Anda di halaman 1dari 18

FOTO

LAPORAN PRAKTIKUM BERWARNA


KIMIA LINGKUNGAN
3X4

UJI AMONIA

Oleh

Nama : Tri Mulyani Putri


NIM : 235100907111021
Kelompok : Y6
Asisten :

Abednego Reiki Dewantara Ian Damian Simamora


Afanka Deluna Aulia Kana Nawafila Rizki K
Alhamdra Andika Sujak Muhammad Rafi
Alisa Salsabila Nayla Khoiriah
Caltha Danica Adristi Putri Fadhila Rahman
Chaterine Hanindya Putri S Qaylla Novitya Attariq
Daffa Arif Wicaksono Sylna Aini Ambarsari
Fanisha Kamila Dara

LABORATORIUM KUALITAS AIR DAN PENGOLAHAN LIMBAH


DEPARTEMEN TEKNIK BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2024

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan senyawa yang penting untuk semua keberlangsungan kehidupan di
Bumi. Bagi beberapa makhluk hidup, hingga 90% berat tubuh mereka berasal dari air dalam
tubuh; dan tubuh kita, manusia, tersusun oleh air hingga 60%. Air merupakan senyawa
anorganik yang bersifat transparan, tak berasa, tak berbau, dan tak berwarna dalam kondisi
STP (standard temperature and pressure) yaitu pada temperatur 0 celcius dan tekanan 100
kPa yang didefinisikan oleh IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry)
tahun 1982.
Molekul air memiliki formula kimia H2O (dihidrogen monoksida) yang berarti setiap
molekul air mengandung satu atom oksigen dan dua atom hidrogen yang terhubung oleh
ikatan kovalen yang membentuk sudut 104,45° . Air itu unik karena merupakan satu-
satunya zat alami yang ditemukan di ketiga keadaan fisik pada suhu yang biasanya
ditemukan di permukaan bumi. Ketiga bentuk air itu adalah dalam bentuk cairan seperti
yang kita temukan di sungai dan kita minum sehari-hari, padat dalam bentuk es batu
misalnya, dan gas yang contohnya adalah awan, kabut, ataupun uap air saat kita
mendidihkan air.
Amonia merupakan senyawa kimia dengan rumus kimia NH 3, yang merupakan hasil
dari penguraian zat organik seperti sisa pakan, feses, dan biota akuatik yang mati oleh
bakteri pengurai. Amonia yang terukur dalam perairan berupa amonia total (NH 3-N), yang
terdiri dari amonia bebas (NH3) dan ion amonium (NH4+). Amonia bebas bersifat toksik
terhadap organisme akuatik, dan kadarnya akan meningkat dengan meningkatnya nilai pH
dan suhu perairan. Amonia adalah zat yang digunakan dalam industri, seperti dalam
pembuatan pupuk, bahan peledak, dan sebagainya.

1.2 Tujuan
a. Mahasiswa mampu mengetahui sifat, karakteristik, dan dampak amonia bagi lingkungan
b. Mahasiswa dapat melakukan pengujian konsentrasi amonia dengan spektrofotometer
secara fenat
c. Mahasiswa dapat mengetahui korelasi antara konsentrasi amonia dan toksisitasnya
terhadap makhluk hidup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Amonia
Amonia adalah senyawa kimia dengan rumus kimianya NH 3, yang merupakan hasil dari
penguraian zat organik seperti sisa pakan, feses, dan biota akuatik yang mati oleh bakteri
pengurai. Amonia yang terukur dalam perairan berupa amonia total (NH 3-N), yang terdiri
dari amonia bebas (NH3) dan ion amonium (NH4+). Amonia bebas bersifat toksik terhadap
organisme akuatik, dan kadarnya akan meningkat dengan meningkatnya nilai pH dan suhu
perairan (Putri et al., 2023).
Gas ammonia merupakan gas yang tidak memiliki warna dengan bau yang menyengat,
ammonia biasanya berasal dari aktifitas mikroba, industri ammonia, pengolahan limbah dan
pengolahan batu bara. Ammonia di atmosfer akan bereaksi dengan nitrat dan sulfat
sehingga terbentuk garam ammonium yang sangat korosif. Ammonia banyak digunakan
dalam industri, seperti dalam pembuatan pupuk, bahan peledak, dan sebagainya
(Pendriadi, 2023).

