Anda di halaman 1dari 21

MANAJEMEN KEPERAWATAN

DIRUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. (H.C) IR. SOEKARNO

Disusun oleh :

1. Robbi Mili Sania 18100042


2. Reda Ardila 18100039
3. Seli Weliyani 18100057
4. Yora jawana 18100058
5. Risky febri widiyarti 18100046
6. Wulan Silvani Kesuma Ningtias 18100037
7. Yulisdiyana purnama 1910072P
8. Shella Anjely Suryani 18100059

PROGRAM STUDI ILMU KEPERWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
CITRA DELIMA BANGKA BELITUNG TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh banyak nikmat yang Allah berikan,


tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian
alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya,
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan manajemen keperawatan.

Dalam penyusunannya, kami memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena
itu kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua yang telah
memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua
kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan
menuntun pada langkah yang lebih baik lagi:

Meskipun kami berharap isi dari laporan manajemen keperawatan ini bebas dari
kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar laporan manajemen keperawatan ini
dapat lebih baik lagi.

Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Pangkalpinang, 26 Januari 2022

Penyusun

Kelompok 5

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................................4

A. LATAR BELAKANG...............................................................................................................4

B. TUJUAN....................................................................................................................................5

BAB II ISI..........................................................................................................................................6

A. Fungsi perencanaan.................................................................................................................7

B. Fungsi perorganisasian............................................................................................................8

C. Fungsi pengarahan...................................................................................................................9

D. Fungsi Pengendalian.............................................................................................................10

BAB III PEMBAHASAN................................................................................................................12

A. Metode Tim............................................................................................................................12

B. Operan....................................................................................................................................15

C. Pre conference........................................................................................................................16

D. Post conference......................................................................................................................16

E. Ronde keperawatan...............................................................................................................17

F. Mutu Pelayanan Keperawatan.............................................................................................18

G. Indikator mutu pelayanan....................................................................................................19

H. Supervisi.................................................................................................................................21

BAB IV PENUTUPAN....................................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................24
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit merupakan suatu institusi pelayanan kesehatan yang kompleks dan juga
komponen yang sangat penting dalam meningkatkan status kesehatan bagi masyarakat.
Pengelolaan pelayanan dan asuhan keperawatan merupakan salah satu fungsi rumah sakit
yang merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan yang bertujuan mempertahankan
status kesehatan masyarakat seoptimal mungkin. Rumah sakit sebagai salah satu tatanan
pemberian asuhan keperawatan kepada masyarakat yang harus mampu menyediakan berbagai
jenis pelayanan kesehatan yang kompleks dan berkualitas (Ilyas, 2007).
Perawat memiliki peran yang sangat penting dalam mencapai kualitas pelayanan
kesehatan terhadap pasien karena perawat merupakan ujung tombak dalam pemberian
pelayanan kesehatannya. Perawat berkewajiban dalam pemberian asuhan keperawatan, untuk
memberikan asuhan keperawatan ada beberapa metode yang digunakan. Metode keperawatan
merupakan suatu system yang diterapkan dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada
pasien untuk meningkatkan derajat kesehatan dan tingkat kepuasan pasien. Metode
keperawatan yang biasa digunakan di Indonesia adalah metode primer, metode kasus, metode
tim dan metode fungsional (Sumijatun, 2010).
Manajemen keperawatan merupakan suatu sistem proses pelaksanaan pelayanan
keperawatan melalui anggota staf keperawatan dalam pemberian asuhan keperawatan kepada
pasien. Prinsip-prinsip dalam manajensen keperawatan ada tiga prinsip utama yaitu efektif
dalam memilih alternatif kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi, efisiensi dalam
pemanfaatan sumber daya manusia, dan wajar dalam pengambilan keputusan manajerial.
Penerapan manajemen keperawatan diperlukan peran setiap orang yang terlibat di dalamnya
untuk menyikapi posisi staf masing-masing melalui fungsi manajemen (Muninjaya, 2011).
Menurut Siwanto (2009), fungsi manajemen akan mengarahkan perawat dalam mencapai
tujuan yang akan ditujukan dengan menerapkan proses keperawatan yang terdiri pada empat
elemen yaitu fungsi perencanaan (Planning), fungsi pengorganisasian (Organizing), fungsi
pengarahan (Actuating) dan fungsi sama lain.
Pelayanan Ruang Rawat Dewasa kelas 2 di Rumah Sakit Umum Provinsi Ir.(H.C)
soekarno merupakan bagian dari pelayanan yang merawat pasien dewasa kelas 2 dengan
semua kasus yang meliputi penyakit infeksi dan non infeksi . dalam rangka mendukung visi
dan misi rumah sakit yang menjadi pusat rujukan diseluruh masyarakat provinsi Kepulauan
Bangka Belitung maka perlu disusun program pengendalian (Controlling) yang merupakan
siklus manajemen yang saling berkaitan satu yang jelas dan matang. Hal tersebut terkait
dengan profesionalisme tenaga keperawatan yang merupakan tolak ukur dalam meningkatkan
produktifitas dalam memberikan asuhan keperawatan.

