Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM TEKNIK ANALISIS PENCEMARAN LINGKUNGAN

“KESADAHAN TOTAL (KALSIUM DAN MAGNESIUM)”

Disusun Oleh :
Chris Timothy Boarnegez P.
NRP. 5014221003
Dosen Pengajar :
Ipung Fitri Purwanti, ST., MT., PhD
Mashudi, S.Si., MENVM

Asisten Laboratorium :
Nafisha Tibet Damaiyanti
NRP. 5014201015

DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK SIPIL, PERENCANAAN, DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Tujuan
Tujuan pada praktikum berjudul Analisis Kesadahan Total yaitu untuk menentukan
besarnya kadar kesadahan total yang terdapat pada kandungan air.
1.2. Prinsip
Prinsip pada percobaan ini yaitu dalam menentukan kesadahan total dapat ditentukan
dengan melalui titrasi dengan EDTA dan menggunakan indikator yang peka terhadap kation
bermuatan dua.
1.3. Dasar Teori
Kesadahan adalah suatu situasi di mana terdapat tingkat kandungan kapur yang
berlebihan dalam air. Ion-ion positif ini dapat berinteraksi dengan deterjen, menghasilkan
pengendapan, atau bisa juga bereaksi dengan ion-ion negatif yang ada dalam air,
menyebabkan terbentuknya pengendapan atau timbulnya karat pada peralatan logam.
Kesadahan dalam air pada umumnya timbul akibat interaksi dengan tanah serta proses
pembentukan batuan. Air keras biasanya berasal dari wilayah di mana lapisan tanah atasnya
cukup tebal dan terjadi pengendapan kapur. Tingkat kesadahan total ditentukan oleh
kehadiran ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) yang hadir bersama-sama. Tingkat
kesadahan ini dapat mengakibatkan sabun pembersih menjadi kurang efektif. (Astuti, dkk.,
2016).
Menurut Sulistiani, dkk., pada dasarnya, prinsip kesadahan air adalah adanya kontaminasi
unsur logam seperti kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam air. Air permukaan seringkali
memiliki kandungan Ca dan Mg yang tinggi, biasanya melebihi 200 ppm dalam bentuk
CaCO3. Di daerah dengan formasi batuan kapur, tingkat kesadahan air cenderung tinggi.
Kesadahan air berasal dari interaksi air dengan tanah serta pembentukan batuan. Kesadahan
total air dapat disebabkan oleh keberadaan ion Ca dan Mg yang terdapat bersama-sama.
(Irdmadilla & Bayu, 2019).
Air sadah dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu air sadah sementara dan air sadah tetap.
Air sadah sementara mengandung ion bikarbonat (HCO3-), baik dalam bentuk senyawa
kalsium bikarbonat (Ca(HCO3)2) maupun magnesium bikarbonat (Mg(HCO3)2). Air sadah
sementara adalah air yang sifat kesadahannya dapat dihilangkan melalui proses pemanasan.
Saat air sadah sementara dipanaskan, endapan akan terbentuk sesuai dengan reaksi berikut:
(Ca(HCO3)2)(aq) → CaCO3(s) + H2O(l) + CO2(g)
(Mg(HCO3)2)(aq) → MgCO3(s) + H2O(l) + CO2(g)

Sementara itu, air sadah tetap adalah air yang mengandung ion nitrat (NO3-), klorida
(Cl-), dan sulfat (SO42-), baik dalam bentuk senyawa kalsium nitrat (Ca(NO3)2), kalsium
klorida (CaCl2), kalsium sulfat (CaSO4), atau senyawa magnesium sulfat (MgSO4).
Keberadaan senyawa-senyawa tersebut dalam air menyebabkan kesadahan yang bersifat
permanen karena proses pemanasan tidak dapat menghilangkan kesadahan tersebut.
Kesadahan tetap dapat dihilangkan dengan menambahkan pengendap seperti larutan
natrium karbonat (Na2CO3) atau kalium karbonat (K2CO3) (Rahayu, et al., 2019). Ion
karbonat akan bereaksi dengan ion Ca2+ dan Mg2+ seperti yang ditunjukkan dalam reaksi
berikut:
CaCl2(aq) + NaCO3(aq) → CaCO3(s) + 2NaCl(aq)

Mg(NO3)2(aq) + K2CO3(aq) → MgCO3(s) + 2KNO3(aq)

