TITRASI KOMPLEKSOMETRI
PENENTUAN KADAR ION Ca2+ DAN Mg2+ PADA AIR
Di susun oleh :
Putri Dwi Mulyanti
2107036647
Kelompok 7 :
TEORI
Kesadahan air atau yang dikenal dengan kekerasan air (air keras) adalah
sifat air yang disebabkan oleh adanya ion-ion (kation) logam valensi dua. Ion-ion
semacam itu mampu bereaksi dengan sabun membentuk kerak air.Kation-kation
penyebab utama dari kesadahan Ca2+, Mg2+, Sr2+, Fe2+, dan Mn2+. Sedangkan
anion-anion yang biasa terdapat dalam air adalah HCO3-, SO4, Cl-, NO3- dan
SiO32- (Alaerts, G dan Santika, S.S., 1987). Ion-ion Al2+ dan Fe dapat juga
dianggap sebagai penyebab kesadahan pada air. Namun, kelarutannya begitu
dibatasi pada nilai pH dari air alam, sehingga konsentrasi ion dapat diabaikan.
Kesadahan dalam air sebagian besar adalah berasal dari kontaknya dengan tanah
dan pembentukan batuan. Pada umumnya, air sadah ini berasal dari daerah dimana
lapis tanah atas (topsoil) tebal, dan ada pembentukan batu kapur (Chandra, B.,
2006). Dalam kesadahan air ini, dikenal juga dengan kesadahan total. Yang
dimaksud dengan kesadahan total adalah kesadahan yang disebakan oleh adanya
ion Ca2+ dan Mg2+ secara bersama-sama. Kesadahan air dapat mengakibatkan air
menjadi keruh dan megurangi daya kerja sabun serta menimubulkan kerak pada
dasar periuk atau ketel (Joko T., 2010).
Menurut Gabriel (2001) kesadahan air dapat dibedakan berdasarkan kadar
kalsium didalam air dan berdasarkan kandungan mineralnya. Berdasarkan kadar
kalsium didalam air maka tingkat kesadahan air menurut Sawyer digolongkan
dalam 4 kelompok yaitu :
1. Kadar CaCO3 terdapat dalam air 0-75 mg/l disebut air lunak (soft water).
2. Kadar CaCO3 terdapat dalam air 75-150 mg/l disebut moderately hard water.
3. Kadar CaCO3 terdapat dalam air 150-300 mg/l disebut hard water.
4. Kadar CaCO3 terdapat dalam air 300 mg/l ke atas disebut very hard water.
Berdasarkan kandungan mineral maka kesadahan air dibagi dalam 2 (dua)
golongan yaitu :
1. Kesadahan air sementara/temporer disebut pula kesadahan karbonat, kesadahan
ini disebabkan oleh bikarbonat dan dapat hilang dengan cara pemanasan.
2. Kesadahan air menetap/peramanen disebut pula kesadahan non karbonat,
kesadahan ini disebabkan oleh khlorida atau sulfat yang bersenyawa dengan Ca
atau magnesium. Kesadahan ini tidak dapat dihilangkan dengan pemanasan.
Titrasi kompleksometri merupakan metode yang sering digunakan untuk
menentukan kadar garam-garam logam. Titran yang sering digunakan adalah
etilen diamin tetra asetat (EDTA). Kecuali dengan natrium dan kalium, EDTA
dapat membentuk kompleks yang stabil dengan semua logam. Pada pH rendah
EDTA dengan logam alkali tanah seperti kalsium dan magnesium akan
membentuk kompleks yang tidak stabil. Oleh karena itu, titrasi untuk logam-
logam alkali tanah dilakukan pada pH 10 dengan menggunakan larutan buffer
ammonia. Untuk menentukan titik akhir titrasi digunakan indicator zat warna.
Penambahan indikator sebelum titrasi akan membetuk kompleks antara indikator
dengan sejumlah kecil logam. Pada titik akhir titrasi, sedikit kelebihan EDTA
akan memecah kompleks logam indikator dan menghasilkan warna yang berbeda
(Gabriel, J.F., 2001). Contoh indikator yang digunakan untuk titrasi
kompleksometri antara lain Eriokrom Black T (Effendi,H. 2003). Titrasi
kompleksometri meliputi reaksi pembentukan ion-ion kompleks ataupun
pembentukan molekul netral yang terdisosiasi dalam larutan. Persyaratan
mendasar terbentuknya kompleks demikian adalah tingkat kelarutan tinggi.
Contoh dasar kompleks tersebut adalah kompleks logam dengan EDTA. Sebelum
dijadikan sebagai standar primer EDTA perlu distandarisasi terlebih dahulu
dengan larutan standar primer, hal ini karena garam EDTA kurang stabiln dan
kurang memenuhi persyaratan untuk dijadikan standar primer. Pada percobaan ini
digunakan garam EDTA sebagai standar yang distandarisasi terlebih dahulu
dengan larutan ZnSO4, dengan sampel yang diuji kesadahannya adalah air keran,
dengan larutan buffer ammonia dan indikator yang digunakan adalah indikator
EBT.
BAB II
METODOLOGI PERCOBAAN
CO32- berasal dari karbondioksida CO2 dan bikarbonat HCO3- yang sudah terlarut
dalam air sesuai dengan reaksi berikut :
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Sebaiknya penelitian selanjutnya dilakukan penelitian menganalisa kesadahan
pada air minum dan dilakukan juga analisa logam-logam berat yang terdapat
dalam sampel air keran dan dalam air minum, seperti logam Fe, Mn dan
sebagainya untuk menentukan kualitas air keran dan air minum.
DAFTAR PUSTAKA
Joko,T. 2010. Unit Produksi Dalam Sistem Penyediaan Air Minum. Yogyakarta :
Graha Ilmu.
Perlakuan Pengamatan
10 ml sampel ZnSO4 ditambahkan dengan Terjadi perubahan warna pada larutan
2 ml larutan buffer NH4Cl menjadi jingga pekat kecoklatan
10 ml sampel air keran ditambahkan Tidak terjadi perubahan warna pada larutan
dengan 2 ml larutan buffer NH4Cl
sampel air keran kemudian ditambahkan Terjadi perubahan warna pada laruta
dengan 3 tetes indikator EBT. Lalu dititrasi menjadi merah keunguan, dan setelah
dengan garam EDTA dititrasi larutan berubah mejadi warna biru
tua
LAMPIRAN PERHITUNGAN
0,1 M =
Gram =
III. Penentuan kesadahan Ca2+ dan Mg2+ dalam sampel air keran
Diketahui :
Volume sampel = 10 ml
Volume titran yang habis digunakan pada percobaan I = 0,3 ml
Volume titran yang habis digunakan pada percobaan II = 0,2 ml
Volume titran yang habis digunakan pada percobaan III = 0,2 ml
Ditanya :
Kadar Ca2+ dan Mg2+ dalam sampel air keran?
Kadar kesadahan total larutan CaCO3?
Jawaban :
Sampel percobaan I
= 337,2 mg/L
= 337,2 mg/L
= 134,88 mg/L
Kesadahan Mg2+ = kesadahan total – kesadahan Ca2+
= 337,2 mg/L – 134,88 mg/L
= 202,32 mg/L
Sampel percobaan II
= 224,8 mg/L
= 224,8 mg/L
= 89,92 mg/L
Kesadahan Mg = kesadahan total – kesadahan Ca2+
2+
= 224,8 mg/L
= 224,8 mg/L
= 89,92 mg/L
Kesadahan Mg2+ = kesadahan total – kesadahan Ca2+
= 224,8 mg/L – 89,92 mg/L
= 134,88 mg/L
LAMPIRAN DOKUMENTASI