Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM LAB.

TEKNIK LINGKUNGAN
MODUL 2 KESADAHAN

Disusun Oleh:
Cindy Lanovia (103134727544553)
KELOMPOK 2

Dosen Pembimbing:
Chris Salim, Ph.D
Riana Ayu Kusumadewi, ST, MT

PROGRAM STUDY TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS CLEAN ENERGY AND CLIMATE CHANGE
SURYA UNIVERSITY
2015

PRAKTIKUM KESADAHAN
1. TUJUAN PRAKTIKUM
1.1 Memahami prinsip titrasi pembentukan kompleks
1.2. Mengukur kesadahan kalsium, kesadahan magnesium dan kesadahan total

2. DASAR TEORI
2.1 Pengertian Kesadahan
Pada awalnya, kesadahan air didefinisikan sebagai kemampuan air untuk
mengendapkan sabun, sehingga keaktifan/ daya bersih sabun menjadi berkurang atau hilang
sama sekali. Selanjutnya air yang sadah dapat didefinisikan juga sebagai air yang konsentrasi
mineral-mineralnya dalam jumlah yang tinggi. Kesadahan air terutama disebabkan oleh
keberadaan kation-kation logam bervalensi dua seperti ion-ion kalsium (Ca2+) dan
magnesium (Mg2+) di dalam air, atau dapat juga disebabkan karena adanya ion-ion lain dari
polyvalent metal (logam bervalensi banyak) seperti Al, Fe, Mn, Sr dan Zn dalam bentuk
garam sulfat, klorida dan bikarbonat dalam jumlah kecil (Ghino, 2010). Keberadaan ion-ion
kalsium dan magnesium di dalam air mengakibatkan sabun akan mengendap sebagai garam
kalsium dan magnesium, sehingga tidak dapat membentuk emulsi secara efektif. Adapun
konsentrasi ion calcium dan magnesium di dalam air jauh lebih tinggi dibandingkan dengan
ion-ion lainnya, oleh karena itu penetapan kesadahan hanya diarahkan pada penentuan kadar
Ca2+ dan Mg2+ saja.
Air yang sadah dapat menimbulkan beberapa permasalahan diantaranya yakni :
Menyebabkan sabun sukar berbusa, menyebabkan terjadinya penyumbatan pada pipa dan
ketel air panas bila terjadi pemanasan, menyebabkan terjadinya scalling (pembentukan
endapan), dan masih banyak lagi.
Dalam kesadahan, terdapat tiga tipe kesadahan air yaitu: Kesadahan sementara,
kesadahan permanen dan kesadahan total.
Kesadahan sementara atau kesadahan karbonat merupakan kesadahan yang
disebabkan oleh adanya ion bikarbonat (HCO3) yang berikatan dengan kation logam
bervalensi dua. Kesadahan sementara dapat dihilangkan dengan merebus air sadah untuk
melepaskan kandungan CO2 nya.

1|Page

Kesadahan permanen atau kesadahan non karbonat merupakan kesadahan yang


disebabkan oleh berikatannya kation-kation logam bervalensi dua dengan anion-anion selain
karbonat. Kesadahan ini tidak dapat dihilangkan dengan mudah seperti halnya dengan
kesadahan sementara.
Kesadahan total, Kesadahan total didefinisikan sebagai jumlah miliekivalen (mek)
ion Ca2+ dan Mg2+ tiap liter sampel air (Anonim, 2008), atau dengan kata lainnya kesadahan
total merupakan jumlah dari kesadahan sementara dan kesadahan permanen.

Berikut tabel penggolongan kesadahan berdasarkan kandungan Mg2+


Tingkat Kesadahan

Mg/CaCO3

Lunak (Soft)

0-75

Sedang (Moderately hard)

75-150

Tinggi

150-300

Sangat Tinggi

>300

Tabel 2.1. Penggolongan kesadahan berdasarkan kandungan Mg2+

2.2 EDTA
Untuk mengetahui tingkat kesadahan air, digunakanlah metode titrasi dengan larutan standar
EDTA. EDTA adalah kependekan dari ethylene diamin tetra acetic. EDTA berupa senyawa
kompleks khelat dengan rumus molekul (HO2CCH2)2NCH2CH2N(CH2CO2H)2, merupakan
suatu senyawa asam amino yang secara luas dipergunakan untuk mengikat ion logam logam
bervalensi dua dan tiga. EDTA mengikat logam melalui empat karboksilat dan dua gugus
amina (Anonim, 2008). Dalam hal ini, ion Ca2+ dan ion Mg2+ akan terikat oleh EDTA
sehingga tidak dapat lagi membentuk endapan molekul sabun. Etilendiamintetrasetat atau
yang dikenal dengan EDTA, merupakan senyawa yang mudah larut dalam air, serta dapat
diperoleh dalam keadaan murni. Tetapi dalam penggunaannya, karena adanya sejumlah tidak
tertentu dalam air, sebaiknya distandardisasi terlebih dahulu. Reaksi yang akan digunakan
dalam titrasi ini adalah reaksi pembentukan kompleks, oleh karena itu titrasi ini juga disebut
titrasi kompleksometri.

2|Page

2.3. Indikator EBT dan Murexida


Seperti halnya titrasi yang lain, kita membutuhkan suatu metode untuk menentukan letak titik
akhir titrasi, dalam hal ini menggunakan indikator EBT dan Murexida.
Indikator EBT (Eriochrome Black-T) dan indicator Murexsida pada dasarnya adalah
senyawa pembentuk kompleks juga, sama halnya seperti EDTA. Hanya saja, indicatorindikator tersebut memiliki warna yang berbeda pada saat sebelum dan sesudah pembentukan
kompleks. Indikator EBT memiliki biru laut sebagai warna kebebasan (warna saat sedang
tidak mengikat ion) dan warna ungu kemerah-merahan pada saat sedang mengikat kationkation logam. Fungsi EBT sendiri adalah untuk mereaksikan kation penyebab kesadahan
menjadi lebih kompleks dengan ditandai perubahan warna tersebut.
Adapun indikator murexida merupakan salah satu indikator yang sangat peka terhadap
kehadiran ion calcium. Pada saat sedang mengikat kation, indikator akan menunjukkan warna
merah anggur sedangkan pada saat tidak sedang mengikat kation (dalam keadaan bebas)
maka indikator akan menunjukan warna ungu.

2.4. Prinsip kerja EDTA dan Indikator


Cara kerja indikator kompleksometri adalah sebagai berikut: ketika indikator
ditambahkan ke dalam air yang mengandung ion logam, ia akan segera membentuk ion
kompleks. Akibatnya, larutan akan berubah warna sesuai dengan warna indikator tersebut
dalam bentuk ion kompleksnya. Pada saat EDTA ditambahkan ke dalam larutan, ia pertamatama akan bereaksi dengan kation logam yang masih berada dalam keadaan bebas
membentuk senyawa kompleks. Setelah seluruh kation logam yang ada dalam larutan habis
bereaksi dengan EDTA, EDTA yang ditambahkan akan mengambil kation logam yang
terikat pada indikator. Hal ini terjadi karena EDTA mengikat kation logam dengan lebih kuat
daripada indikator kompleksometri. Ketika indikator kehilangan kation logamnya, larutan
akan berubah warna sesuai dengan warna indikator tersebut dalam keadaan bebas. Proses ini
dirangkumkan dalam diagram berikut ini:

Indikator ditambahkan ke dalam air yang mengandung kation logam. Larutan menjadi
merah.
Ca2+
Ion logam
(tak berwarna)

3|Page

Hin2Indikator
(biru)

CaIn-

Ion kompleks
logam indikator (merah)

H+

Sebelum titik ekuivalen, EDTA yang ditambahkan bereaksi dengan kation logam yang
masih bebas. Karena seluruh spesies dalam reaksi ini tak berwarna, warna larutan tidak
berubah.
Ca2+

EDTA
(tak berwarna)

Ion logam
(tak berwarna)

Y4-

CaY2-

Ion kompleks
logam EDTA (tak berwarna)

Mendekati titik ekuivalen, EDTA yang ditambahkan akan mengambil kation logam dari
ion kompleks logam indikator. Indikator dibebaskan, larutan berubah warna menjadi
biru.
CaInIon kompleks
logam indikator (merah)

4|Page

Y4EDTA
(tak berwarna)

CaY2-

Ion kompleks
logam EDTA (tak berwarna)

In3Indikator
(biru)

3. ALAT DAN BAHAN


ALAT

JUMLAH

BAHAN

JUMLAH

Gelas Ukur 100 mL

2 buah

Larutan Buffer pH 10

5 mL

Pipet Ukur 5 mL

1 buah

Larutan Buffer pH 12

1 mL

Labu Erlenmeyer

3 buah

Indikator EBT

50 gr

Corong Kaca

1 buah

Indikator Murexida

50 gr

Spatula

1 buah

Buret

1 buah

Larutan EDTA 1/28N


Sample Air 100 mL

Statif

1 buah

Klem and Boss Head

2 pasang

Botol Semprot

1 buah

Neraca Analitik

1 buah

100 mL x 2

Aquadest

Contoh beberapa Alat dan Bahan yang digunakan :

Buret, Statif,
Klem dan Boss
Head

5|Page

Naraca Analitik

Larutan EDTA
1/28 N

Contoh Air
Keran 100mL

Larutan Buffer
pH 12

Indikator EBT

Larutan Buffer
pH 10

Larutan CaCO3

Indikator
Murexsida

4. CARA KERJA
No

Cara Kerja

A.

Persiapan Larutan EDTA 1/28 N (Sudah disiapkan


oleh pembimbing praktikum)
6.64 gr Komplekson III (Na2EDTA) dilarutkan dalam
aquadest yang telah dipanaskan dan didinginkan.
Tambahkan 10 mg MgSO4 atau MgCl2, lalu encerkan
dengan aquadest hingga tepat 1 liter. Biarkan selama 2
hari. Jika larutan keruh, disaring.

Persiapan Larutan Buffer pH 10 (Sudah disiapkan


oleh pembimbing praktikum)
67.5 gr NH4Cl dilarutkan dalam Aquadest. Tambahkan
670 mL NH4OH pekat, lalu encerkan dengan aquadest
hingga tepat 1 liter.

Persiapan Larutan Buffer pH 12 (Sudah disiapkan


oleh pembimbing praktikum)
120 gr NaOH dilarutkan dalam aquadest dan encerkan
hingga volumenya tepat 1 liter.

Persiapan Indikator EBT (Eriochrome Black T)


(Sudah disiapkan oleh Pembimbing Praktikum)
0.5 gr EBT dicampurkan dengan 100 gr NaCl, lalu
digerus halus.

6|Page

Gambar

Persiapan Indikator Murexida (Sudah disiapkan oleh


Pembimbing Praktikum)
0.5 gr Murexida dicampurkan dengan 100 gr NaCl, lalu
digerus halus.

Persiapan Larutan Standar Kalsium (Sudah disiapkan


oleh Pembimbing Praktikum)
0.765 gr CaCO3 ditimbang dengan teliti, lalu encerkan
dengan sedikit air dan HCl pekat. Encerkan dengan
aquadest dalam labu ukur 1liter secara kuantitatif, hingga
tanda batas.

Persiapan Standarisasi Larutan EDTA 1/28 N

Menggunakan indicator EBT

10 mL Larutan standar kalsium dipipet dan dimasukkan


kedalam labu Erlenmeyer. Tambahkan 5mL larutan buffer
pH 10 dan 50 mg indicator EBT. Titrasi dengan larutan
EDTA sampai larutan berubah warna dari ungu menjadi
biru laut. Faktor EDTA EBT = 10/mL EDTA

7|Page

Menggunakan indicator Murexida

10 mL larutan standar kalsium dipipet dan dimasukkan ke


dalam labu Erlenmeyer. Tambahkan 1 mL larutan buffer
pH 12 dan 50 mg indicator Murexida. Titrasi dengan
larutan EDTA sampai larutan berubah warna dari merah
menjadi ungu. Faktor EDTA Murexida = 10/mL EDTA

Pengukuran
Magnesium)

Kesadahan

Total

(Kalsium

100 mL contoh air dimasukkan kedalam labu


Erlenmeyer

Tambahkan 5 mL larutan buffer pH 10

Tambahkan 50 mg indicator EBT

Titrasi dengan larutan EDTA 1/28 N sampai


cairan berubah warna maut

Catat mL EDTA yang diperlukan

8|Page

Pengukuran Kesadahan Kalsium

100 mL contoh air keran dimasukkan ke dalam


labu Erlenmeyer

Tambahkan 1 mL larutan buffer pH 12

Tambahkan 50 mg indicator Murexida

Titrasi dengan larutan EDTA 1/28 N sampai


cairan berubah warna menjadi ungu.

Catat mL EDTA yang diperlukan

9|Page

5. HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Hasil Pengamatan dan Pengukuran Kesadahan Total
Berikut hasil pengamatan dan pengukuran percobaan prosedur kerja G
Faktor EDTA
EBT =
10/mL EDTA

Larutan
yang
akan
ditirasi

Volume
(mL)

Larutan
Buffer

Volume
(mL)

Indikator Volume
yang
(mg)
digunakan

EDTA
yang
terpakai
(mL)

10/5.6 = 1.78

Larutan 10 mL
pH 10
5 mL
EBT
50 mg
5.6
standar
CaCO3
Tabel 5.1.1.Pengamatan penentuan Faktor EDTA-EBT Pada prosedur kerja G.

Berikut hasil pengamatan dan pengukuran percobaan dari prosedur kerja H


Indikator (EBT) yang digunakan

mL EDTA 1/28 N yang diperlukan

Perubahan Warna

50 mg

4 mL

Ungu ke Biru Laut

Tabel 5.1.2. Pengamatan mL Titrasi EDTA pada prosedur kerja H.

Konsentrasi Kesadahan Total :


a. (1000/100) x mL EDTA x (1/28 konsentrasi EDTA) x (Faktor EDTA-EBT) x
(28/10) = 0G
(1000/100) x 4 x (1/28) x 1.78 x (28/10) = 40/28 x 1.78 x 2.8 = 7.12 0G
b. (1000/100) x mL EDTA x (1/28 konsentrasi EDTA) x (Faktor EDTA-EBT) x
(100/2) = .mg/L CaCO3
(1000/100) x 4 x (1/28) x 1.78 x (100/2) = 40/28 x 1.78 x 50 = 127.14 mg/L
CaCO3

10 | P a g e

Berdasarkan hasil pengamatan dan pengukuran kesadahan total dapat dilihat bahwa
setelah contoh 100 mL air keran ditambah dengan indicator EBT 50 mg, contoh air berubah
warna menjadi ungu sedikit kemerah-merahan. Hal tersebut dikarenakan indicator EBT telah
mengikat kation bervalensi dua yang terlarut dalam contoh air. Adapun juga pencampuran
larutan buffer pH 10 yakni untuk mengindikasikan adanya kombinasi ion Ca2+ dan mg2+ .
Selanjutnya, setelah dilakukan titrasi 4 mL larutan EDTA, contoh air berubah warna menjadi
biru laut. Hal tersebut dikarenakan larutan EDTA berhasil mengikat seluruh kation bervalensi
dua dalam air dengan kata lain, ion-ion kalsium dan magnesium akan membentuk senyawa
kompleks sementara molekul indicator akan terlepas kembali. Adapun biru laut merupakan
warna indicator EBT dalam keadaan bebas (tidak sedang mengikat kation). Dari cara ini
maka akan didapatkan kesadahan total (ca + mg). Berdasarkan data yang telah dikumpulkan
kita dapat menghitung kosentrasi kesadahan total sampel air. Dari hasil perhitungan
didapatkan kosentrasi kesadahan total yakni kosentrasi ikatan ion calcium dengan ion
bicarbonat sebesar 127.14 mg/L CaCO3

2. Hasil Pengamatan dan Pengukuran Kesadahan Calsium.


Berikut hasil pengamatan dan pengukuran percobaan prosedur kerja G
Faktor EDTA
Murexida =
10/mL EDTA

Larutan
yang
akan
ditirasi

Volume
(mL)

Larutan
Buffer

Volume
(mL)

Indikator Volume
yang
(mg)
digunakan

EDTA
yang
terpakai
(mL)

10/5.3 = 1.89

Larutan 10 mL
pH 12
1 mL
Murexida << mg
5.3
standar
CaCO3
Tabel 5.2.1.Pengamatan penentuan Faktor EDTA-Murexida Pada prosedur kerja G.

Berikut hasil pengamatan dan pengukuran percobaan dari prosedur kerja H


Indikator
digunakan

(Murexida)

yang mL EDTA 1/28 N yang diperlukan

Merah anggur ke
ungu
Tabel 5.2.2. Pengamatan mL Titrasi EDTA pada prosedur kerja H.

13.6 mg

11 | P a g e

3.2 mL

Perubahan Warna

Konsentrasi Kesadahan Calsium :


c. (1000/100) x mL EDTA x (1/28 konsentrasi EDTA) x (Faktor EDTA-Murexida) x
(28/10) = 0G
(1000/100) x 3.2 x (1/28) x 1.89 x (28/10) = 32/28 x 1.89 x 2.8 = 6.048 0G
d. (1000/100) x mL EDTA x (1/28 konsentrasi EDTA) x (Faktor EDTA-Murexida) x
(100/2) = .mg/L CaCO3
(1000/100) x 3.2 x (1/28) x 1.89 x (100/2) = 32/28 x 1.89 x 50 = 108.14 mg/L
CaCO3
Berdasarkan hasil pengamatan dan pengukuran kesadahan total dapat dilihat bahwa
setelah contoh 100 mL air keran ditambah dengan indicator Murexida 13.6 mg
mengakibatkan air berubah warna menjadi merah anggur. Hal tersebut dikarenakan indicator
murexida telah mengikat kation bervalensi dua yang terlarut dalam contoh air dalam hal ini
adalah ion calsium. Indikator murexida yang hendak dipakai awalnya sebanyak 50 mg. Akan
tetapi 50 mg murexida menyebabkan warna air berubah menjadi merah pekat sehingga akan
menyulitkan untuk pengamatan perubahan warna saat dilakukan titasi. Berdasarkan hal
tersebut, sesuai juga dengan instruksi dosen pembimbing, maka murexida yang dipakai hanya
sebanyak 13.6 mg saja. Selain itu juga, adanya penambahan larutan buffer pH 12 diharapkan
agar ion-ion mg2+ dapat mengendap menjadi Mg(OH)2. Pengendapan ini bertujuan agar
konsentrasi ion Calsium dapat diukur sementara ion Magnesium tetap dalam keadaan solid.
Selanjutnya, setelah dilakukan titrasi 3.2 mL larutan EDTA, sampel air berubah warna
menjadi ungu. Hal tersebut dikarenakan larutan EDTA berhasil mengikat seluruh kation
bervalensi dua dalam air dengan kata lain, ion-ion kalsium dan magnesium akan membentuk
senyawa kompleks sementara molekul indicator terlepas kembali. Adapun ungu merupakan
warna indicator murexida dalam keadaan bebas (tidak sedang mengikat kation). Selain itu
juga, berdasarkan data yang telah dikumpulkan kita dapat menghitung kosentrasi kesadahan
total sampel air. Dari hasil perhitungan, didapatkan kosentrasi kesadahan total yakni
kosentrasi ikatan ion calcium dengan ion bicarbonat sebesar 108.14 mg/L CaCO3.
12 | P a g e

3. Pengukuran Kesadahan Magnesium


Kesadahan Total Kesadahan Kalsium
127.14 mg/L CaCO3 - 108.14 mg/L CaCO3 = 19 mg/L CaCO3
Berdasarkan hasil dari pengukuran Kesadahan Total dan pengukuran Kesadahan Calsium,
maka kesadahan magnesium dapat dihitung dengan menggunakan rumus diatas. Dari
persamaan diatas, didapat nilai kesadahan Magnesium adalah sebesar 19 mg/L. Berdasarkan
nilai kesadahan magnesium yang didapatkan, dapat kita lihat bahwa sampel air yang dipakai
dalam percobaan ini mengandung logam calcium yang lebih besar dibandingkan dengan
logam magnesiumnya. Jika dilihat berdasarkan tabel penggolongan kesadahan berdasarkan
ion Mg2+ maka sampel air yang digunakan dalampercobaan ini memiliki tingkat kesadahan
yang lunak (soft) yakni dilihat dari logam magnesium sebesar 19 mg/L CaCO3
Tingkat Kesadahan

Mg/ CaCO3

Lunak (Soft)

0-75

Sedang (Moderately hard)

75-150

Tinggi

150-300

Sangat Tinggi

>300

Adapun hasil perhitungan kosentrasi kesadahan total, kesadahan kalsium maupun kesadahan
magnesium masih memiliki kekurangan. Hal ini disebabkan karena beberapa factor seperti
pembacaan pengukuran mL EDTA pada saat titrasi yang tidak terlalu akurat, dan perubahan
mg indicator Murexida seperti yang dijelaskan sebelumnya.
4. Menjawab pertanyaan Tugas Akhir Praktikum

Tuliskan persamaan ion bersih reaksi pengendapan Ca2+ sehingga anda dapat
menentukan kadar Mg2+ yang ada dalam larutan. Jelaskan mengapa Ca2+ mengendap
sedangkan Mg2+ tidak mengendap.!
Jawab : Berikut persamaan ion bersih reaksi pengendapan Ca2+ jika contoh sampel air
diasumsikan hanya mengandung kation logam Ca2+ dan Mg2+ :saja.
CaCl2 (aq) + Na2CO3 (aq) > CaCO3 (s) + 2NaCl (aq). Untuk menentukan kadar mg

2+

dalam larutan kita dapat menambahkan larutan karbonat Na2CO3. Kation logam
Calsium akan mengendap sedangkan kation magnesium tidak.

13 | P a g e

Hal ini dikarenakan larutan Na2CO3 mau berikatan dengan senyawa yang
mengandung kation Calsium. Sedangkan untuk mengendapkan kation logam
magnesium dapat digunakan larutan buffer pH 12, ataupun bisa juga menggunakan
larutan karbonat K2CO3.

Hitunglah kosentrasi Ca2+ dan Mg2+

yang ada dalam sampel air minum kemasan

anda dan bandingkan hasil yang anda peroleh dengan nilai yang tertera pada kemasan
air minum anda.
Jawab : (Membutuhkan uji lab lagi untuk dapat menghitung konsentrasi Ca2+ dan
Mg2+ air minum kemasan)

Dua buah indicator : A dan B, akan digunakan dalam titrasi EDTA untuk menentukan
konsentrasi Mg2+ . Tetapan pembentukan (Kf) untuk kompleks indicator Mg2+
adalah : 2.34 x 105 untuk indicator A dan 1.76 x 109 untuk indicator B. Tetapan
pembentukan kompleks EDTA-Mg2+ adalah 6.17 x 108. Indikator manakah yang akan
digunakan?
Jawab : Indikator A. Karena kemampuan untuk mengikat ion Mg2+

masih cukup

besar dibandingan dengan indicator B yang telah melebihi kemampuan untuk


mengikat kation logam Mg2+ .

6. KESIMPULAN

Titrasi Pembentukan kompleks merupakan salah satu metode titrasi yang


digunakan untuk mengetahui tingkat kesadahan air melalui pengikatan kation
logam oleh larutan standar EDTA (ethyelenadiamminetetraacetic acid).

Nilai kesadahan total yang didapatkan dari hasil percobaan adalah sebesar
127.14 mg/L CaCO3

Nilai kesadahan kalsium yang didapatkan dari hasil percobaan adalah sebesar
108.14 mg/L CaCO3

Nilai kesadahan magnesium yang didapatkan dari hasil percobaan adalah


sebesar19 mg/L CaCO3

14 | P a g e

7. DAFTAR PUSTAKA
Modul Praktikum - Kesadahan. (2015). Tangerang: Teknik Lingkungan, Surya University.
Anonim. (2008). Water Hardness: EDTA Titrimetric Method. New York.
Ghino. (2010, Maret 23). Penentuan Kadar Kesadahan Air dengan Metode Titrasi EDTA. Retrieved
from Watch and Learn: https://ginoest.wordpress.com/2010/03/23/17/
Rahmat, P. (2014). Academia.edu. Retrieved April 11, 2015, from Laporan Praktikum Kimia
Lingkungan - Kesadahan : http://www.academia.edu/9394021/Kesadahan14

15 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai