Anda di halaman 1dari 16

PRAKTIKUM TEMA 1

Penetapan Kadar Pnrasctamol Dalam Scdiaan Tablet Dcngan


Spcktromctcr-UV Vis

1. DASAR TEORI
Metode analisis spektrofotometri ultraviolet - sinar tampak mernanfaatkan fenomena absorpsi sinar
radiasi elektromagnctik di daerah ultraviolet dan daerah sinar tampak oleh Iarutan sarnpel (anorganik
maupun organik). Pemanfaatan peristiwafenomena absorpsi sinar radiasi elektromagnetik di daerah
ultraviolet dan daerah sinar tarnpak antara lain analisis kualitatif dengan tujuan identifikasi 7at murni,
penetapan ada tidaknya zat-zat tertentu dalam campuran ataupun identifikasi gugus-gugus fungsi tertentu
dalam molekul (penentuan struktur), analisiskuantitatifsatuzatataulebiW campuranzatdalamsampel,
titrasisecaraspektrofotometri, dan penetapan konstanta kesetimbangan reaksi dan sebagainya.
Data spektra UV-vis secara tersendiri tidak dapat digunakan untuk identifikasi kualitatifobat
dan metabolitnya. Data yang diperoleh dari spektroskopi UV-vis adalah panjang gelombang
maksimal, intensitas, efek pH, dan pelarut yang kesemuanya dapat diperbandingkan dengan data
yang sudah dipublikasikan. Dari spektra yang diperoleh dapat dilihat, misalnya

• Serapan (absorbansi) berubah atau tidak karena perubahan pH. Jika berubah, bagaimana
perubahannya apakah dari batokromik ke hipsokromik dan sebaliknya atau dari hipokromik ke
hiperkromik, dan sebagainya.

• Obat-obat yang netral misalnya kafein, kloramfenikol; atau obat-obat yang berisi auksukrom
yang tidak terkonjugasi seperti amfetamin, siklizin dan pensiklidin.
Apabila suatu berkas radiasi dengan intensitas Io dilewatkan melalui suatu dalam wadah yang
transparan maka sebagian radiasi akan diserap sehingga intensitas radiasi yang diteruskan sebesar I
yang lebih kecil dari 10. Maka transmitan (T) dari Iarutan merupakan Fraksi dari radiasi yang
diteruskan atau ditransmisi oleh Iarutan yaitu :
T = I / Io, Hukum yang digunakan dalam metode ini adalah hukum Beer-Lambert.

Io

A = log—=-10gT

Dipindai dengan CamScanner


Absorpsi maksimum terjadi pada panjang gelombang maksimum. Konstanta absortivitas suatu
kromofor ditentukan oleh jenis kromofor itü sendiri dan juga oleh frekuensi REM ynag diabsorpsi.
Besarnya intensitas energi REM yang diabsorpsi proporsional dngan jumlah kromofomya
(konsentrasinya), dan hubungan proporsional ini dirumuskan dalam bentuk persamaan Hk. Lambert
Beer
A ebc
Dimana:
A Absorban (no units, since A Log 10 PJP)
6 absortivitas molar (L mol-l cm-l)
b tebai kuvet (cm) c konsentrasi
larutan (mol / liter)
Absorban berbanding lurus dengan konsentrasi, namun demikian kenyataannya penyimpangan sering
terjadi. Untuk menghindari hal ini kurva kalibrasi harus dibuat pada setiap kali analisis. Penyimpangan
dapat terjadi karena banyaknya variable dalam pembentukan uap atom yang tidak terkendali. Dengan
dibuat kurva kalibrasi pada setiap kali analisis maka penyimpangan standar dari kurva kalibrasi dapat
dikurangi atau dikoreksi. Persamaan Lambert-Beer berlaku untuk rentang konsentrasi kromofor
tertentu. Untuk larutan yang sangat encer atau terlalu pekat (pembacaan transmitan atau absorban yang
terlalu beşar atau terlalu kecil) menimbulkan kesalahan fotometrik relative besar. Dari tabel di bawah
dapat dibaca hubungan antara nilai transmitan atau absorban dan kesalahan relative yang terjadi.
Absorbance, A Percent error in

Transmitance, T Ac
consentration — x 100
c
0,95 0,022 10,2
0,90 0,046 4,74
0,80 0,097 2,80
0,70 0,155 2,00
0,60 0,222 1,63
0,50 0,301