Menurut Permenkes, salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam kualitas air minum dengan
parameter kimia adalah kesadahan. Kadar kesadahan yang diperbolehkan dalam kandungan
air minum adalah 500 mg/L (Wulandari, DD, 2017).
Metode AAS (Atomic Absorption Spectrophotometry) adalah salah satu teknik analisis
yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi unsur-unsur dalam suatu materi, bahkan
dalam jumlah yang sangat kecil. Metode ini dikenal memiliki tingkat sensitivitas, akurasi,
dan selektivitas yang sangat tinggi (Rahayu, A Putri, 2023).
EDTA adalah serbuk kristal berwarna putih yang tidak memiliki bau dan memiliki rasa
asam. Senyawa ini tidak bersifat beracun. EDTA memiliki kelarutan yang rendah dalam air,
yaitu sekitar 0,02 g dalam 100 ml air pada suhu 22°C. Senyawa ini tidak larut dalam asam
dan pelarut organik umum, namun dapat larut dalam larutan basa kaustik dan amonia. Dari
larutan ini, asam dapat diendapkan dengan penambahan asam mineral, yang merupakan
metode pemurnian yang umum dan sederhana. EDTA tetap stabil pada suhu tinggi dan
meleleh pada suhu sekitar 241,5°C. Senyawa ini juga tidak bersifat higroskopis (menyerap
kelembaban) dan dapat membentuk kristal tanpa mengandung air. Berat molekul EDTA
adalah sekitar 292,25
BAB II
METODE PENELITIAN
2.1 Alat
Pada praktikum ini alat yang digunakan antara lain adalah Buret, Erlenmeyer, dan
Pipet. Buret berfungsi sebagai untuk mengukur volume, Erlenmeyer berfungsi untuk
mentitrasi larutan, Pipet digunakan untuk menuangkan larutan.
2.2 Bahan
Pada praktikum ini bahan yang digunakan antara lain Bubuk Indikator Eriochrom
Black (EB) sebanyak ±0,5 gram atau satu sendok spatula, Larutan Buffer pH 10, Larutan
EDTA 0,03517 N, dan Sampel yang di ambil pada Danau 8 Jalan Teknik Mesin Institut
Teknologi Sepuluh Nopember.
2.3 Diagram Alir
Berikut ini merupakan diagram alir dari percobaan Kesadahan Total

Sampel 25 mL

- Dituangkan menggunakan pipet ke dalam Erlenmeyer

Indikator EB

- Ditambahkan sebanyak satu spatula ke dalam Erlenmeyer

2 mL Larutan Buffer
- Dimasukkan menggunakan pipet ke dalam Erlenmeyer dan
dikocok hingga merata
EDTA 0,03571 N

- Dititrasi menggunakan pipet hingga berwarna biru dan


dicatat hasil titrasinya
- Hitung kesadahan total

Hasil Gambar 2.1 Diagram Alir Percobaan Kesadahan Total


2.4 Hal yang Perlu Diperhatikan
Beberapa aspek yang perlu diperhatikan saat melakukan eksperimen dengan judul
"Analisis Kesadahan Total (Kalsium dan Magnesium)" adalah penggunaan perlindungan
seperti jas lab, masker, sarung tangan, dan sepatu untuk melindungi diri dari situasi yang
tidak diinginkan. Selain itu, saat melakukan proses pengocokan, selalu berhati-hati agar
tidak terjadi kebocoran atau kerusakan. Sebelum memulai eksperimen, penting untuk tidak
mencuci alat dengan sabun, karena hal ini dapat memengaruhi hasil percobaan. Juga,
pastikan untuk mencuci pipet yang telah digunakan sebelumnya agar tidak ada reaksi
berlebihan dalam pipet dan menghindari pergeseran dalam hasil.

