Anda di halaman 1dari 38

MANAJEMEN KEPERAWATAN

“PEMBUATAN PAK (PANDUAN ASUHAN


KEPERAWATAN)”

OLEH:
KELOMPOK 3 / KELAS B12-B

1. A.A. ISTRI CAHYADININGRUM (193223107)

2. IDA AYU PUTU MIRAH ADI ANGGRAENI (193223123)

3. LUH PUTU NITA MELIANDRI (193223127)

4. LUH PUTU WIDYANTARI (193223129)

5. NI LUH GEDE ITA SUNARIATI (193223138)

6. NI LUH GEDE RIKA RAHAYU (193223139)

7. NI LUH GEDE YUPITA ASTRI SURYANDARI (193223140)

8. NI LUH PUTU ARI PUSPITARINI (193223141)

9. NI PUTU PRASTIWI FATMA SARI (193223150)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI
2020

ii
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
Manajemen Keperawatan ini dengan baik dan lancar. Kami sangat berharap
makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan
pembaca mengenai “Pembuatan PAK (Panduan Asuhan Keperawatan).”
Wawasan tersebut bisa didapatkan melalui pendahuluan, pembahasan masalah dan
penarikan kesimpulan. Makalah ini disusun dengan konsep dan bahasa yang
sederhana sehingga dapat membantu pembaca untuk lebih mudah memahami isi
dari makalah ini.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini dan kepada dosen yang telah
memberikan kesempatan dan kepercayaan kepada kelompok kami untuk membuat
tugas makalah ini. Kami menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan yang membangun demi perbaikan
makalah yang telah kami buat.

Denpasar, Mei 2020

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................2
C. Tujuan..................................................................................................................2
1. Tujuan umum......................................................................................................2
2. Tujuan khusus.....................................................................................................2
D. Manfaat................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Pengertian, Komponen, dan Pembuatan PAK (Panduan Asuhan Keperawatan)3
1. Pengertian PAK (Panduan Asuhan Keperawatan)..............................................3
2. Komponen PAK (Panduan Asuhan Keperawatan).............................................3
3. Pembuatan PAK (Panduan Asuhan Keperawatan).............................................9
B. Implementasi Indikator Mutu Keperawatan......................................................27
1. Pengertian Mutu Pelayanan Keperawatan.........................................................27
2. Tujuan Mutu Pelayanan Keperawatan..............................................................27
3. Indikator Penilaian Mutu Keperawatan.............................................................28
BAB III PENUTUP................................................................................................34
A. Simpulan............................................................................................................34
B. Saran..................................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................35

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan di Indonesia saat ini masih dalam suatu proses
profesionalisasi yaitu terjadinya suatu perubahan dan perkembangan karakteristik
sesuai tuntutan secara global dan lokal / otonomi. Untuk mewujudkannya maka
perawat Indonesia harus mampu memberikan asuhan keperawatan secara
profesional kepada klien dan berpartisipasi aktif dalam pembangunan bangsa dan
negara.
Keperawatan adalah ilmu dan kiat yang berkenaan dengan
masalahmasalah fisik, psikologi, sosiologis, budaya dan spiritual dari individu.
Ilmu keperawatan didasarkan atas kerangka teori yang luas, kiatnya tergantung
pada ketrampilan merawat dan kemampuan perawat secara individual. Pentingnya
perawat dalam sistem perawatan kesehatan telah dikenal dalam banyak hal yang
positip, dan profesi keperawatan itu sendiri sedang menyatakan kebutuhan untuk
para praktisinya agar menjadi profesional dan bertanggung jawab.
Pelayanan keperawatan dilakukan dalam upaya meningkatkan derajat
kesehatan, mencegah penyakit, penyembuhan, pemulihan serta pemeliharaan
kesehatan dengan penekanan pada upaya pelayanan kesehatan utama untuk
memungkinkan setiap penduduk mencapai kemampuan hidup sehat dan produktif
yang dilakukan sesuai wewenang, tanggung jawab dan etika profesi keperawatan.
Perawat perlu menggunakan langkah-langkah dalam melakukan proses
perawatan. Langkah-langkah proses perawatan tersebut meliputi pengumpulan
data, pengidentifikasian masalah atau kebutuhan, penetapan tujuan,
pengidentifikasian hasil dan pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai
hasil serta tujuan yang diharapkan, dengan menentukan keberhasilan penyelesaian
masalah. Pada elemen-elemen tersebut saling berhubungan, kesemuanya
membentuk siklus yang kontinyu tentang pemikiran dan tindakan melalui kontak
dengan pasien dengan sistem perawatan kesehatan.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini diantaranya:
1. Bagaimana pengertian, komponen dan pembuatan PAK (Panduan Asuhan
Keperawatan)?
2. Bagaimana implementasi indikator mutu keperawatan?
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Tujuan umum dalam makalah ini adalah untuk mengetahui dan dapat
menyusun upaya pengendalian mutu asuhan keperawatan dan pelayanan
keperawatan.
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus dari pembuatan makalah ini diantaranya:
a. Untuk mengetahui pengertian, komponen dan pembuatan PAK (Panduan
Asuhan Keperawatan)
b. Untuk mengetahui implementasi indikator mutu keperawatan
D. Manfaat
Manfaat penyusunan makalah ini adalah agar dapat menjadi bahan
bacaan bagi pembaca guna menambah wawasan, pengetahuan dan pemahaman
mengenai upaya pengendalian mutu asuhan keperawatan dan pelayanan
keperawatan meliputi pengertian, komponen, pembuatan PAK (Panduan Asuhan
Keperawatan) serta implementasi indikator mutu keperawatan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian, Komponen, dan Pembuatan PAK (Panduan Asuhan


