Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Gas merupakan faktor penunjang dalam berbagai kegiatan industri maupun rumah
tangga. Pada perkembangannya, industri ini menjadi salah satu industri yang sangat vital. Semua
orang membutuhkan gas baik untuk keperluan agrikultur, medis, hingga keperluan-keperluan
khusus.

Dalam industri banyak beroperasi berbagai pabrik seperti kimia, semen, kayu lapis,
pembangkit listrik maupun yang lainnya. Kegiatan industri tersebut potensial dalam
menghasilkan bahan pencemaran udara. Salah satu gas yang berperan dalam menimbulkan
pencemaran udara adalah gas ammonia.

Salah satu bahan kimia yang umum terkandung di dalam limbah industri adalah ammonia
(NH3). Limbah dengan kandungan ammonia sebagian besar bersumber dari sekresi mamalia
dalam bentuk urine (perternakan), Pabrik pupuk nitrogen, pabrik ammonia dan pabrik asam
nirtat. Pabrik ammonia menghasilkan sampai 1 kg ammonia setiap 1 m3 limbah atau 1000mg/l
limbah, pabrik ammonium nitrat mengeluarkan limbah cair dengan kandungan ammonia sebesar
2500mg/l, sedangkan limbah perternakan dan rumah tangga mengandung ammonia dengan
konsentrasi antara 100-250 mg/l.

Selain baunya, ammonia dalam bentuk gas merupakan polutan yang berbahaya terutama
jika terhirup ke dalam system pernafasan. Bahaya tersebut diantaranya menyebabkan iritasi
hidung dan tenggorokan, penyakit paru-paru kronis, batuk, asma, dan pengerasan paru-paru.
Sedangkan pada kulit dan mata dapat menyebabkan luka seperti terbakar katarak dan gloukoma.
Dalam larutan air ammonia berada dalam bentuk terionisasi (NH4+) maupun tidak terionisasi
(NH3). Konsentrasi relative dari masing-masing jenis tergantung dari beberapa factor
diantaranya pH dan suhu. Ketika berhadapan dengan zat kimia sepetri ammonia pada industry,
diperlukan adanya keselamatan kerja (MSDS). Berdasarkan hal tersebut diperkanlah
penyebarluasan informasi tentang MSDS Khususnya pada mahasisawa di laboratorium karena
bahan kimia dapat memiliki tipe reaktivitas kimia dan memiliki sifat mudah terbakar.

MSDS adalah dokumen yang dibuat khusus tentang suatu bahan kimia mengenai pengenalan
umum, sifat-sifat bahan, cara penanganan, penyimpanan, pemindahan dan pengelolaan limbah
buangan bahan kimia tersebut. Berdasarkan isi dari MSDS maka dokumen tersebut sebenarnya
harus diketahui dan digunakan oleh para pelaksana yang terlibat dengan bahan kimia tersebut
yakni produsen, pengangkut, penyimpan, pengguna dan pembuang bahan kimia. Pengetahuan ini
akan dapat mendukung budaya terciptanya kesehatan dan keselamatan kerja. Ketersediaan
MSDS di laboratorium di perguruan tinggi saat ini belum memasyarakat padahal ketersediaan
MSDS cukup penting dan digunakan juga sebagai salah satu kriteria laboratorium standar.
MSDS di perguruan tinggi di Indonesia umumnya hanya tersedia di perpustakaan.

Secara garis besar, MSDS mengandung informasi tentang uraian umum bahan kimia,
sifat fisik dan kimiawi, cara penggunaan, penyimpanan, dan pengelolaan bahan buangan.
MSDSdibuat oleh berbagai pihak seperti produsen bahan, institusi yang bergerak dan terkait
dengan kesehatan dan keselamatan kerja, industri atau perguruan tinggi. Terkait dengan
kepentingan para pembuat MSDS maka format dokumen MSDS tidak seragam dan masing-
masing mungkin menonjolkan uraian yang terkait dengan kepentingan mereka. Akan tetapi
terdapat beberapa informasi yang minimal terdapat pada MSDS secara umum. Bekal pendidikan
dan keterampilan bagi mahasiswa diperoleh dari perguruantinggi melalui paket kegiatan belajar
yang ditempuh sebelum lulus. Untuk mahasiswa dalam bidang disiplin ilmu kimia dan beberapa
ilmu lain harus memiliki keterampilan bekerja di laboratorium kimia. Keterampilan ini
diharapkan sebagai modal untuk menjalankan pekerjaan nantinya setelah menjadi sarjana baik di
industri, institusi risetatau perguruan tinggi. Dalam hal bekerja di laboratorium kimia,
mahasiswa juga harus mendukung upaya kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium.
Berbagai hal tentang pengetahuan bahaya khususnya tentang bahan kimia harus diketahui oleh
mahasiswa.Budaya bekerja dengan mendukung upaya kesehatan dan keselamatan kerja saat ini
perlu dikenalkan secara awal bagi mahasiswa, sehingga akan terbiasa pada saat memasuki dunia
kerja nantinya.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan MSDS ?