B. TUJUAN
1. Tujuan umum

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran manajemen
keperawatan dan menambah wawasan keilmuan.
2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui fungsi dan kewenangan kepala ruangan, ketua tim dan perawat
pelaksana.
b. Untuk memahami metode penugasan yang di terapkan di ruangan.
c. Untuk memahami proses operan, pre dan post conference, ronde keperwatan, dan
d. Untuk mengenali supervisi di Ruang Rawat Dewasa Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
(H.C) Ir. Soekarno.
BAB II

ISI

Peran dan fungsi kepala ruangan diruang rawat dalam fungsi manajemen keperawatan
antara lain perencanaan, pengorganisasian, pengaturan ketenagaan, pengarahan, pengawasan
dan pengendalian mutu yang merupakan satu siklus yang saling berkaitan satu sama lain
(Marquis, B.L & Huston, 2012).
Menurut Nursalam (2015) tanggung jawab ketua tim adalah membuat perencanaan,
membuat penugasan, supervisi dan evaluasi, mengenal/mengetahui kondisi pasien dan dapat
menilai tingkat kebutuhan pasien, mengembangkan kemampuan anggota, menyelenggarakan
konferensi.
Perawat pelaksana diartikan pelaksana peran perawat yang menyangkut pemberian
pelayanan kesehatan kepada individu, keluarga, atau mayarakat berupa asuhan keperawatan
yang komprehensif meliputi asuhan pencegahan pada tingkat satu, dua atau tiga, baik
langsung maupun tidak langsung. (Citra 2011).
Metode penugasan merupakan suatu aspek penting dalam dunia keperawatan, hal ini
dibutuhkan agar perawat mampu bekerja secara maksimal. Untuk itu dalam pemilihan
metode penugasan. perlu memperhatikan berberaphal berikut: jumlah tenaga perawat,
kualifikasi staff, dan klasifikasi pasien. (Bassie, L 2013).
Menurut Nursalam (2014) Metode Fungsional pengorganisasian tugas pelayanan
Metode yaitu keperawatan yang didasarkan kepada pembagian tugas menurut jenis yang
dilakukan.
Metode Keperawatan Total Metode keperawatan asuhan pasien total adalah model
pegelolaan asuhan pasien yang paling tua. Pada metode ini, perawat mengemban
tanggungjawab total untuk memenuhi semua kebutuhan pasien yang dikelola selama waktu
kerja mereka (Marquis, 2010).
Metode penugasan perawat primer adalah model asuhan keperawatan yang diberikan
kepada 1-6 pasien dari mulai masuk sampai pulang, asuhan yang diberikan selama 24 jam
dilakukan oleh perawat primer dibantu oleh perawat pelaksana (associate nurse), setiap
perawat primer memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh sesuai dengan masalah
dan kebutuhan pasien selama dirawat (Wessel & Manthey, 2015).
Menurut Marquis dan Huston (2016) Metode tim adalah suatu keadaan dimana proses
keperawatan dilakukan oleh sekelompok perawat terhadap sekelompok pasien di ruang
perawatan yang terdiri atas kepala ruangan, ketua tim dan anggota tim.
Dkk (2006) menyatakan bahwa metode modular menggunakan cara dua atau tiga
orang perawat bertanggung jawab atas sekelompok kecil pasien sejak masuk dalam
perawatan hingga pulang, bahkan sampai dengan waktu follow up care. Setiap perawat yang
bertanggung jawab penuh pada pasien yang menjadi tanggung jawabnya.
Metode kasus keperawatan memberikan asuhan keperawatan berdasarkan rasio satu
perawat kepada seorang klien secara total dalam satu periode dinas, jumlah klien yang
