Anda di halaman 1dari 15

PRAKTIKUM ANALISIS INSTRUMEN

PENETAPAN KADAR PARASETAMOL SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV


03 Agustus 2022

Dosen Pengampu : apt. Vivin Nopiyanti, S.Farm., M.Sc.

Kelompok TR 1-1 :

1. Anjas Geofani Rauf (02216512A)


2. Dayatri Nur Mardika (02216395A)
3. Lia Dea Komala (02216389A)
4. Sayyidatin Nafiah (02216387A)
5. Utami Pra Pitri (02216388A)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2022
A. TUJUAN
Mempelajari metode analisis Spektrofotometri UV dan menerapkan metode ini pada
penetapan kadar parasetamol.

B. LANDASAN TEORI
Parasetamol (asetaminofen) merupakan turunan para aminofenol yang memiliki
efek analgesik serupa dengan salisilat yaitu menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan
sampai sedang. Parasetamol Menurunkan suhu tubuh dengan mekanisme yang diduga juga
berdasarkan efek sentral seperti salisilat. Parasetamol merupakan penghambat biosintesis
prostaglandin yang lemah. Penggunaan parasetamol mempunyai beberapa keuntungan
dibandingkan dengan derivat asam salisilat yaitu tidak ada efek iritasi lambung, gangguan
pernafasan, gangguan keseimbangan asam basa. Di Indonesia penggunaan parasetamol
sebagai analgesik dan antipiretik, telah menggantikan penggunaan asam salisilat (Gunawan
et al, 2007).
Namun penggunaan dosis tinggi dalam waktu lama dapat menimbulkan efek
samping methemoglobin dan hepatotoksik (Siswandono & Soekardjo, 1995).

Pemerian : hablur atau serbuk putih, tidak berbau, rasa pahit.Kelarutan : larut dalam
70 bagian air, dalam 7 bagian etanol (95%) P, dan dalam 9 bagian propilen glikol P, larut
dalam larutan alkali hidroksida P.BM C8H9NO2 : 151,16 (FI IV hal 649)
Metode spektrofotometri merupakan bagian dari teknik analisis spektroskopi.
Analisis spektroskopi adalah teknik analisis fisiko-kimia yang mengamati tentang interaksi
atom atau molekul dengan radiasi elektromagnetik (REM). Pada prinsipnya, interaksi REM
dengan molekul akan menghasilkan tiga kejadian yang mungkin terjadi, yaitu hamburan,
absorpsi dan emisi REM oleh atom atau molekul yang diamati. Spektrofotometri adalah
metode analisis spektroskopi dengan menggunakan spektrometer yang dilengkapi dengan
detektor sel formalistik. Pada teknik spektrofotometri, sumber radiasi (sinar) yang
digunakan bisa bermacam-macam misalnya Ultra Violet atau biasa disebut
Spektrofotometri UV, sedangkan yang menggunakan sumber sinar Visible (tampak)
disebut spektrofotometri Visible. Peralatan yang digunakan pada saat ini biasanya
mengandung 2 sumber sinar tersebut, diberi nama Spektrofotometer UV-Vis. Pada alat
Spektrofotometer UV-Vis, sinar ultraviolet yang digunakan adalah ultraviolet dekat (lamda
= 190-380 nm) dan sinar tampak yang digunakan dengan panjang gelombang 380-780 nm.
Interaksi REM dengan atom/molekul pada metode Spektrofotometri adalah sarapan
(absorpsi).
Metode spektrofotometri didasarkan atas hukum Beer, yang menyatakan bahwa
harga adsorpsi sinar oleh suatu larutan proporsional dengan konsentrasi larutan. Hukum ini
dapat dinyatakan dengan persamaan :
A = a.b.C ………………………………………(1)
A = absorbansi
a = absorptivitas, dengan satuan cm‐¹ , g‐¹ , liter
b = tebal larutan/tebal kuvet dalam cm
C = konsentrasi dalam gram/liter
Untuk melakukan analisis secara spektrofotometri UV, ada 2 langkah yang harus dilakukan
terbelah dahulu, yaitu :
1. Pemilihan panjang gelombang/penentuan lamda maksimum.
2. Membuat kurva kalibrasi/standar.