Keperawatan)
1. Pengertian PAK (Panduan Asuhan Keperawatan)
Asuhan keperawatan merupakan proses atau rangkaian kegiatan pada
praktik keperawatan yang diberikan secara langsung kepada klien/pasien di
berbagai tatanan pelayanan kesehatan. Dilaksanakan berdasarkan kaidah-kaidah
keperawatan sebagai suatu profesi yang berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan,
bersifat humanistic, dan berdasarkan pada kebutuhan objektif klien untuk
mengatasi masalah yang dihadapi klien (Riyadi, 2010).
Asuhan keperawatan merupakan suatu hal yang tidak akan terlepas dari
pekerjaan seorang perawat dalam menjalankan tugas serta kewajibannya serta
peran dan fungsinya terhadap pada pasien (Riyadi, 2010).
Proses keperawatan adalah metode asuhan keperawatan yang ilmiah,
sistematis, dinamis dan terus menerus serta berkesinambungan dalam rangka
proses pemecahan masalah kesehatan pasien. Dimulai dari pengkajian
(pengumpulan data, analisis data, dan penentuan masalah), diagnosis
keperawatan, pelaksanaaan dan penilaian tindakan keperawatan (evaluasi)
(Riyadi, 2010).
PAK (Panduan Asuhan Keperawatan) merupakan suatu panduan atau
acuan yang dibuat untuk mempermudah perawat dalam melaksanakan dan
pendokumentasian asuhan keperawatan pada pasien (Lewis, 2014).

2. Komponen PAK (Panduan Asuhan Keperawatan)


Dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien dengan
berpedoman pada panduan asuhan keperawatan (PAK) yang berlaku. Pemberian
asuhan keperawatan dengan menggunakan panduan asuhan keperawatan (PAK)
dimulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi
keperawatan serta catatan asuhan keperawatan (dokumentasi) (Herdman, 2014).
Komponen atau standar – standar asuhan keperawatan yang dimaksud terdiri dari:

3
a. Pengkajian
Pengkajian adalah upaya mengumpulkan data secara lengkap dan sistematis
untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan dan keperawatan yang
dihadapi pasien baik fisik, mental, sosial maupun spiritual dapat ditentukan.
Tahap ini mencakup tiga kegiatan yaitu pengumpulan data, analisis data, dan
penentuan masalah kesehatan serta keperawatan (Herdman, 2014).
1) Pengumpulan data
a) Tujuan
Diperoleh data dan informasi mengenai masalah kesehatan yang ada pada
pasien sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil untuk
mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, mental, sosial
maupun spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Data
tersebut harus akurat dan mudah dianalisis. Ada dua jenis data antara lain:
(1) Data objektif yaitu data yang diperoleh melalui suatu pengukuran,
pemeriksaan, dan pengamatan misalnya suhu tubuh, tekanan darah, serta
warna kulit.
(2) Data subjektif yaitu data yang diperoleh dari keluhan yang dirasakan
pasien atau dari keluarga pasien/saksi lain misalnya kepala pusing, nyeri,
dan mual.
b) Fokus pengumpulan data
Adapun fokus dalam pengumpulan data meliputi:
(1) Status kesehatan sebelumnya dan sekarang
(2) Pola koping sebelumnya dan sekarang
(3) Fungsi status sebelumnya dan sekarang
(4) Respon terhadap terapi medis dan tindakan keperawatan
(5) Risiko untuk masalah potensial
(6) Hal – hal yang menjadi dorongan atau kekuatan pasien
2) Analisa data
Analisa data adalah kemampuan dalam mengembangkan kemampuan berpikir
rasional sesuai dengan latar belakang ilmu pengetahuan.

4
3) Perumusan masalah
Setelah analisa data dilakukan, dapat dirumuskan beberapa masalah
kesehatan. Masalah kesehatan tersebut ada yang dapat diintervensi dengan
asuhan keperawatan (masalah keperawatan) tetapi ada juga yang tidak dan
lebih memerlukan tindakan medis. Selanjutnya disusun diagnosis
keperawatan sesuai dengan prioritas. Prioritas masalah ditentukan
berdasarkan kriteria penting dan segera. Penting mencakup kegawatan dan
apabila tidak diatasi akan menimbulkan komplikasi, sedangkan segera
mencakup waktu misalnya pada pasien stroke yang tidak sadar maka tindakan
harus segera dilakukan untuk mencegah komplikasi yang lebih parah atau
kematian. Prioritas masalah juga dapat ditentukan berdasarkan hierarki
kebutuhan menurut Maslow yaitu: Keadaan yang mengancam kehidupan,
keadaan yang mengancam kesehatan, persepsi tentang kesehatan dan
keperawatan.
b. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan suatu pernyataan yang menjelaskan respon
manusia (status kesehatan atau risiko perubahan pola) dari individu atau
kelompok dimana perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan
memberrikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan
menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah. Perumusan diagnos
keperawatan meliputi:
1) Actual, menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai dengan data klinik yang
ditemukan
2) Risiko, menjelaskan maslaah kesehatan nyata akan terjadi jika tidak
dilakukan intervensi
3) Kemungkinan, menjelaskan bahwa perlu adanya data tambahan untuk
memastikan masalah keperawatan kemungkinan
4) Wellness, keputusan klinik tentang keadaan individu, keluarga atau
masyarakat dalam transisi dari tingkat sejahtera tertentu ke tingkat sejahtera
lebih tinggi

5
5) Syndrom, diagnosa yang terdiri dari kelompok diagnosa keperawatan actual
dan risiko tinggi yang diperkirakan muncul/timbul karena suatu kejadian atau
situasi tertentu
c. Rencana keperawatan
Semua tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien beralih
dari status kesehatan saat ini ke status kesehatan yang diuraikan dalamhasil
yang diharapkan. Merupakan pedoman tertulis untuk perawatan klien.
Rencana perawatan terorganisir sehingga setiap perawat dapat dengan cepat
mengidentifikasi tindakan perawatan yang diberikan. Rencana asuhan
keperawatan yang dirumuskan dengan tepat memfasilitasi kontinuitas asuhan
keperawatan dari satu perawat ke perawat lainnya. Sebagai hasil, semua
perawat mempunyai kesempatan untuk memberikan asuhan yang berkualitas
tinggi dan konsisten. Rencana asuhan keperawatan tertulis mengatur
pertukaran informasi oleh perawat dalam lapran pertukaran dinas. Rencana
keperawatan tertulis juga mencakup kebutuhan klien jangka panjang.
d. Implementasi keperawatan
Merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang
spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun dan
ditujukan pada nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang
diiharapkan. Oleh karena itu, rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan
untuk memodifikasi faktor – faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan
klien. Adapun tahap – tahap dalam tinakan keperawatan adalah sebagai
berikut:
1) Persiapan
Tahap awal tindakan keperawatan ini menuntut perawat untuk mengevaluasi
yang diidentifikasi pada tahap perencanaan
2) Intervensi
Fokus tahap pelaksanaan tindakan keperawatan adalah kegiatan dan
pelaksanaan tindaan dari perencanaan untuk memenuhikebutuhan fisik dan
emosional. Pendekatan tindakan keperawatan meliputi tindakan independen,
dependen, dan interdependen.

