Disusun oleh
NIM :021190052
2021
HALAMAN PENGESAHAN
Kebasaan Air
Disusun Oleh
Nim 021190052
Disetujui,
Asisten Praktikum
Heru Susanto,ST
KATA PENGANTAR
Assalammu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat,
karunia dan hidayah-NYA saya dapat menyelesaikan praktikum dan menyusun
laporan praktikum pemisahan mekanik dengan judul “Kebasaan Air” dengan lancar.
Terselesaikannya laporan ini tentu tidak lepas dari bantuan banyak pihak. Oleh karena
itu, pada kesempatan ini saya ucapkan terima kasih kepada:
1. Orang tua
2. Heru Susanto,ST., selaku asisten
3. Kelompok praktikum 3, yang telah bekerja sama dalam melakukan praktikum
4. Semua pihak yang telah membantu saya dalam melakukan praktikum dan
menyusun laporan ini.
Karena atas dukungan dan bantuannya saya diberi kelancaran dalam melakukan
praktikum maupun menyelesaikan laporan ini.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas praktikum pemisahan mekanik semester
ganjil yaitu semester tiga D3 Teknik Kimia Universitas Pembangunan “Veteran” Yogyakarta.
Semoga laporan ini dapat dipahami dan dimengerti serta dapat berguna bagi saya sendiri
maupun orang lain yang membacanya. Adakalanya saya mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata yang kurang berkenan dan saya menyadari akan segala kekurangan, untuk itu
saya terbuka atas kritik dan saran yang bersfat membangun demi perbaikan makalah ini untuk
lebih baik di waktu yang akan datang.
Akhir kata semoga Laporan Praktikum ini bermanfaat dan dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya
Wassammu’alaikum Wr. Wb
Praktikan
(Eka Yuliyanti)
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam menentukan kualitas air atau baik buruknya perairan dapat ditentukan
oleh berbagai faktor, yaitu : derajat keasaman (pH), oksigen terlarut, karbondioksida
bebas, daya menggabung asam (DMA), salinitas air, dan Chemical Oxigen Demand
(COD). Kebutuhan air untuk berbagai aspek kehidupan menyangkut baik kuantitas
maupun kualitasnya. Apabila jumlah airnya berlebihan atau kurang dari yang
dibutuhkan, maka akan mengganggu demikian juga kualitas airnya harus sesuai dengan
peruntukannya. (Mershaly, 2009)
Asam dan basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting. Dalam
kehidupan sehari-hari, dikenal berbagai zat yang digolongkan sebagai asam, misal asam
cuka,asam sitrun, dll. Dan juga dikenal berbagai zat yang digolongkan sebagai basa,
misalnyakapur sirih, air soda, air sabun dll. Berkaitan dengan sifat asam dan basa,
larutan dikelompokkan dalam tiga golongan yaitu bersifat asam, basa dan netral.Sifat
asam-basa dari suatu larutan juga dapat ditunjukkan dengan mengukur pH nya. pH
adalah suatu parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman larutan.
Larutanasam mempunyai pH lebih kecil dari 7. Larutan basa mempunyai pH lebih besar
dari 7. Sedangkan larutan netral mempunyai ph = 7.Mempelajari cara menentukan pH
dan sifat larutan sangat penting untuk mengetahuiapakah larutan itu bersifat asam
ataupun basa. Biasanya cara yang digunakan untukmenentukan sifat dan pH larutan
adalah dengan menggunakan indikator. Indikator tersebutantara lain kertas lakmus,
larutan fenolftalein, brom timol biru, metil merah, serta metilorange. (Mershaly, 2009)
I.2 Tujuan
Menentukan kebasaan air
Reaksi
1 Keterangan :
2
1. Statif
3
2. Buret
3. Klem
4 4. Erlenmeyer
1. 50 0,9 8,8
2. 50 0,8 8,8
3. 50 0,8 8,2
III.2 Perhitungan
A. Sampel 1
1000
1. ppm OH- = 𝑚𝐿 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ 𝑎𝑖𝑟 x [(ml sampai pH 8,2)-(ml sampai pH 4,2)] x 0,2788
1000
= x [(0,9 – 8,8)] x 0,2788
50
= -44,05 ppm
1000
2. ppm CO32- = 𝑚𝐿 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ 𝑎𝑖𝑟 x [(ml sampai pH 8,2 x 0,9835)-(ppm OH x 3,527)]
3.
