A2A017054
FAKTOR KIMIA
BAB I
104.774 kasus pada tahun 2001. Dari kasus-kasus kecelakaan kerja 9,5%
diantaranya (5.476 tenaga kerja) mendapat cacat permanen. Ini berarti
setiap hari kerja ada 39 orang pekerja yang mendapat cacat baru atau rata-
rata 17 orang meninggal karena kecelakaan kerja (Riyadina, 2008).
Menurut Permenaker No. 5 Tahun 2018 Faktor Kimia adalah
faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas Tenaga Kerja yang bersifat
kimiawi, disebabkan oleh penggunaan bahan kimia dan turunannya di
Tempat Kerja yang dapat menyebabkan penyakit pada Tenaga Kerja,
meliputi kontaminan kimia di udara berupa gas, uap dan partikulat.
(Permenaker No 5 Tahun 2018)
Terjadi pada petugas atau pekerja yang sering kali kontak dengan
bahan kimia dan obat-obatan seperti antibiotika. Demikian pula dengan
solvent yang banyak digunakan dalam komponen antiseptik, desinfektan
dikenal sebagai zat yang paling karsinogen. Semua bahan cepat atau
lambat ini dapat memberi dampak negatif terhadap kesehatan.
Faktor kimia adalah faktor didalam tempat kerja yang bersifat
kimia, yang meliputi bentuk padatan (partikel, cair,gas, kabut, aerosol,
dan uap yang berasal dari bahan-bahan kimia, mencakup wujud yang
bersifat partikel adalah debu, awan, kabut, uap logam, dan asap serta
wujud yang tidak bersifat partikel adalah gas dan uap. (Permennakertransi
No.PER. 13/MEN/X/2011.)
Sumber kecelakaan terbesar bekerja di laboratorium kimia berasal
dari bahan-bahan kimia dan factor manusia. Pemahaman jenis, sifat, dan
cara menanggulangi bahan kimia sangat diperlukan oleh praktikan di
laboratorium (Muhtaridi, 2011). Kekurangpahaman tentang bahan kimia
berpotensi merusak kesehatan praktikan dan lingkungan di sekitar
laboratorium (Lisa Moran dan Tina Masciangioli, 2010).
Nurlian Ramadhanty
A2A017054
Beberapa bahan kimia berpindah dari satu bentuk ke bentuk yang lain
dengan perubahan suhu atau tekanan. Air adalah zat kimia yang
biasanya cair tetapi menjadi padat pada suhu di bawah 0 derajat
Celcius.
Mengetahui keadaan fisik bahan kimia berbahaya adalah faktor
penting dalam memahami efek negatif mereka bagi tubuh. Keadaan
fisik kimia yang menentukan rute mana yang mungkin digunakan
untuk masuk ke dalam tubuh. Misalnya, gas mungkin dengan mudah
masuk ke dalam tubuh jika terhirup, sementara cairan lebih mungkin
untuk diserap melalui kulit. Fakta bahwa bahan kimia dapat mengubah
keadaan mereka selama proses kerja yang melibatkan perubahan suhu
dan tekanan membuat semua lebih penting untuk semua negara yang
kemungkinan bahan kimia ke dalam akun.
Bahan Kimia bentuk Partikel :
1. Debu (asbes,silika,arang,kapas,dll)
2. Fume (las,solder,log cair,dll)
3. Asap (pemb tak sempurna, 0,5 u)
4. Kabut (oli,cat,pestisida,dll)
5. Awan (kond fase gas,0,1-1u)
Bahan Kimia Non partikel
1. Gas ( O2 ,CO,SO2 ,CO2 ,dll)
2. Uap (pada pemanasan)
3. Pelarut (alkohol,benzena,,dll)
C. Nilai Ambang Batas
Penjelasan NAB Faktor Kimia
1. Kegunaan NAB
NAB ini akan digunakan sebagai (pedoman) rekomendasi pada praktek
higene perusahaan dalam melakukan penatalaksanaan lingkungan kerja
sebagai upaya untuk mencegah dampaknya terhadap kesehatan. Dengan
demikian NAB antara lain dapat pula digunakan:
a. Sebagai kadar standar untuk perbandingan.
