Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Makhluk hidup di dunia ini sangatlah tergantung kepada lingkungan demi kelangsungan
hidupnya. Pada umumnya, makhluk hidup terutama manusia sangat memanfaatkan sumber
yang berasal dari lingkungan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hubungan saling
ketergantungan antara semua elemen yang ada dalam lingkungan sangat penting diketahui
terutama oleh manusia sebagai pengelola utama agar keberlangsungan hubungan dengan
lingkungan dapat terus dipertahankan untuk keberlanjutan sistem kehidupan di atas muka
bumi.

Laju pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat membuat kebutuhan penduduk juga
meningkat pula, maka persoalan mengenai lingkungan mulai dirasakan dampaknya oleh
manusia secara meluas akibat berbagai aktivitas manusia terutama pencemaran
lingkungan yang berdampak pada ekosistem di dalamnya. Dalam Pasal 1 angka 14 dan
angka 16 U.U.P.L.H No.32
Tahun 2009, Pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau dimasukkannya makhluk
hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan
manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan. Daya
dukung maupun daya tampung di lingkungan pun akan terganggu.

Permasalahan lingkungan sering timbul karena berbagai macam kegiatan industri


mengakibatkan terjadinya pencemaran air, tanah, maupun udara. Hal ini karena adanya
zat berbahaya atau zat toksik yang masuk ke dalam sistem lingkungan. Jika lingkungan
tercemar oleh zat toksik maka akan berpengaruh terhadap ekosistem di dalamnya. Maka
dibutuhkan pemahaman secara dasar mengenai arti lingkungan, ekosistem, maupun
toksikologi dalam menangani pencemaran lingkungan yang telah terjadi belakangan ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Toksikologi?
2. Apa saja jenis-jenis Toksin di wilayah tambang dan wisata?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Toksikologi
2. Untuk mengetahui jenis-jenis Toksin di wilayah tambang dan wisata
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Toksikologi
Toksikologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang efek merugikan berbagai
bahan kimia dan fisik pada semua sistem kehidupan. Dalam istilah kedokteran,
toksikologi didefinisikan sebagai efek merugikan pada manusia akibat paparan
bermacam obat dan unsur kimia lain serta penjelasan keamanan atau bahaya yang
berkaitan dengan penggunaan obat dan bahan kimia tersebut. Toksikologi sendiri
berhubungan dengan farmakologi, karena perbedaan fundamental hanya terletak pada
penggunaan dosis yang besar dalam eksperimen toksikologi. Setiap zat kimia pada
dasarnya adalah racun, dan terjadinya keracunan ditentukan oleh dosis dan cara
pemberian. Salah satu pernyataan Paracelsus menyebutkan “semua substansi adalah
racun; tiada yang bukan racun. Dosis yang tepat membedakan racun dari obat”.
Pada tahun 1564 Paracelsus telah meletakkan dasar penilaian toksikologis dengan
mengatakan, bahwa dosis menentukan apakah suatu zat kimia adalah racun (dosis
sola facit venenum). Pernyataan Paracelcus tersebut sampai saat ini masih relevan.
Sekarang dikenal banyak faktor yang menyebabkan keracunan, namun dosis tetap
merupakan faktor utama yang paling penting.
Secara sederhana dan ringkas, toksikologi dapat didefinisikan sebagai kajian tentang
hakikat dan mekanisme efek berbahaya (efek toksik) berbagai bahan kimia terhadap
makhluk hidup dan sistem biologik lainnya. Ia dapat juga membahas penilaian
kuantitatif tentang berat dan kekerapan efek tersebut sehubungan dengan terpejannya
(exposed) makhluk tadi.