C. ALAT DAN BAHAN


Alat :
- Labu takar 50 ml
- Pipet volume
- Pipet tetes
- Beaker glass
- Alat spektrofotometer UV
Bahan :
- Parasetamol
- NaOH
- Sampel
D. CARA KERJA SKEMATIS
1. Membuat larutan NaOH 0,1 N

2. Membuat larutan baku induk parasetamol

3. Penentuan Operating Time


4. Penentuan ƛ max

5. Penentuan kurva Baku

6. Penentuan konsentrasi sampel


E. HASIL PRAKTIKUM
Larutan baku induk
*Data Penimbangan :
Kertas timbang kosong = 0,2481 gram
Kertas timbang + baku pct = 0,2599 gram
Kertas timbang + sisa = 0,2504 gram
Baku pct = 0,0095 gram atau 9,5 mg/0,1 L = 95 ppm

Panjang Gelombang Maksimum Larutan Induk Parasetamol


(5 mL Larutan Induk PCT ad 50 mL NaOH 0,1 N)

Panjang Gelombang Maksimum Absorbansi

256 nm 0,2193

Operating Time : 5 - 7 menit


(2 mL Larutan Induk PCT ad 50 mL NaOH 0,1%)

Waktu Absorbansi
(menit)

0 0,310

1 0,310

2 0,309

3 0,312

4 0,309

5 0,311

6 0,311

7 0,310

8 0,309

9 0,310

10 0,311
Perhitungan Konsentrasi

No Perhitungan

1 V1 . C1 = V2 . C2
1 . 95 = 50 . C2
C2 = (1 . 95) / 50
C2 = 1,9 ppm

2 V1 . C1 = V2 . C2
2 . 95 = 50 . C2
C2 = (2 . 95) / 50
C2 = 3,8 ppm

3 V1 . C1 = V2 . C2
3 . 95 = 50 . C2
C2 = (3 . 95) / 50
C2 = 5,7 ppm

4 V1 . C1 = V2 . C2
4 . 95 = 50 . C2
C2 = (4 . 95) / 50
C2 = 7,6 ppm

5 V1 . C1 = V2 . C2
5 . 95 = 50 . C2
C2 = (5 . 95) / 50
C2 = 9,5 ppm

6 V1 . C1 = V2 . C2
6 . 95 = 50 . C2
C2 = (6 . 95) / 50
C2 = 11,4 ppm

Kurva Baku

Volume Pipet (ml) Volume LT (ml) Konsentrasi (ppm) Abs

1 50 ml 1,9 ppm 0,179

2 50 ml 3,8 ppm 0,319

3 50 ml 5,7 ppm 0,478

4 50 ml 7,6 ppm 0,630

5 50 ml 9,5 ppm 0,899


6 50 ml 11,4 ppm 0,915

Perhitungan Regresi Linear (hanya dilakukan pada volume dengan Absorbansi yang
memenuhi yaitu volume 1 ml - 5 ml)
a = 0,0243
b = 0,0921
r = 0,9907
y= a + bx
y= 0,0243 + 0,0921x

Sampel
*Data Penimbangan Sampel :
Kertas timbang kosong = 0,2507 gram
Kertas timbang + sampel = 0,2766 gram
Kertas timbang + sisa = 0,2508 gram
Bobot Sampel = 0,0258 gram atau 25,8 mg

Absorbansi sampel = 0,262


(Pengenceran 1 mL di add 50 mL dengan NaOH)
Perhitungan
y = a + bx
y = 0,0243 + 0,0921x
0,262 = 0,0243 + 0,0921x
0,262 - 0,0243 = 0,0921x
0,2377 = 0,0921x
x = 0,0921 / 0,2377
x = 0,387463 ppm (mg/L)
x = 0,387463/1000
x = 0,000387463 mg/mL
Kadar (%) = C reg (mg/mL) x Volume pembuatan (mL) x fp / Berat penimbangan sampel
(mg) x 100%
Kadar (%) = 0,000387463 mg/mL x 50 mL x 50 kali / 25,8 mg x 100%
Kadar (%) = 0,01937315 mg x 50 kali / 25,8 mg x 100%
Kadar (%) = 0,01937315 mg x 1,937984496 x 100%
Kadar (%) = 0,037544864 x 100%
Kadar (%) = 3,754486434 %
Kadar (%) = 3,7 %