BAB III
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pengamatan


Di bawah ini, merupakan hasil pengamatan yang dilakukan saat percobaan
dilaksanakan
Perlakuan Hasil Pengamatan Gambar
Dimasukkan sampel ke Sampel yang menjadi
dalam gelas ukur objek percobaan
sebanyak 25 mL ke berwarna keruh
dalam Erlenmeyer 100
mL

Sampel 25 mL dituang Sampel dituang ke dalam


ke dalam erlenmeyer erlenmeyer untuk
dicampurkan dengan
bahan yang lain

Ditambahan 1 sendok Sampel berubah menjadi


bubuk EBT warna hitam

Ditambahkan larutan Setelah dikocok larutan


buffer pH 10 sebanyak 2 menjadi homogen
mL dan dikocok
Ditambahkan larutan Larutan yang awalnya
EDTA 0.03571 N dan berwarna ungu menjadi
dicatat hasil titrasi berwarna biru setelah
dititrasi sebanyak 5 mL

Tabel 3.1 Hasil Pengamatan


3.2 Diskusi dan Pembahasan
Pada tanggal 13 Oktober 2023, telah dilakukan eksperimen dengan judul "Analisis
Kesadahan Total" di Laboratorium Teknologi Pengolahan Air Departemen Teknik
Lingkungan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Tujuan dari eksperimen ini
adalah untuk mengukur tingkat kesadahan total dalam sampel air. Prinsip yang digunakan
dalam eksperimen ini adalah metode titrasi dengan menggunakan EDTA dan indikator yang
sensitif terhadap ion bermuatan dua. Alat-alat yang digunakan dalam eksperimen ini
mencakup Buret untuk mengukur volume, Erlenmeyer untuk melakukan titrasi, dan Pipet
untuk menuangkan larutan. Bahan-bahan yang digunakan meliputi Larutan Buffer pH10,
Bubuk Indikator EBT, dan sampel yang diambil dari Danau 8 Jalan Teknik Mesin Institut
Teknologi Sepuluh Nopember. Prosedur eksperimen dimulai dengan mengukur 25 mL
sampel menggunakan gelas ukur dan menuangkannya ke dalam Erlenmeyer. Selanjutnya,
bubuk EBT sebanyak satu spatula ditambahkan ke dalam Erlenmeyer. Langkah berikutnya
adalah menambahkan 2 mL larutan buffer pH 10 ke dalam Erlenmeyer dan mencampur
secara merata. Akhirnya, larutan dititrasi menggunakan larutan EDTA 0.03751 N hingga
terjadi perubahan warna dari ungu menjadi biru.
Langkah permulaan dalam praktikum Analisis Kesadahan Total (Kalsium dan
Magnesium) adalah menuangkan 25 mL sampel air ke dalam erlenmeyer. Setelah itu,
ditambahkan setengah sendok spatula bubuk Indikator Eriochrom Black T (Calcon) ke
dalam erlenmeyer. Ketika bubuk Indikator Eriochrom Black T (Calcon) dicampurkan
dengan larutan yang mengandung ion Ca²⁺ dan Mg²⁺, ini akan menyebabkan terbentuknya
warna merah anggur (ungu). Penambahan indikator EBT berguna untuk mengetahui
terjadinya titik akhir titrasi (Bakhtra dkk., 2017). Selanjutnya, 2 mL larutan buffer dengan
pH 10 ditambahkan ke dalam larutan ini dengan tujuan menjaga pH dalam keadaan basa
(Astuti dkk., 2016). Larutan tersebut diaduk hingga larutannya pertama kali berubah
menjadi warna ungu. Setelah itu, larutan tersebut dititrasi menggunakan larutan Complexon
III (EDTA) 0,03571 N hingga muncul perubahan warna pertama kali menjadi biru. Larutan
Complexon III (EDTA) 0,03571 N berperan dalam mengompleksasi ion Ca²⁺ dan Mg²⁺
sehingga ion-ion tersebut terikat dalam bentuk senyawa kompleks. Titik akhir titrasi adalah
titik dimana indikator berubah warna, dengan memilih indikator secara seksama, titik akhir
itu akan tepat berimpit dengan titik kesetaraan (Sundari, 2016).
Titrasi dengan EDTA dilakukan karena EDTA berperan sebagai agen pengompleks
ion Ca dan Mg, yang akan membentuk ikatan kompleks dengan ion-ion tersebut (Astuti,
2016). EBT digunakan sebagai indikator yang menjadi pewarna biru. EBT juga membantu
kompleks dengan ion kalsium dan magnesium, berubah warna dari biru menjadi merah
muda dalam prosesnya.
Kesadahan air dapat dihitung menggunakan metode titrasi kimia untuk perkiraan
jumlah ion (Ca2+ dan Mg2+) yang berperan dalam tingkat kesadahan air. Dalam proses ini,
digunakan larutan buffer yang terdiri dari campuran NH4Cl dan NH4OH untuk menjaga
pH tetap konstan. Pemeliharaan pH ini penting untuk memastikan kompleksasi berjalan
dengan baik. Untuk indikasi titik akhir titrasi, digunakan indikator EBT, yang memiliki
afinitas lemah terhadap ion Ca2+ dan Mg2+ dan menghasilkan warna merah anggur ketika
ditambahkan ke sampel air. Larutan EBT menggantikan indikator sebelumnya yang
terbentuk ketika kompleks EDTA menjadi tidak stabil selama titrasi dengan EDTA.
Indikator EBT dilepaskan setelah EDTA berhasil membentuk kompleks dengan semua ion
yang berkontribusi pada kesadahan. Indikator yang telah dilepaskan berubah menjadi biru
baja. Dengan demikian, perubahan warna dari merah anggur menjadi biru tua menandakan
akhir dari titrasi ini. (Kaur, et al., 2023). Setelah dilakukan titrasi maka dicari dilakukan
titrasi, maka langkah selanjutnya yaitu mencari kesadahan total yang dapat dicari
menggunakan rumus berikut :
1000
𝐾𝑒𝑠𝑎𝑑𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = × 𝑎 × 𝑥 × 50
𝑣𝑜𝑙𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
maka di dapatkan
1000
= × 8,4 × 0.03571 × 50
25
= 59,9928 𝑚𝑔/𝐿