Efek toksik atau efek yang tidak diinginkan dalam sistem biologis tidak akan
dihasilkan oleh bahan kimia kecuali bahan kimia tersebut atau produk
biotransformasinya mencapai tempat yang sesuai di dalam tubuh pada konsentrasi
dan lama waktu yang cukup untuk menghasilkan manifestasi toksik. Faktor utama
yang mempengaruhi toksisitas yang berhubungan dengan situasi pemaparan
(pemajanan) terhadap bahan kimia tertentu adalah jalur masuk ke dalam tubuh, jangka
waktu dan frekuensipemaparan.
Pemaparan bahan-bahan kimia terhadap binatang percobaan biasanya dibagi dalam
empat kategori: akut, subakut, subkronik, dan kronik. Untuk manusia pemaparan
akut biasanya terjadi karena suatu kecelakaan atau disengaja, dan pemaparan
kronik dialami oleh para pekerja terutama di lingkungan industri-industri kimia.

Interaksi bahan kimia dapat terjadi melalui sejumlah mekanisme dan efek dari dua
atau lebih bahan kimia yang diberikan secara bersamaan akan menghasilkan suatu
respons yang mungkin bersifat aditif, sinergis, potensiasi, dan antagonistik.
Karakteristik pemaparan membentuk spektrum efek secara bersamaan membentuk
hubungan korelasi yang dikenal dengan hubungan dosis-respons.
Apabila zat kimia dikatakan beracun (toksik), maka kebanyakan diartikan sebagai
zat yang berpotensial memberikan efek berbahaya terhadap mekanisme biologi
tertentu pada suatu organisme. Sifat toksik dari suatu senyawa ditentukan oleh:
dosis, konsentrasi racun di reseptor “tempat kerja”, sifat zat tersebut, kondisi
bioorganisme atau sistem bioorganisme, paparan terhadap organisme dan bentuk
efek yang ditimbulkan. Sehingga apabila menggunakan istilah toksik atau
toksisitas, maka perlu untuk mengidentifikasi mekanisme biologi di mana efek
berbahaya itu timbul. Sedangkan toksisitas merupakan sifat relatif dari suatu zat
kimia, dalam kemampuannya menimbulkan efek berbahaya atau penyimpangan
mekanisme biologi pada suatu organisme.