F. PEMBAHASAN
Penentuan kadar parasetamol dilakukan dengan metode Spektrofotometri UV-Vis
karena pada struktur parasetamol terdapat gugus kromofor berupa benzene yang mampu
menyerap sinar UV. Prinsip dari metode Spektrofotometri UV-Vis berdasarkan adanya
penyerapan radiasi elektromagnetik oleh gugus kromofor pada struktur parasetamol.
Interaksi tersebut menyebabkan perpindahan energi dari sinar radiasi ke gugus tersebut dan
terbentuk nilai absorbansi.
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mempelajari metode analisis
Spektrofotometri UV dan menerapkan metode ini pada penetapan kadar parasetamol.
Selain itu untuk menentukan panjang gelomabang, Operating Time, Konsentrasi sampel,
kurva baku, dan regresi linier. Pada praktikum ini dilakukan lima tahapan, yaitu
menghitung larutan baku induk yang akan digunakan, panjang gelombang maksimum,
operating time, konsentrasi sampel, dan kurva baku.
Tahap pertama yaitu menghitung larutan baku induk parasetamol, dengan cara
menimbang kertas kosong, kertas timbang + baku parasetamol, kertas timbang + sisa, dan
baku parasetamol. Didapat hasil baku parasetamol 0,0095 gram atau 9,5 mg/0,1 L = 95
ppm.
Tahap kedua yaitu penentuan panjang gelombang maksimum menggunakan
spektrofotometer UV-vis. Dengan cara masukkan 5 mL larutan induk parasetamol ad 50
mL NaOH 0,1 N. Kemudian di gojog agar larutan tercampur sempurna. Kemudian
masukkan ke dalam kuvet dan diamati pada spektrofotometer uv-vis. Lalu catat hasilnya.
Pada penentuan panjang gelombang maksimum ini didapat hasil panjang gelombang
maksimum 256 nm dan absorbansi 0,2913.
Tahap ketiga yaitu waktu operasional atau operating time, yang bertujuan untuk
mengetahui lama waktu yang dibutuhkan larutan standar Paracetamol untuk mencapai
absorbansinya yang konstan atau stabil. Untuk menentukan OT digunakan data atau nilai
absorbansi yang telah diperoleh pada saat mencari panjang gelombang maksimum. Dimana
data absorbansi tersebut akan diolah selama 10 menit oleh komputer yang telah terhubung
dengan spektrofotometer. Pada percobaan yang kami lakukan hasil pengujian operating
time terhadap kestabilan larutan standar paracetamol menunjukkan nilai OT yang stabil
atau konstan pada menit ke 5 sampai 7 dengan nilai absorbansi yang diperoleh yaitu 0,310.
Tahap keempat yaitu menentukan konsentrasi (ppm) pada sampel yang akan
digunakan untuk menentukan nilai kurva baku yang terdapat pada paracetamol. Dengan
cara 100 mg sampel paracetamol dimasukkan kedalam labu takar 100 ml larutkan dengan
NaOH ad sampai tanda batas dan gojog sampai homogen, setelah itu pipet sebanyak 5 ml
lalu masukkan dalam labu takar 50 ml tambahkan dengan NaOH 0,1 % ad tanda batas,
pembacaan absorbansi sampel menggunakan lamda max dan menggunakan blanko NaOH.
Tahap kelima yaitu pembuatan kurva baku paracetamol menggunakan larutan
standar paracetamol dalam NaOH dengan enam seri konsentrasi yang berbeda yaitu 1,9
ppm, 3,8 ppm, 5,7 ppm, 7,6 ppm, 9,5 ppm, dan 11,4 ppm. Larutan tersebut diukur masing-
masing serapannya pada panjang gelombang maksimum, karena pada panjang gelombang
maksimum (λ maks) memiliki kepekaan maksimal dan titik serapan terbesar karena terjadi
perubahan absorbansi yang paling besar, serta pada panjang gelombang maksimum bentuk
kurva absorbansi memenuhi hukum -OH-OR Lambert-Beer. Nilai absorbansi larutan
standar parasetamol pada panjang gelombang 256 nm berturut-turut adalah 0,179, 0,319,
0,478, 0,630, 0,899 dan 0,915. Setelah itu, dibuat kurva hubungan antara absorbansi (y)
dengan konsentrasi (x) dan dihitung persamaan kurva bakunya agar diperoleh persamaan
garis y=a+bx. Nilai absorbansi yang digunakan adalah yang berada pada rentang absorban
yang terbaca pada spektrofotometer yaitu antara 0,2 sampai 0,8. Data hasil yang diperoleh
yaitu nilai a = 0,0243 ; b = 0,0921 ; dan r = 0,9907 . Perolehan data tersebut digunakan
untuk membuat persamaan regresi, dimana diperoleh persamaan regresi yaitu y= 0,0922x
- 0,0243. Dimana nilai absorbansi dari cahaya yang dilewatkan sebanding dengan
konsentrasi larutan dalam kuvet. Sehingga diketahui bahwa hubungan antara konsentrasi
sampel dengan absorbansinya adalah berbanding lurus. Semakin tinggi konsentrasi suatu
senyawa dalam larutan, maka semakin banyak sinar yang diserap. Hal ini sesuai dengan
hukum Lambert Beer.