2.2 Metode Uji Kandungan Amonia pada Air


Dampak dari kandungan amonia yang tinggi pada air dapat menyebabkan
keseimbangan kimia dalam lingkungan air, yang menyebabkan pencemaran dan efek
negatif pada organisme hidup yang tinggal di dalam air . Kadar amonia yang berlebihan
dapat mengakibatkan kematian pada organisme yang hidup di lingkungan
tersebut .Sehingga dilakukan pengujian kandungan amonia pada air menggunakan metode
spektrofotometri fenat (Fajriyani dan Bayu, 2021).
Metode fenat merupakan metode analisis kadar amonia dalam air yang
menggunakan spektrofotometri visible. Metode ini digunakan dalam penelitian untuk
mengetahui kadar amonia dalam air sungai di daerah industri SIER. Metode fenat memiliki
keunggulan yaitu dapat menganalisis kadar amonia dengan tingkat ketepatan tinggi, seperti
linearitas (r) 0,9983 dan akurasi 99,6%. Namun, metode fenat hanya dapat menganalisis
konsentrasi amonia total (NH3-N), sehingga konsentrasi amonia (NH3) tidak secara
langsung diketahui (Alkindi et al., 2023).

2.3 Prinsip dan Cara Kerja Spektrofotometer dalam Uji Amonia


Spektrofotometer merupakan alat untuk menganalisis yang digunakan untuk mengukur
kadar senyawa kimia dalam sebuah sampel. Spektrofotometer menggunakan prinsip
Lambert-Beer, spektrofotometer mengukur nilai absorbansi pada panjang gelombang
tertentu, dan kemudian digunakan untuk menentukan kadar senyawa kimia dalam sampel
tersebut. Spektrofotometer dapat digunakan untuk mengukur kadar senyawa seperti tannin,
flavonoid, kafein, dan nutrien fosfat (Listiana et al., 2022).
Prinsip kerja dari spektrofotometer dalam uji amonia adalah menggunakan
spektrofotometri untuk mengukur kadar amonia dalam sampel. Metode analisis ini
menggunakan cahaya dan spektrum cahaya untuk mengukur kadar kimia dalam sampel.
Pada uji amonia, spektrofotometer menggunakan sumber cahaya yang berwarna tertentu
untuk membuat reaksi dengan amonia yang ada dalam sampel. Reaksi ini akan membuat
suatu wavelength yang dapat dikeluarkan oleh spektrofotometer. Kadar amonia dapat
dihitung dari intensitas cahaya yang dikeluarkan oleh spektrofotometer dalam wavelength
tersebut (Wijayanti et al., 2022).

2.4 Baku mutu Amonia dalam Perairan


Baku mutu amonia dalam air limbah berbeda-beda sesuai dengan peraturan dan
standar yang berlaku di wilayah tertentu. Seperti peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2016 tentang Baku Mutu Air Limbah
Domestik mengatur bahwa amonia total dalam air limbah harus dibawah 10 mg/L.
Kemudian pada penelitian yang lainnya mengukur kadar amonia dalam air sungai di daerah
industri SIER dan menemukan rata-rata kadar amonia sebesar 2,24 mg/L, yang memenuhi
standar baku mutu air limbah bagi kawasan industri (Alkindi et al., 2023).
Baku mutu adalah standar yang ditetapkan untuk mengatur kualitas lingkungan hidup,
termasuk air dan udara . Baku mutu amonia merupakan nilai standar yang ditetapkan untuk
maksimal kadar amonia yang terkandung dalam air limbah domestik. Kadar amonia yang
tinggi atau melebihi batas maksimumnya dapat berpengaruh negatif terhadap lingkungan,
seperti meningkatkan kadar amonia dalam air sungai yang digunakan sebagai sumber
bahan baku air minum (Khairina, 2018). Baku mutu amonia dalam perairan adalah 0,6 mg/L
(Radityani et al., 2023).

2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi kandungan Amonia dalam Perairan


Amonia merupakan zat pencemar yang berasal dari proses metabolisme biota dalam
sistem budidaya perairan. Pencemaran amonia dalam media budidaya dapat dikurangkan
dengan penambahan filter, seperti zeolit, arang, kapas, koral, dan pecahan karang. Sistem
hidroponik digunakan juga untuk mengurangi kadar amonia dan zat kimia lain yang berasal
dari limbah perairan, menggunakan media arang batok kelapa dan arang sekam padi
(Lembang dan Lestari, 2020).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kandungan amonia dalam perairan antara lain
kandungan timbal (Pb), kandungan ini dalam perairan dapat berpengaruh terhadap
kandungan ammonia, pestisida dan pupuk, dalam penggunaan pestisida dan pupuk yang
mengandung timbal (Pb) dapat menyebabkan kandungan amonia dalam perairan yang
lebih tinggi, sampah plastic, faktor teknis, produktivitas, pemasaran, sosial, dan finansial,
kandungan ion seperti ion sodium (Na+) dan ion klorida (Cl-), temperatur dan pH, kadar
oksigen, dan Jenis mikroorganisme (Hartini dan Kumalasari, 2015).

2.6 Dampak Kandungan Amonia Apabila di atas Ambang Maksimum


Kandungan amonia dalam limbah cair berbeda-beda tergantung pada sumbernya.
Misalnya, limbah cair dari industri penyamakan kulit mengandung amonia yang tinggi, yaitu
sebesar 15,17 mg/L. Penurunan kandungan amonia dalam limbah cair dapat dilakukan
dengan cara mencampurkan poly aluminum chloride (PAC) dan memfilter dengan pasir
zeolit serta arang aktif (Pramaningsih et al., 2020).
Kandungan amonia yang melebihi batas maksimum dapat menyebabkan dampak
negatif terhadap kesehatan serta lingkungan. Amonia merupakan gas berwarna putih yang
memiliki aromat pada konsentrasi tinggi, yang biasanya terjadi ketika ada polutan industri
atau rumah kaca. Konsentrasi amonia yang tinggi dapat menyebabkan keracunan, demam,
dan kelemahan serta kerusakan pada organisme aquatik, termasuk ikan dan kerang.
Standar konsentrasi amonia yang diperbolehkan dalam air baku untuk air minum dan air
irigasi berbeda, tetapi umumnya diperbolehkan hingga 0,5 mg/L (Nasrun et al., 2017).

DAFTAR PUSTAKA
Fajriyani F, Bayu B. 2021. Analisis kadar amonia pada media pemijahan ikan tiger
(Datnioides microlepis). Buletin Teknik Litkayasa Akuakultur 19(1) : 39-42.
Alkindi FF, Budiono R, Al-Islami FN. 2023. Pengujian analisis kadar amonia dalam air
sungai di daerah Industri Sier Surabaya menggunakan metode fenat secara
spektrofotometri visible. MEDFARM: Jurnal Farmasi dan Kesehatan 12(2) : 181-189.
Putri AA, Fuada S, Setyowati E. 2023. Sistem pendeteksi gas amonia menggunakan MQ-
137 pada air berbasis internet of things dengan aplikasi blynk di android. Techné:
Jurnal Ilmiah Elektroteknika 22(2) : 285-304.
Pendriadi P Meliala S, Muthalib MA, Bintoro A. 2023. Studi kadar gas amonia
menggunakan sensor amonia MQ135 menggunakan spreadsheet berbasis internet of
thing (IOT). Transmisi: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro 25(2) : 75-84.
Wijayanti W, Tawarniate AZ, Putrama F. 2022. Unjuk kerja spektrofotometer DR 1900
sebagai alat uji ion CR6+ dalam pengolahan limbah penyamakan kulit menggunakan
kulit salak (Salacca zalacca). Jurnal Pengelolaan Laboratorium Sains dan
Teknologi 2(1) : 1-5.
Listiana L, Wahlanto P, Ramadhani SS, Ismail R. 2022. Penetapan kadar tanin dalam daun
mangkokan (nothopanax scutellarium merr) perasan dan rebusan dengan
spektrofotometer UV-Vis. Pharmacy Genius 1(1) : 62-73.
Radityani FA, Adinda KP, Rafi AF, Ega L, Muhammad RW. 2023. Penentuan tingkat
pencemaran perairan Situ Cibanten, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Serang,
Banten menggunakan metode storet. Jurnal Maiyah 2(1) : 8-16
Lembang MS, Lestari M. 2020. Sintesis nano kitosan sebagai filter amonia (NH 3) dalam
perairan budidaya. Jurnal Harpodon Borneo 13(2) : 48-53.
Nasrun D, Rinidar R, TR TA. 2017. Cemaran logam berat timbal (Pb) pada insang ikan
cendro (tylosurus crocodilus) di Pesisir Krueng Raya Kabupaten Aceh Besar. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Veteriner 1(3) : 258-264.
Hartini E, Kumalasari RJ. 2015. Faktor risiko paparan gas amonia dan hidrogen sulfida
terhadap keluhan gangguan kesehatan pada pemulung di TPA Jatibarang Kota
Semarang. VISIKES: Jurnal Kesehatan Masyarakat 14(1) : 59-72.
Pramaningsih V, Wahyuni M, Saputra M. 2020. Kandungan amonia pada ipal Rumah Sakit
Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie, Samarinda. Jurnal Teknik Lingkungan 6(2) :
100-215.
Khairina ARE. 2018. Penentuan baku mutu air Sungai Rokan sebagai keperluan bahan
baku air minum PDAM masyarakat Rokan Hulu. Jurnal APTEK 10(1) : 1-5.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai