Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS FISIKOKIMIA

PEMINDAIAN SPEKTRUM Uv-Vis SENYAWA OBAT


MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER

ABSTRAK

Spectrometer UV yaitu metode analis yang di gunakan untuk mengetahui


serapan dalam sebuh zat hal ini, hal ini di maksudkan untuk mengetahui berapa
serapan cahaya yang di tempuh maupun berapa Panjang gelombang yang berada pada
senyawa yang akan di uji menggunakan spectrometer UV.

Bahan yang akan di gunakan pada saat peraktikum ini ialah Paracetamol,
Kafein, dan juga potassium, masing-masing zat akan di uji untuk mengetahui Panjang
gelombang atau absorbasinya dan juga di buat kalibrasinya menjadi 6 pengenceran
yang awalnya konsentrasinya 1000 ppm, pengenceran menjadi konsentrasi 100 ppm
dan pada 100ppm di bagi kembali dengan konsentrasi berbeda yaitu : 2 ppm, 4 ppm,
6ppm, 8ppm, 10ppm, dan 12ppm.

Hasil penelitian menunjukan bahwa brapa absorban yang di dapat setelah


membagi konsentrasi tersebut, apakah besar ataupun kecil.
PENDAHULUAN

Parasetamol (asetaminofen) merupakan salah satu obat analgesik dan antipiretik.


Parasetamol digunakan secara luas di berbagai negara termasuk Indonesia baik dalam
bentuk sediaan tunggal maupun kombinasi dengan obat lain seperti dalam obat flu,
melalui resep dokter atau yang dijual secara bebas. Banyak sekali nama dagang yang di
gunakan dalam paracetamol ini .

Paracetamol juga mempunyai efek buruk juga terhadap hati dan ginjal jika di
konsumsi secara terus menerus seperti contohnya gagal hati, dan ginjal maka lebih
fatal lagi dapap menyebabkan kematian. Maka karena itu paracetamol telah
direkomendasikan hanya untuk jumlah dan waktu terbatas dan sangat di anjurkan
dengan resep dokter meski obat tersebut termasuk golongan obat bebas.

Spektroskopi absorpsi molekular pada rentang cahaya ultraviolet dan cahaya


tampak banyak digunakan dalam penetapan kadar banyak senyawa organik
dan anorganik. Karakteristik penting dari metode spektrofotometri
ultraviolet dan cahaya tampak untuk penetapan kadar adalah:
1. Digunakan secara luas baik untuk senyawa organik maupun anorganik
2. Batas deteksi (dan batas kuantitasi) yang baik (10-4 s.d. 10-5 M)
3. Selektivitas moderat sampai tinggi
4. Akurasi yang baik
5. Kemudahan dan kenyamanan akuisisi data
Langkah pertama dalam analisis spektrofotometri adalah pengembangan kondisi
yang menghasilkan hubungan yang dapat direproduksi antara absorbansi dan
konsentrasi analit. Untuk sensitivitas tertinggi, pengukuran absorbansi
spektrofotometri biasanya dilakukan pada panjang gelombang yang memberikan
serapan maksimum karena perubahan absorbansi per unit konsentrasi paling besar
pada titik ini. Selain itu, absorbansi hampir selalu konstan pada Panjang gelombang
serapan maksimum. Pada serapan maksimum, kesalahan yang biasa muncul dari
kegagalan mereproduksi secara tepat pengaturan Panjang gelombang dari instrumen
memiliki pengaruh yang lebih kecil.

Hukum Lambert-Beer menyatakan hubungan antara besarnya radiasi yang diserap


(absorban) dengan kadar analit melalui persamaan:
A = E 1% 1cm . b . c A = absorban
E 1% 1cm =
absorptivitas
jenis b = tebal
kuvet
c = kadar (g/100 mL)

Kesalahan fotometrik terkecil adalah pada Absorban = 0,434 digunakan dalam


menentukan kadar larutan baku yang dibuat.

Tujuan

Menentukan panjang gelombang serapan maksimum (λmaks) paracetamol


sebagai panjang gelombang pengukuran pada penetapan

kadar paracetamol dengan metode spektrofotometri ultraviolet.

PROSEDUR KERJA

Alat

I II
Labu ukur 1000 ml 1 buah Gelas ukur 100 ml 2 buah
Labu ukur 100 ml 1 buah Spektrofotometer UV-Vis
Labu ukur 50 ml 1 buah Kuvet 4 buah
Neraca analitik 1 buah Tissue 1 gulung
Kertas Perkamen 5 lembar Beaker glass 100 ml 2 buah
Spatel 1 buah Micropipet 1 bua
Gelas ukur 100 ml 1 buah Labu Erlenmeyer 2 buah
Pipet tetes 1 buah

Bahan
I II
Methanol Aquadest
Paracetamol baku ( pro analis ) Caffein
Prosedur kerja

1. Perhitungan untuk pembuatan larutan baku paracetamol

E 1% 1cm paracetamol dalam methanol = 850


A = 0,434 = E 1% 1cm . b . c
0,434 = 850 . 1 . c c = 0,434/850
= 0,00051 g/100 mL