Langkah terakhir yaitu menghitung kadar paracetamol yang telah dibuat tadi
dengan berat penimbangan paracetamol yaitu 25,8 mg. Dilarutkan dengan NaOH pada labu
takar 50 ml. Kemudian dilakukan pengenceran 50x. Setelah itu dilakukan pembacaan
absorbansi dan diperoleh nilai absorbansi sebesar 0,262. Nilai absorbansi tersebut
kemudian digunakan untuk mencari nilai x (konsentrasi) dari kaplet Paracetamol.
Diperoleh nilai x (konsentrasi) sebesar 0,000387463 mg/mL atau 0,387463 ppm. Setelah
didapatkan nilai konsentrasi, dihitung berapa banyak kadar Paracetamol yang terkandung
dalam 25,8 mg sampel paracetamol yang telah ditimbang tadi. Kadar (%) paracetamol yang
diperoleh sebesar 3,7 %.
G. KESIMPULAN
1. Kelompok ini telah mempelajari metode analisis Spektrofotometri UV dan mampu
menerapkan metode ini pada penetapan kadar parasetamol serta menentukan
panjang gelombang, Operating Time, Konsentrasi sampel, kurva baku, dan regresi
linier.
2. Melakukan lima tahapan, yaitu menghitung larutan baku induk yang akan
digunakan, panjang gelombang maksimum, operating time, konsentrasi sampel,
dan kurva baku.
3. Hasil penelitian menunjukkan diperoleh panjang gelombang maksimum yang
diperoleh sebesar 256 nm.
4. Operating time yang diperoleh pada praktikum penetapan kadar sampel
paracetamol yaitu pada waktu menit ke-5.
5. Persamaan regresi yang diperoleh dari hasil uji linearitas adalah y= 0,0922x -
0,0243 dengan nilai r = 0,9907.
6. Kadar (%) paracetamol yang diperoleh sebesar 3,7 %
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Gunawan, Sulistia Gan. Setiabudy, Rianto. Nafrialdi. Elysabeth. 2007. Farmakologi dan
Terapi Edisi 5. Jakarta: FKUI.
Siswandono dan Soekardjo, B.1995. Kimia Medisinal. Surabaya: Airlangga University
Press. 28-29, 157.

Mengetahui, Surakarta, 09 Agustus 2022


Dosen Pembimbing Praktikan

apt. Vivin Nopiyanti, S.Farm., M.Sc. Kelompok 1


LAMPIRAN

Lampiran 1. Pembacaan absorbansi

Lampiran 2. Pembacaan panjang gelombang maks


Lampiran 3. Pembacaan Operating time

Anda mungkin juga menyukai