Toksisitas merupakan istilah relatif yang biasa dipergunakan


dalammemperbandingkan satu zat kimia dengan lainnya. Adalah biasa untuk
mengatakan bahwa satu zat kimia lebih toksik daripada zat kimia lain.
Perbandingan sangat kurang informatif, kecuali jika pernyataan tersebut melibatkan
informasi tentang mekanisme biologi yang sedang dipermasalahkan dan juga dalam
kondisi bagaimana zat kimia tersebut berbahaya. Oleh sebab itu, pendekatan
toksikologi seharusnya dari sudut telaah tentang berbagai efek zat kimia atas
berbagai sistem biologi, dengan penekanan pada mekanisme efek berbahaya zat
kimia itu dan berbagai kondisi di mana efek berbahaya itu terjadi.
B. Jenis-jenis zat toksin di wilayah tambang dan wisata
1. Cadmium (Cd)
Logam Kadmium (Cd) merupakan logam yang bernomor atom 48 dan massa
atom
112,41. Logam ini termasuk dalam logam transisi pada periode V dalam tabel
periodik. Logam Cd dikenal sebagai unsur chalcophile, jadi cenderung
ditemukan dalam deposit sulfide.
Kadmium merupakan logam berwarna putih perak, lunak, mengkilap, tidak
larut dalam basa, mudah bereaksi, serta menghasilkan Kadmium Oksida bila
dipanaskan. Kadmium (Cd) umumnya terdapat dalam kombinasi dengan klor
(Cd Klorida) atau belerang (Cd Sulfit). Kadmium membentuk Cd2+ yang
bersifat tidak stabil.
a. Permasalahan
Kadmium banyak digunakan sebagai zat warna dan juga digunakan dalam
industri bakteri nikel kadmium. Sumber pencemaran kadmium antara lain
dari peningkatan kadmium melalui penggunaan pupuk fosfat, buangan
industri yang menggunakan bahan bakar batu bara dan minyak. Dari
kegiatan industri-industri inilah maka menghasilkan limbah buangan yang
banyak. Limbah buangan Kadmium (Cd) di kawasan industri sebesar 0,5
mg/l dengan demikian konsentrasi ini telah melampaui baku mutu limbah
cair kadmium (Cd) 0,01 mg/l.
b. Bentuk yang ada di lingkungan
Dalam strata lingkungan, logam kadmium (Cd) dan senyawanya ditemukan
dalam banyak lapisan. Secara sederhana dapat diketahui bahwa kandungan
logam Cd akan dapat dijumpai di daerah penimbunan sampah dan aliran
air hujan, selain dalam air buangan.
Berdasarkan sifat-sifat fisiknya, kadmium (Cd) merupakan logam yang
lunak dapat dibentuk, berwarna putih seperti putih perak. Logam ini akan
kehilangan kilapnya bila berada dalam udara yang basah atau lembab serta
cepat akan mengalami kerusakan bila dikenai uap amoniak (NH3) dan
sulfur hidroksida (SO2).
Pada kegiatan pertambangan biasanya kadmium ditemukan dalam bijih
mineral diantaranya adalah sulfida green ockite (xanthochroite), karbonat
otative, dan oksida kadmium. Mineral- mineral ini terbentuk berasosiasi
dengan bijih sfalerit dan oksidanya, atau diperoleh dari debu sisa
pengolahan lumpur elektrolit. Sumber-sumber pencemar industri:
 Industri Pengolahan Bijih Logam
 Industri Pestisida
 Industri Pertambangan
 Industri Pelapisan Logam
 Proses Penghilangan Cat (Paint Stripping)
c. Manfaat Cadmium (Cd)
Kadmium merupakan komponen campuran logam yang memiliki titik
lebur terendah.Unsur ini dugunakan dalam campuran logam poros dengan
kofisen gesek yang rendah dan tahan lama. Logam ini juga banyak
digunakan dalam aplikasi sepuhan listrik (electroplating). Kadmium
digunakan juga dalam pembuatan solder, batere Ni-Cd, dan sebagai
penjaga reaksi nuklir fisi. Senyawa kadmium digunakan dalam fosfor
tabung TV hitam-putih dan fosfor hijau dalam TV berwarna. Sulfat
merupakan garamnya yang paling banyak ditemukan dan sulfidanya
memiliki pigmen kuning. Kadmium dan solusi senyawa-senyawanya
sangat beracun. Manfaat lainnya seperti:
- Cadmium (Cd) digunakan sebagai bahan stabilitasi sebagai bahan
pewarna dalam industri plastik dan pada elektroplating.
- Allay Cd digunakan sebagai pemandu peluru-peluru kendali. Substansi
dari alloy Cd digunakan sebagai bahan solder
- Logam Cd dan senyawa Kadmium Nitrat sangat berguna dalam
pengembangan reaktor nuklir, berfungsi sebagai bahan untuk
mengontrol kecepatan pemecahan inti atom dalam rantai reaksi (reaksi
berantai).
- Senyawa CdS dan CdSeS banyak digunakan sebagai zat warna.
- Senyawa Cd-sulfat (CdSO4) digunakan dalam industri baterai yang
berfungsi untuk pembuatan sel Weston karena mempunyai potensial
stabil yaitu sebesar 1,0186 volt.
- Senyawa Kadmium Bromida (CdBr2) dan kadmium ionida (CdI2)
secara tebatas digunakan dalam dunia fotografi.
- Senyawa dietil Kadmium digunakan dalam proses pembuatan tetraetil-
Pb.
- Senyawa Cd-strearat banyak digunakan dalam perindustrian
manufaktur polyvinil clorida (PVC) sebagai bahan yang berfungsi
untuk stabilizer.
- Selain itu, kadmium banyak digunakan dalam industri-industri ringan
seperti pada proses pengolahan roti, pengolahan ikan, pengolahan ikan,
industri tekstil dan lain-lain.
- 10. Kadmium telah digunakan secara meluas pada berbagai industri
antara lain pelapisan logam, peleburan logam, pewarnaan, baterai,
minyak pelumas, bahan bakar. Bahan bakar dan minyak pelumas
mengandung Cd sampai 0,5 ppm, batubara mengandung Cd sampai 2
ppm, pupuk superpospat juga mengandung Cd bahkan ada yang sampai
170 ppm.
d. Dampak yang ditimbulkan
- Keracunan pada nefron ginjal yang dikenal dengan nefrotoksisitas,
yaitu gejala proteinuria atau protein yang terdapat dalam urin, juga
suatu keadaan sakit dimana terdapat kandungan glukosa dalam air seni
yang dapat berakibat kencing manis atau diabetes yang dikenal dengan
glikosuria, dan aminoasidiuria atau kandungan asam amino dalam
urine disertai dengan penurunan laju filtrasi (penyaringan) glumerolus
ginjal.
- Cadmium (Cd) kronis juga menyebabkan gangguan kardiovaskuler
yaitu kegagalan sirkulasi yang ditandai dengan penurunan tekanan
darah maupun tekanan darah yang meningkat (hipertensi). Hal
tersebut terjadi karena tingginya aktifitas jaringan ginjal terhadap
cadmium. Gejala hipertensi ini tidak selalu dijumpai pada kasus
keracunan Cadmium (Cd) krosik.
- Cadmium dapat menyebabkan keadaan melunaknya tulang yang
umumnya diakibatkan kurangnya vitamin B yang dapat menyebabkan
terjadinya gangguan daya keseimbangan kandungan kalsium dan
fosfat dalam ginjal yang dikenal dengan namaosteomalasea atau
penyakitItai-iatai. Kekurangan kalsium dapat menyebabkan
osteoporosis sehingga orang tidak dapat berdiri dengan tegak tetapi
membungkuk.
- Logam cadmium juga membawa sifat racun yang dapat sangat
merugikan semua organisme hidup termasuk manusia. Dalam badan
perairan, kelarutan cd dalam konsentrasi tertentu dapat membunuh
biota perairan. Biota-biota yang tergolong crustacean akan mengalami
kematian dalam waktu 24-504 jam bila dalam badan air dimana
rentang konsentrasi Cd dalam perairan adalah 0,005-0,15ppm.
2. Merkuri (Hg)