1000
= x [(0,9 x 0,9835) – (-44,05 x 3,527)]
50
= 3124,99 ppm
1000
3. ppm HCO3- = 𝑚𝐿 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ 𝑎𝑖𝑟 x [(ml sampai pH 4,5)-(ml sampai 8,2)]
4.
1000
= x [(8,8 – 0,9)]
50
= 158 ppm
B. Sampel 2
1000
1. ppm OH- = 𝑚𝐿 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ 𝑎𝑖𝑟 x [(ml sampai pH 8,2)-(ml sampai pH 4,2)] x 0,2788
1000
= x [(0,8 – 8,8)] x 0,2788
50
= -44,61 ppm
1000
2. ppm CO32- = 𝑚𝐿 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ 𝑎𝑖𝑟 x [(ml sampai pH 8,2 x 0,9835)-(ppm OH x 3,527)]
5.
1000
= x [(0,8 x 0,9835) – (-44,61 x 3,527)]
50
= 3161,82 ppm
1000
3. ppm HCO3- = 𝑚𝐿 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ 𝑎𝑖𝑟 x [(ml sampai pH 4,5)-(ml sampai 8,2)]
6.
1000
= x [(8,8 – 0,8)]
50
= 160 ppm
C. Sampel 3
1000
1. ppm OH- = 𝑚𝐿 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ 𝑎𝑖𝑟 x [(ml sampai pH 8,2)-(ml sampai pH 4,2)] x 0,2788
1000
= x [(0,8 – 8,2)] x 0,2788
50
= -41,26 ppm
1000
2. ppm CO32- = 𝑚𝐿 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ 𝑎𝑖𝑟 x [(ml sampai pH 8,2 x 0,9835)-(ppm OH x 3,527)]
7.
1000
= x [(0,8 x 0,9835) – (-41,26 x 3,527)]
50
= 2926,22 ppm
1000
3. ppm HCO3- = 𝑚𝐿 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ 𝑎𝑖𝑟 x [(ml sampai pH 4,5)-(ml sampai 8,2)]
8.
1000
= x [(8,2 – 0,8)]
50
= 148 ppm
III.3 Pembahasan
Pada Percobaan Penentuan Kebasaan Air bertujuan untuk menentukan kebasaan air
pada sampel air limbah. Percobaan ini dilakukan dengan menambahkan indicator PP
pada sampel limbah dan dititrasi dengan larutan H2SO4 0,01639 N.
Pada saat sampel limbah diberi indicator PP larutan tidak berubah menjadi
merah muda karena PP hanya berubah warna menjadi merah ketika ph 8,2-12, jika lebih
maka Kembali tidak berwarna sehingga larutan sampel merupakan basa yang pekat.
Namun ketika ditambahkan indicator metil orange menujukkan perubahan warna
menjadi kuning yang menandakan bahwa sampel merupakan larutan basa. Kemudian
dilakukan titrasi menggunakan H2SO4 sehingga warna berubah menjadi semakin
jingga ke merah karena indikator MO akan berwana jingga didalam larutan yang
bersifat asam.
Pada percobaan kali ini dilakukan sampai tiga kali dan dilakukan analisis
perhitungan sehingga diperoleh hasil sebagai berikut
Dari perhitungan menunjukkan bahwa ppm OH- memiliki angka yang sangat
kecil sehingga larutan sampel tidak melepaskan ion OH- dimana larutan basa biasanya
melepaskan ion OH- dalam air. Namun angka ion carbonat dan bicarbonate memeliki
angka yang sangat tingga melebihi ambang batas ppm pH yang optimal yaitu sekitar
90- 150 ppm sehingga larutan bisa dikatakan sangat basa.
Dalam Percobaan Penentuan Kebasaan Air ini terdapat beberapa faktor yang
akan berpengaruh diantaranya :
IV.1 Kesimpulan
Pada Praktikum “Penentuan Kebasaan Air” yang telah dilaksanakan dapat
diperoleh :
Bassett, J., Denney, R.C., Jeffrey, G.H., dan Mendham, J. 1994. Buku Ajar Vogel: Kimia
Analisis Kuantitatif Anorganik. Alih Bahasa A. Hadnyana P. Dan L. Setiono. Vogel’s
Textbook of Quantitative Inorganic Analysis Including Elementary Instrumental
Analysis, Fourth Edition. 1991. Jakarta: EGC
Mershally. 2009. Laporan Praktikum Kimia Air. Diakses dari Salinitas Perairan | Mershaly's Blog
(wordpress.com). Diakses pada 3 novemberr 2021.
Tim Penyusun. 2021. Buku Petunjuk Praktikum Penanganan Limbah Industri. Yogyakarta :
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.
Lampiran