2. Bagaimana sifat fisika dan kimia dari Ammonia ?

3. Apa saja hal yang mempengaruhi gas ammonia ?

4. MSDS dari Amoniak ( NH3 ) ?

5. Bagaimana cara menangani kontak dengan bahan kimia NH3 ?


1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian dari bahan kimia berbahaya


2. Untuk mengetahui sifat fisika dan kimia serta hal yang mempengaruhinyaa
3. Untuk mengetahui MSDS dan fungsinya sebagai data yang berisi sifat dan panduan
umum setiap bahan kimia.
4. Untuk mengetahui MSDS dari NH3
5. Untuk mengetahui bahaya yang dapat ditimbulkan akibat kontak dengan NH3 dan
cara penanganannya

1.4. Manfaat Penulisan

Memberikan pengetahuan dan pengertian beserta tata cara pengendaliannya tentang bahan-bahan
kimia berbahaya serta cara penanganan bahaya yang ditimbulkan oleh bahan kimia yang terjadi
dalam laboratorium.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Karakteristik Amonia


2.1.1. Sifat Fisis dan Sifat Kimia

Ammonia (NH3) merupakan gas yang tidak berwarna dengan titik didih -330 C. Gas
amonia lebih ringan dibandingkan udara, dengan densitas kira-kira 0,6 kali densitas udara pada
suhu yang sama. Bau yang tajam dari amonia dapat dideteksi pada konsentrasi yang rendah 1-5
ppm . Amonia sangat beracun bagi hampir semua organisme. Pada manusia, resiko terbesar
adalah dari penghirupan uap amonia yang berakibat beberapa efek diantaranya iritasi pada kulit,
mata dan saluran pernafasan. Pada tingkat yang sangat tinggi, penghirupan uap amonia sangat
bersifat fatal. Jika terlarut di perairan akan meningkatkan konsentrasi amonia yang menyebabkan
keracunan bagi hampir semua organisme peraira menunjukan sifat-sifat fisis dari amonia.
Kelarutan amonia sangat besar di dalam air, meskipun kelarutannya menurun tajam dengan
kenaikan suhu. Amonia bereaksi dengan air secara reversibel menghasilkan ion amonium
(NH4+) dan ion hidroksida (OH-). Amonia merupakan basa lemah. Pembentukan ion hidroksida
akan meningkatkan pH larutan, sehingga larutan menjadi alkali. Jika ion-ion hidroksida 8 atau
amonium bereaksi lebih lanjut dengan senyawa lain yang ada di dalam air, maka amonia akan
terkonversi lebih banyak lagi untuk menjaga kesetimbangan reaksi. Adanya ion klorida di dalam
larutan pada elektrolisa amonia akan menyebabkan terbentuknya asam hipoklorit (HOCl).
Amonia merupakan senyawa yang relatif stabil. Jika dipanaskan dengan kuat atau dinyalakan
maka akan terurai menjadi elemen unsurnya.