0,40 0,399 1,36


0,30 0,523 1,38
0,20 0,699 1,55
10
0,10 1,000 ± 2,17
0,030 1,523 ± 4,75

Dipindai dengan CamScanner


0,020 I ,699 ± 6,38
Dari penurunan rumus Lambert-Beer didapat bahwa kesalahan relative minimal terjadi bila
larutan yang diukur memberikan transmitan = 36,8% atau absorban 0,4343. Pada prakteknya agar
persamaan linier Lambert-Beer diikuti, konsentrasi larutan yang dibuat pembacaan transmitannya
antara

Menurut hukum Lambert-Beer absorban berbanding lurus dengan konsentrasi, Namun,


pada kenyataannya penyimpangan sering terjadi yaitu penyimpangan kimia, fisika, fotometri,
polikromatis, dan radiasi asing. Untuk menghindari hal ini kurva kalibrasi harus dibuat pada setiap
kali analisis. Penyimpangan dapat terjadi karena banyaknya variabel dalam pembentukan uap atom
yang tidak terkendali. Dengan dibuat kurva kalibrasi pada setiap kali analisis maka penyimpangan
standar dari kurva kalibrasi dapat dikoreksi.

11. TUJUANPRAKTIKUM Praktikum


ini bertujuan untuk:
l. Membuat kurva hubungan konsentrasi baku parasetamol dengan absorban.
2. Menentukan persamaan garis regresi linier.
3. Menentukan kadar zat parasetamol memakai Hukum Lambert Beer dan memakai persamaan garis
regresi linier.

111. DAN BAHAN


Alat :
Labu takar ukuran 25 dan 50 mL
Pipet ukur ukuran l; 2; 5 mL
Beaker 100 mL
Spektrofotometer
Pipet tetes
Tissue
Lap

Kuvet ukuran I cm
11
Bahan :
Parasetamol BPFI
Tablet parasetamol berbagai merk o Aquades

Dipindai dengan CamScanner


IV. PROSEDUR KER.JA

I. Pembuatan larutan baku parasetamol


a. Pembuatan larutan stok parasetamol 100 ppm
Ditimbang 5 mg baku standar parasetamol, kemudian dilarutkan dengan metanol p.a
dalam labu takar 50 ml hingga tanda, sehingga diperoleh konsentrasi 100 ppm.

b. Pembuatan larutan intermediate parasetamol 25 ppm


Larutan stok parasetamol 100 ppm diambil sebanyak 12,5 ml dan diencerkan dengan
aqudest dalam labu takar 50 ml hingga tanda batas sehingga diperoleh konsentrasi sebesar
25 ppm.

c. Pembuatan seri larutan baku parasetamol:


Dibuat seri larutan baku parasetamol dengan konsentrasi yaitu 0,5 ppm; I ppm; 1,5 ppm; 2
ppm; 2,5 ppm; dan 3 ppm darİ larutan İntermediet parasetamol 25 ppm, menggunakan
dalam labu takar 25 ml dalam aquadest.
CONTOH .
Perhitungan pembuatan seri larutan baku parasetamol
Diketahui : Kadar larutan baku İntermediate parasetamol 25 ppm V2z
10 mL
Ditanya : volume larutan baku intermediate kurkumin yang di pipet —
Mı x VI M2 x V?
25 ppm x vJ 0,5 ppm x 25 mL
Vı— I ml

Konsentrasi Larutan parasetamol dan volume larutan intermediate yang diambil


Konsentrasi (ppm) seri Volume larutan intermediate
larutan baku parasetamol parasetamol yang dipipet

0,5 ppm
12
I ppm

I ,5 ppm

2 ppm

2,5 ppm

Dipindai dengan CamScanner


2. Penentuan panjang gelombang maksimum
Penentuan panjang gelombang maksimum dilakukan analisis menggunakan larutan baku 2,5
ppm dengan panjang gelombang 200-400 nm. Kemudian larutan blanko, seri larutan baku
parasetamol, dan larutan sampel uji dianalisis dengan panjang gelombang maksimum.
maksimum Paracetamol
(nm)

Untuk membuat kurva kalibrasi dari hubungan konsentrasi baku parasetamol dengan absorbansi, lima
seri larutan baku parasetamol diukur pada maksimum Paracetamol
Kurva hubungan konsentrasi baku parasetamol dengan absorban.
Konsentrasi Sampel (sumbu x) Absorbansi (sumbu Y)
0,5 ppm

I ppm

1,5 ppm

2 ppm

2,5 ppm

13

Pľmbuatun Sutnpľl a,
(Gerus satu parasetaĺuol
b. timbang IO tng kemudiun tarutakałi datatu SO akuadest. Ukuľ
absotbasi larutan, e, I akukan tangkäh b sebanyak