Merkuri (air raksa, Hg) adalah salah satu jenis logam yang banyak ditemukan di
alam dan tersebar dalam batu - batuan, biji tambang, tanah, air dan udara sebagai
senyawa anorganik dan organik. Logam merkuri (Hg) adalah salah satu trace
element yang mempunyai sifat cair pada temperatur ruang dengan spesifik gravity
dan daya hantar listrik yang tinggi. Karena sifat-sifat tersebut, merkuri banyak
digunakan baik dalam kegiatan perindustrian maupun laboratorium.

Manfaat Merkuri (Hg) digunakan secara luas untuk mengekstrak emas dari
bijihnya, baik sebelum maupun sesudah proses sianidasi digunakan. Ketika
merkuri dicampur dengan bijih tersebut, merkuri akan membentuk amalgam emas
atau perak. Untuk mendapakna emas atau perak, amalgam tersbut harus dibakar
untuk menguapkan merkurinya. Para penambang mas tradisional menggunakan
merkuri untuk menangkap dan memisahkan butir-butir emas dan butir-butir
batuan.
Dampak penggunaan merkuri di bidang pertambangan dirasakan oleh negara
Jepang pada tahun 1950’an yang terkenal dengaan Minamata Desease. Kasus ini
terjadi karena penduduk memakan ikan yang berasal dari laut sekitar teluk
Minamata yang mengandung merkuri yang berasal dari industri plastik. Gejala
yang dirasakan adalah terjadinya kelainan mental dan cacat.

3. Timbal (Pb)
Timbal (Pb) merupakan salah satu jenis logam berat yang sering juga disebut
dengan istilah timah hitam. Timbal memiliki titik lebur yang rendah, mudah
dibentuk, memiliki sifat kimia yang aktif sehingga biasa digunakan untuk
melapisi logam agar tidak timbul perkaratan.Timbal adalah logam yang lunak
berwarna abu-abu kebiruan mengkilat dan memiliki bilangan oksidasi +2
(Sunarya, 2007).

Logam Pb banyak digunakan sebagai bahan pengemas, saluran air, alat-alat


rumah tangga dan hiasan. Dalam bentuk oksida timbal digunakan sebagai
pigmen/zat warna dalam industri kosmetik dan glace serta indusri keramik
yang sebagian diantaranya digunakan dalam peralatan rumah tangga

Dampak yang ditimbulkan dati Timbal (Pb) :

- Gangguan Neurologi
Gangguan neurologi (susunan syaraf) akibat tercemar oleh Pb dapat
berupa encephalopathy, ataxia, stupor dan coma. Pada anak-anak
dapat menimbulkan kejang tubuh dan neuropathy perifer.
- Gangguan terhadap fungsi ginjal
Logam berat Pb dapat menyebabkan tidak berfungsinya tubulus
renal, nephropati irreversible, sclerosis va skuler, sel tubulusatropi,
fibrosis dan sclerosis glumerolus. Akibatnya dapat menimbulkan
aminoaciduria dan glukosuria, dan jika paparannya terus berlanjut
dapat terjadi nefritis kronis.
- Gangguan terhadap sistem reproduksi
Logam berat Pb dapat menyebabk an gangguan pada sistem
reproduksi berupa keguguran, kesakitan dan kematian janin. Logam
berat Pb mempunyai efek racun terhadap gamet dan dapat
menyebabkan cacat kromosom. Anak - anak sangat peka terhadap
paparan Pb di udara. Paparan Pb dengan kadar yang ren dah yang
berlangsung cukup lama dapat menurunkan IQ .
- Gangguan terhadap sistem hemopoitik
Keracunan Pb dapat dapat menyebabkan terjadinya anemia akibat
penurunan sintesis globin walaupun tak tampak adanya penurunan
kadar zat besi dalam serum. Anemia ringan yang terjadidisertai
dengan sedikit peningkatan kadar ALA ( Amino Levulinic Acid)
urine.
- Gangguan terhadap sistem syaraf

Efek pencemaran Pb terhadap kerja otak lebih sensitif pada anak-


anak dibandingkan pada orang dewasa. Paparan menahun dengan
Pb dapat menyebabkan lead encephalopathy. Gambaran klinis yang
timbul adalah rasa malas, gampang tersinggung, sakit kepala,
tremor, halusinasi, gampang lupa, sukar konsentrasi dan
menurunnya kecerdasan.

4. Chromium (Cr)

Kromium (Cr) dalam table periodik merupakan unsur dengan nomor atom 24
dan nomor massa 51,996. Atom tersebut terletak pada periode 4, golongan
IVB. Logam kromium berwarna putih, kristal keras dan sangat tahan korosi,
melebur pada suhu 10930 sehingga sering digunakan sebagai lapisan,
pelindung atau logam paduan.
Manfaat Cromium (Cr):
- Digunakan untuk mengeraskan baja, untuk pembuatan stainless steel, dan
untuk membentuk paduan
- Digunakan dalam plating untuk menghasilkan permukaan yang indah dan
keras, serta untuk mencegah korosi.
- Digunakan untuk memberi warna hijau pada kaca zamrud
- Digunakan sebagai katalis. seperti K2Cr2O7 merupakan agen oksidasi
dan digunakan dalam analisis kuantitatif dan juga dalam penyamakan kulit
- Merupakan suatu pigmen, khususnya krom kuning f. Digunakan dalam
industri tekstil sebagai mordants
- Industri yang tahan panas menggunakan kromit untuk membentuk batu bata
dan bentuk, karena memiliki titik lebur yang tinggi, sedang ekspansi termal,
dan stabil struktur Kristal
- Dibidang biologi kromium memiliki peran penting dalam metabolisme
glukosa
- Digunakan untuk aplikasi medis, seperti Cr-51 yang digunakan untuk
mengukur volume darah dan kelangsungan hidup sel darah merah.
- Digunakan sebagai pigmen merah untuk cat minyak, khususnya senyawa
PrCrO4 k. Digunakan dalam pembuatan batu permata yang berwarna.
Warna yang kerap digunakan adalah warna merah, yang diperoleh dari
kristal aluminium oksida yang kedalamnya dimasukkan kromium.
- Bahan baku dalam pembuatan kembang api. Hal ini diperoleh dari Hasil
pembakaran amonium dikromat, (NH4)2Cr2O7, yang berisi pellet dari
raksa tiosianat (HgCNS).
- Penggunaan utama kromium adalah sebagai paduan logam seperti pada
stainless steel, chrome plating, dan keramik logam.
- Chrome plating pernah digunakan untuk memberikan lapisan keperakan
seperti cermin pada baja.
- Chrome plating pernah digunakan untuk memberikan lapisan keperakan
seperti cermin pada baja.
- Selain itu, logam ini juga digunakan pada pewarna dan cat, untuk
memproduksi batu rubi sintetis, dan sebagai katalis dalam pencelupan dan
penyamakan kulit.

Dampak yang ditimbulkan dari Cromium (Cr)

Krom valensi 6 (Cr+6) juga mempunyai beberapa efek toksik terhadap manusia,
antara lain:

- Efek toksik terhadap alat pencernaan


- Efek toksik terhadap alat pernapasan
- Efek toksik terhadap kulit dan mata .
- Efek toksik melalui plasenta
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Toksikologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang efek merugikan
berbagai bahan kimia dan fisik pada semua sistem kehidupan. Dalam istilah
kedokteran, toksikologi didefinisikan sebagai efek merugikan pada manusia akibat
paparan bermacam obat dan unsur kimia lain serta penjelasan keamanan atau bahaya
yang berkaitan dengan penggunaan obat dan bahan kimia tersebut. Toksikologi sendiri
berhubungan dengan farmakologi, karena perbedaan fundamental hanya terletak pada
penggunaan dosis yang besar dalam eksperimen toksikologi. Setiap zat kimia pada
dasarnya adalah racun, dan terjadinya keracunan ditentukan oleh dosis dan cara
pemberian.
Jenis – jenis Toksit di wilayah Tambang dan Industri antara lain:
1. Cadmium (Cd)
2. Merkuri (Hg)
3. Timbal (Pb)
4. Cromium (Cr)

B. Saran
Diharapkan industry pertambangan yang menggunakan logam berat dalam proses
pengolahan hasil tambang mengggunakan Instalasi pengolahan Air Limbah (IPAL)
sebelum membuanag limbah dari hasil pengolahan industry agar tidak mencemari
lingkungan .
DAFTAR PUSTAKA

Apriliani, Laurence, D., dkk. (2014). Makalah Logam Kimia Berat Kromium. Fakultas
Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Pekan Baru. Retrieved from
https://www.academia.edu/9187316/Makalah_Kimia_Logam_Berat_Kromium_DOSEN_P
EMBIMBING_GANIS_FIA_SARTIKA_UNIVERSITAS_RIAU_FAKULTAS_MATEM

ATIKA_DAN_ILMU_PENGETAHUAN_ALAM
Alfian, Zul. 2006. Antara Manfaat dan Efek Penggunaannya Bagi Kesehatan Manusia dan
Lingkungan. Universitas Sumatra Utara. Retrieved from library.usu.ac.id/download/e-
book/zul%20alfian.pdf. diakses pada tanggal 21 Februari 2017.

Anda mungkin juga menyukai