya yang serendah-rendahnya.
3.Tujuan pengamanan bermaksud agar persediaan tidak terganggu oleh kerusakan,
pemborosan, penggunaan tanpa hak, pencurian, dan penyusutan yang tidakwajar lainnya.
9 Ciri- ciri utama logistik adalah integrasi berbagai dimensi dan tuntutan terhadap
perpindahan (movement) dan penyimpanan (storage) yang strategis (Bowersox,2004).

C. Fungsi manajemen logistik

Penerapan manajemen logistik berfungsi sebagai perencanaan terkait keperluan dari


setiap program di dalam organisasi. Mulai dari menganalisa keperluan dan juga
menentukan skala prioritas hingga ketersediaan produk.

Fungsi manajemen logistik menurut Aditama (2003) yaitu fungsi perencanaan dan
penentuan kebutuhan, fungsi penganggaran, fungsi pengadaan, fungsi penyimpanan,
fungsi pemeliharaan, fungsi penghapusan, fungsi pengendalian.

1. Fungsi Perencanaan dan Penentuan Kebutuhan

Menurut PMK no.58 tahun 2014, perencanaan kebutuhan merupakan kegiatan untuk
menentukan jumlah dan periode pengadaan persediaan farmasi, alat kesehatan, dan
bahan medis habis pakai sesuai dengan hasil kegaitan pemilihan untuk mencapai
terpenuhinya kriteria tepat jenis, tepat jumlah, tepat waktu dan efisien.

Perencanaan obat dilakukan untuk menghindari kekosongan dengan menggunakan


metode dan dasar-dasar perencanaan yang telah ditentukan antara lain konsumsi,
epidemiologi/morbiditas, kombinasi metode konsumsi dan epidemiologi dan disesuaikan
dengan anggaran.Perencanaan biasanya dilakukan bulanan atau mingguan untuk
mengendalikan persediaan dan tempat distribusi.

2. Fungsi penganggaran

Tujuan penganggaran di rumah sakit yang disejalankan dengan rencana bisnis rumah sakit
adalah untuk program pelayanan pasien, peningkatan dan pengendalian mutu, pelatihan
staf dan terakhir yang tidak kalah pentingnya adalah untuk keuntungan RS secara
menyeluruh.
3. Fungsi Pengadaan

Dwiantara dan Sumarto (2004) menyatakan bahwa fungsi pengadaan ini pada hakikatnya
merupakan serangkaian kegiatan untuk menyediakan logistik sesuaidengan kebutuhan,
baik berkaitan dengan jenis dan spesifikasi, jumlah, waktumaupun tempat, dengan harga
dan sumber yang dapat dipertanggungjawabkan.

4. Fungsi Penerimaan dan Penyimpanan

Tujuan utama diselenggarakan fungsi penerimaan dan penyimpanan barang adalah untuk
memferifikasi barang yang diterima dari pemasok dan melindungi barang tersebut dari
kehilangan atau pencurian.

5. Fungsi Pemeliharaan

Merupakan usaha atau proses kegiatan untuk mempertahankan kondisi teknis, daya
guna, dan daya hasil barang inventaris tgl (Aditama,2003). Pemeliharaan terdiri dari dua
katagori yaitu pemeliharaan korektif dan pemeliharaan preventif.

6. Fungsi Penghapusan

Penghapusan logistik juga memilki fungsi yaitu melakukan pengurusan dan


penyelenggaraan pembebasan material dari pertanggungjawaban pengurus barang
menurut peraturan yang berlaku untuk meminimalisir kerugian organisasi.

7. Fungsi pengawasan

Tujuan Pengawasan adalah untuk menghindari kemungkinan adanya terjadinya


penyelewengan atau penyimpangan, baik yang bersifat anggaran (budgeting) ataupun
proses (prosedur) dan kewenangan (authority).

2.2. Depo Rawat Inap


Depo farmasi rawat inap merupakan bagian dari Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS)
yang melayani kegiatan kefarmasian yaitu pengelolaan dan pelayanan resep obat pada
pasien rawat inap. Pengelolaan obat di depo farmasi rawat inap harus lebih efektif karena
pasien yang dirawat di rumah sakit harus berada dalam lingkungan yang terkontrol di mana
diberikan pengobatan terjadwal oleh tenaga medis baik obat oral maupun injeksi, serta
pasien yang dirawat inap dapat beresiko mengalami komplikasi atau infeksi dari
pengobatan yang telah diterima sehingga membutuhkan perawatan yang lebih.