Dipindai dengan CamScanner


l)engukuran Konsenttasi latutan Ilji (ppm) Absotbansi
1

Rata,tata
Persamaan garis regrľsi linier pada "kurva kalibra.si” y +u
l)engan menganggap y absoľbansi, dan konsentrasi larutan
Dari data kurva kalibrasi di atas (konsentrasi parasetatuol (ppm) vs Absorbansi), maka akan
diperoteh persatnaan regresi linear (output dari spektrofototneter)

Contoh :
y 0,05x • 0,001
Konsentmsi tamtan satnpel dengan A IO :
Y • 0,001
o.oot x
10,22

Dipindai dengan CamScanner


Judl, kottsentrasl 10,22 (konsetttrast setuvnwn Ititung)

Kosenttxssi tetshitung
Volierolehanx 10000
RosenttÂes( seèetturnyo

Kesitnputan

Range pecolehan kembali menutut Fannakope Indonesia IV vs Data Petvotxnan

Langkah.luttgknh Pengukuran dengan Spektrofotueter CIV-Vis


l. Menghidupkan spektmtotometer 'llxermo Scientifie "Otion Aquamate 8100" dengan menekan
tombol ON atau OFF pada alat.
2. Scan Pameetamol
a. klik aplikasi "scan", b,
klik tanda +,
c. atur nxnge 200-400 nm, klik continue d, siapkan Iarutan
blangko,masukkan klik blank
e. siapkan lanitan baku parasetamol, klik measure.
f.)s maksitnum parasetarnol Akan ditampilkan pada layer. Clcxse (tanda X dan end
experiment)

3. Pengukuran lima (5) seri Iartltssul baku parasetamol


a. klik aplikasi 'Quant",
b. klik tanda +, c, atur pengukuran (gunakan maksìmum parasetamol yang terukut saut scan),
atur
Reference (ppm), masukkan konsentasi (ppm) larut,sui seri konsentrasi, klìk Calibrate

d. Masukkan larutan blanko (pada praktikum ini aquadest) ke datam kuxet, klik "blank".

e. Masukkan Iarutan seri konsentrasi Nsrsantian sesuai urutan konsentrasi diatur sebelumnya
(ada pada layer svvktmfotometet). Diukur absorbansin.sa Qktik measure)s
15

Dipindai dengan CamScanner


f, Setelah mengukur jarutnn seri dijíílijtítkílti
dengan pengukuran satnpel (kJik sampgJ),
4, Pengukurnn larutnn sampel uji (i',ĺmpcĺ (Ítiľĺ ígĺbleí
parasetíitnoj) a, Untuk pengukuran sampeJ mosukknn
bJnnp*o (kJik bjnnk), b, masukknn larutan sarnpel ujj, kJÍk
meĺĽure ,
Janjutknn untuk sampel berikuĺnya,

d. Klik "X end experíment"


e. Print hasi! pengukuran berupa kurva kalibarĺí%i, rcggcgĺ, dan abzorbatjgĺ

16

Dipindai dengan CamScanner


PRAKTIKUM TEMA 11
Penetapan Kadar Kurkumin Dalam Sediaan Obat Tradisional Dengan
Spektrofotometer Uv-Vis
1. DASAR TEORI
Metode analisis speküofotom&i ultraviolet - sinar tampak memanfaatkan fenomena absorpsi sinar radiasi
elektromagnetik di daerah ultraviolet dan daerah sinar tampak Oleh larutan sampel (anorganik maupun organik).
Pemanfaatan peristiwa fenomena absorpsi sinar radiasi elektromagnetik di daerah ultraviolet dan daerah sinar
tampak antara Iain analisis kualitatif dengan tujuan identifikasi zat mumi, penetapan ada tidalmya zat-zat tertentu
dalam campuran ataupun identifikasi gugus-gugus ålngsi tertentu dalam molekul (penentuan sä-uktur), analisis
kuantitatif satu zzt atau lebih/ campuran zat dalam sampel, titrasi secara spektrofotometri, dan penetapan konstanta
kesetimbangan reaksi dan sebagainya.
Data spektra UV-vis secara tersendiri tidak dapat digunakan untuk identifikasi kualitatif Obat dan
metabolitnya. Data yang diperoleh dari spektroskopi UV-vis adalah panjang gelombang maksimal, intensitas, efek
pH, dan pelarut yang kesemuanya dapat diperbandingkan dengan data yang sudah dipublikasikan. Dari spektra yang
diperoleh dapat dilihat, misalnya

• Serapan (absorbansi) berubah atau tidak karena perubahan pH. Jika berubah, bagaimana perubahannya apakah
dari batokromik ke hipsokromik dan sebaliknya atau dari hipokromik ke hiperkromik, dan sebagainya.