Kesadahan air dapat diklasifikasikan sebagai berikut : <50 mg/L tergolong air lunak, 50-
150 mg/L tergolong air menengah, 150-300 mg/L tergolong air sadah, dan >300 mg/L
tergolong air yang sangat sadah (Musiam, et al., 2015). Maka air yang menjadi sampel pada
percobaan kali ini tergolong air menengah.
Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh nilai kadar kesadahan total (Ca²⁺ dan
Mg²⁺) dalam 25 mL sampel air sebesar 59,9928 mg/1CaCO₃. Mengacu pada PERMENKES
416/MENKES/PER/IX/1990, yang mengatur batas maksimum baku mutu kesadahan total
pada air bersih sebesar 500 mg/CaCO₃/L, dapat disimpulkan bahwa air danau 8 ITS, tempat
sampel diambil, memenuhi standar kualitas air bersih untuk tingkat kesadahan total. Namun,
perlu diingat bahwa dari parameter ini, belum dapat disimpulkan bahwa air danau 8 ITS
adalah air bersih secara keseluruhan, karena masih mungkin mengandung bahan toksik yang
tidak dapat terdeteksi melalui analisis kesadahan.
Perubahan warna yang terjadi ketika proses Analisis Kesadahan Total sesuai dengan
reaksi di bawah
Ca²⁺ + EBT → Ca²⁺ - EBT ( merah) Ca²⁺ - EBT → Ca2+ - EDTA + EBT ( biru)
CaIn⁻ ( merah) + H₂Y₂- → CaY²⁻ + ( tak berwarna) + Hin²⁻ ( biru) + H⁻ Mg²⁺ +
H₂Y₂- ↔ MgY₂- + 2H⁺
Ca²⁺ + H₂Y₂- ↔ CaY₂- + HIn- + H⁺ MgIn- + H₂Y₂- ↔ MgY₂- + HIn- ( biru) + H⁺
Pengujian Kesadahan Total (Kalsium dan Magnesium) dilaksanakan untuk
mengukur jumlah kesadahan keseluruhan (Ca²⁺ dan Mg²⁺) dalam air. Kesadahan merujuk
pada kondisi di mana terdapat jumlah kapur yang berlebihan dalam air. Kation-kation ini
bisa berinteraksi dengan sabun, menghasilkan pengendapan, dan anion-anion dalam air juga
dapat menyebabkan pembentukan endapan atau karat pada peralatan logam (Astuti dkk.,
2016). Total kation-kation ( Ca²⁺ dan Mg²⁺) dapat dihitung berdasarkan data yang
didapatkan saat praktikum.
Dalam pelaksanaan praktikum Analisis Kesadahan Total, terjadi kesalahan yang
dapat disebabkan oleh kesalahan manusia, seperti kelalaian (human error), serta faktor-
faktor yang terkait dengan peralatan laboratorium dan pengambilan sampel yang tidak
memadai. Hasilnya, akurasi praktikum ini terganggu. Selanjutnya, disarankan agar sampel
air disimpan dalam botol kaca daripada botol plastik, dan botol tersebut sebaiknya berwarna
gelap atau dapat dilapisi dengan kertas gelap. Tujuannya adalah untuk mencegah
pertumbuhan mikroorganisme dalam air yang berlebihan melalui fotosintesis berlebihan
yang menghasilkan oksigen berlebihan.
3.3 Aplikasi di Bidang Teknik Lingkungan
Praktikum kesadahan total di bidang teknik lingkungan memiliki aplikasi penting
dalam pemantauan, pengolahan air, dan pengendalian kualitas air, serta dalam manajemen
sumber daya air dan lingkungan. Pengukuran kesadahan total membantu dalam memahami
dan mengatasi masalah kualitas air, termasuk pembentukan kerak, dampak limbah industri,
dan penggunaan efisien sumber daya air dalam berbagai konteks seperti penyediaan air
minum, operasi boiler, dan irigasi pertanian.
BAB IV
KESIMPULAN