Penyimpanan Sediaan Farmasi berdasarkan:

a) FEFO (First Expired date First Out), obat-obat yang tanggal kadaluarsanya lebih
dahulu diletakkan di depan
b) Narkotik dan Psikotropik
c) Suhu penyimpanan:
 Suhu ruang (15-25°C) pada ruangan AC.
 Suhu dingin (28°C), pada almari pendingin contoh sediaan suppositiria, insulin
dan serum.

d) Bentuk Sediaan

 Tablet
 Sirup
 Injeksi
 Infus
 Obat luar

f) Alfabetis

Tempat penyimpanan obat menggunakan rak bersusun dan almari. Tiap item obat
diletakkan pada box yang sudah diberi label. Ada beberapa warna label yaang terdiri
dari warna kuning merah, biru, dan putih. Warna kuning digunakan pada kotak obat
yang memiliki kemiripan atau interaksi dengan obat lain (BSL, DSL, LA, dan SA),
warna merah digunakan untuk obat yang tidak aman pada wanita hamil (kategori D
atau X), warna biru digunakan untuk obat yang mempunyai interaksi dengan makanan,
dan warna putih digunakan untuk obat yang tidak ada kemiripan (BSL, DSL, LA, dan
SA), tidak ada interaksi dengan obat, makanan serta aman untuk wanita hamil.
Obat narkotika dan psikotropik diletakkan pada satu bagian pada lemari yang
menempel di lantai dan berpintu ganda. Hal ini sesuai dengan UU No.35 Tahun 2009
tentang Narkotika bahwa Almari tempat penyimpanan narkotik harus mempunyai 2
kunci yang satu untuk menyimpan narkotika sehari-hari dan yang lainnya untuk
narkotika persediaan dan mofin, pethidin dan garam-garamnya.

Di Depo Rawat Inap RSI Ibnu Sina Bukittinggi, kelompok kami melakukan beberapa
kegiatan diantaranya:

1. Mencatat expired obat injeksi


2. Membantu memasukkan obat pasien ke dalam plastik obat
3. Mencocokkan barang yang masuk ke depo dengan yang ada di struck
4. Menyusun infus ke gudang depo
5. Mengantarkan KIO dan beberapa berkas ke ruang Siti Fatimah
6. Mengantarkan stok infus ke ruang rawat inap bedah
7. Menyusun amprah obat
8. Mengambil obat dari depo ke apotek bawah
9. Menjemput obat ke logistik farmasi

2.3. Gudang farmasi


Gudang farmasi merupakan tempat penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, dan
pemeliharaan barang persediaan berupa obat, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan
lainnya. Kegiatan yang dilaksanakan di gudang farmasi untuk mengelola barang
persediaan farmasi yang dilakukan sedemikian rupa agar kualitas tetap terjaga, barang
terhindar dari kerusakan fisik, pencarian lebih mudah dan cepat, dan aman dari pencuri dan
mempermudah pengawasan ketersediaan obat dan alat kesehatan lainnya.
Tersedia pula alat medis seperti syringe, kasa steril, infus set, dan lainnya. Gudang
farmasi ini juga disiapkan sebagai tempat penampungan obat dan alat kesehatan terhadap
program rutin yang dilaksanakan di daerah. Semisal program pencegahan malaria, HIV,
TBC, dan lainnya.
Di Gudang Farmasi RSI Ibnu Sina Bukittinggi, kelompok kami melakukan beberapa
kegiatan diantaranya:
1. Menyusun amprah obat
2. Mencocokkan stok kapsul kosong dengan struk
3. Melakukan pemusnahan obat yang telah expired
4. Setelah dimusnahkan, kemudian dimasukkan kedalam lemari expired
5. Menyusun faktur surat pesanan psikotropika

2.4. Logitik Umum


Secara umum logistik adalah ilmu pengetahuan yang digunakan dalam proses
penyimpanan, penyaluran, pemeliharaan hingga penghapusan terhadap barang atau alat
tertentu. Logistik di rumah sakit yaitu bahan untuk kegiatan operasional yang sifatnya
habis pakai misalnya persediaan logistik di rumah sakit yaitu ada; dapur, farmasi,
laboraturium, air, alat tulis kantor (ATK), kerumah tanggaan (listrik, sabun, tisu, sapu,
karbol), laundry dan persediaan makanan.