• Obat-obat yang netral misalnya kafein, kloramfenikol; atau obat-obat yang berisi auksula•om yang tidak
terkonjugasi seperti amfetamin, siklizin dan pensiklidin.
Apabila suatu berkas radiasi dengan intensitas 10 dilewatkan melalui suatu larutan dalam wadah yang
transparan maka sebagian radiasi akan diserap sehingga intensitas radiasi yang diteruskan sebesar I yang lebih kecil
dari 10 Maka transmitan (T) dari larutan merupakan Fraksi dari radiasi yang diteruskan atau ditransmisi Oleh
larutan. Transmitan adalah perbandingan antara intensitas cahaya yang keluar setelah berinteraksi dengan zat uji
dengan intensitas cahaya awal sebelum berinteraksi dengan zat uji, yaitu :
T = I / 10, Hukum yang digunakan dalam metode ini adalah hukum Beer-Lambert.

10

1
A = log—= -logT
Absorpsi maksimurn terjadi pada panjang gelombang maksimum. Konstanta absortivitas suatu kromofor

17

Dipindai dengan CamScanner


ditentukan Oleh jenis kromofor itu sendiri dan juga Oleh frekuensi REM ynag diabsorpsi. Besamya intensitas
energi REM Yang diabsorpsi proporsional dngan jumlah kromofomya (konsentrasinya), dan hubungan

bentuk
proporsional ini dirumuskan dalam Ilk. Lambert Beer
z
A Ebc
Dimana:
A Absorban (no units, since A Log 10 PR)
E absortivitas molar (L mol-l cm-
1 ) b tebai kuvet (cm) c konsentrasi
larutan (mol / liter)
Absorban berbanding lurus dengan konsentrasi, namun demikian kenyataannya penyimpangan sering terjadi.
Untuk menghindari hal ini kurva kalibrasi harus dibuat pada sctiap kali analisis. Penyimpangan dapat terjadİ
karena banyalmya variable dalam pembentukan uap atom yang tidak terkendali. Dengan dibuat kurva kalibrasi
pada setiap kali analisis maka penyimpangan standar dari kurva kalibrasi dapat dikurangi atau dikoreksi.
Persamaan Lambert-Beer berlaku untuk rentang konsentrasi kromofor tertentu. Untuk larutan yang sangat encer
atau terlalu pekat (pembacaan transmitan atau absorban yang terlalu beşar atau terlalu kecil) menimbulkan
kesalahan fotometrik rclative besar. Dari tabel di bawah dapat dibaca hubungan antara nilai transmitan atau
absorban dan kesalahan relative yang tedadi.

Percent error in consentration

Ac
Transmitance, T Absorbance, A
—xıoo
c
0,95 0,022 10,2
0,90 0,046

0,80 0,097 2,80


0,70 0,155 2,00
0,60 0,222 1,63
0,50 0,301

0,40 0,399 1,36


0,30 0,523 1,38
0,20 0,699 1,55
0,10 1,000

0,030 1,523 4,75


0,020 1,699

Dari penurunan rumus Lambert-Beer didapat bahwa kesalahan relative minimal terjadi bila larutan yang
diukur memberikan transmitan 36,8% atau absorban 0,4343. Pada prakteknya agar pcrsamaan linier LambertBeer
diikuti, konsentrasi larutan yang dibuat pembacaan transmitannya antara 15%-75%.
Menurut hükum Laınbert-Bccr absorban berbanding lurus dengan konscntrasi, Namun, pada
kenyataannya penyimpangan sering terjadi yaitu penyimpangan kimia, fisika, fotometri, polikromatis, dan radiasi

Dipindai dengan CamScanner


1
8
asing, Untuk menghindari hal ini kurva kalibrasi harus dibuat pada setiap kali analisis. Perr;irnpangan d.apal
terjadi karena banyaknya variabel dalam pembentukan uap atom yang tidak terkendali- Dengan dibœt kur.a
kalibrasi pada setiap kali analisis maka penyimpangan standar dari kurva kalibrasi dapat dikoreksi-

AESCFFEAIEI

11. TUJUAN PERCOBAAN


I. Membuat kurva hubungan konsentrasi kurkumin dengan absorban.
2. Menentukan pcrsamaan garis regresi linier.
3. Menentukan kadar kurkumin memakai Hukum Lambert Beer dan memakai persamaan garis regesi

linier.

111. ALAT DAN BAHAN


Bahan
1, Jamu racikan

2. Jamu bermerk
3. Standar kurkumin
19

Dipindai dengan CamScanner


4. Etanol p.a
5. Kloroform p.a
Alat

beker, erlenmeyer, pipet ukur, pipet volume, cawan


porselen,
3. Spektofotometer UV-Vis
4. Waterbath
5. Neraca analitik

lv. PROSEDUR KERJA


1. Pembuatan Larutan Baku Kurkumin
a. Pembuatan larutan stok kurkumin: Ditimbang IO mg baku kurkumin, kemudian dilarutkan
dengan etanol p.a dalam labu takar IO ml hingga tanda, sehingga diperoleh konsentrasi 1000
ppm.

b. Pembuatan larutan intermediet kurkumin: Larutan stok kurkumin 1000 ppm diambil sebanyak
0,5 ml dan diencerkan dengan etanol p.a dalam labu takar 10 ml hingga tanda sehingga
diperoleh konsentrasi sebesar 50 ppm.

c. Pembuatan seri larutan baku kurkumin: Dibuat seri larutan baku kurkumin dengan konsentrasi
yaitu 2 ppm, 3 ppm, 4 ppm, 5 ppm, 6 ppm, dan 7 ppm menggunakan larutan intermediet
kurkumin 100 ppm, dimasukkan dalam labu takar IO ml dan tambahkan etanol

p.a hingga tanda.


CONTOH .
Perhitungan pembuatan seri larutan baku kurkumin
Diketahui : Kadar larutan baku intermediate kurkumin = 50 ppm
10 mL
Ditanya : volume larutan baku intermediate kurkumin yang di pipet —
MI x VI =M2xV2 50 ppm x VI = 5 ppm x IO mL I ml
Konsentrasi seri larutan baku kurkumin dan volume yang diambil

Dipindai dengan CamScanner


20

21

Dipindai dengan CamScanner


5 ppm

6 ppm

7 ppm

2. Penentuan panjang gelombang maksimum


Penentuan panjang gelombang maksimum dilakukan analisis menggunakan larutan baku
kurkumin 5 ppm dengan panjang gelombang 400-600 nm. Kemudian larutan blanko, seri larutan
baku, dan larutan sampel uji dianalisis dengan panjang gelombang maksimum.

maksimum Kurkumin
Ä (nm)

Untuk membuat kurva kalibrasi dari hubungan konsentrasi baku kurkumin dengan absorbansi, enam seri
larutan baku kurkumin diukur pada maksimum kurkumin
Kurva hubungan konsentrasi baku parasetamol dengan absorban.
Konsentrasi Sampel (sumbu x) Absorbansi (sumbu Y)
2 ppm

3 ppm

4 ppm

5 ppm

6 ppm

7 ppm

KIRA KALBERASI

ABSOPPBANSI vis revesi lhÉr

Ax

Dipindai dengan CamScanner


KONSENTRASI

21
3. Pembuatan Sampel Uji
a. Sebanyak 50 ml sampel jamu kunyit disaring kemudian dimasukan ke dalam corong pisah,
dilakukan ekstraksi cair-cair dengan ditambahkan IO ml kloroform, kemudian dikocok selama
5 menit, dan didiamkan beberapa saat hingga terbentuk dua lapisan.

b. Lapisan kloroform dipisahkan dan lapisan air kembali diekstraksi hingga tiga kali
pengulangan.

c. Lapisan kloroform dikumpulkan kemudian diuapkan dalam penangas air hingga kering,
kemudian dilarutkan dengan etanol p.a sebanyak 20 ml.

d. Larutan dibaca absorbansi pada panjang gelombang maksimum

larutan sampel uji (ppm) Absorbansi

Persamaan garis regresi linier pada "kurva kalibrasi” : y = bx + a


Dengan menganggap y = absorbansi, dan x = konsentrasi larutan
Dari data kurva kalibrasi di atas (konsentrasi baku kurkumin (ppm) vs Absorbansi), maka akan
diperoleh persamaan regresi linear (output dari spektrofotometer)
Contoh :
Y = 0,05x - 0,001
Konsentrasi larutan sampel dengan A = 0,510 :
Y = 0,05x - 0,001

0,510 = - 0,001 x =
10,22 ppm
Jadi, konsentrasi larutan sampel = 10,22 ppm (konsentrasi senyawa hitung)
Perolehan Kembali
Kosentrasi senyawa terhitung
%Perolehan Kembali = x 100% kosentrasi senyawa sebenarnya

Dipindai dengan CamScanner


Kesimpulan
:

22

Dipindai dengan CamScanner

Anda mungkin juga menyukai