Pada 13 Oktober 2023, telah dilaksanakan praktikum dengan judul Kesadahan Total.
Praktikum ini dilaksanakan pada Laboratorium Teknologi Pengolahan Air Departemen Teknik
Lingkungan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Praktikum ini bertujuan untuk
menentukan besarnya kadar kesadahan total yang terdapat pada kandungan air. Prinsip yang
digunakan pada praktikum ini yaitu, dalam menentukan kesadahan total dapat ditentukan dengan
melalui titrasi dengan EDTA dan menggunakan indikator yang peka terhadap kation bermuatan
dua. Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Buret, Erlenmeyer, dan Pipet. Buret
berfungsi sebagai untuk mengukur volume, Erlenmeyer berfungsi untuk mentitrasi larutan, Pipet
digunakan untuk menuangkan larutan. Bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu, Larutan
Buffer pH10, Bubuk Indikator EBT, dan sampel yang diambil pada Danau 8 ITS. Pada
praktikum ini, langkah pertama yang akan dilakukan adalah mengukur sampel sebanyak 25 mL
dengan gelas ukur dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Kemudian, ditambahkan satu spatula
bubuk EBT ke dalam erlenmeyer. Langkah selanjutnya adalah menambahkan 2 mL larutan
buffer pH 10 ke dalam erlenmeyer dan dihomogenkan. Terakhir, larutan dititrasi menggunakan
larutan EDTA 0.03751 N sehingga warna ungu berubah menjadi warna biru. Setelah
dilakukannya percobaan Kesadahan Total, didapatkan angka kesadahan total sebesar 357,1 mg/L.
Dari hasil tersebut maka sampel yang diambil pada Danau 8 Jalan Teknik Mesin Institut
Teknologi Sepuluh Nopember tergolong sangat sadah.
DAFTAR PUSAKA
Astuti, D.W., et al, 2016, Analisis Kadat Kesadahan Total Pada Aiar Sumur di Padukuhan Bandung
Playen Gunung Kidul Yogyakarta, ANALIT. 1(1) : 69-73
Astuti, DW, Fatimah, S, & Anie, S, 2016, 'Analisis kadar kesadahan total pada air sumur di
Padukuhan Bandung Playen Gunung Kidul Yogyakarta', Analit: Analytical and …,
jurnal.fmipa.unila.ac.id, https://jurnal.fmipa.unila.ac.id/analit/article/view/1239
Flaschka, HA 2013, 'EDTA titrations: an introduction to theory and practice', books.google.com,
<https://books.google.com/books?hl=en&lr=&id=dhcSBQAAQBAJ&oi=fnd&pg=PP1&d
q=edta+method&ots=bNZAgsI9co&sig=uz72CqKUj2_IdysvoC778sZ403w>
Irmadilla.P. S.D,Bayu.W,“Analisa Kesadahan Total, Logam Timbal (Pb), dan Kadium (Cd)
dalam Air Sumur dengan Metode Titrasi Kompleksometri dan Spektrofotometri serapan
Atom”. Indonesian Journal of Chemical Analysis2(1), 11-19(2019)
Kaur, M, et al, 2023, 'Determination of the Total Hardness of Municipality Water of Jalandhar City,
Punjab', Journal of …, scienceandarts …,
https://scienceandarts.advancedresearchpublications.com/index.php/JoARACCE/article/vi
ew/2
Musiam, S., Darmiani, S., Putra, A.M.P,2015, Analisis Kuantitaitf Kesadahan Total Air Minum Isi
Ulang yang Dijual Di Wilayah Kayu Tangi Banjarmasin. Jurnal Ilmiah Manuntung.
1(2):145-148
Rahayu, A Putri 2023, 'Analisis kadar logam berar zn, Cu dan fe pada sampel air limbah kelapa
sawit dengan metode aas (atomic absorption spectrophotometry)', PENGOLAHAN
LIMBAH ORGANIK RUMAH …, repository.unja.ac.id,
https://repository.unja.ac.id/54370/
Rahayu, R, Amri, Y, & Harmawan, T 2019, 'Analisis pH dan Kesadahan Total pada Air Umpan
Boiler di PMKS PT. SISIRAU Aceh Tamiang', QUIMICA: Jurnal Kimia …,
mail.ejurnalunsam.id, <https://mail.ejurnalunsam.id/index.php/JQ/article/view/1684>
Sulistiani,Sunarto, Annisa, F,“Uji Kesadahan Air Tanah di Daerah Sekitar Pantai Kecamatan
Rembang Propinsi Jawa Tengah”. Jurnal Kimia FMIPA Universitas Negeri
Yogyakarta1(1),33-39(2012)
Sundari, R. (2016). Pemanfaatan dan efisiensi kurkumin kunyit (Curcuma domestica Val) sebagai
indikator titrasi asam basa. Teknoin, 22(8)
Wulandari, DD 2017, 'Analisa kesadahan total dan kadar klorida air di Kecamatan Tanggulangin
Sidoarjo', Medical Technology and Public Health …,
repository.unusa.ac.id,http://repository.unusa.ac.id/2511/4/turnitin.pdf
PERTANYAAN DAN JAWABAN