2.1.2. Toksisitas Amonia

Amonia ada di dalam air tanah secara alamiah dengan jumlah kurang dari 0,2 ppm.
Kandungan yang lebih tinggi dijumpai pada air tanah yang berhumus atau dalam hutan dengan
konsentrasi mencapai 3 ppm, sedangkan air permukaan kandungan amonianya dapat mencapai
12 ppm . Sifat racun amonia bagi makhluk hidup dapat dilihat dari hasil test in vitro binatang di
laboratorium. Paparan akut untuk garam-garam amonium mempunyai 9 nilai LD50 (lethal doses
50) sebesar 350-750 mg/ kg berat badan. Dosis tunggal untuk berbagai jenis garam amonium
sebesar 200-500 mg/kg berat badan mengakibatkan oedema paru-paru, disfungsi sistem syaraf
dan kerusakan ginjal. Dosis sebesar 0,9% amonium klorida (kira-kira 290 mg amonia per kg
berat badan per hari) di dalam air minum mengakibatkan hambatan pertumbuhan janin pada
tikus hamil . Amonia dapat bersifat racun pada manusia jika jumlah yang masuk tubuh melebihi
jumlah yang dapat didetoksifikasi oleh tubuh. Pada dosis lebih dari 100 mg/kg setiap hari (33,7
mg ion amonium per kg berat badan per hari) dapat mempengaruhi metabolisme dengan
mengubah kesetimbangan asam-basa dalam tubuh, mengganggu toleransi terhadap glukosa dan
mengurangi kepekaan jaringan terhadap insulin. Amonia dalam bentuk gas bersifat mengiritasi
kulit, mata, dan saluran pernafasan. Apabila terhirup akan mengiritasi hidung, tenggorokan dan
jaringan mukosa. Iritasi terjadi pada konsentrasi mulai 130 ppm sampai dengan 200 ppm. Pada
konsentrasi 400-700 ppm dapat mengakibatkan kerusakan permanen akibat iritasi diorgan mata
dan pernafasan. Toleransi paparan singkat maksimum pada konsentrasi 300-500 ppm selama
setengah sampai 1 jam. Paparan pada konsentrasi sebesar 5000-10000 ppm dapat menyebabkan
kematian.

2.1.3. Kegunaan Amonia

Sebagian besar produksi amonia dipergunakan oleh industri pupuk. Amonia diubah
menjadi pupuk padat (urea, amonium nitrat, amonium pospat dan amonium sulfat), hanya
sebagian kecil yang dipergunakan dalam industri kimia yang lain. Setiap atom nitrogen yang
diproduksi dalam industri senyawa kimia secara langsung maupun tidak langsung berasal dari
amonia. Salah satu kegunaan penting dari nitrogen yang ada dalam amonia setelah dikonversi
menjadi asam nitrat adalah untuk memproduksi plastik dan serat, contohnya poliamida, resin–
resin urea-formaldehid– 10 fenol, resin-resin berbahan dasar melamin, poliuretan dan
poliakrilonitril. Asam-asam amida dapat diperoleh dengan cara menambahkan gugus asil pada
amonia. Proses ini dilakukan dengan cara mereaksikan amonia dengan ester, anhidrida asam atau
asam-asam itu sendiri (pada suhu diatas 1000 C) dan salah satu produk yang penting adalah
formamide yang diperoleh dari metil format. Penggunaan amonia yang lain adalah untuk
memproduksi bahan-bahan peledak, hidrazin, amina, amida, nitril dan senyawa nitrogen organik
lain yang berperan sebagai intermediet untuk pewarna dan farmasi (Appl, 1999). Produk
anorganik utama adalah asam nitrat, sodium nitrat, sodium sianida, amonium klorida dan
amonium bikarbonat. Dalam bidang lingkungan, amonia digunakan pada berbagai proses untuk
menghilangkan SO2 dari gas buang pada plant pembangkit energi dengan bahan bakar dari fosil.
Hasilnya berupa amonium sulfat yang dijual sebagai pupuk. Amonia juga digunakan sebagai
solvent pada proses tertentu. Disamping itu amonia juga dipergunakan sebagai refrigerant karena
boiling
pointnya yang rendah dan mempunyai panas penguapan yang tinggi, tidak korosif, tahan
terhadap uap air, kotoran dan kontaminan minyak .

Pengertian Bahan-bahan Kimia Berbahaya

Bahan kimia berbahaya adalah segala bentuk bahan kimia baik berupa zat tunggalmaupun
campuran yang dapat berakibat buruk bagi kesehatan dan lingkungan, baik secara langsung
maupun tidak. Artinya, bahan kimia berbahaya adalah bahan-bahan yang pembuatan,
pengolahan,pengangkutan, penyimpanandanpenggunaanyamenimbulkanataumembebaskandebu,
kabut, uap, gas, serat, atauradiasisehinggadapatmenyebabkaniritasi, kebakaran, ledakan, korosi,
keracunandanbahaya lain dalamjumlah yang memungkinkangangguankesehatanbagi orang yang
berhubunganlangsungdenganbahantersebut. Dampak yang dapat ditimbulkan dari bahan kimia
berbahaya tersebut dibagi menjadi dua, yaitu :

1.Dampak secara fisik

Artinya, reaksi hebat yang terjadi dari bahan-bahan kimia yang berbahaya dapat menimbulkan
suatu hal yang dapat melaukai tubuh kita baik itu berupa ledakan atau pun kebakaran yang
terjadi pada bahan-bahan kimia tersebut.