6
3) Dokumentasi
Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh pencatatan yang
lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian dalam proses keperawatan.
e. Evaluasi
Perencanaan evaluasi memuat kriteria keberhasilan proses dan keberhasilan
tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan jalan
membandingkan antara proses dengan pedoman/rencana proses tersebut.
Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingan antara
tingkat kemandirian pasien dalam kehidupan sehari – hari dan tingkat
kemajuan kesehatan pasien dengan tujuan yang telah dirumuskan
sebelumnya. Sasaran evaluasi adalah sebagai berikut:
1) Proses asuhan keperawatan berdasarkan kriteria/rencana yang telah disusun
2) Hasil tindakan keperawatan berdasarkan kriteria keberhasilan yang telah
dirumuskan dalam rencana evaluasi
3) Hasil evaluasi
Terdapat tiga kemungkinan hasil evaluasi yaitu:
a) Tujuan tercapai, apabila pasien telah menunjukkan perbaikan /kemajuan
sesuai dengan krriteria yang telah ditetapkan
b) Tujuan tercapai sebagian, apabila tujuan itu tidak tercapai secara maksimal,
sehingga perlu dicari penyebab dan cara mengatasinya
c) Tujuan tidak tercapai apabila pasien tidak menunjukkan perubahan/kemajuan
sama sekali bahkan timbul masalah baru. Dalam hal ini perawat perlu untuk
mengkaji secara lebih mendalam apakah terdapat data, analisis, diagnosa,
tindakan, dan faktor – faktor lain yang tidak sesuai yang menjadi oenyebab
tidak tercapainya tujuan. Setelah seorang perawat melakukan seluruh proses
keperawatan dari pengkajian sampai dengan evaluasi kepada pasien, seluruh
tindakan harus didokumentasikan dengan benar dalam dokumentasi
keperawatan.
f. Dokumentasi keperawatan
Dokumentasi adalah segala sesuatu yang tertulis atau tercetak yang
diandalkan sebagai catatan tentang bukti bagi individu yang berwenang.
Tujuan dalam pendokumentasian yaitu:

7
1) Komunikasi
Sebagai cara bagi tim kesehatan untuk mengkomunikasikan (menjelaskan)
perawatan klien termasuk perawatan individual, edukasi klien dan
penggunaan rujukan untuk rencana pemulangan.
2) Tagihan financial
Dokumentasi dapat menjelaskan sejumlahmana lembaga perawatan
mendapatkan ganti rugi (reimburse) atas pelayanan yang diberikan bagi kita.
3) Edukasi
Dengan catatan ini peserta didik belajar tentang pola yang harus ditemui
dalam berbagai masalah kesehatan dan menjadi mampu untuk mengantisipasi
tipe perawatan yang dibutuhkan klien.
4) Pengkajian
Catatan memberikan data yang digunakan perawat untuk mengidentifikasi
dan mendukung diagnosa keperawatan dan merencanakan intervensi yang
sesuai.
5) Riset
Perawat dapat menggunakan catatan klien selama studi riset untuk
mengumpulkan informasi tentang faktor – faktor tertentu.
6) Audit dan pemantauan
Tinjauan teratur tentang informasi pada catatan klien memberi dasar untuk
evaluasi tentang kualitas dan ketepatan perawatan yang diberikan dalam suatu
institusi.
7) Dokumentasi legal
Pendokumentasian yang akurat adalah salah satu pertahanan diri terbaik
terhadap tuntutan yang berkaitan dengan asuhan keperawatan.
Dokumentasi penting untuk meningkatkan efisiensi dan perawatan klien
secara individual. Ada enam penting dlaam dokumentasi keperawatan yaitu:
1) Dasar factual
Informasi tentang klien dan perawatannya harus berdasarkan fakta yaitu apa
yang perawat lihat, dengar dan rasakan.

8
2) Keakuratan
Catatan klien harus akurat sehingga dokumentasi yang tepat dapat
dipertahankan klien.
3) Kelengkapan
Informasi yang dimasukan dalam catatan harus lengkap, mengandung
informasi singkat tentang perawatan klien.
4) Keterkinian
Memasukkan data secara tepat waktu penting dalam perawatan bersama
klien.
5) Organisasi
Perawat mengkomunikasikan informasi dalam format atau urutan yang logis.
Contoh catatan secara teratur menggambarkan nyeri klien, pengkajian dan
intervensi perawat dan dokter.
6) Kerahasiaan
Informasi yang diberikan oleh seseorang ke orang lain dnegan kepercayaan
dan keyakinan bahwa informasi tersebut tidak akan dibocorkan.
3. Pembuatan PAK (Panduan Asuhan Keperawatan)
Menurut PERSI (2015), PAK (Panduan Asuhan Keperawatan)
merupakan suatu panduan atau acuan yang dibuat untuk mempermudah perawat
dalam melaksanakan dan pendokumentasian asuhan keperawatan pada pasien.
Tujuan dari pembuatan PAK (Panduan Asuhan Keperawatan) yaitu:
a. Meningatkan mutu pelayanan pada keadaan klinis dan lingkungan tertentu
bekerja sama dengan tim multidisiplin
b. Mengurangi jumlah intervensi yang tidak perlu atau berbahaya
c. Memberikan opsi pengobatan dan perawatan terbaik dengan keuntungan
maksimal
d. Menghindari terjadinya medication eror secara dini
e. Memberikan opsi pengobatan dengan risiko terkecil
f. Memberikan tata laksana asuhan dengan biaya yang memadai
Penyusunan Panduan Asuhan Keperawatan (PAK), seharusnya dibuat
untuk semua jenis penyakit/kondisi klinis yang ditemukan dalam fasilitas
pelayanan kesehatan. Namun dalam pelaksanaannya dapat dibuat secara bertahap,

9
dengan mengedepankan misalnya 10 penyakit tersering yang ada di tiap bagian.
Bila tersedia Panduan Nasional Praktik Kedokteran (PNPK), maka Panduan
Praktik Klinis (PPK), Panduan Asuhan Keperawatan (PAK), Panduan Asuhan
Kefarmasian (PAKf), Panduan Asuhan Gizi (PAG) dibuat dengan rujukan utama
Panduan Nasional Praktik Kedokteran (PNPK). Namun karena Panduan Nasional
Praktik Kedokteran (PNPK) hanya dibuat untuk sebagian kecil penyakit/kondisi
klinis, maka sebagian besar Panduan Praktik Klinis (PPK), Panduan Asuhan
Keperawatan (PAK), Panduan Asuhan Gizi (PAG), dan Panduan Asuhan
Kefarmasian (PAKf) dengan segala turunannya dibuat dengan memperhatikan
fasilitas setempat dan merujuk pada (PERSI, 2015).
a. Pustaka mutakhir berupa artikel asli
b. Systematic review atau meta-analisis
c. PNPK dari negara lain
d. Nursing Care Plan Guide
e. International Dietetic & Nutrition Terminology
f. Penuntun Diet Anak
g. Penuntun Diet Edisi Baru Dewasa
h. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit
i. Pedoman Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT)
j. Pedoman Pelayanan Farmasi Klinik
k. Buku ajar
l. Panduan dari organisasi profesi
m. Petunjuk pelaksanaan program dari Kemenkes
n. Kesepakatan para staf medis
Di rumah sakit umum Panduan Praktik Klinis (PPK), Panduan Asuhan
Keperawatan (PAK), Panduan Asuhan Gizi (PAG), dan Panduan Asuhan
Kefarmasian (PAKf) dibuat untuk penyakit-penyakit terbanyak untuk setiap
departemen, sedangkan untuk rumah sakit tipe A dan tipe B yang memiliki
pelayanan subdisiplin harus dibuat Panduan Praktik Klinis (PPK), Panduan
Asuhan Keperawatan (PAK), Panduan Asuhan Gizi (PAG), dan Panduan Asuhan
Kefarmasian (PAKf) untuk penyakit-penyakit terbanyak sesuai dengan
divisi/subdisiplin masing-masing. Pembuatan Panduan Praktik klinis (PPK)

10
dikoordinasi oleh Komite Medis, Pembuatan Panduan Asuhan Keperawatan
(PAK) dikoordinasi oleh Komite Keperawatan dan pembuatan Panduan Asuhan
Gizi (PAG) dan Panduan Asuhan Kefarmasian (PAKf) dikoordinasi oleh Komite
Tenaga Kesehatan setempat dan berlaku setelah disahkan oleh Direksi.
Format Panduan Asuhan Keperawatan (PAK) :
a. Pengertian
b. Assesment Keperawatan
c. Diagnosis Keperawatan
d. Kriteria Evaluasi/Nursing Outcome
e. Intervensi
f. Informasi & Edukasi/Discharge Planning
g. Evaluasi
h. Evidence based nursing practice
i. Penelaah Kritis
j. Kepustakaan
Contoh format panduan asuhan keperawatan (PAK):
LOGO
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN
RS

1. Pengertian (Definisi)
2. Asesment Keperawatan
3. Diagnosis Keperawatan
4. Kriteria Evaluasi/Nursing Outcome
5. Intervensi Keperawatan
6. Informasidan Edukasi
7. Evaluasi
8. Penelaah Kritis
9. Kepustakaan
Dalam Panduan Praktik Klinis (PPK), Panduan Asuhan Keperawatan
(PAK), Panduan Asuhan Gizi (PAG), dan Panduan Asuhan Kefarmasian (PAKf)
mungkin terdapat hal-hal yang memerlukan rincian langkah demi langkah. Untuk
ini, sesuai dengan karakteristik permasalahan serta kebutuhan, dapat dibuat
Clinical Pathway (Alur Klinis), algoritme, protokol, prosedur, maupun standing
order.
Panduan Praktik Klinis (termasuk ”turunan-turunannya”: Clinical
Pathway, algoritme, protokol, prosedur, standing orders) merupakan panduan

11
yang harus diterapkan sesuai dengan keadaan pasien. Oleh karenanya dikatakan
bahwa semua Panduan Praktik Klinis (PPK) bersifat rekomendasi atau advis. Apa
yang tertulis dalam Panduan Praktik Klinis (PPK) tidak harus diterapkan pada
semua pasien tanpa kecuali.
Contoh Panduan Asuhan Keperawatan (PAK):
LOGO
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN
RS
APENDISITIS AKUT
1. Pengertian (Definisi) Asuhan keperawatan pada pasien dengan apendisitis
akut
2. Asesment Keperawatan a. Nyeri
b. Mual
c. Muntah
d. ADL
e. Pengkajian lain: bio, psiko, sosial, spiritual,
budaya
3. Diagnosis Keperawatan a. Nyeri akut (00132)
b. Hipertermia (00007)
c. Mual (00134)
d. Risiko intoleransi aktivitas (00094)
4. Kriteria Evaluasi/Nursing a. Suhu tubuh dalam batas normal 36,5º C - 37,5º C
Outcome
b. Hemodinamik stabil
c. Tidak terjadi perdarahan
d. Nyeri terkontrol
e. Tidak ada mual dan muntah
f. Tidak ada tanda infeksi
g. Mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari
5. Intervensi Keperawatan a. Manajemen nyeri: relaksasi, distraksi (1400)
b. Bantu pemenuhan Activity Daily Living(1800)
c. Manajemen mual (1450)
d. Persiapan Operasi : edukasi pra operasi, persiapan
fisik: mandi, penyiapan organ, enema, ganti
pakaian, pelepasan perhiasan, persetujuan tindakan
(309)
e. Observasi tanda-tanda vital (6680)

12
f. Kolaborasi pemasangan infus (4190)
g. Kolaborasi pemberian obat (2314)
h. Perawatan luka
6. Informasi dan Edukasi a. Cara menurunkan nyeri
b. Perawatan luka
c. Pengontrolan infeksi
d. Mobilisasi bertahap
e. Perawatan luka
f. Aktivitas di rumah
7. Evaluasi Mengevaluasi respon subyektif dan obyektif setelah
dilaksanakan intervensi dan dibandingkan dengan
NOC serta analisis terhadap perkembangan diagnosis
keperawatan yang telah ditetapkan
8. Penelaah Kritis Sub Komite Mutu Keperawatan
9. Kepustakaan a. Bulecheck, G.M., Butcher, H.K., Dochterman,
J.M., Wagner, C.M. (Eds). (2013). Nursing
intervention classification (NIC) (6th ed). St.
Louis : Mosby Elsevier.
b. Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (Eds). (2014).
NANDA international Nursing Diagnoses:
Definitions & classification, 2015-2017. Oxford :
Wiley Blackwell.
c. Lewis, SL., Dirksen, SR., Heitkemper, MM, and
Bucher, L.(2014).Medical surgical Nursing.
Mosby: Elsivier.
d. Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M.L., Swanson,
E. (Eds). (2013). Nursing outcome classifications
(NOC) (5th ed). St. Louis: Mosby Elsevier.
e. Wilkinson, J.M., & Ahern, N.R. (2011). Diagnosis
Keperawatan Diagnosis NANDA, NIC Intervensi,
NOC Outcome (Edisi 9). Jakarta: EGC.

13
Contoh Clinical Pathway Apendisitis Akut Rumah Sakit Kelas B
No. RM
Nama Pasien BB Kg
Jenis Kelamin TB Cm
Tanggal Lahir Tgl.Masuk Jam
Diagnosa Masuk RS Tgl.Keluar Jam
Kode ICD: Hari
Penyakit Utama Lama rawat
Kode ICD:
Penyakit Penyerta Rencana Rawat
Kode ICD: /
Komplikasi R.Rawat/Klas
Kode ICD: Ya/Tidak
Tindakan Rujukan
Dietary Counseling and Surveillance Kode ICD: Z71.3

HARI
PENYAKIT
1 2 3 4 5 6 7
KEGIATAN URAIAN KEGIATAN KETERANGAN

14
HARI RAWAT

1 2 3 4 5 6 7

1. ASESMEN AWAL

a. ASESMEN AWAL Dokter IGD Pasien masuk via IGD


MEDIS Dokter Spesialis Pasien masuk via RJ

Perawat Primer:
Kondisi umum, tingkat kesadaran, Dilanjutkan dengan
b. ASESMEN AWAL tanda-tanda vital, riwayat alergi, asesmen bio, psiko-sosial-
KEPERAWATAN skrining gizi, nyeri, status spiritual dan budaya
fungsional: bartel index, risiko
jatuh, risiko decubitus, kebutuhan
edukasi dan
budaya.
HB, HT, WBC, TROMBOCYT, CT,
2. LABORATORIUM BT, PTA , APTT
Varian

3. RADIOLOGI/ THORAX AP > 40 Tahun


IMAGING
USG

15
Penyakit Dalam
4. KONSULTASI
Paru/ Cardiologi

Anesthesi

5. ASESMEN LANJUTAN

Dokter DPJP Visite harian/Follow up


a. ASESMEN
Dokter non DPJP/dr. Ruangan Atas indikasi/Emergency
MEDIS

b. ASESMEN Perawat Penanggung Jawab Dilakukan dalam 3 Shift


KEPERAWATAN
c. EDUKASI a. Kemampuan melakukan ADL
KEPERAWATAN secara mandiri
Pengisian formulir
informasi dan edukasi
terintegrasi oleh pasien
dan atau keluarga
b. Manajemen nyeri

c. Tanda-tanda infeksi

16
d. Diet selama perawatan

e. Teknik meredakan mual

Informasi Obat Meningkatkan kepatuhan


d. EDUKASI pasien meminum/
FARMASI menggunakan obat
Konseling Obat

PENGISIAN
FORMULIR
INFORMASI DAN Lembar Edukasi Terintegrasi DTT Keluarga/Pasien
EDUKASI
TERINTEGRASI
9. TERAPI MEDIKA MENTOSA

Parasetamol 10-15 mg/KgBB/


a. INJEKSI Intravena
Ceftriaxone 1 gr Profilaksis

b. CAIRAN INFUS RL

Varian

Parasetamol 10-15 mg/Kg BB/kali


c. OBAT ORAL /oral

17
Varian

10. TATALAKSANA/INTERVENSI (TLI)

a. TLI MEDIS Apendictomi laparoskopik/open Tergantung fasilitas &


indikasi
a. Kode NIC (1400): Manajemen
Nyeri
b. Kode NIC (6040): Terapi
Relaksasi
c. Kode NIC (3740): Pengobatan
Demam
d. Kode NIC (4120): Manajemen
Cairan
e. Kode NIC (6540): Kontrol Infeksi

b. TLI Mengacu pada NIC


f. Kode NIC (2380): Manajemen
KEPERAWATA
Pengobatan
N g. Kode NIC (6680): Monitoring
tanda-tanda vital
h. Kode NIC (1450): Manajemen
Mual
i. Kode NIC (0180): Manajemen
energi
j. Kode NIC (1800): Self Care

18
Assistance
k. Kode NIC (4190): Pemasangan
Infus
l. Kode NIC (2314): Medikasi IV

m.Kode NIC (309): Persiapan


Operasi : edukasi, persiapan fisik :
mandi, penyiapan organ, enema, ganti
pakaian, pelepasan perhiasan,
persetujuan tindakan.
n. Kode NIC (3360): Perawatan Luka

Bertahap Diet cair, saring,


lunak/makan biasa Tinggi Energi dan
Tinggi Protein (TETP) selama
pemulihan
Rekomendasi kepada DPJP

11. MONITORING & EVALUASI (Monitor Perkembangan Pasien)

a. DOKTER DPJP Asesmen Ulang & Review


Verifikasi Rencana Asuhan
a. Monitoring penurunan skala
nyeri pasien
b. Monitoring implementasi

19
mandiri
teknik relaksasi untuk
menurunkan nyeri
c. Monitoring tanda-tanda vital
pasien
d. Monitoring status hidrasi
pasien meliputi balance
cairan, terapi intravena dan
tanda-tanda
dehidrasi
e. Monitoring tindakan pencegahan
b. KEPERAWATAN infeksi yang harus dilakukan Mengacu pada NOC
oleh pasien dan keluarga
selama
perawatan
f. Monitoring pemberian obat
antipiretik
g. Monitoring frekuensi mual
pasien
h. Monitoring implementasi pasien
dalam mengurangi mual
i. Monitoring kondisi

20
kelemahan,
ketidaknyamanan yang
dialami
oleh pasien
j. Membantu pasien dalam
melakukan ADL
k. Monitoring pelaksanaan
ADL yang dilakukan pasien
dengan bantuan keluarga
atau mandiri
Monitoring asupan makan Sesuai dengan masalah
Monitoring Antropometri gizi dan tanda gejala
c. GIZI Monitoring Biokimia yang akan dilihat
Monitoring Fisik/klinis terkait gizi
kemajuannya.
Monitoring Interaksi Obat Mengacu pada IDNT
(International Dietetics &
Monitoring Efek Samping Obat
Nutrition Terminology)

Pemantauan Terapi Obat

21
12. MOBILISASI/ REHABILITASI

a. MEDIS

b. KEPERAWATAN Dibantu Sebagian/mandiri Tahapan mobilisasi sesuai


kondisi pasien
c. FISIOTERAPI

13. OUTCOME/HASIL

a. MEDIS Demam Hilang

Nyeri abdomen hilang/berkurang

a. Kode NOC (1605): Kontrol Nyeri

b. Kode NOC (2101): Effect


Distructive
Nyeri
c. Kode NOC (2102): Level Nyeri

d. Kode NOC
(0800):
Thermoregulation Mengacu pada NOC
e. Kode NOC (0602): Hydration
b. KEPERAWATAN Dilakukan dalam 3 shift

22
f. Kode NOC (0703): Saverity
Infeksi
g. Kode NOC (2301): Respon
Pengobatan
h. Kode NOC (0802): Tanda-tanda
vital
i. Kode NOC (1618): Kontrol Mual
dan Muntah
j. Kode NOC (2106): Effect
Distructive
Mual dan Muntah
k. Kode NOC (0002): Konservasi
Energi
l. Kode NOC (0300): ADL

c. GIZI Asupan makanan > 80% Status Gizi optimal

Terapi obat sesuai indikasi Meningkatkan kualitas


d. FARMASI hidup pasien
Obat rasional

Tanda Vital Normal Status pasien/tanda vital


14. KRITERIA sesuai dengan PPK
Sesuai NOC
PULANG

23
Varian

Resume Medis dan Keperawatan


15. RENCANA Penjelasan diberikan sesuai dengan Pasien membawa
PULANG/ keadaan umum pasien Resume Perawatan/
EDUKASI Surat pengantar control Surat Rujukan
PELAYANAN / Surat Kontrol/Homecare
LANJUTAN saat pulang.

VARIAN

, ,
Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Perawat Penanggung Jawab Pelaksana Verivikasi

24
( ) ( ) ( )

Keterangan :
Yang harus dilakukan
Bisa atau tidak
√ Bila sudah dilakukan

25
E. Implementasi Indikator Mutu Keperawatan
1. Pengertian Mutu Pelayanan Keperawatan
Mutu Pelayanan keperawatan adalah suatu proses kegiatan yang
dilakukan oleh profesi keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan pasien dalam
mempertahankan keadaan dari segi biologis, psikologis, sosial, dan spiritual
pasien (Suarli dan Bahtiar, 2012).
Mutu pelayanan keperawatan adalah asuhan keperawatan professional
yang mengacu pada 5 dimensi kualitas pelayanan yaitu, (reability, tangibles,
assurance, responsiveness, dan empathy) (Bauk et al, 2013).
Mutu pelayanan keperawatan merupakan suatu pelayanan yang
menggambarkan produk dari pelayanan keperawatan itu sendiri yang meliputi
secara biologis, psikologis, sosial, dan spiritual pada individu sakit maupun yang
sehat dan dilakukan sesuai standar keperawatan (Asmuji, 2012).
Berdasarkan pernyataan ketiga teori diatas dapat disimpulkan bahwa
pelayanan keperawatan merupakan kegiatan atau upaya pelayanan yang dapat
dilakukan secara mandiri atau bersama-sama dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan pasien secara holistik.
3. Tujuan Mutu Pelayanan Keperawatan
Menurut Triwibowo (2013), tujuan mutu pelayanan keperawatan terdapat
5 tahap yaitu:
a. Tahap pertama adalah penyusunan standar atau kriteria.
Dimaksudkan agar asuhan keperawatan lebih terstruktur dan terencana
berdasarkan standar kriteria masing-masing perawat.
b. Tahap kedua adalah mengidentifikasi informasi yang sesuai dengan kriteria.
Informasi disini diharapkan untuk lebih mendukung dalam proses asuhan
keperawatan dan sebagai pengukuran kualitas pelayanan keperawatan.
c. Tahap ketiga adalah identifikasi sumber informasi.
Dalam memilih informasi yang akurat diharuskan penyeleksian yang ketat
dan berkesinambungan. Beberapa informasi juga didapatkan dari pasien itu
sendiri.
d. Tahap keempat adalah mengumpulkan dan menganalisa data.
Perawat dapat menyeleksi data dari pasien dan kemudian menganalisa satu-
persatu.
e. Tahap kelima adalah evaluasi ulang.
Dihahap ini berfungsi untuk meminimkan kekeliruan dalam pengambilan
keputusan pada asuhan dan tidakan keperawatan.
Tujuan keperawatan merupakan hal yang harus direncanakan secara
optimal oleh perawat. Tujuan keperawatan menurut Asmuji (2012) menyebutkan:
a. Tujuan keperawatan harus jelas, sehingga tercipta output keberhasilan yang
optimal. Dari hasil yang optimal maka akan mendukung kinerja dan
meningkakan kerja perawat.
b. Tujuan yang memiliki kriteria sulit dan menantang harus dikolaborasikan
dengan tim sejawat lain maupun tim medis lainnya. Disini perawat tidak
diperkenankan untuk melakukan tindakan secara persepsi tetapi secara
rasional berdasarkan hasil diskusi.
c. Tujuan keperawatan diharuskan dapat diukur, berisi ketentuan kuantitatif
sehingga akan lebih mudah membandingkan seberapa besar pencapaian
keberhasilan tersebut.
d. Tujuan keperawatan harus berdasarkan waktu yang ditentukan, agar
pencapaian target lebih baik lagi. Waktu yang optimal dilaksanakan dengan
target dan tidak mengesampingkan kolaborasi dengan pasien.
4. Indikator Penilaian Mutu Keperawatan
  Indikator Mutu Keperawatan menurut ANA
Kategori Ukuran
Ukuran 1 Angka kematian pasien karena komplikasi operasi
berfokus 2 Angka decubitus
3 Angka pasien jatuh
outcomes 4 Angka psien jatuh dengan cidera
pasien 5 Angka restrain
6 ISK karena pemasangan cateter di ICU
7 Blood stream infection karena pemasangan cateter line
central di ICU dan HDNC
8 VAP di ICU dn HDNC
Ukuran 9 Konseling berhenti merokok pada kasus AMI
10 Konseling berhenti merokok pada kasus Gagal jantung

