Anda di halaman 1dari 6

LABORATORIUM ANALITIK

SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2018/2019

PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK PROSES

MODUL : Analisis Proses Pemurnian Air dengan

menggunakan Teknologi Reverse Osmosis

PEMBIMBING : Dr. Eko Andrijanto, LRSC.

Tanggal Praktikum : 29 November – 6 Desember 2018

Tanggal Laporan : 2 Januari 2018

Oleh :
Kelompok :1
Nama : Ahya Sularasa 161431001
Anri Dwi Febrianto 161431004
Aprilia Yean Wisaka 161431005
Auliya Rahmawati 161431006
Kelas : 3 Analis Kimia
PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KIMIA

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2018

A. TUJUAN

B. DASAR TEORI

C. ALAT DAN BAHAN

D. CARA KERJA

E. DATA PENGAMATAN
1. Pengukuran pH dan TDS Permeat & Konsentrat

pH TDS (ppm)
Percobaan
Konsentrat Permeat Konsentrat Permeat
1 7,17 5,75 290 18
2 7,14 5,69 291 20
3 7,14 5,68 292 20
4 7,12 5,69 291 21
5 7,10 5,69 294 20
6 7,05 5,69 294 20

2. Pengukuran Laju Alir Konsentrat dan Permeat

Laju Alir (ml/s)


Percobaan
Konsentrat Permeat
1 5,30 2,70
2 5,30 3,00
3 5,30 2,90

3. Pengukuran Kesadahan Konsentrat dan Permeat


Konsentrasi EDTA = 0,01 M
Volume sampel = 25 ml
Volume buffer pH 10 = 10 ml
Indikator = EBT

Titrasi Konsentrat :

Volume EDTA (ml)


No
Awal Akhir Yang dibutuhkan
1 4,00 10,50 6,50
2 10,50 16,90 6,40
3 17,00 23,35 6,35
Rata-rata 6,40

Titrasi Permeat :

Volume EDTA (ml)


No
Awal Akhir Yang dibutuhkan
1 0,50 1,00 0,50
2 1,00 1,45 0,45
3 3,00 3,45 0,45
Rata-rata 0,45

F. PENGOLAHAN DATA
1. Kesadahan Total Konsentrat (as CaCO3)
Kesadahan total = 𝑉 𝐸𝐷𝑇𝐴 𝑥 𝑀 𝐸𝐷𝑇𝐴⁄𝑉 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 x Mr CaCO3 x 1000

= 6,40 𝑚𝑙 𝑥 0,01⁄25 𝑚𝑙 x 100 g/mol x 1000


= 256 𝑚𝑔/𝐿 CaCO3
2. Kesadahan Total Permeat (as CaCO3)
Kesadahan total = 𝑉 𝐸𝐷𝑇𝐴 𝑥 𝑀 𝐸𝐷𝑇𝐴⁄𝑉 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 x Mr CaCO3 x 1000

= 0,45 𝑚𝑙 𝑥 0,01⁄25 𝑚𝑙 x 100 g/mol x 1000


= 18 𝑚𝑔/𝐿 CaCO3

G. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini, dilakukan percobaan pengolahan air secara Reverse Osmosis.
Reverse Osmosis itu sendiri adalah salah satu metode pengolahan air untuk memisahkan
air dari komponen-komponen yang tidak diinginkan seperti ion-ion dan zat terlarut dengan
menggunakan membran semi-permeabel yang memiliki ukuran pori tertentu sehingga
didapatkan air dengan tingkat kemurnian tinggi. Driving force yang bekerja yaitu
perbedaan tekanan antara influen dan efluen. Adapun sampel air baku yang digunakan
yaitu air baku dari kran di Laboratorium Instrumen Analitik Gedung Teknik Kimia bawah
Politeknik Negeri Bandung.

Selama proses berlangsung kami mengamati dan mengukur Total Dissolve Solid
(TDS) baik dari aliran konsentrat maupun permeat pada tekanan operasi tertentu pada
awal dan akhir proses reverse osmosis. TDS adalah banyaknya padatan terlarut dalam air.
TDS yang diperoleh ini dapat mengindikasikan kemurnian air, dimana air hasil reverse
osmosis diharapkan memiliki nilai TDS yang rendah. Parameter lain yang diamati yaitu
pH.

Pada alat Reverse Osmosis terdapat 5 tabung unit filtrasi yang digunakan untuk
menyaring pengotor yang terbawa bersama umpan dan diberi tekanan yang berasal dari
pompa. Kelima tabung filter tersebut berisi media filter yang berbeda-beda, diantaranya
yaitu SPUN atau filter sedimen berfungsi untuk menyaring partikel debu, lumpur, pasir,
karat dan kotoran pada air yang memperngaruhi rasa, bau, dan warna dari air; GAC
(Granular Activated Carbon) untuk menyaring zat zat kimia yang berbahaya seperti
kaporit, karsinogen, detergen; CTO berfungsi untuk menyaring senyawa organik seperti
chlorine dan logam berbahaya; tabung ke 4 yaitu membran reverse osmosis yang
merupakan membran semipermeabel yang memiliki ukuran pori < 1 nm yang mampu
menyaring polutan berbahaya seperti virus, bakteri, Pb, Hg, Cd, Ar; dan Carbon post filter
yang berfungsi untuk menangkap zat kimia dan memurnikan air.
Gambar : Skema Alat Reverse Osmosis

Laju alir yang digunakan pada saat praktikum yaitu pada rata rata laju alir 5,30
mL/detik sedangkan pada permeat yaitu rata rata laju alir 2,86 ml /detik. Langkah pertama
yang dilakukan yaitu penentuan kesadahan total yaitu sampel ditambahkan dengan larutan
buffer pH 10 karena indikator yang akan digunakan yaitu indikator EBT, Setelah
penambahan indikator Eriochrom Black Tea (EBT) diperoleh larutan berwarna merah
muda, selanjutnya dititrasi dengan EDTA. Karena EDTA dijadikan sebagai titran, maka
larutan akan berubah dari warna merah muda menjadi warna biru. Pada titik akhir titrasi
diperoleh volume titran untuk konsentrat sebesar 6,40 mL dan kadar CaCO3 sebanyak
256 mg/L sedangkan untuk titik akhir titrasi permeat volume yang dibutuhkan yaitu 0,45
ml dan kadar CaCO3 sebanyak 18 mg/L. Berdasarkan standar kesadahan menurut
PERMENKES RI, 2010 batas maksimum kesadahan air minum yang dianjurkan yaitu 500
mg/L CaCO3 (Bakti Husada, 1995 dalam Resthy, 2011), dapat dikatakan bahwa air kran
yang diteliti memiliki kemurnian yang tinggi bahkan layak konsumsi karena tidak
melebihi nilai ambang batas yang dianjurkan.

H. KESIMPULAN

Nilai kesadahan total sampel air adalah 256 mg/L CaCO3 untuk konsentrat dan 18mg/L
CaCO3 untuk permeat

Anda mungkin juga menyukai