dirawat oleh satu perawat bergantung pada kemampuan perawat itu dan kompleksnya
kebutuhan klien, metode ini yang oertama kali digunakan dalam pemberian asuhan
keperawatan (Sitorus, 2011)
Proses timbang terima keperawatan (operan) adalah komunikasi yang terjadi diantara
dua shift keperawatan dengan tujuan khusus untuk menyampaikan informasi tentang keadaan
klien di bawah perawatan/asuhan perawat. Proses operan keperawatan merupakan cara
komunikasi yang digunakan perawat dan tenaga kesehatan lain untuk menyampaikan
informasi kebutuhan asuhan keperawatan dan kondisi klien saat perubahan shift. (Wiwit
Febrina 2018).
Ronde keperawatan adalah kegiatan untuk mengatasi keperawatan klien yang
dilaksanakan. oleh perawat dengan melibatkan klien untuk membahas dan melaksanakan
keperawatan, yang dilakukan oleh perawat primer asuhan danatau konsuler, kepala ruang, dan
perawat pelaksana, serta melibatkan seluruh anggota tim. (Hendro Bidjuni 2017).
Menurut Keliat, 2012, Operan adalah komunikasi dan serah terima pekerjaan antara
shift pagi, sore dan malam. Operan dari shif malam ke shif pagi dan dari shif pagi ke shif sore
dipimpin oleh kepala ruangan, sedangkan operan dari shif sore ke shif malam dipimpin oleh
penanggung jawab shif sore. (Sugiharto, A. S., Keliat, B. A., & Sri 2012).
Komunikasi kepala primer dan perawat pelaksana setelah selesai operan untuk
rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh ka primer atau penanggung jawab
primer. Jika yang dinas pada primer tersebut hanya 1 orang, maka pre conference ditiadakan.
Isi pre conference adalah rencana tiap perawat (rencana harian) dan tambahan rencana dari
kepala primer dan penanggung jawab primer. (modul mpkp, 2006)
Komunikasi kepala primer dan perawat pelaksana tentang hasil kegiatan sepanjang.
shift dan sebelum operan kepada shift. berikutnya. Isinya adalah hasil asuhan keperawatan
tiap perawatan dan hal penting untuk operan (tindak lanjut). Post conference dipimpin oleh
kepala primer atau penanggung jawab primer. (Sugiharto, A. S., Keliat, B. A., & Sri 2012)
Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah
keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat dengan pasien atau keluarga terlibat aktif
dalam diskusi dengan membahas masalah keperawatan serta mengevaluasi tindakan yang
telah dilakukan. Ronde keperawatan akan menjadi media perawat untuk meningkatkan
kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor, kepekaan dan cara berfikir kritis perawat akan
tumbuh dan terlatih melalui suatu transfer pengetahuan dan pengaplikasikan konsep teori
kedalam Pratik keperawatan (Agustina, Mardiono, Ibrahim, 2016).
Supervisi adalah segala bantuan dari pemimpin/ penanggung jawab kepada perawat
yang ditujukan untuk perkembangan para perawat dan staf lainnya dalam menscapai tujuan
asuhan keperawatan. Kegiatan supervise semacam ini merupakan dorongan, bimbingan dan
kesempatan bagi pertumbuhan perkembangan keahlian dan kecakapan para perawat
(Mangkunegara, 2012)

Pedoman Wawancara Dengan Kepala Ruangan

A. Fungsi perencanaan

1. Bisakan ibu informasikan apakah ruangan punya visi dan apa visinya?

Diruangan tersebut kepala ruangan mengatakan bahwa tidak mempunyai visi,


dikarnakan sering terjadinya pergantian kepala ruangan dan staff.