28
11 Konseling berhenti merokok pada kasus Peneumonia

berfokus pada
intervensi
Ukuran 12 Perbandingan antara RN, LVN/LPN, UAP dan kontrak
berfokus 13 Jam perawatan pasien per hari oleh RN,LPN/LPN dan

pada system UAP


14 Practice Environment Scale—Nursing Work Index
15 Turn over
Sumber: The National Database of Nursing Quality Indicators (NDNQI),2007.
Mutu asuhan kesehatan sebuah rumah sakit akan selalu terkait dengan
struktur, proses, dan outcome sistem pelayanan RS tersebut. Mutu asuhan
pelayanan RS juga dapat dikaji dari tingkat pemanfaatan sarana pelayanan oleh
masyarakat, mutu pelayanan dan tingkat efisiensi RS. Secara umum aspek
penilaian meliputi evaluasi, dokumen, instrumen, dan audit (EDIA) (Nursalam,
2014).
a. Aspek struktur (input)
Struktur adalah semua input untuk sistem pelayanan sebuah RS yang
meliputi  M1 (tenaga), M2 (sarana prasarana), M3 (metode asuhan keperawatan),
M4 (dana), M5 (pemasaran), dan lainnya. Ada sebuah asumsi yang menyatakan
bahwa jika struktur sistem RS tertata dengan baik akan lebih menjamin mutu
pelayanan. Kualitas struktur RS diukur dari tingkat kewajaran, kuantitas, biaya
(efisiensi), dan mutu dari masing-masing komponen struktur.
b. Proses
Proses adalah semua kegiatan dokter, perawat, dan tenaga profesi lain
yang mengadakan interaksi secara professional dengan pasien. Interaksi ini diukur
antara lain dalam bentuk penilaian tentang penyakit pasien, penegakan diagnosis,
rencana tindakan pengobatan, indikasi tindakan, penanganan penyakit, dan
prosedur pengobatan.

c. Outcome
Outcome adalah hasil akhir kegiatan dokter, perawat, dan tenaga profesi
lain terhadap pasien.
1) Indikator-indikator mutu yang mengacu pada aspek pelayanan meliputi:
a) Angka infeksi nosocomial: 1-2%

29
b) Angka kematian kasar: 3-4%
c) Kematian pasca bedah: 1-2%
d) Kematian ibu melahirkan: 1-2%
e) Kematian bayi baru lahir: 20/1000
f) NDR (Net Death Rate): 2,5%
g) ADR (Anasthesia Death Rate) maksimal 1/5000
h) PODR (Post Operation Death Rate): 1%
i) POIR (Post Operative Infection Rate): 1%
2) Indikator mutu pelayanan untuk mengukur tingkat efisiensi RS:
a) Biaya per unit untuk rawat jalan
b) Jumlah penderita yang mengalami decubitus
c) Jumlah penderita yang mengalami jatuh dari tempat tidur
d) BOR: 70-85%
e) BTO (Bed Turn Over): 5-45 hari atau 40-50 kali per satu tempat
tidur/tahun
f) TOI (Turn Over Interval): 1-3 hari TT yang kosong
g) LOS (Length of Stay): 7-10 hari (komplikasi, infeksi nosocomial; gawat
darurat; tingkat kontaminasi dalam darah; tingkat kesalahan; dan kepuasan
pasien)
h) Normal tissue removal rate: 10%
3) Indikator mutu yang berkaitan dengan kepuasan pasien dapat diukur dengan
jumlah keluhan pasien/keluarganya, surat pembaca dikoran, surat kaleng,
surat masuk di kotak saran, dan lainnya.
4) Indikator cakupan pelayanan sebuah RS terdiri atas:
a) Jumlah dan presentase kunjungan rawat jalan/inap menurut jarak RS
dengan asal pasien.
b) Jumlah pelayanan dan tindakan seperti jumlah tindakan pembedahan dan
jumlah kunjungan SMF spesialis.
c) Untuk mengukur mutu pelayanan sebuah RS, angka-angka standar tersebut
di atas dibandingkan dengan standar (indicator) nasional. Jika bukan angka
standar nasional, penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan hasil
penacatatan mutu pada tahun-tahun sebelumnya di rumah sakit yang sama,

30
setelah dikembangkan kesepakatan pihak manajemen/direksi RS yang
bersangkutan dengan masing-masing SMF dan staff lainnya yang terkait.
5) Indikator mutu yang mengacu pada keselamatan pasien:
a) Pasien terjatuh dari tempat tidur/kamar mandi
b) Pasien diberi obat salah
c) Tidak ada obat/alat emergensi
d) Tidak ada oksigen
e) Tidak ada suction (penyedot lendir)
f) Tidak tersedia alat pemadam kebakaran
g) Pemakaian obat
h) Pemakaian air, listrik, gas, dan lainnya
Standar Nasional
Ʃ BOR 75-80%
Ʃ ALOS 1-10 hari
Ʃ TOI 1-3 hari
Ʃ BTO 5-45 hari
Ʃ NDR < 2,5%
Ʃ GDR < 3%
Ʃ ADR 1,15.000
Ʃ PODR < 1%
Ʃ POIR < 1%
Ʃ NTRR < 10%
Ʃ MDR < 0,25%
Ʃ IDR < 0,2%
Tabel 1. Standar Nasional Indikator Mutu Pelayanan
Indikator-indikator pelayanan rumah sakit dapat dipakai untuk
mengetahui tingkat pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan rumah sakit.
Indikator-indikator berikut bersumber dari sensus harian rawat inap :
a. BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat tidur)
Menurut Depkes RI (2005), BOR adalah prosentase pemakaian tempat
tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi
rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit.Nilai parameter BOR
yang ideal adalah antara 60-85% (Depkes RI, 2005).
Rumus :
(jumlah hari perawatan di rumah sakit) × 100%
(jumlah tempat tidur × jumlah hari dalam satu periode)

31
b. ALOS (Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien dirawat)
ALOS menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata lama rawat seorang
pasien. Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga
dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis
tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut.Secara
umum nilai ALOS yang ideal antara 6-9 hari (Depkes, 2005).
Rumus :
(jumlah lama dirawat)
(jumlah pasien keluar (hidup + mati))
c. TOI (Turn Over Interval = Tenggang perputaran)
TOI menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata hari dimana tempat tidur
tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya.Indikator ini memberikan
gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur.Idealnya tempat tidur kosong
tidak terisi pada kisaran 1-3 hari.
Rumus :
((jumlah tempat tidur ×  Periode) −  Hari Perawatan) 
(jumlah pasien keluar (hidup + mati))
d. BTO (Bed Turn Over = Angka perputaran tempat tidur)
BTO menurut Depkes RI (2005) adalah frekuensi pemakaian tempat tidur
pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu
tertentu.Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali.
Rumus :
Jumlah pasien dirawat (hidup + mati)
(jumlah tempat tidur)
e. NDR (Net Death Rate)
NDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian 48 jam setelah
dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran
mutu pelayanan di rumah sakit.
Rumus :
Jumlah pasien mati >  48 jam     × 100%
(jumlah pasien keluar (hidup + mati))
f. GDR (Gross Death Rate)

32
GDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian umum untuk
setiap 1000 penderita keluar.
Rumus :
Jumlah pasien mati seluruhnya   × 100%
(jumlah pasien keluar (hidup + mati))
 Menurut Nursalam (2014), ada enam indikator utama kualitas pelayanan
kesehatan di rumah sakit:
a. Keselamatan pasien (patient safety), yang meliputi: angka infeksi
nosokomial, angka kejadian pasien jatuh/kecelakaan, dekubitus, kesalahan
dalam pemberian obat, dan tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan
kesehatan
b. Pengelolaan nyeri dan kenyamanan
c. Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan
d. Perawatan diri
e. Kecemasan pasien
f. Perilaku (pengetahuan, sikap, dan keterampilan) pasien.

33
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Asuhan keperawatan merupakan proses atau rangkaian kegiatan pada
praktik keperawatan yang diberikan secara langsung kepada klien/pasien di
berbagai tatanan pelayanan kesehatan. Dilaksanakan berdasarkan kaidah-kaidah
keperawatan sebagai suatu profesi yang berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan,
bersifat humanistic, dan berdasarkan pada kebutuhan objektif klien untuk
mengatasi masalah yang dihadapi klien.
PAK (Panduan Asuhan Keperawatan) merupakan suatu panduan atau
acuan yang dibuat untuk mempermudah perawat dalam melaksanakan dan
pendokumentasian asuhan keperawatan pada pasien.
Dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien dengan
berpedoman pada panduan asuhan keperawatan (PAK) yang berlaku. Pemberian
asuhan keperawatan dengan menggunakan panduan asuhan keperawatan (PAK)
dimulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi
keperawatan serta catatan asuhan keperawatan (dokumentasi).
Indikator mutu pelayanan keperawatan merupakan hal yang sangat
penting bagi suatu institusi rumah sakit, karena mutu pelayanan keperawatan ini
merupakan penilaian bagi masyarakat terhadap suatu rumah sakit. Indikator mutu
ini merupakan citra dari suatu rumah sakit. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi pelaksanaan indikator mutu pelayanan keperawatan di ruang rawat
inap.
F. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan
makalah ini tetapi kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis
perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan yang penulis miliki.
Oleh karena itu, penulis perlu bimbingan dari dosen pembimbing maupun
pembaca untuk kesempurnaan dari makalah ini.

34
DAFTAR PUSTAKA
Asmuji. 2012. Manajemen Keperawatan : Konsep dan Aplikasi. Jogjakarta :
Arruzz Media.
Bauk, Kadir, Saleh. 2013. Hubungan Karakteristik Pasien dengan Kualitas
Pelayanan: Persepsi Pasien Pelayanan Rawat Inap RSUD Majene.
Depkes RI. 2005. Indikator Kinerja Rumah Sakit, Direktorat Jendral Pelayanan
Medik. Jakarata: RI.
Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (Eds). 2014. NANDA International Nursing
Diagnoses: Definitions & Classification, 2015-2017. Oxford : Wiley
Blackwell.
Lewis, SL., Direksen, SR., Heitkemper, MM., and Bucher, L. 2014. Medical
Surgical Nursing. Mosby: Elsivier Wilkinson.
Nursalam. 2014. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika.
PERSI. 2015. Pedoman Penyusunan Panduan Praktik Klinis dan Clinical
Pathway Dalam Asuhan Terintegrasi Sesuai Standar Akreditasi Rumah
sakit 2012. Jakarta: Kemenkes RI.
Riyadi, S. 2010. Keperawatan Professional. Yogyakarta : Gosyen.
Suarli, S dan Bahtiar. 2012. Manajemen Keperawatan Dengan Pendekatan
Praktis. Jakarta: Erlangga.
Triwibowo. 2013. Manajemen Pelayanan Keperawatan di Rumah Sakit. Jakarta:
TIM.

35

Anda mungkin juga menyukai