Di logistik umum RSI Ibnu Sina Bukittinggi, kelompok kami melakukan beberapa
kegiatan diantaranya:

1. Menyusun barang barang yang ada di logistik umum ke rak penyimpanan


2. Menyusun barang sesuai dengan abjad dan sesuai kebutuhan
3. Memeriksa daftar amprah apakah sesuai kebutuhan atau apakah harus ada yang
dikurangi
4. Mencatat jumlah stok barang yang tinggal di rak penyimpanan

2.5. Apotek
Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian
oleh Apoteker. Fasilitas Kefarmasian adalah sarana yang digunakan untuk melakukan
pekerjaan kefarmasian. Fungsi dan tugas dari apotek yaitu tempat menyalurkan
pembekalan farmasi yang harus menyebarkan obat yang dibutuhkan masyarakat secara
luas, tempat farmasi melakukan peracikan obat, pengubahan bentuk, pencampuran obat
dan penyerahan obat.
Di apotek, Anda bisa mendapatkan sediaan farmasi yang terdiri atas obat, bahan obat,
obat tradisional, bahkan kosmetik. Beberapa apotek juga menjual alat kesehatan dan alat
medis sekali pakai, termasuk masker, plester, atau perban.
Apotek adalah tempat yang memungkinkan Anda mendapatkan pelayanan
kefarmasian (bukan hanya menjual obat) oleh apoteker.
Pelayanan kefarmasian yang dimaksud adalah:
•Pengkajian resep
•Dispensing (pemberian obat)
•Pelayanan informasi obat
•Konseling
•Pemantauan penggunaan obat
•Pemantauan efek samping obat

Di apotek RSI Ibnu Sina Bukittinggi , kelompok kami melakukan beberapa kegiatan
diantaranya:
1. Menghitung jumlah stok obat injeksi
2. Kegiatan menginput data no hp ( surat eligibilitas peserta BPJS penyakit paru pada
aplikasi pilar hospital atau farmasi untuk pengecekan obat
3. Memisahkan lembaran resep pasien (lembaran putih/asli dengan lembaran biru).
Putih untuk apotek dan biru untuk BPJS, gunanya untuk pengambilan obat pasien.

2.6. Iventaris
Secara umum, inventaris merupakan daftar yang memuat semua barang milik
perusahaan, institusi, kantor, atau pabrik yang dipakai dalam melaksanakan tugas tertentu.
Pelaksanaan Inventarisasi
1. Memberi koding pada barang-barang yang diinventarisasikan.
2. Barang-barang inventaris rumah sakit harus diberi tanda dengan menggunakan
kode-kode barang sesuai dengan petunjuk yang terdapat dalam Manual
Administrasi barang.
3. Membuat Daftar Rekapitulasi Tahunan Laporan triwulan mutasi barang inventaris
yaitu daftar tempat mencatat penambahan dan pengurangan barang inventaris
pada suatu organisasi selama triwulan yang bersangkutan.
4. Daftar isian inventaris yaitu tempat mencatat semua barang inventaris menurut
golongan atau klasifikasi yang telah ditetapkan.

Di inventaris RSI Ibnu Sina Bukittinggi, kelompok kami melakukan beberapa


kegiatan diantaranya :
1. Mendistribusikan peminjaman barang untuk rumah sakit lain
2. Memindahkan barang dari unit lama ke unit baru

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dengan diselenggarakannya kegiatan Early Exposure ini, mahasiswa dapat
meningkatkan pengetahuan mereka tentang dunia kerja yang ada di rumah sakit.
Pengetahuan tentang Depo rawat inap, Gudang farmasi, Logistik umum, Apotek, Iventaris
di RSI IBNU SINA BUKITTINGGI.

Selain itu, dengan diadakannya kegiatan ini mahasiswa dapat mempelajari bagaimana
pelaksanaan serta proses kelangsungan di RSI IBNU SINA BUKITTINGGI. Juga dapat
menumbuhkan sikap profesional seperti integritas ,rasa tanggung jawab, kemampuan
bekerjasama dengan tim, dapat dipercaya, serta menaruh perhatian.

3.2. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini akan
tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini
dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan sebagai bahan evaluasi untuk
kedepannya.
REFERENSI
"Pembimbing di lapangan RSI Ibnu Sina Bukittinggi"

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai