Anda di halaman 1dari 11

Laporan Praktikum Hari/Tanggal : Rabu/ 12 Februari 2020

Kimia Air dan Tanah Waktu : 08.00 s.d. 12.00 WIB


Dosen : Henry Kasman Hadi Saputra,
SPi., Msc
Asisten : - Muhammad Subhan Hamka
- Nabilla Putri Endrassanto

ANALISIS NITROGEN (AMONIA)

Kelompok 4

M. Farchan Dramawan J3H819080


Nadiya Nurul Arafah J3H919136
Sidik Samsul J3H819087
Syrlli Septia Hoerunnissa J3H819088
Uli Parida Hutajulu J3H819091

PROGRAM KEAHLIAN TEKNOLOGI PRODUKSI DAN MANAJEMEN


PERIKANAN BUDIDAYA
SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2020
1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perairan adalah suatu kumpulan massa air pada suatu wilayah tertentu,
baik yang bersifat dinamis (bergerak atau mengalir) seperti laut dan sungai
maupun statis (tergenang) seperti danau. Perairan ini dapat merupakan perairan
tawar, payau, maupun asin (laut). Perairan darat meliputi sungai, rawa, danau,
payau atau muara sungai (Brotowidjoyo et al., 1995).
Ammonia (NH3) dan garam-garamnya bersifat mudah larut dalam air, ion
ammonium merupakan bentuk transisi dari ammonia. Selain terdapat dalam
bentuk gas , ammonia membentuk kompleks dengan beberapa ion logam.
Ammonia banyak digunakan dalam proses produksi urea, industry bahan kimia,
serta industry bubur kertas dan kertas. Ammonia yang terukur di perairan berupa
ammonia total (NH3 dan NH4-). Ammonia bebas tidak dapat terionisasi (Effendi,
2003).
Adanya amoniak dalam air akan mempengaruhi pertumbuhan biota budi
daya. Pengaruh langsung dari kadar amonia tinggi yang belum me,matikan ialah
rusaknya jaringan insang, dimana lempeng insang membengkak sehingga
fungsinya sebagai alat pernapasan akan terganggu. Sebagai akibat lanjut, dalam
keadaan kronis biota budi daya tidak lagi hidup normal. Penyebab timbulnya
amonia dalam air tambak/kolam adalah sisa-sisa ganggang yang mati, sisa pakan,
dan kotoran biota budi daya sendiri (Sutrisno, 2006).
Konsentrasi ammonia yang tinggi pada pada permukaan air menyebabkan
kematian ikan pada perairan tersebut. Nilai ph sangat mempengaruhi apa jumlah
ammonia yang ada akan bersifat racun atau tidak. Pada kondisi ph rendah akan
beracun bila jumlah ammonia banyak, sedangkan pada ph tinggi hanya dengan
jumlah ammonia yang rendah sudah bersifat racun (Jenie dan Rahayu, 1993).
1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui dan mengidentifikasi kadar


Amoniak (NH3) dalam sample menggunakan metode Nessler secara
spektrofotometri.
2 METODE

2.1 Waktu dan Tempat

Praktikum dilaksanakan di Laboratorium Kimia GG B02 pada hari Rabu,


12 FebruariPukul 08.00-12.00 WIB.

2.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan adalah spektrofotometer, pipet tetes, corong gelas,


pipet mohr, bulb,gelas beaker,whatman, gelas piala.Bahan yang digunakan adalah
air sampel,reagen Nessler, akuades, ammonia (NH4 Cl).

2.3.1 LarutanAir Sampel

Air sampel dimasukkan ke dalam gelas piala sebanyak 50 ml,kemudian air


sampel disaring dengan corong gelas yang diberi kertas whatman no. 42. Setelah
itu, air yang telah disaring dipipet sebanyak 50,kemudian dimasukkan kedalam
gelas piala. Air yang berada didalam gelas piala ditambahkan 1 ml reagen
Nessler,kemudian dihomogenkan dan didiamkan selama 10 menit. Lalu air
sampel yang telah diberi reagen kemudian diukur menggunakan spektofotometer
dengan panjang gelombang 400-425 nm.

2.3.2 LarutanBlanko

Aquades dimasukkan ke dalam gelas beaker sebanyak 25 ml,kemudian


ditambahkan reagen Nessler sebanyak 1 ml,lalu dihomogenkan dan diamkan
selama 10 menit.Kemudian aquades yang telah diberi reagen diukur menggunakan
spektofotometer dengan panjang gelombang 400-425 nm.

2.2.3 LarutanStandar

Larutan standar ammonia dimasukkan ke dalam gelas beaker dengan


konsentrasi 1 ppm, kemudian larutan standar ammonia ditambahkan reagen
Nessler sebanyak 1 ml,lalu dihomogenkan dan diamkan selama 10 menit.
Kemudian larutan standar ammonia yang telah diberi reagen diukur menggunakan
spektofotometer dengan panjang gelombang 400-425 nm.
3 HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Tabel 1. Berikut ini merupakan data hasil pengukuran konsentrasi amonia


Kelompok TAN (mg/L=ppm) Keterangan
1 1,743 Kolam ikan lele
2 4,105 Kolam ikan nila
3 3,315 Kolam ikan lele
4 2,538 Kolam ikan nila
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa nilai konsentrasi ammonia-N total kolam ikan
nila sebesar 2,538 mg/L.

3.2 Pembahasan

Total Amonia Nitrogen (TAN) adalahgabungandarisenyawa nitrogen


yang meliputi NH4 (ammonia terionisasi, karena memiliki ion positif) dan
NH3 (tak terionisasi, karena tidak memiliki ion). Menurut Yuniasari (2009)
Total Amonia Nitrogen (TAN) dalam lingkungan budidaya merupakan hasil
akhir dari penguraian protein oleh organisme (ikan).
Total ammonia nitrogen (TAN) dari kolam ikan nila kelompok 4
sebesar 2,538 mg/L sedangkan toleransi amonia (NH3) perairan tawar
adalah<0,02 mg/L (Kepmen LH, 2001). Meskipun kadar ammonia melebihi
batas toleransi, ikan nila pada kolam tersebut masih dapat hidup.
Menurut Kordi dan Tancung (2007), kadar amoniak (NH3) yang
terdapat dalam perairan umumya merupakan hasil metabolisme ikan berupa
kotoran padat (feses) dan terlarut (amonia), yang dikeluarkan lewat anus,
ginjal dan jaringan insang. Kotoran padat dan sisa pakan tidak termakan
adalah bahan organic dengan kandungan protein tinggi yang diuraikan
menjadi polypeptida, asam-asam amino dan akhirnya ammonia sebagai
produk akhir dalam kolam. Semakin tinggi konsentrasi oksigen, pH dan suhu
air maka semakin tinggi pula konsentrasi NH3 dalam perairan. Asmawi
(1983), menyatakan bahwa amoniak terlarut yang baik untuk kelangsungan
hidup ikan nila kurang dari 1 ppm.
Menurut Andrianto (2005), Keberadaan ammonia dalam air dapat
menyebabkan berkurangnya daya ikat oksigen oleh butir-butir darah, hal ini
akan menyebabkan nafsu makan ikan menurun. Kadar oksigen dan amoniak
didalam perairan berbanding terbalik, apabila amoniak meningkat maka kadar
oksigen menjadi rendah. Apabila kadar amoniak lebih dari 1 ppm maka hal
itu dapat membahayakan bagi ikan seperti terjadinya kerusakan insang, laju
pertumbuhan menurun, mudah terserang penyakit, kerusakan jaringan dan
organ bagian internal. Dari hasil pengukuran konsentrasi ammonia
menunjukan bahwa melebihi batas toleransi.
Menurut Kinne (1976) untuk mengurangi bahaya NH3 dapat
dilakukan dengan menghindari jumlah ikan yang melampaui kapasitas
pemeliharaan atau terjadinya akumulasi limbah makanan. Apabila
keadaannya kritis, maka segera dilakukan pergantian sebagian air budidaya
dengan yang baru, dan dianjurkan untuk dilakukan resirkulasi melalui
perlakuan air secara biologis serta dilengkapi dengan pemisahan busa.
Organisme yang memegang peranan penting adalah bakteri nitrifikasi dan
alga. Kedua jenis organism ini dapat melenyapkan atau setidak-tidaknya
mengurangi NH3 dalam air budidaya dengan caranya masing-masing.
4 SIMPULAN

Berdasarkan data yang kami peroleh kami dapat menyimpulkan bahwa


batas mututotal amonia nitrogen (TAN) adalah sebesar 0,2 mg/L.Dalam kolam
nila (TAN) terjadilebih tinggi (4.105 mg/L dan 2.538 mg/L) dibanding kolam lele
(3.315 mg/L dan 1.743 mg/L) yang berarti bahwa semakin tinggi kadar amonia di
suatu perairanmaka semakin berbahaya juga kehidupan ikan di perairan tersebut,
sehingga dapat menyebabkanpenyakit dan kematian pada ikan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Andrianto,T.T.2005.Pedoman Praktis Budidaya Ikan Nila. Absolut.Yogyakarta.

Asmawi, S. 1983. Pemeliharaan Ikan Dalam Karamba. Gramedia. Jakarta

Kinne, O. 1976. Cultivation of marine organisms : water quality management and


technology. In : "Marine Ecology" (O, KINNE ed.). Vol. III Part. I. Wiley,
London : 19–268.

Kordi, MGHi ; Tancung,AB. 2007. Pengelolaan Kualitas Air. PT Rineka

Cipta, Jakarta

Yuniasari, D. (2009). Pengaruh pemberian bakteri nitrifikasi dan denitrifikasi


serta Molas edengan c/n ratio berbeda terhadap profil kualitas air,
kelangsungan hidup, dan pertumbuhan udang vanname ilitopenaeus
vannamei,UT-
Aquaculture [1105]:http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/11998
LAMPIRAN

Gambar 1. Air Sampel Gambar 2. Pengambilan 1 ml Gambar 3. Penambahan 1


reagen Nessler ml reagen Nessler

Gambar 4. Penuangan Gambar 5. Proses Gambar 6. Perjalanan Menuju


Larutan Standar Amonia Penghomogenan Larutan Lab

Gambar 7. Larutan yang Gambar 8. Pengukuran Air Gambar 9. Hasil Amonia


Dimasukan ke Spektofotometer Sampel Dengan Spektofotometer
DESKRIPSI KERJA

M. Farchan Dramawan J3H819080 (Simpulan)


Nadiya Nurul Arafah J3H919136 (Pembahasan)
Sidik Samsul J3H819087 (Lampiran)
Syrlli Septia Hoerunnissa J3H819088 (Metode,Pendahuluan Editing)
Uli Parida Hutajulu J3H819091 (Pendahuluan)

Anda mungkin juga menyukai