2. Apa saja fungsi dan tugas kepala ruangan,ketua tim,dan perawat pelaksana?

Kepala ruangan :

- Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh pelayanan

- Menyusun dan mengatur jadwal dinas

- Memberikan pengarahan dan motivasi kepada tenaga keperawatan

- Bekerja sama dengan berbagai pihak yang terlibat dalam kegiatan di ruangan

Ketua tim:

- Merencanakan tindakan dan membagikan tugas kepada perawat associate

- Mengevalusi tindakan

- Dokumentasi
Perawat pelaksana:

- Melakukan implementasi keperawatan

- Menyusun rencana keperawatan sesuai dengan kemampuannya

- Memberikan obat sesuai waktu dan takaran

- Melakukan pengkajian keperawatan

3. Apakah standard asuhan keperawatan yang digunakan?

Kepala ruangan mengatakan Standard asuhan keperawatan yang digunakan masih


menggunakan Nanda Nic Noc dikarnakan belum ada pembaruhan dari pihak rumah
sakit.

4. Apa saja aturan yang berlaku diruangan?

- Harus datang sesuai jam kerja

- Menjaga kebersihan ruangan

- Menggunakan seragam sesuai dengan aturan

B. Fungsi perorganisasian

1. Metode apa yang digunakan dalam pemberian asuhan keperawatan?

Kepala ruangan mengatakan menggunakan metode tim.

2. Apakah Jumlah Perawat Diruangan Sudah Mencukupi?

Kepala ruangan mengatakan secara teori jumlah perawat yang dibutuhkan sudah cukup,
tetapi kenyataan dilapangan masih kekurangan tenaga perawat.

3. Bagaimana cara menghitung jumlah kebutuhan perawat?

Kepala ruangan mengatakan cara menghitung jumlah kebutuhan perawat tidak


menggunakan rumus, tetapi tergantung oleh jumlah pasiennya.
4. Bagaimana tingkat ketergantungan pasien diruangan ?

Ketergantungan seorang pasien dan rata-rata waktu pelayanan keperawatan berbeda-


beda dan bervariasi sesuai dengan kebutuhan asuhan keperawatan.

5. Bagaimana membagi pasien untuk tiap perawat?

Diruangan tersebut tidak ada pembangian tindakan dan masih dilakukan secara
bersama, sesuai dengan shif yang telah ditentukan.

6. Bagaimana cara menyusun dan membagi jadwal dinas ruangan ?

Instalasi ruang rawat dewasa kelas 2 dalam pengaturan jam dinas dibagi menjadi 3 shif
dimana pada shif 1 dinas mulai jam 07.00 WIB s/d jam 14.00 WIB, shif 2 dinas mulai
jam 2 14.00 WIB s/d jam 21.00 WIB dan shif 3 dinas mulai 21.00 WIB s/d jam 07.00
WIB .
Pengaturan jadwal dinas perawat dibuat oleh kepala ruangan yang selanjutnya berlaku
untuk jangka waktu satu bulan dan realisasikan ke staff perawat setiap satu bulan

C. Fungsi pengarahan

1. Apakah supervisi dilakukan secara rutin dan berkala ?

a. Bagaimana bentuknya ?

Pengamatan atau pengawasan secara langsung maupun tidak langsung terhadap


pelaksanaan yang sifatnya rutin
b. Siapa yang mensupervisi ?

Supervise dilakukan oleh kepala ruangan


c. Bagaimana penjenjangan dalam supervise ?

▪ Kepala ruangan mengontrol kecakupan fasilitas peralatan dan sarana


setiap hari

▪ Kepala ruangan mngecek personil perawat yang dinas sesuai dengan jadwal
dinas setiap hari

▪ Kepala ruangan membagi tugas sesuai dengan kompetensi perawat


▪ Kepala ruangan melakukkan supervise kepada perawat secara diam diam

d. Kegiatan apa saja yang di supervise ?

- Mengecek kecukupan fasilitas perlatan/sarana untuk hari itu

- mengecek jadwal kerja

- Mengecek pekerjaan setiap personil, dapat mengarahkan, instruksi,


mengoreksi atau memberikan latihan sesuai kebutuhannya.

- Melihat dengan seksama hal-hal yang mungkin terjadi seperti :

- keterlambatan

2. Apakah operan di ruangan sudah berjalan sesuai ?

Menurut kepala ruangan operan untuk saat ini sudah berjalan sesuai dengan teknik
SBAR (Situation, Background, Assessment, Recommendation).

3. Apakah pre dan post coference dilakukan diruangan ?

Pre dan post conference sudah dilakukan diruangan pada saat diawal jaga setelah
melakukan operan dinas pagi, sore atau malam sesuai dengan jadwal dinas perawat
pelaksana.