PERTANYAAN
a.) Hitunglah:
- Kesadahan total
- Kesadahan tetap
- Kesadahan sementara
Jika diketahui hasil Analisa laboratorium seperti pada
modul b.) Jelaskan apa yang dimaksud dengan:
- Kesadahan total
- Kesadahan tetap
- Kesadahan sementara
c.) Jelaskan 3 aplikasi data kesadahan yang dapat digunakan dalam bidang
Teknik lingkungan!

JAWABAN

b.) Kesadahan total merupakan jumlah ion-ion Ca2+ dan Mg2+ yang dapat ditentukan
melalui titrasi dengan EDTA sebagai jumlah titran dan menggunakan indicator yang
peka terhadap semua kation tersebut. Kesadahan total tersebut dapat juga ditentukan
dengan menjumlahkan ion Ca2+ dan Mg2+ yang dianalisis secara terpisah dengan
metode AAS.

Kesadahan tetap merupakan air sadah yang kesadahannya tidak bisa dihilangkan
dengan cara pemanasan. Air sadah tetap biasanya mengadung bikarbonat, & anion Cl-
, NO3 - dan SO4. Kesadahan tetap dapat berkurang dengan penambahan larutan soda
kapur yang terdiri dari larutan natrium karbonat dan magnesium hidroksida sehingga
terbentuk endapan kalsium karbonat.

Kesadahan sementara adalah air yang mengandung ion atau senyawa-senyawa ion
bikarbonat (HCO3-), selain itu juga mengandung senyawa kalsium bikarbonat
(Ca(HCO3)2) dan magnesium bikarbonat (Mg(HCO3)2), dimana kesadahannya dapat
dihilangkan dengan pemanasan air, sehingga air tersebut terbebas dari ion Ca2+ atau
Mg 2+.

c.) 1. Menilai kualitas air. Air yang sangat lunak (rendah kesadahannya) mungkin
lebih korosif terhadap pipa dan peralatan, sementara air yang sangat keras (tinggi
kesadahannya) dapat menyebabkan penumpukan kerak dalam pipa dan peralatan. Oleh
karena itu, pemahaman tentang kesadahan total penting dalam merancang sistem
distribusi air.
2. Pengolahan air dalam pengolahan air minum. Proses-proses seperti pemutihan
air dan pengendapan mungkin memerlukan perlakuan khusus tergantung pada tingkat
kesadahan air baku.
3. Pengolahan air limbah untuk mengidentifikasi. potensial ataupun pemantauan
limbah dengan memberikan informasi tingkat mineral yang terkandung pada air
limbah yang dapat mempengaruhi proses pengolahan limbah dan efisiensi sistem
pengolahan.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai