PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perairan adalah suatu kumpulan massa air pada suatu wilayah tertentu
yang menutupi sekitar 70% dari permukaan bumi. Perairan terbagi menjadi
dua, yakni perairan besifat dinamis atau bergerak seperti air laut dan statis atau
tenang seperti danau. Perairan membentuk suatu ekosistem kompleks dari
badan air yang merupakan habitat dari berbagai jenis makhluk hidup mulai dari
mikroorganisme seperti bakteri dan organisme berukuran besar seperti ikan.
Perairan tidak hanya berperan penting bagi organisme di air tetapi juga bagi
organisme daratan baik tumbuhan, hewan dan manusia.
Ekosistem perairan merupakan ekosistem yang perubahannya tidak
hanya dipengaruhi oleh kondisi dalam suatu badan air perairan tersebut tetapi
juga dipengaruhi oleh daratan. Pengaruh yang paling besar adalah aktivitas
manusia yang menghasilkan banyak limbah buangan baik organik maupun non
organik.
Pembuangan
limbah
menimbulkan pencemaran.
Pencemaran air adalah masuk atau dimasukkannya suatu zat,
makhkluk hidup, atau komponen lain ke dalam badan air yang menyebabkan
perubahan tatanan pada badan air tersebut, menganggu ekosistem air serta
menurunkan nilai fungsi atau kualitas dari badan air tersebut. Suatu perairan
dikatakan tercemar apabila secara kuantitaif dan kualitatif melebihi ambang
batas atau tidak sesuai dengan baku mutu yang telah ditetapkan. Pengukuran
kuantitif dilakukan dengan parmeter kimia dari suatu badan air, sementara
C. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui kondisi air pada sungai
Konda, JembatanTriping dan Teluk Kendari pada daerah teluk, hulu, tengah
dan hilir dengan menggunakan parameter fisika, kimia dan biologi.
D. Manfaat Praktikum
Manfaat praktikum ini adalah dapat mengetahui kondisi air pada sungai
Konda, JembatanTriping dan Teluk Kendari pada daerah teluk, hulu, tengah
dan hilir dengan menggunakan parameter fisika, kimia dan biologi.
II.
A. Definisi Perairan
TINJAUAN PUSTAKA
air yang tidak tercemar memiliki pH antara 6-7. Kandungan oksigen terlarut
pada perairan tawar berkisar antara 6 - 8 mg/liter pada suhu 25 C. Kadar
oksigen terlarut di perairan alami biasanya kurang dari 10 mg/liter (Mc Neely
1979 dalam Effendi 2003). DO yang berkisar antara 5,45 7,00 mg/liter ini
pun cukup baik bagi proses kehidupan biota perairan. Semakin rendah nilai
DO suatu perairan, maka semakin tinggi pencemaran dalam suatu ekosistem
perairan tersebut (Rachmawati, 2012).
III.
METODE PRAKTIKUM
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan padapraktikum inidapat dilihat pada
Tabel 2.
Tabel 2. Bahan-bahan yang digunakan praktikum pencemaran air
No
Nama Bahan
Fungsi
1. Air sungai konda
Sebagai sampel pengamatan
2. Air sungai jembatan teriping
Sebagai sampel pengamatan
3. Air teluk kendari
Sebagai sampel pengamatan
4.
Lugol
C. Prosedur Kerja
Prosedurkerjapadapraktikumini adalah sebagai berikut:
1. Menentukan lokasi pengambilan sampel (Sungai konda, jembatan teriping,
dan teluk kendari).
2. Menentukan titik pengambilan sampel (hulu, tengah dan hilir), khusus
dibagian sungai yaitu tepi, tengah, pinggir kiri, dan pinggir kanan.
3. Menenggelamkan botol sampel ke dalam badan air
4. Membuka penutup botol di dalam badan air dan menutupnya kembali di
dalam badan air apabila botol telah terisi air.
5. Mengamati parameter fisika, kimia, dan biologi air.
6. Mencatat hasil pengamatan dan mendokumentasikan hasil pengamatan.
IV.
A. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pada praktikum ini dapat diliat pada Tabel 3, 4 dan
5.
Tabel 3. Hasil Pengamatan parameter fisika
Titik
Parameter Fisik Air dan Hasil Analisis
Lokasi
Pengambilan
Bau
Warna
Kekeruhan
Rasa
pengamatan
Sampel
Tepi kanan
Lumpu
Kuning
Keruh
Tawar
r
kecokelatan
Konda
Tengah
Lumpu
Kuning
Keruh
Tawar
(hulu)
r
kecokelatan
Tepi kiri
Lumpu
Kuning
Keruh
Tawar
r
kecokelatan
Tepi kanan
Tidak
Kuning
Keruh
Tawar
ada
kecokelatan
Jembatan
Tengah
Tidak
Kuning
Keruh
Tawar
triping
ada
kecokelatan
(tengah)
Tepi kiri
Tidak
Kuning
Keruh
Tawar
ada
kecokelatan
Tepi kanan
Minyak
Cokelat
Keruh
Payau
Teluk
Tengah
Lumpu
Cokelat
Keruh
Asin
Kendari
r
sekali
(Hilir)
Tepi kiri
Lumpu
Cokelat
Keruh
Asin
r
sekali
Standar Baku Mutu
Alami3
<5
Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Tahun
2004
Teluk
Kendari
(Hilir)
Standar Baku
Mutu
Keputusan
Menteri
1.
2.
3.
4.
5.
pH
Suhu
Salinitas
ORD
DO
8
30,2 0C
0
25,6
0,3%
8,67
30,4 0C
0
26,7
4,2%
7,9
30,3 0C
0,5
10,87
0,3%
Negara
Lingkungan
Hidup Tahun
2004
7-8,5
28-32 0C
33-34
>5
Lokasi
Sungai Konda
(Tepi Kanan)
Sungai Konda
(Tepi Kiri)
3.
Sungai Konda
(Tengah)
Teluk Kendari
(Tengah)
5.
Ceratium
kofotdii
1.Berwarna putih
kehitaman
2.Berbentuk panjang
dan melengkung
Teluk Kendari
(Kiri)
Flagilaria
cylindrus
1.Berwarna agak
transparan
2.Berbentuk pendek
dan
memiliki
ujung yang tumpul
Teluk Kendari
(Kanan)
7.
Jembatan triping
(kanan)
8.
Nitzschia
seriata
1. Berwarna kuning
transparan
2. Bentuk bulat
Jembatan triping
(tengah)
9.
Krohnitta
subtilis
1. Berwarna merah
2. Bentuknya
panjang dan
runcing
Jembatan triping
(kiri)
10.
Biddulphia
obtuse
1. Berwarna
transparan
2. Bentuknya
panjang
3. Ujung ekor rata
Jembatan triping
(kiri)
B. Pembahasan
yang terdapat pada sampel air. Sampel air selanjutnya di ukur dengan mengacu
pada 3 parameter sebelumnya.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa air sungai konda memiliki
parameter fisik yang sama dari setiap titik pengambilan sampel air, yakni
memiliki bau lumpur, berwarna kuning kecoklatan, keruh serta rasa yang tawar.
Begitupun dengan air jembatan triping tengah yang memiliki parameter fisik
yang sama dari setiap titik pengambilan sampel, yakni tidak berbau, berwarna
kuning kecoklatan dan keruh serta memiliki rasa yang tawar. Sedangkan air
pada teluk kendari memiliki sifat fisik yang berbeda antara titik tepi kanan
dengan tengah dan tepi kiri. Bau dari teluk kendari pada tepi kanan berbau
seperti minyak sedangkan pada titik tengah dan tepi kiri berbau lumpur.
Perbedaan ini dapat disebabkan karena terdapatnya aktivitas manusia di daerah
tepi kanan seperti pembuatan jalan penghubung, serta pencucian mobil.
Sehingga limbah minyak dari aktivitas manusia masuk ke badan air. Begitupun
dengan sifat fisik kekeruhan dan rasa dimana kekeruhan air pada tepi kiri dan
tengah lebih keruh daripada tepi kanan. Rasa tepi kanan seperti payau
sedangkan tepi kiri dan tengah berasa asin. Sifat fisik dari air teluk kendari
lainnya seperti warna pada setiap titik sama yakni berwarna coklat.
Secara fisik dari ketiga air tersebut air teluk kendari memiliki sifat
fisik yang lebih tidak semestinya dibandingkan dengan air sungai konda dan air
jembatan triping. Hal ini dikarenakan banyak aktivitas laut yang dilakukan di
teluk kendari. Selain itu secara geografis teluk kendari dikelilingi oleh
perbukitan atau daratan yang langsung berhadapan dengan teluk kendari,
sehingga teluk kendari menjadi muara terakhir dari 13 sungai di kota kendari.
Hal inilah yang menyebabkan banyak polutan yang masuk ke badan air.
Hasil pengamatan parameter kimia sungai konda pada beberapa titik
tersebut memiliki pH 8, suhu 30,2 0C, salinitas 0, ORD yaitu 25,6 dan DO
yaitu 0,3%. Sementara nilai parameter kimia pada air jembatan triping lebih
tinggi pada setiap indikatornya yakni memiliki pH 8, suhu 30,4 0C, salinitas 0,
ORD 25,6 dan DO 0,3%. Begitupun dengan parameter kimia dari air teluk
kendari juga memiliki nilai yang lebih tinggi kecuali pada nilai DO yang sama
dengan air sungai konda, yakni memiliki pH 7,9, suhu 30,3 0C, salinitas 0,5,
ORD 10,87 dan DO 0,3%. Sesuai dengan baku mutu air berdasarkan
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Tahun 2004 pada hasil
pengamatan, ketiga air tersebut belum dapat dikatakan tercemar karena nilai
dari setiap indikator perameter kimianya belum melibihi nilai baku mutu yang
ditetapkan.
Parameter biologi yang diamati pada praktikum ini adalah kelompok
plankton. Penggunaan plankton sebagai indikator kualitas lingkungan perairan
dapat dipakai dengan mengetahui keragaman dan keseragaman jenisnya. Hasil
pengamatan parameter biologi pada sungai konda memiliki tiga organisme,
yakni Hemiaulus indicus, Rhizosolenia acuminate, dan Rhizosolenia alata
forma curvirotris. Sementara pada air jembatan triping ditemukan empat
organisme, yakni Rhizosolenia berganii, Nitzschia seriata, Krohnitta subtilis,
dan Biddulphia obtuse. Parameter biologi dari air teluk kendari terdapat tiga
mikroorganisme, yakni Acanthometron pellucidum, Ceratium kofotdii dan
Flagilaria cylindrus. Berdasarkan organisme yang ditemukan dapat diketahui
bahwa air tersebut belum dapat dikatakan tercemar karena masih terdapat
organisme yang hidup di dalamnya. Air yang tercemar akan menyebabkan
punahnya populasi organisme laut termasuk plankton. Plankton merupakan
organisme perairan pada tingkat trofik pertama yang berfungsi sebagai
penyedia energi. Planton terutama fitoplankton berperan penting dalam rantai
makanan ekosistem perairan. Planton mempunyai sifat selalu bergerak dan
dapat dijadikan indikator pencemaran perairan. Plankton akan bergerak
mencari tempat yang sesuai dengan hidupnya apabila terjadi pencemaran yang
mengubah kondisi lingkungan tempat hidupnya.
V.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil praktikum ini adalah berdasarkan parameter fisik,
kondisi ketiga badan air hampir mendekati tercemar karena bau dan warna
serta tingkat kekeruhan yang tinggi terutama pada air teluk kendari;
berdasarkan parameter kimia ketiga badan air tersebut belum dapat dikatakan
tercemar sesuai peruntukannya, karena nilai indikator parameter kimia yang
teramati belum melebihi ambang batas atau baku mutu yang ditetapkan; dan
berdasarkan parameter biologi ketiga air tersebut belum dikatakan tercemar
karena organisme plankton yang ditemukan masih beragam.
B. Saran
Saran yang dapat diajukan pada praktikum ini adalah agar sebaiknya
kegiatan praktikum dimulai tepat waktu sehingga setelah kegiatan praktikum
praktikan ataupun asisten tidak pulang malam.
DAFTAR PUSTAKA