Nurlian Ramadhanty
A2A017054
3.NAB Campuran
D. Pengendalian
Upaya penganggulangan potensi bahaya antara lain dengan cara
administrasi pembuatan prosedur K3 manual, engeneering/rekayasa seperti
pemasangan alarm pada lemari asam, subtitusi dengan penggantian alat
yang sudah pecah dengan alat yang baru, mengganti bahan kimia yang
berbahaya/berisiko dengan bahan kimia yang tidak terlalu berbahaya
namun dengan fungsi yang sama dan penggunaan alat pelindung diri
(Amanah, 2011).
Nurlian Ramadhanty
A2A017054
bahan kimia yang ada pada suatu lingkungan kerja ataupun kurang
efisien penggunaannya.
bahan bakar untuk energi proses atau produk samping. Banyak bahan
kimia yang digunakan di tempat kerja mempengaruhi kesehatan kita
dengan cara-cara yang tidak diketahui. Dampak kesehatan dari
beberapa bahan kimia bisa secara perlahan atau mungkin
membutuhkan waktu bertahuntahun untuk berkembang.
Potensi bahaya yang terjadi di laboratorium kimia diantaranya saat
pengambilan reagen dari lemari asam potensi bahaya yang terjadi
seperti keracunan, sesak nafas, iritasi mata, iritasi kulit, dan luka bakar.
Kemudian pada saat pengisian buret potensi bahaya yang terjadi sepeti
luka, iritasi mata, dan tertelan bahan kimia. Penggunaan oven dan
kompor potensi bahaya yang ada seperti terpapar panas, kebakaran,
penggunaan gelas ukur yang sudah menggumpal mengakibatkan luka
gores. Pengambilan reakgen dari lemari/gudang penyimpanan bahan
kimia potensi bahaya yang terjadi ada pusing, mual, sakit tenggorokan,
iritasi mata, dan sesak nafas (Amanah, 2011).
Beberapa jenis bahan kimia telah dikaitkan dengan efek kesehatan
yang merugikan. bahaya kimia tersebut diantaranya:
1) iritasi kulit, cedera mata atau kebutaan yang disebabkan oleh
produk kimia korosif
2) produk beracun, seperti uap dan asap, yang disebabkan oleh
pencampuran bahan kimia yang tidak kompatibel
3) luka bakar serius dari pelarut yang mudah terbakar yang terbakar
4) cedera dari wadah meledak, seperti kaleng semprot
5) keracunan dari menelan secara disengaja, terutama dengan anak-
anak
Bahaya Kimia Potensial
Setiap bahan kimia yang mampu menyebabkan cidera tubuh, sakit atau
kematian, atau perubahan perilaku maupun penurunan kepekaaan
seseorang
a. Pelarut
b. Asbestos
Nurlian Ramadhanty
A2A017054
c. Metal dioxides
d. Cadmium
e. Arsenic
f. Silica
g. Mercuri
h. Vinyl chloride monomer
i. Diisocyanates
j. Mineral oil
k. Etc.
BAB II
A. Evaluasi Faktor Kimia Lingkungan Kerja
Evaluasi factor lingklungan kerja kimia dimaksudkan sebagai
usaha teknis untuk mengetahui secara baik kualitatif maupun kuantitatif
factor apa yang terdapat di lingkungan kerja tersebut. Keculi itu dalam
evaluasi lingkungan tersebut pula untuk mencari dimana letak sumber-
sumber bahaya, factor-faktor tersebut dipancarkan, dalam bentuk apa,
berapa jumlah, tenaga kerja atau orang yang berada dalam lingkungan.
Seperti telah diuraikan diatas bahwa dalam menyelanggarakan evaluasi
lingkungan ,idealnya harus diketahui secara menyeluruh tentang prose-
proses oprasi-oprasi tertentu, bahan baku, produk, hasil-hasil samping dan
cara dan cara pembuangan sisa-sisa produksi dengan sendirinya haruslah
Nurlian Ramadhanty
A2A017054
BAB III
A. Faktor Kimia dalam K3
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu upaya
perlindungan yang ditujukan kepada semua potensi yang dapat
menimbulkan bahaya, agar tenaga kerja dan orang lain yang berada di
tempat kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat. Potensi – potensi
yang dapat menimbulkan bahaya dapat berasal dari mesin, lingkungan
kerja, sifat pekerjaan, cara kerja dan proses produksi. Dalam pengertian
yang luas, K3 mengarah kepada pengendalian hazard dan risiko untuk
meminimalkan terjadinya injury ataupun accident, promosi dan
pemeliharaan derajat tertinggi dari fisik, mental dan kesejahteraan sosial
pada pekerja di semua tempat kerja, pencegahan pada pekerja terhadap
efek buruk kesehatan yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan,
perlindungan terhadap para pekerja dalam lingkungan kerja dari risiko
yang berakibat kepada kesehatan yang buruk dan adaptasi pekerjaan
terhadap manusia (Anugrah, 2009)
Selama tahun 2010 di Indonesia, berdasarkan laporan dari daerah,
terjadi kasus kecelakaan kerja sebanyak 98.711 kasus. Sedangkan
berdasarkan data semester I Tahun 2011 jumlah kecelakaan kerja adalah
48.511 kasus. Ditinjau dari sumber kecelakaan, penyebab terbesar adalah
mesin, pesawat angkut dan perkakas kerja tangan. Sementara berdasarkan
Nurlian Ramadhanty
A2A017054
Referensi
1. http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/V_FAKTOR_KIMIA.pdf
2. https://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/---asia/---ro-bangkok/---ilo-
jakarta/documents/publication/wcms_237650.pdf
3. http://staffnew.uny.ac.id/upload/198812242014042002/pendidikan/Buku
%20K3%20FT%20UNY.pdf
4. http://staffnew.uny.ac.id/upload/198812242014042002/pendidikan/Buku
%20K3%20FT%20UNY.pdf
5. Dinda Nur Syakbania, Anik Setyo Wahyuningsih.2017.Program
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di Laboratorium Kimia. Higeia
Journal Of Public Health Research And Development.
6. https://docplayer.info/21558953-Lingkungan-kerja-faktor-kimia-
biologi.html
7. Faizal Riza Soeharto.2013.Bekerja Dengan Bahan Kimia Melalui
Manajemen Bahan Kimia Dan Manajemen Kesehatan Dan Keselamatan
Kerja (K3) Di Laboratorium Kimia. Jurnal Info Kesehatan.VOL 11,
NOMOR 2 DESEMBER 2013.
8. http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/5584/JURNAL
%20MASITA%20RAHMATULLAH.pdf?sequence=1
Nurlian Ramadhanty
A2A017054
9. https://media.neliti.com/media/publications/220408-hubungan-faktor-
fisik-kimia-lingkungan-d.pdf
10. http://staffnew.uny.ac.id/upload/131572389/pendidikan/materi-ajar-k3-ft-
uny-20152-kecelakaan-akibat-kerja-dan-penyakit-akibat-
kerjabadraningsih-l.pdf
11. http://jurnal.batan.go.id/index.php/pin/article/viewFile/1126/1079
12. http://staff.ui.ac.id/system/files/users/mgozan/material/k3teknikkimia.pdf
13. https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/semnasmipa/article/viewFile/
2697/2277
14. http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/
Kesehatan-dan-Keselamatan-Kerja-Komprehensif.pdf
15. https://media.neliti.com/media/publications/160116-ID-pengaruh-potensi-
bahaya-terhadap-risiko.pdf