ABSTRAK
Bahan yang akan di gunakan pada saat peraktikum ini ialah Paracetamol,
Kafein, dan juga potassium, masing-masing zat akan di uji untuk mengetahui Panjang
gelombang atau absorbasinya dan juga di buat kalibrasinya menjadi 6 pengenceran
yang awalnya konsentrasinya 1000 ppm, pengenceran menjadi konsentrasi 100 ppm
dan pada 100ppm di bagi kembali dengan konsentrasi berbeda yaitu : 2 ppm, 4 ppm,
6ppm, 8ppm, 10ppm, dan 12ppm.
Paracetamol juga mempunyai efek buruk juga terhadap hati dan ginjal jika di
konsumsi secara terus menerus seperti contohnya gagal hati, dan ginjal maka lebih
fatal lagi dapap menyebabkan kematian. Maka karena itu paracetamol telah
direkomendasikan hanya untuk jumlah dan waktu terbatas dan sangat di anjurkan
dengan resep dokter meski obat tersebut termasuk golongan obat bebas.
Tujuan
PROSEDUR KERJA
Alat
I II
Labu ukur 1000 ml 1 buah Gelas ukur 100 ml 2 buah
Labu ukur 100 ml 1 buah Spektrofotometer UV-Vis
Labu ukur 50 ml 1 buah Kuvet 4 buah
Neraca analitik 1 buah Tissue 1 gulung
Kertas Perkamen 5 lembar Beaker glass 100 ml 2 buah
Spatel 1 buah Micropipet 1 bua
Gelas ukur 100 ml 1 buah Labu Erlenmeyer 2 buah
Pipet tetes 1 buah
Bahan
I II
Methanol Aquadest
Paracetamol baku ( pro analis ) Caffein
Prosedur kerja
= 5100 ug/100 mL
Timbang 50 mg paracetamol
Larutkan dengan metanol p.a. dalam beaker glass
HASIL PENGAMATAN
Perhtungan PCT.
E 1% 1cm NaOH 0.1M = 710 Abs yang baik : 0.2-0.8 0.8 = 710.1.c
= 0.002 g/L
= 2 mg/L = 2 bpj
A
ɛ (dengan nilai b atau tebal kuvet 1 cm)
bxc
0,62207
ɛ
1 cm x 0.0005%b /v
ɛ =1244,14 E%-1 cm-1
Diketahui:
Au= 0,675 Berat Sampel= 1,5 mg
Cu=150 ml Fp= 10x
Ab=0,680 Cb= 10 ppm
Lu=150 Berat Etiket=500mg
Konsentrasi Parasetamol
Cu = Au/Ab x Cb
= 0,675/0,680 x 10 ppm
= 9,926 ppm
Bobot sampel = Cu x Fp x Lu
= 9,926 x 10 x 150
= 14889mcg
= 14,889 mg
Absorbansi (A)
= 0,25
Konsentrasi sampel (C ) = 5 mg/L
= 0,0005 % b/v
Nilai absopsivitas molar dihitung dengan rumus :
A
ɛ (dengan nilai b atau tebal kuvet 1 cm)
bxc
0,25
ɛ
1 cm x 0.0005%b /v
ɛ =500E%-1 cm-1
Diketahui:
Au = 0,75 x Ab
Lu = 250 ml
Ab = 0.25
= 0,1875
=0,3675/0,49x20
= 15 ppm
Bobot sampell = Cu x Fp x Lu
= 15 ppm x 20 x250
= 75000 mcg
= 75 mg
= 75 mg / 10000 mg x 100%
= 0.75 %
Dari grafik spektrum jikamdi ambil garis lurus ke 𝜋 dan absorbvitas di dapat nilai
:𝜋max = 350 Nm
Absorbansi = 0.49
C (consetriatas) = 0.001 M
A 0,49
Maka absorbvitas molarnya adalah ∑ = =49
b x c 1 cm x 0,001 m
Dari grafik spektrum jika di ambil garis lurus ke 2 dan absorbansi di dapat nilai :
𝜋max = 20 Nm
Absorbansinya = 0.7
c = 5 mg/L
= 5 mg/L / 1000ml
= 0.0005 g/ 100ml
= 0.0005 % b/v
Diketahui:
Au = 0.75 x Ab
Ab = 0,49
Lu = 250 ml
Konsentrasi K2Cr2O4
Cu = Au/Ab x Cb
= 0,3675/0,49 x 20
= 15 ppm
Bobot sampel = Cu x Fp x Lu
= 15 ppm x 20 x 250 ml
= 75000 mcg
= 75 mg
Praktikum di bagi menjadi II sesi yang pertama melihat video dengan sampel
yang digunakan paracetamol, dan yang ke dua nenggunakan simulator praktikum
maya pada sampel kalium dikromat (K2Cr2O4) dan Kaffeine.
Pada praktikum kali ini larutan yang digunakan adalah methanol dengan data
Panjang gelombang 247 nm, dari hasil pengukuran di dapat data bahwa Panjang
gelombang maksimum yang terbaca oleh instrument untuk larutan baku paracetamol
adalah 243,25nm. Alasan dilakukannya pengukuran panjag gelombang maksimum
adalah perubahan absorban untuk setiap satuan konsentrasi adalah paling besar pada
panjang gelombang maksimum, sehingga akan diperolah kepekaan analisis yang
maksimum (Grace et al, 2015).
KESIMPULAN
Dari praktikum ini disimpulkan larutan baku paracetamol 5 ppm panjang gelombang
maksimal 243,25 nm, absorbans 0,62207, nilai absorptivitas molar 1244,14 E % -1 cm-1
larutan caffeine 5 mg/L panjang gelombang maksimal 280 nm, absorbans 0,25, nilai
absorban molar 500 E %-1 cm-1 llarutan K2Cr2O4 0,0001M panjang gelombang
maksimal 350 nm, absorban 0,49, nilai absorptivitas molar 490 E mol-1cm-1 hubungan
energi dengan panjang gelombang adalah berbanding terbalik untuk one method nilai
koefisien nya memenuhi persyaratan
referensi