4. Apakah kegiatan ronde keperawatan diruangan dilaksanakan ?

Menurut kepala rungan ronde keperwatan diruangan sudah dilakukan

5. Bagaimana cara mengatasi konflik diruangan?

- Menciptakan kontak dan membina hubungan

- Menumbuhakan rasa saling percaya dan penerimaan

- Menyelesaikan konflik secepatnya

- Bermusyawarah untuk mencari penyebab masalah dan solusinya

- Menggunakan kepala dingin


6. Bagaimana upaya memotivasi perawat diruangan ?

- Menciptakan lingkungan kerja yang positif

- Menerapkan cara berkomunikais efektif

- Memberikan apresiasi atas prestasi

- Memperhatikan kesejahteraan perawat

D. Fungsi Pengendalian

1. Bagaimana kepuasan pasien diruangan?

Pelayanan kesehatan yang diterima pasien yang berkujung ke rumah sakit umum
daerah Dr.(HC) Ir.Soekarno diruang rawat dewasa, didapatkan kebanyakan pasien
menyatakan puas terhadap pelayanan yang diberikan.

2. Bagaimana kinerja perawat diruangan?

Sebagian besar tingkat kinerja perawat pelaksana yaitu cukup, namun teteap
diharapakan kepada kepala ruangan agar selallu memberikan motivasi terhadap
perawat pelaksana dalam melaksanakan tugasnya sehingga dapat meningkatkan
kinerjanya dan juga seluruh perawat pelaksana agar lebih bertanggung jawab atas
tugas yang diberikan sesuai kewenangannya.

3. Apa saja indicator mutu pelayanan keperawatan diruangan dan bagaimana melakukan
penilaian tersebut?

1. Pengkajian awal keperawatan pasien baru dalam 24 jam

2. Kejadian reaksi tranfusi

3. Kejadian pasien pulang atas permintaan sendiri(APS)

4. Waktu tunggu operasi elektif

5. Angka ketidaktepatan identifikasi pasien

6. Kejadian decubitus selama masa perawatan

7. Angka kejadian pasien jatuh


4. Bagaimana upaya dalam pengendali mutu ruangan?

1. Pencatatan dan pelaporan pengadaan barang/alat habis pakai atau alat kesehatan
2. Pencatatan dan pelaporan tentang pelayanan pasien
3. Pencatatan dan pelaporan tentang perlengkapan peralatan di unit pelayanan
4. Membuat standar untuk pelaksanaan
5. Melatih tenaga keperawatan untuk memahami dan melaksanakan standarstandar
yang telah ditetapkan
6. Memonitor,melihat,mengukur,mengecek pelaksanaan yang dilakukan kemudian
membandingkat antara pelaksanaan kegiatan yang benar-benar dilakukan dengan
standar yang telah dibuat sebelumnya.
7. Menetapkan perbaikan atau koreksi untuk mengatasi penyimpangan dengan
melaksanakan cara-cara yang telah disepekati berdasarkan data kegiatan terdahulu.
BAB III

PEMBAHASAN

A. Fungsi perencanaan
3.1 Visi Misi Ruang Rawat Dewasa kelas 2 Rumah Sakit Umum Provinsi daerah
Dr.(HC) Ir.Soekarno

Dari hasil observasi di Ruang Rawat Dewasa kelas 2 Rumah Sakit Umum
Provinsi daerah Dr.(HC) Ir.Soekarno dapat di ketahui bahwa di ruangan tersebut
tidak mempunyai visi misi.
Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh (Bassie, L 2013) Perencanaan
merupakan usaha sadar dan pembuatan keputusan yang telah diperhitungkan secara
matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan masa depan dalam dan oleh suatu
organisasi dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan
adalah sejumlah keputusan yang menjadi pedoman untuk mencapai suatu tujuan
tertentu.
Menurut peneliti, peneliti sependapat dengan yang dikemukakaan oleh (Bassie,
L 2013) dalam pelayanan kesehatan dirumah sakit harus mempunyai perencanaan
dalam menghasilkan sebuah pekerjaan agar tercapainya pelayanan yang memuaskan.