= 5100 ug/100 mL

= 5,1 ug/mL → dibulatkan 5 ug/mL (5 bpj)

2. Pembuatan larutan baku paracetamol

Lakukan pengenceran bertingkat untuk membuat larutan baku paracetamol 5 ug/mL

Timbang 50 mg paracetamol
Larutkan dengan metanol p.a. dalam beaker glass

Pindahkan ke labu takar 50 mL, add dengan metanol

Pipet 1 mL larutan 1000 ug/mL, ke dalam labu takar 10 mL

add dengan metanol p.a. sampai tanda (c=10 ug/mL)

Pipet 5 mL larutan 10 ug/mL, ke dalam labu takar 10 mL

add dengan metanol p.a. sampai tanda (c=5 ug/mL)


3. Penentuan panjang gelombang serapan maksimum (λmaks) paracetamol

Nyalakan spectrophotometer uv, dan aktifkan mode PC

Buka aplikasi UVProbe pada PC

Atur rentang panjang gelombang 400-200 nm


Atur menjadi mode Spectrum

Masukkan larutan blanko (metanol p.a.) ke dalam sel,

Masukkan larutan baku paracetamol 5 ug/mL ke dalam sel,

Klik icon “Peak pick” untuk mendapatkan data absorban semua

Panjang gelombang yang menghasilkan absorban paling tinggi (Panjang


gelombang serapan maksimum) digunakan sebagai panjang gelombang
pengukuran dalam penetapan kadar paracetamol (modul berikutnya)
Bagan kerja

Menyalakan dan mengatur spectrometer kemudian tunggu 15-30 menit

Siapkan larutan yang akan di ujikan

Klik icon “Peak pick” untuk mendapatkan data absorban semua

Melakukan baseline, di lap dengan tisu lensa kemudian masukan kedalam


spektro

Melakukan pengukuran PCT, Kafein, Potaseum secara bergantian

Muncul spektrumnya, dan dilihat serapan Panjang gelombang

HASIL PENGAMATAN

Gambar 1.1 Paracetamol


Gambar 1.2 Potassium

Gambar 1.3 Caffein

Perhtungan PCT.
E 1% 1cm NaOH 0.1M = 710 Abs yang baik : 0.2-0.8 0.8 = 710.1.c

Tebal Kuvet = 1 cm c = 0.8/710.1


= 0.0011 %
= 0.0011 g/ml
A = e.b.c
= 0.011 g/L
0.2= 710.1.c c = 11 mg/L
= 0.2/710.1
= 0.0002 %
= 0.0002 g/ml = 11 bpj

= 0.002 g/L
= 2 mg/L = 2 bpj

Perhitungan pembuatan larutan baku


paracetamol 1000 ppm 50 mg di larutkan 50
ml ad plarut
Pengenceran 1000 ppm menjadi 100
ppm V1.C1=V2.C2
V1.1000=50.100
V1.1000=5000
V1=5000/1000 = 5 ml

Menentukan nilai absorbansi, Panjang gelombang maksimal, dan absorpsivitas


molar dari larutan paracetamol 5 ppm.
Panjang gelombang maks (λ maks) = 243,25 nm Absorbansi
(A) = 0,62207
Konsentrasi sampel (C ) = 5 ppm
= 0,0005 % b/v

Nilai absopsivitas molar dihitung dengan rumus :

A
ɛ (dengan nilai b atau tebal kuvet 1 cm)
bxc

0,62207
ɛ
1 cm x 0.0005%b /v
ɛ =1244,14 E%-1 cm-1

Diketahui:
Au= 0,675 Berat Sampel= 1,5 mg
Cu=150 ml Fp= 10x
Ab=0,680 Cb= 10 ppm
Lu=150 Berat Etiket=500mg
Konsentrasi Parasetamol
Cu = Au/Ab x Cb
= 0,675/0,680 x 10 ppm
= 9,926 ppm

Bobot sampel = Cu x Fp x Lu
= 9,926 x 10 x 150
= 14889mcg
= 14,889 mg

% Kadar PCT = Bobot sampel/ Bobot etiket x 100%


= 14,889/500 x 100%
= 2,9778 %

% Kadar theoritis = bobot sampel/bobot etiket x 100%


= 1,5/500 x 100%
= 0,3 %

Menentukan nilai absorbansi, Panjang gelombang maksimal, dan


absorpsivitas molar dari larutan caffein 5 mg/L.

Panjang gelombang maks (λ maks)


= 280
nm

Absorbansi (A)
= 0,25
Konsentrasi sampel (C ) = 5 mg/L
= 0,0005 % b/v
Nilai absopsivitas molar dihitung dengan rumus :

(dengan nilai b atau tebal kuvet 1 cm)

A
ɛ (dengan nilai b atau tebal kuvet 1 cm)
bxc

0,25
ɛ
1 cm x 0.0005%b /v
ɛ =500E%-1 cm-1

Diketahui:

Au = 0,75 x Ab

Lu = 250 ml

Ab = 0.25

Au caffein = 0,75 X 0,25

= 0,1875

Konsentrasi caffein Cu = Au/Ab x 20

=0,3675/0,49x20

= 15 ppm

Bobot sampell = Cu x Fp x Lu

= 15 ppm x 20 x250

= 75000 mcg

= 75 mg

% kadar Caffein = Bobot sampel/bobot etiket x 100%

= 75 mg / 10000 mg x 100%

= 0.75 %

% kadar teoritis = brat sampel/ berat etiket x 100%

= 0.5 / 10000 x 100%


= 0.005%

Menentukan absorbasi (A), Panjang glombang max (𝜋max ) dan nilai


absorbtivitas molar dari senyawa obat yang ada dalam praktikum maya

Sampel 0.001M K2 Cr2 O4

Dari grafik spektrum jikamdi ambil garis lurus ke 𝜋 dan absorbvitas di dapat nilai

:𝜋max = 350 Nm

Absorbansi = 0.49
C (consetriatas) = 0.001 M
A 0,49
Maka absorbvitas molarnya adalah ∑ = =49
b x c 1 cm x 0,001 m

Sampel caffein 5 mg/L

Dari grafik spektrum jika di ambil garis lurus ke 2 dan absorbansi di dapat nilai :

𝜋max = 20 Nm

Absorbansinya = 0.7

c = 5 mg/L

= 5 mg/L / 1000ml

= 0.5 mg/L / 100ml

= 0.0005 g/ 100ml

= 0.0005 % b/v
Diketahui:

Au = 0.75 x Ab

Ab = 0,49

Lu = 250 ml

Au K2Cr2O4 = 0,75 x 0,49


= 0,3675

Konsentrasi K2Cr2O4
Cu = Au/Ab x Cb
= 0,3675/0,49 x 20
= 15 ppm

Bobot sampel = Cu x Fp x Lu
= 15 ppm x 20 x 250 ml
= 75000 mcg
= 75 mg

%Kadar K2Cr2O4 = bobot sampel / bobot etiket x 100%


= 75 mg / 10000 mg x 100%
= 0,75 %

%Kadar Teoritis = berat sampel / berat etiket x 100%


= 0,5 /. 10000 x 100%
= 0,005 %
PEMBAHASAN

Praktikum di bagi menjadi II sesi yang pertama melihat video dengan sampel
yang digunakan paracetamol, dan yang ke dua nenggunakan simulator praktikum
maya pada sampel kalium dikromat (K2Cr2O4) dan Kaffeine.

Pada praktikum kali ini larutan yang digunakan adalah methanol dengan data
Panjang gelombang 247 nm, dari hasil pengukuran di dapat data bahwa Panjang
gelombang maksimum yang terbaca oleh instrument untuk larutan baku paracetamol
adalah 243,25nm. Alasan dilakukannya pengukuran panjag gelombang maksimum
adalah perubahan absorban untuk setiap satuan konsentrasi adalah paling besar pada
panjang gelombang maksimum, sehingga akan diperolah kepekaan analisis yang
maksimum (Grace et al, 2015).

Secara teoritis serapan maksimm untuk paracetamol 244nm namun


pergeseran yang tejadi tidak berbeda jauh dari data (247 nm). Terjadi pergeseran
karena pada dasarnya paracetamol memiliki gugus auksokrom yang terikat pada
gugus kromofor.

KESIMPULAN

Dari praktikum ini disimpulkan larutan baku paracetamol 5 ppm panjang gelombang
maksimal 243,25 nm, absorbans 0,62207, nilai absorptivitas molar 1244,14 E % -1 cm-1
larutan caffeine 5 mg/L panjang gelombang maksimal 280 nm, absorbans 0,25, nilai
absorban molar 500 E %-1 cm-1 llarutan K2Cr2O4 0,0001M panjang gelombang
maksimal 350 nm, absorban 0,49, nilai absorptivitas molar 490 E mol-1cm-1 hubungan
energi dengan panjang gelombang adalah berbanding terbalik untuk one method nilai
koefisien nya memenuhi persyaratan
referensi

Dachriyanus. Analisis Struktur Senyawa Organik secara Spektroskopi.


Lembaga Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi
(LPTIK): 2014
Suhartati, Tati. Dasar-Dasar Spektrofotometri UV-Vis dan Spektrometri Massa
untuk Penentuan Struktur Senyawa Organik. CV. Aura Utama Rahardja:
2017.
Irwan A. (kalibrasi spektofotometri sebagai mutu hasil praktikum dalam
kegiatan penelitian. Jurnal of laboratory 2019

Tadelech Atomssa dan A.V. Gholap. Characterization of caffeine and


determination of caffeine in tea leaves using uv-visible spectrometer.
African Journal of Pure and Applied Chemistry Vol. 5(1). 2010

Zaid Mahdi Jaber Al-Obaidi. The Qualification and Quantification of Caffein


in Two Different Caffeinated Pharmaceutical Formulas Employing RP-
HPLC Technique. Research gate: 2015

Anda mungkin juga menyukai