2.Dampak bagi kesehatan

Artinya, apabila terjadi kontak antara bahan kimia berbahaya tersebut dengan tubuh kita,
seperti terhirup, tertelan, ataupun tersentuhh maka kemungkinan besar akan menimbulkan efek
buruk bagi kesehatan kita, contohnya dapat meneyebabkan alergi, iritasi, muntah-muntah
gangguan sistem reproduksi atau bahkan kanker.

Kehidupan kita memang tidak bisa terlepas dari yang namanya bahan kimia, namun kita dapat
mencari tahu bahan-bahan kimia apa saja yang dapat menimbulkan efek negatif atas
penggunannya.

Dalam laboratorium, bahan-bahan kimia berbahaya dapat masuk ke dalam tubuh melewati tiga
saluran, yaitu :

Melalui mulut atau tertelan

Melalui pori-pori kulit atau tersentuh

Melalui pernapasan atau terhirup

MSDS ( Material Safety Data Sheet )

MSDS adalah kependekan dari material safety data sheet, memuat informasi mengenai sifat-sifat
zat kimia, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengunaan zat kimia, pertolongan apabila
terjadi kecelakaan, maupun penanganan zat yang berbahaya.

Data dari MSDS sangat penting dalam penyimpanan, penanganan, pemakaian, maupun
pembuangan zat kimia. Data MSDS merupakan protokol standar keamanan dan keselamatan
kerja.MSDS merupakan protokol keselamatan dan keamanan kerja, digunakan secara luas
didalamlaboratorium, industri, serta pihak-pihak yang bekerja dengan zat-zat kimia.
Lembar Data Keselamatan Bahan atau Material Safety Data Sheet (MSDS) adalah merupakan
kumpulan data keselamatan dan petunjuk dalam penggunaan bahan-bahan kimia berbahaya.
Pembuatan MSDS dimaksudkan sebagai informasi acuan bagi para pekerja dan supervisor yang
menangani langsung dan mengelola bahan kimia berbahaya dalam industri maupun laboratorium
kimia. Informasi tersebut diharapkan berguna untuk menumbuhkan naluri atau sikap untuk
mencegah, menghindari dan mampu menanggulangi kecelakaan kimia yang mungkin terjadi,
serta sikap kehati-hatian dalam menangani bahan kimia berbahaya.

Lembar Data Keselamatan Bahan memuat informasi tentang sifat fisik bahan dan juga sifat
kimianya. Sifat fisik bahan misalnya: titik leleh, titik didih, titik nyala. Sifat kimia bahan
meliputi kereaktifan dan toksisitas. Selain itu MSDS juga memuat mengenai efek bahan terhadap
kesehatan, cara penyimpanan, cara pembuangan, cara perawatan alat, serta prosedur pertolongan
pertama jika terjadi kecelakaan atau kebocoran pada penggunaan bahan-bahan kimia.

CAKUPAN PADA MSDS

Secara garis besar, MSDS mengandung informasi tentang uraian umum bahan kimia, sifat fisik
dan kimiawi, cara penggunaan, penyimpanan, dan pengelolaan bahan buangan. MSDS dibuat
oleh berbagai pihak seperti produsen bahan, institusi yang bergerak dan terkait dengan kesehatan
dan keselamatan kerja, industri atau perguruan tinggi. Terkait dengan kepentingan para pembuat
MSDS maka format dokumen MSDS tidak seragam dan masing-masing mungkin menonjolkan
uraian yang terkait dengan kepentingan mereka. Akan tetapi terdapat beberapa informasi yang
minimal terdapat pada MSDS secara umum.

Salah satu hal penting yang harus diketahui pada MSDS yakni simbol tanda bahaya yang
digunakan di MSDS. Pada MSDS tanda bahaya dikelompokkan menjadi 4 hal yakni bahaya dari
segi kesehatan, kemudahan terbakar, reaktivitas bahan dan bahaya khusus, dan digunakan simbol
belah ketupat yang terdiri dari 4 bagian seperti pada gambar :

Arti Simbol di atas adalah :

1. Bagian sebelah kiri berwarna biru menunjukkan skala bahaya kesehatan.


2. Bagian sebelah atas berwarna merah menunjukkan skala bahaya kemudahan terbakar.

3. Bagian sebelah kanan berwarna kuning menunjukkan skala bahaya reaktivitas.

4. Bagian sebelah bawah berwarna putih menunjukkan skala bahaya khusus lainnya.

Masing-masing bagian akan terisi dengan angka skore tertentu dengan nilai 0, 1, 2, 3 atau 4
tergantung dari tingkat bahaya bahan kimia. Skore 0 mengindikasikan bahan kimia tidak
berbahaya, sedangkan skore 1 menunjukkan bahaya pada level rendah dan skore 4 menunjukkan
bahan tersebut termasuk sangat berbahaya. Untuk MSDS yang dibuat dalam file teks, maka
tanda bahaya di atas dituliskan dalam bentuk 4 atau 3 angka berturutan.

Detail arti tingkat bahaya tersebut diuraikan pada tabel berikut :

Tabel 1. Arti tingkat bahaya pada dokumen MSDS

SKOR ARTI
BAHAYA TERHADAP KESEHATAN
4 Bahan kimia yang dengan sangat sedikit paparan (exposure) dapatmenyebabkan
kematian atau sakit parah.
3 Bahan kimia yang dengan sedikit paparan dapat menyebabkan sakit seriusatau sakit
parah.
2 Bahan kimia yang dengan paparan cukup intens atau berkelanjutan dapat
menyebabkan kemungkinan sakit parah atau penyakit menahun.
1 Bahan kimia yang dengan terjadinya paparan dapat menyebabkan iritasi atau
sakit.
0 Bahan kimia yang akibat paparan termasuk dalam kondisi terbakar
tidakmengakibatkan sakit atau bahaya kesehatan.
BAHAYA KEMUDAHAN TERBAKAR
4 Bahan kimia yang akan teruapkan dengan cepat atau sempurna pada
tekananatmosfer dan temperatur kamar atau bahan kimia yang segera terdispersi di
udara dan bahan kimia tersebut akan terbakar dengan cepat.
3 Bahan kimia berupa cairan atau padatan yang dapat menyala pada semuatemperatur
kamar.
2 Bahan kimia yang harus dipanaskan atau dikondisikan pada temperaturtinggi
tertentu sehingga dapat menyala.
Bahan kimia yang harus dipanaskan terlebih dahulu sebelum nyala dapat
terjadi.
1 Bahan kimia yang tidak dapat terbakar.
BAHAYA REAKTIVITAS
4 Bahan kimia yang secara sendirian memiliki kemungkinan meledak
atauterdekomposisi dan menimbulkan ledakan atau bereaksi pada tekanan dan
temperatur normal.
3 Bahan kimia yang secara sendirian memiliki kemungkinan meledak atau
terdekomposisi dan menimbulkan ledakan atau bereaksi tetapi membutuhkan bahan
inisiator atau harus dipanaskan pada kondisi tertentu sebelum inisiasi atau bahan
yang bereaksi dengan air dan menimbulkan ledakan.
2 Bahan kimia yang segera menunjukkan perubahan kimia drastis akibat kenaikan
temperatur atau tekanan atau reaksi secara cepat dengan air dan mungkin
membentuk campuran bahan peledak dengan air.
1 Bahan kimia yang secara sendirian stabil tetapi dapat menjadi tidak stabil akibat
kenaikan temperatur atau tekanan.
0 Bahan kimia yang secara sendirian stabil kecuali pada kondisi nyala api dan bahan
tidak reaktif dengan air.

NH3 ( AMONIAK )

Amoniak adalah senyawa kimia dengan rumus NH3. Amoniak adalah senyawa kimia dengan
rumus NH3 yang terdiri dari 3 atom hidrogen (H) dan 1 atom nitrogen (N).Biasanya senyawa ini
didapat berupa gas dengan bau tajam yang khas (disebut bau amonia). Amonia umumnya
bersifat basa (pKb = 4.75), namun dapat juga bertindak sebagai asam yang amat lemah (pKa =
9.25). NH3 bersifat Basa lemah karena larutan basa tidak berubah seluruhnya menjadi ion
hidroksida dalam larutan. Amoniak adalah salah satu contoh basa lemah. Sudah sangat jelas
amoniak tidak mengandung ion hidroksida, tetapi amoniak bereaksi dengan air untuk
menghasilkan ion amonium dan ion hidroksida. Akan tetapi, reaksi berlangsung reversibel, dan
pada setiap saat sekitar 99% amonia tetap ada sebagai molekul amonia. Hanya sekitar 1% yang
menghasilkan ion hidroksida.

Sifat-sifat amonia antara lain sebagai berikut:

a. Amonia adalah gas yang tidak berwarna dan baunya sangat merangsang sehingga gas ini
mudah dikenal melalui baunya.

b. Sangat mudah larut dalam air, yaitu pada keadaan standar, 1 liter air terlarut 1180 liter
amonia.

c. Merupakan gas yang mudah mencair, amonia cair membeku pada suhu -780C dan
mendidih pada suhu -330 C.

MSDS NH3 ( AMONIAK )


Identifikasi Bahan

LKB : 004-98

CAS : 7664-41-7

Sinonim : Ammonia Gas

Anhydrous ammonia

Liquid Ammonia

Nitro – Sil

Rumus Molekul : NH3

Berat Molekul : 17,03

Label Bahaya

Kotak sebelah kiri gambaran potensi bahaya menurut PBB.

Bahan Beracun (Poison) Mengganggu Kesehatan (Harmful)

Kotak sebelah kanan menurut NFPA.


Senyawa amonia stabil pada suhu kamar. Tapi dapat meledak oleh panas akibat kebakaran.Larut
dalam air membentuk Amonium Hidroksida.

Sifat-sifat fisika :

Titik Leleh : -77,7 oC

Titid Didih : -33,4 oC

Tekanan Uap : 400 mmHg (-45,4 oC)

Berat Jenis : 0,682 (-33,4 oC)

Berat Jenis Uap : 0,6 (udara = 1)

Suhu Kritis : 133 oC

Kelarutan : 31 g/100 g (25 oC)

Keselamatan dan pengamanan :

Diberikan langkah-langkah keselamatan dan pengamanan :

Penanganan dan penyimpanan :

Hindari gas berada dalam ruang kerja. Jauhkan amonia dari loncatan api, sumber pemanas. Hati-
hati silinder gas, bawa dengan troli, posisi tegak berdiri. Simpan Amonia jauh dari populasi,
dingin, kering, berventilasi dan jauh dari panas. Wadah atau bangunan harus anti korosi. Beri
Label. Sekali-kali jangan membuka botol amonia dengan mengarahkan uap/gas amonia pada
mata, karena dapat menimbulkan kebutaan.
Jangan menyimpan lebih dari 6 bulan. Bahan inkompatibel : asam, oksidator, halida, etoksi,
logam alkali, kalium klorat.

Tumpahan dan kebocoran :


Bila terjadi tumpahan atau kebocoran, hanya ditangani oleh ahlinya dengan memakai alat
pelindung diri. Ambil sumber api, beri ventilasi. Kabut amoniadapat disemprot dengan air.
Netralkan larutan amonia sebelum dibuang ke sungai atau lingkungan.

Alat pelindung diri :

Pernafasan : Masker penyerap amonia atau respirator udara.

Muka/mata : Goggles atau perisai muka. Siapkan air pencuci mata.

Kulit : Gloves dan pakaian pelindung.

Bahan tahan terhadap amonia adalah karet butil, neoprena, karet alam dan PVC.

Pertolongan pertama :

Penghirupan : Pindahkan korban ke tempat udara segar, segera cari pengobatan.

Terkena mata : Segera cuci dengan air bersih (hangat) selama 20 menit dan bawa ke dokter.

Terkena Kulit : Cuci dengan air bersih dan alirkan terus selama 20 menit, segera berobat.

Pemadaman api :

Hentikan kebocoran gas dengan aman, ambil silinder gas dari api atau sumber pemanas.
Gunakan semprotan air sebagai pendingin. APAR : Karbondioksida, Halon, Bubuk bahan kimia
kering.

Informasi lingkungan :
Amoniak dalam air amat beracun bagi ikan, udang dan binatang air lainnya. Dapat menimbulkan
kesuburan tanaman air (eurotropia). NH3 dalam air dapat dibuang dengan proses stripping (pH
optimum ± 12) atau dengan proses mikrobiologi. Limbah amonia dapat dinetralkan dengan asam
sulfat (pupuk ZA). Baku mutu udara ambient untuk pencemar amonia : 2 ppm. Asap tebal akibat
kecelakaan dalam transportasi amoniak dapat disemprot dengan air.

MSDS NH4OH ( Ammonium Hidroksida )

Amonia adalah larutan gas amoniak (NH3) yang terlarut dalam air, berbau khas menusuk
hidung. Kelarutan gas amoniak dalam air sangat besar yaitu 1.145 l/l air pada suhu 0 oC dan
tekanan 1 atmosfer, gas ini juga larut dalam alkohol dan eter. Bila uap amonia bercampur dengan
uap asam klorida maka akan terbentuk kabut putih yang mengendap. Endapan putih tersebut
adalah NH4Cl padat yang disebut salmiak.

Kegunaan

Di laboratorium banyak digunakan sebagai pereaksi analisis, baik kualitatif maupun kuantitatif.