3.2 Fungsi dan Tugas Kepala Ruangan, Ketua Tim, dan Perawat Pelaksana
Berdasarkan hasil observasi dan pernyataan dari Kepala Ruangan, Ketua Tim,
dan Perawat pelaksana Ruang Rawat Dewasa kelas 2 Rumah Sakit Umum Provinsi
Daerah Dr.(H.C) Ir.Soekarno sudah melaksanakan fungsi dan tugasnya yang
semestinya, akan tetapi masih banyak yang belum di terapkan.
Menurut Nursalam (2014) Tanggung jawab Kepala Ruangan adalah
menetapkan standar kinerja yang diharapkan sesuai dengan standar asuhan
keperawatan, mengorganisir pembagian tim dan pasien, memberi kesempatan pada
ketua tim untuk mengembangkan kepemimpinan, menjadi narasumber bagi ketua
tim, mengorientasikan tenaga keperawatan yang baru tentang metode/model tim
dalam pemberian asuhan keperawatan, memberi pengarahan kepada seluruh kegiatan
yang ada di ruangannya, melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan yang ada
di ruangannya, memfasilitasi kolaborasi tim dengan anggota tim kesehatan yang
lainnya melakukan audit asuhan dan pelayanan keperawatan di ruangannya,
kemudian menindaklanjutinya, memotivasi staf untuk meningkatkan kemampuan
melalui riset keperawatan, menciptakan iklim komunikasi yang terbuka dengan
semua staf.
Menurut Suarli dan Bachtiar (2012) sebagai perawat profesional ketua tim,
harus mampu menggunakan berbagai teknik kepemimpinan. Ketua tim harus dapat
membuat keputusan tentang prioritas perencanaan, supervisi, dan evaluasi asuhan
keperawatan. Pelaksanaan konsep tim sangat tergantung pada filosofi ketua tim,
yakni apakah berorientasi pada tugas atau pada klien.
Perawat pelaksana diartikan pelaksana peran perawat yang menyangkut
pemberian pelayanan kesehatan kepada individu, keluarga, atau mayarakat berupa
asuhan keperawatan yang komprehensif meliputi asuhan pencegahan pada tingkat
satu, dua atau tiga, baik langsung maupun tidak langsung. (Citra 2011).

3.3 Standard Asuhan Keperawatan


Dari hasil pernyataan Kepala Ruang Rawat Dewasa kelas 2 Rumah Sakit Umum
Provinsi Daerah Dr.(H.C) Ir.Soekarno untuk standard asuhan keperawatan masih
menggunakan Nanda Nic Noc.
Standar asuhan keperawatan telah dijabarkan oleh Departemen Kesehatan RI
pada tahun 2004 mengacu kepada tahapan proses keperawatan yang meliputi
pengkajian, diagnosa, perencanaan keperawatan, implementasi keperawatan dan
evaluasi.(Novianti 2014)
Di dalam dunia keperawatan saat ini menuntut perawat di dalam maupun di luar
negeri untuk memahami berbagai jenis model asuhan keperawatan yang digunakan
dalam memberikan pelayanan keperawatan. Keperawatan sebagai proses cara
berpikir dan bertindak dengan pendekatan yang sistematis, kreatif, untuk
mengidentifikasi, mencegah dan mengatasi masalah kesehatan yang aktual dan
potensial. Untuk mencegah dan mengatasi masalah kesehatan yang aktual dan
potensial dapat menggunakan diagnosis keperawatan (Asmadi, 2008)

3.4 Aturan yang berlaku diruangan


Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis, dari pernyataan
Kepala Ruang Rawat Dewasa kelas 2 Rumah Sakit Umum Provinsi Daerah Dr.(H.C)
Ir.Soekarno aturan untuk ruangan tersebut harus datang sesuai jam kerja, menjaga
kebersihan ruangan, menggunakan seragam sesuai dengan aturan. Akan tetapi dari
hasil obsevasi nyatanya masih ada keterlambatan dalam jam kerja.
Nawawi (2003) mengatakan kedisiplinan kerja merupakan harapan dan
keinginan semua pihak, bukan saja dari pihak perusahaan yang ingin mencapai
keuntungan dan kemajuan tetapi juga oleh masyarakat pada umumnya, terlebih
dalam jasa pelayanan rumah sakit yang sangat membutuhkan ketetapan dan
kecepatan. dahm penanganan pasien Oleh karena itu perawat sebagai ujung tombak
dalam pemberian pelayanan kepada pasien diharapkan selalu mempunyai disiplin
kerja yang tinggi dan bekerja dengan penuh tanggung jawab.

B. Fungsi Perorganisasian
3.5 Metode dalam pemberian asuhan keperawatan
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pernyataan dari Kepala Ruang
Rawat Dewasa kelas 2 Rumah Sakit Umum Provinsi Daerah Dr.(H.C) Ir.Soekarno
masih menggunakan metode tim.
Menurut (Robiah 2015) Metode pemberian asuhan keperawatan dimana
seorang perawat professional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dengan
berdasarkan konsep kooperatif & kolaboratif Metode ini bertujuan untuk:
memfasilitasi pelayanan keperawatan; menerapkan proses keperawatan standard;
dan menyatukan kemampuan anggota tim yang beragam. Konsep dari metode ini
adalah ketual tim sebagai perawata professional harus mampu menggunakan
berbagai teknik kepemimpinan. Komunikasi juga merupakan hal yang sangat
penting dalam metode ini, anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua.
Selain itu peran kepala ruang sangat penting dalam model tim ini.
Struktur model keperawatan TIM

Sumber: (Marquis,2010)
3.6 Jumlah Perawat Diruangan
Dari hasil pernyataan Kepala Ruang Rawat Dewasa kelas 2 Rumah Sakit Umum
Provinsi Daerah Dr.(H.C) Ir.Soekarno Jumlah Perawat di ruangan tidak mencukupi.
Menurut Yaslis Ilyas (2004) dalam bukunya: perencanaan SDM rumah sakit
(teori, metode dan formula) ada beberapa metode atau formula yang dapat digunakan
untuk menghitung kebutuhan tenaga perawat di antaranya adalah metode rasio,
formula gillies, formula douglas, formula PPNI.
Menurut peneliti salah satu aspek penting tercapainya mutu pelayanan di suatu
rumah sakit adalah tersedianya tenaga keperawatan yang sesuai dengan situasi dan
kebutuhan. Untuk hal ini dibutuhkan kesiapan yang baik dalam membuat
perencanaan terutama tentang ketenagaan. Perencanaan ketenagaan ini harus benar
benar diperhitungkan sehingga tidak menimbulkan dampak pada beban kerja yang
inggi sehingga memungkinkan kualitas pelayanan akan menurun. Dan bila dibiarkan
akan menyebabkan angka kunjungan klien ketempat. pelayanan kesehatan akan
menurun sehingga pendapatan rumah sakit juga akan menurun.

3.7 Tingkat Ketergantungan Pasien Diruangan


Bedasarkan hasil pernyataan Kepala Ruang Rawat Dewasa kelas 2 Rumah
Sakit Umum Provinsi Daerah Dr.(H.C) Ir.Soekarno ketergantungan seorang pasien
dan rata-rata waktu pelayanan keperawatan berbeda-beda dan bervariasi sesuai
dengan kebutuhan asuhan keperawatan.
Beban kerja keperawatan pada suatu dapat dengan unit diperkirakan
memperhatikan komponen-komponen yaitu jumlah pasien yang dirawat per hari, per
bulan dan per tahun, kondisi pasien, rata rata pasien dirawat, tindakan langsung dan
tidak langsung yang dibutuhkan pasien. frekwensi masing-masing tindakan yang
diperlukan dan rata-rata waktu yang dibutuhkan dalam melaksanakan tindakan
(Gillies, 1994 dalam Sutarni 2008).

3.8 Pembagian Pasien Untuk Tiap Perawat


Bedasarkan hasil pernyataan Kepala Ruang Rawat Dewasa kelas 2 Rumah
Sakit Umum Provinsi Daerah Dr.(H.C) Ir.Soekarno tidak adanya pembagian tindakan
dan masih dilakukan secara bersama, sesuai dengan shif yang telah ditentukan.
Penelitian ini menunjukan bahwa keterbatasan tenaga keperawatan menjadi
salah satu kendala dalam pelaksanaan metode keperawatan timn. Adanya
keterbatasan tenaga perawat, sehingga tim hanya terbentuk pada shift pagi. Pada shift
berikutnaya tidak ada tim karena hanya ada 2 perawat. Menurut Huber (2006) tentang
metode - keperawatan tim, asuhan keperawatan diberikan oleh tim perawat kepada
beberapa paisen. Perawat ruangan dibagi dalam beberapa tim dan setiap ketua tim
membawahi 2-3. perawat (Swanburg, 2000; Nursalam, 2011). Tenaga perawat dalam
keperawatan tim adalah ketua tim dengan kualifikasi Ners (Swanburg, 2000).
Penelitian menunjukan bahwa tenaga perawat dengan pendidikan maksimal S1
keperawatan.

3.9 Cara menyusun dan membagi jadwal dinas ruangan


Berdasarkan observasi dan pernyataan dari Kepala Ruang Rawat Dewasa kelas
2 Rumah Sakit Umum Provinsi Daerah Dr.(H.C) Ir.Soekarno, Instalasi ruang rawat
dewasa kelas 2 dalam pengaturan jam dinas dibagi menjadi 3 shif dimana pada shif 1
dinas mulai jam 07.00 WIB s/d jam 14.00 WIB, shif 2 dinas mulai jam 2 14.00 WIB
s/d jam 21.00 WIB dan shif 3 dinas mulai 21.00 WIB s/d jam 07.00 WIB. Pengaturan
jadwal dinas perawat dibuat oleh kepala ruangan yang selanjutnya berlaku untuk
jangka waktu satu bulan dan realisasikan ke staff perawat setiap satu bulan.
Penjadwalan perawat merupakan sebuah hal yang memberikan pengaruh
karena memiliki keterikatan keahlian antara tingkat yang dimiliki dan kepasitas atau
kompetensi yang ada pada diri perawat untuk pemberian pelayanan perawatan kepada
pasien. Jadwal perawat yang kerap berubah dan tidak sesuai dengan kapasitas akan
berakibat negatif saat keadaan pasien memburuk dan darurat, semangat staf bekerja
akan turun (Clark, Moule, Topping. & Serpell, 2015). Penjadwalan adalah tata kelola
jam untuk mengerjakan semua pekerjaan agar terselesaikannya semua aktivitas demi
mencapai target secara maksimal dengan tidak lupa memperhatikan keterbatasan-
keterbatasan. yang ada (Rahman, Mulyani, & Rizany, 2018).
Penjadwalan perawat di Indonesia salah. satunya dikategorikan dalam bentuk
pola penjadwalan dinas jaga atau shift, yaitu dinas jaga pagi, dinas jaga sore, dan
dinas jaga malam (Susandi & Milana, 2015). Namun pengkategorian dinas jaga ini
kadang bukan menjadi jalan keluar mengenai lamanya keberlangsungan kegiatan
perawat di ruang rawat inap. Dinas jaga yang dibuat terkadang cuma memikirkan
aturan-aturan yang ada di rumah sakit, tidak mempertimbangkan keinginan perawat.
Hal ini setidaknya akan berdampak mengenai kreativitas perawat dan akan
berdampak juga terhadap produksi rumah sakit itu sendiri (Sri Marhaini, 2018).
C. FUNGSI PENGARAHAN
BAB IV

PENUTUPAN

A. Kesimpulan
1. Kepala ruang merupakan ujung tombak pelaksanaan pelayanan dan asuhan
keperawatan, agar tercipta pelayanan dan asuhan keperawatan yang berkualitas maka
perlu pembinaan dan penyegaran yang terus menerus pada kepala ruang.
2.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas penting dilakukan pelatihan tentang peran dan fungsi
kepala ruang di rumah sakit yang kemudian diharapkan untuk diaplikasikan di ruang rawat
inap, sehingga diharapkan terjadi peningkatan kualitas pelayanan dan asuhan keperawatan.
Untuk meningkatkan kinerja perawat, kemampuan atasan dalam pembagian tugas perlu
dilatih. Atasan dapat mensosialisaikan dan mengkomunikasikan uraian tugas tersebut
dengan jelas kepada bawahan. Supervisor perlu mngevaluasi tugas yang di lakukan
bawahan melalui kegiatan timbang terima, pre dan post conference, membuat format
uraian tugas dalam bentuk check list yang bersifat harian, mingguan dan bulanan sebagai
format penilaian kinerja. Mengadakan program pendidikan berkelanjutan ke jenjang yang
lebih tinggi bagi perawat berprestasi, untuk meningkatkan kemampuan dan psikomotor
dalam bidang manajemen keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Tuasikal, H. (2022, 18 januari ). Buku Ajar Manajemen Keperawatan.


http://doi.org/10.31219/osf.io/eqgz8

Anda mungkin juga menyukai