Dalam rumah tangga banyak digunakan dalam campuran obat pembersih sendok garpu perak dan
barang logam lainnya.

Dalam PPPK (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) digunakan untuk obat sengatan serangga
untuk menetralkan asam racunnya.

Dalam aneka industri digunakan sebagai bahan dasar pembuatan asam nitrat, Na-karbonat,
pupuk ZA, pengisi mesin pendingin (pengganti freon), pengawet lateks, dan lain-lain.

1. Identifikasi Produk

Sinonim: Larutan ammonium hidroksida, ammonia aqueous, larutan ammonia


CAS No: 1336-21-6
Molekul Berat: 35,05
Formula Kimia: NH4OH di H2O

2.Identifikasi Bahaya

Ikhtisar Darurat RACUN! BAHAYA! KOROSIF. MUNGKIN FATAL JIKA TERTELAN


ATAU TERHIRUP.Uap, kabut dan menyebabkan luka bakar UNTUK SETIAP DAERAH
KONTAK.
Kesehatan Rating: 3 - parah (Poison)
Penilaian mudah terbakar: 1 - Sedikit
Reaktivitas Rating: 2 - Sedang
Kontak Rating: 3 - parah (Korosif)
Lab pelindung Equip: GOGGLES & SHIELD; LAB COAT & apron; HOOD Vent; GLOVES
PROPER
Penyimpanan Kode Warna: Putih Stripe

3.Bahaya terhadap kesehatan

3.1. Organ Sasaran

Mata, kulit dan membran mukosa.

3.2. Rute Paparan

1. Paparan Jangka Pendek

- Terhirup

Sensasi terbakar, sesak napas, sakit tenggorokan, iritasi saluran pernapasan (batuk, tenggorokan,
dan iritasi hidung), tracheitis dengan peningkatan sekresi trakea, penyempitan bronkus termasuk
bronkospasme, dengan mengi dan dyspnea. Setelah terpapar konsentrasi yang tinggi, edema
laring, obstruksi pernapasan lainnya, dan edema paru dapat menyebabkan hipoksemia yang
signifikan. Paparan dengan konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan kematian.

Kontak dengan Kulit

Paparan dari konsentrasi yang pekat dapat menyebabkan eritema, edema, nyeri, liquefaction
necrosis, atau penetrasi luka bakar yang mendalam. Kontak dengan kulit dapat juga
menyebabkan korosif, iritasi, permeator. Peradangan kulit dapat ditandai dengan gatal, bersisik,
kemerahan dan melepuh.

Kontak dengan Mata

Sensasi terbakar pada mata yang dapat berkembang menjadi lakrimasi, fotofobia, konjungtivitis,
edema kelopak mata dan blepharospasm (kedutan abnormal yang tidak disengaja pada kelopak
mata), kemerahan pada mata, penglihatan kabur, dan sakit mata yang parah. Setelah terpapar
konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan ulserasi kornea, kekeruhan (dengan
neovaskularisasi), iritis, kerusakan lensa (termasuk katarak), glaukoma dan atrofi retina juga
dapat terjadi.
2. Paparan Jangka panjang

Pertolongan Pertama pada korban keracunan

- Terhirup

Pindahkan korban ke tempat berudara segar. Berikan pernapasan buatan jika tidak bernapas atau
berikan oksigen jika sulit bernapas. Jika sulit bernapas berlanjut segera bawa ke rumah sakit atau
fasilitas terdekat.

Kontak dengan Kulit

Segera tanggalkan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci kulit menggunakan sabun dan
air yang banyak sekurangnya selama 15 menit. Oleskan pada kulit yang iritasi dengan emolien.
Jika iritasi kulit berlanjut segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas terdekat. Cuci pakaian dan
sepatu yang terkontaminasi sebelum digunakan kembali.

Kontak dengan Mata

Segera cuci mata dengan air yang banyak, sekurangnya selama 15 - 30 menit dengan sesekali
membuka kelopak mata. Dapat menggunakan air dingin. Jika iritasi mata berlanjut segera bawa
ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

Tertelan

Jangan lakukan induksi muntah. Jangan berikan apapun melalui mulut pada korban yang tidak
sadarkan diri. Jika korban sadar sepenuhnya, berikan segelas air untuk diminum. Cuci mulut
dengan air. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau kemban.
Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat

5. Penatalaksanaan pada korban keracunan

5.1. Resusitasi dan Stabilisasi

1. Penatalaksanaan jalan napas, yaitu membebaskan jalan napas untuk menjamin pertukaran
udara.

2. Penatalaksanaan fungsi pernapasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara


memberikan pernapasan buatan untuk menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan pengeluaran
karbon dioksida.

3. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah.

5.2. Dekontaminasi

1. Dekontaminasi Mata
a. Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke sisi mata yang
terpapar.

b. Secara perlahan bukalah kelopak mata dan bilas dengan sejumlah air bersih dingin atau larutan
NaCl 0,9% perlahan selama15-20 menit.

c. Hindari bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya.

d. Jika masih belum yakin bersih, bilas kembali selama 10 menit.

e. Jangan biarkan pasien menggosok matanya.

f. Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera kirim/konsul ke dokter mata

2. Dekontaminasi Kulit (termasuk rambut dan kuku)

a. Bawa segera pasien ke air mengalir atau pancuran terdekat.

b. Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan menggunakan sarung tangan,
masker hidung dan apron. Hati-hati untuk tidak menghirupnya.

c. Lepaskan pakaian, arloji dan sepatu yang terkontaminasi zat racun atau muntahannya dan
simpan dalam wadah/plastic tertutup.

d. Cuci (scrubbing) segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir dingin atau hangat dan
sabun minimal 10 menit.

e. Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau kertas secara lembut.
Jangan digosok.

f. Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut

3. Dekontaminasi Gastrointestinal

a. Dekontaminasi tidak dianjurkan.

b. Segera bilas agar bahan keluar dari mulut dengan air. Cairan melalui mulut (oral) harus
dihindari karena risiko muntah, dengan risiko membantu aspirasi dan terpapar ulang dari
kerongkongan ke zat korosif ini.

c. Pemberian arang aktif tidak diindikasi karena tidak cukup menyerap zat ini dan akan
mengganggu visibilitas jika endoskopi diperlukan.
d. Aspirasi nasogastrik, kumbah lambung dan irigasi seluruh usus merupakan kontraindikasi.
Tidak ada manfaat yang telah terbukti dari prosedur ini, dan ada risiko yang signifikan dari
perforasi selama intubasi lambung.

e. Rangsang muntah merupakan kontraindikasi karena risiko terjadi paparan ulang dari
kerongkongan dan atau aspirasi, serta meningkatkan tekanan intraluminal yang diproduksi oleh
emesis.

5.3. Antidotum

Tidak ada antidotum khusus untuk pengobatan keracunan ini. Pengobatan didasarkan pada
perawatan simtomatik dan suportif.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

1.Perlunya pengetahuan tentang faktor kimia beserta klasifikasinya menjadi sangat penting
mengingat banyak terjadi kecelakaan industri khususnya yang menggunakan bahan kimia
berbahaya dan beracun. Dengan pengetahuan dan pemahaman terhadap faktor kimia secara
keseluruhan, diharapkan kita dapat meredam laju kecelakaan kerja khususnya dari faktor kimia
di tempat kerja dan laboratorium.

2. Dokumen MSDS harus tersedia di setiap laboratorium kimia guna memberi bekal pengetahuan
mahasiswa tentang bahan kimia khususnya dari segi bahaya dan pencegahannya.

3. Mahasiswa harus dapat mengimplementasikan pengetahuan yang diperoleh dari MSDS


sehingga dapat mencegah kemungkinan bahaya dan kecelakaan kerja di laboratorium.

4. Dengan implementasi MSDS pada riset tugas akhir, budaya kesehatan dan keselamatan kerja
sudah dimiliki oleh mahasiswa dan merupakan bekal berharga dalam melaksanakan praktikum di
laboratorium

Saran

MSDS yang harus diperhatikan meliputi bahan kimia yang memiliki potensi bahaya cukup
besar seperti berbagai pelarut (karena potensi kemudahan untuk terbakar), bahan organik sangat
toksik misal sianida, gas-gas beracun atau mudah terbakar, garam-garam beracun seperti arsen,
merkuri atau selenium, dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA

Bennet, N.B. 1995. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerj. Jakarta: P.T. Pustaka
Pressindo

Brihden, K. and stringer, R. 2000. Ammonia and Urea Production. Department of Biological
Science University of Exeter : UK.

Cook, T.M. 1986. Operasi Industri Kimia, Aspek Keselamatan dan Kesehatan. Jakarta : P.T
Gramedia

Khasani, Soemanto Imam. 1990. Keselamatan Kerja dalam laboratorium Kimia.Jakarta : P.T.
Gramedia

Soedharta, Gatot. 1983. Pencegahan dan Penangggulangan Kebakaran. Jakarta: Van Noostard
Reinhold Company

Anda mungkin juga menyukai