PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Secara farmakologis, obat menawarkan terapi lengkap dengan paket sifat-sifat
istilah
xenobioti(xeno
asing).Menurut
Casarett
and
Doulls,
1995,Toksikologi adalah ilmu yang menetapkan batas aman dari bahan kimia.Selain
itu toksikologi juga mempelajari jelas/kerusakan/ cedera pada organisme (hewan,
tumbuhan, manusia) yang diakibatkan oleh suatu materi substansi/energi,
mempelajari racun, tidak saja efeknya, tetapi juga mekanisme terjadinya efek
tersebut pada organisme dan mempelajari kerja kimia yang merugikan terhadap
organisme. Banyak sekali peran toksikologi dalam kehidupan sehari-hari tetapi bila
dikaitkan dengan
lingkungan
dikenal
ekotoksikologi.
Racun adalah setiap zat, termasuk obat yang memiliki kapasitas membahayakan
organisme. Paracelsus (1493-1541) seorang dokter pada masa Renaissance
mendefinisikan istilah racun dengan sebuah pertanyaan "Apa ada yang bukan
termasuk racun?, pada dasarnya semua hal/zat adalah racun dan tidak ada satu zat
pun yang tidak dapat menyebabkan keracunan. Dosislah yang semata-mata
membedakan suatu zat itu racun atau bukan". Keracunan menunjukan adanya efek
fisiologis yang merusak akibat paparan zat atau obat tertentu. Jadi secara umum
dapat dinyatakan bahwa semua obat adalah racun yang potensial, dosis, kondisi
individu, lingkungan dan faktor-faktor yang berhubungan dengan gen yang akan
berkontribusi menentukan apakah obat tersebut memberikan efek racun atau tidak.
Beberapa senyawa kimia secara inheren dapat menjadi racun, seperti timah,
yang tidak diketahui bagaimana peran fisiologisnya dalam tubuh namun dapat
menyebabkan cedera neural bahkan pada tingkat paparan yang sangat rendah.
Kebanyakan obat-obatan adalah racun pada ambang batas tertentu, pada dosis terapi
obat memberikan efek yang menguntungkan, tetapi pada dosis yang lebih tinggi
dapat menyebabkan keracunan. Sebagai contoh, besi merupakan nutrisi yang
penting untuk sintesis heme dan berbagai fungsi fisiologis enzim, tetapi over dosis
besi sulfat dapat menyebabkan disfungsi berbagai organ yang mengancam jiwa.
1.2.
1.
2.
3.
4.
5.
1.3.
1.
2.
3.
4.
5.
Rumusan Masalah
Apa pengertian Toksikologi?
Jenis Jenis Toksikologi?
Bahan Bahan Yang Mengandung Toksik?
Bagaimana Klasifikasi Toksik?
Organ Apa yang Diserang Dalam Keracunan?
Tujuan Penulisan
Mengetahui Pengertian Toksikologi
Mengetahui Jenis Jenis Toksikologi
Mengetahui Bahan Yang Mengandung Toksik
Mengetahui Klasifikasi Toksik
Mengetahui Organ Apa Saja Yang Diserang Dalam Keracunan
BAB II
ISI
2.1.
Pengertian Toksikologi
Secara sederhana dan ringkas, toksikologi dapat didefinisikan sebagai kajian tentang
hakikat dan mekanisme efek berbahaya (efek toksik) berbagai bahan kimia terhadap
makhluk hidup dan system biologik lainnya. Ia dapat juga membahas penilaian
kuantitatif tentang berat dan kekerapan efek tersebut sehubungan dengan terpejannya
(exposed) makhluk tadi. Toksikologi merupakan studi mengenai efek-efek yang tidak
diinginkan dari zatzat kimia terhadap organisme hidup. Toksikologi juga membahas
tentang penilaian secara kuantitatif tentang organ-organ tubuh yang sering terpajang
serta efek yang di timbulkannya. Efek toksik atau efek yang tidak diinginkan dalam
sistem biologis tidak akan dihasilkan oleh bahan kimia kecuali bahan kimia tersebut
atau produk biotransformasinya mencapai tempat yang sesuai di dalam tubuh pada
konsentrasi dan lama waktu yang cukup untuk menghasilkan manifestasi toksik. Faktor
utama yang mempengaruhi toksisitas yang berhubungan dengan situasi pemaparan
(pemajanan) terhadap bahan kimia tertentu adalah jalur masuk ke dalam tubuh, jangka
waktu dan frekuensi pemaparan. Pemaparan bahan-bahan kimia terhadap binatang
percobaan biasanya dibagi dalam empat kategori: akut, subakut, subkronik, dan kronik.
Untuk manusia pemaparan akut biasanya terjadi karena suatu kecelakaan atau disengaja,
dan pemaparan kronik dialami oleh para pekerja terutama di lingkungan industriindustri kimia. Interaksi bahan kimia dapat terjadi melalui sejumlah mekanisme dan
efek dari dua atau lebih bahan kimia yang diberikan secara bersamaan akan
menghasilkan suatu respons yang mungkin bersifat aditif, sinergis, potensiasi, dan
antagonistik. Karakteristik pemaparan membentuk spektrum efek secara bersamaan
membentuk hubungan korelasi yang dikenal dengan hubungan dosis-respons. Apabila
zat kimia dikatakan berracun (toksik), maka kebanyakan diartikan sebagai zat yang
berpotensial memberikan efek berbahaya terhadap mekanisme biologi tertentu pada
suatu organisme. Sifat toksik dari suatu senyawa ditentukan oleh: dosis, konsentrasi
racun di reseptor tempat kerja, sifat zat tersebut, kondisi bioorganisme atau sistem
bioorganisme, paparan terhadap organisme dan bentuk efek yang ditimbulkan.
2.2.
JENIS-JENIS TOKSIKOLOGI
1)
Cara terjadinya
a.
Self poisoning
Pada keadaan ini pasien memakan obat dengan dosis yang berlebih tetapi dengan
pengetahuan bahwa dosis ini tak membahayakan. Pasien tidak bermaksud bunuh diri
tetapi hanya untuk mencari perhatian saja.
b.
Attempted Suicide
Pada keadaan ini pasien bermaksud untuk bunuh diri, bisa berakhir dengan kematian
atau pasien dapat sembuh bila salah tafsir dengan dosis yang dipakai
c.
Accidental poisoning
Keracunan yang merapukan kecelakaan, tanpa adanya factor kesengajaan
d.
Homicidal poisoning
Keracunan akibat tindakan kriminal yaitu seseorang dengan sengaja meracuni orang
lain.
2)
a.
Keracunan kronik
Keracunan yang gejalanya timbul perlahan dan lama setelah pajanan. Gejala dapat
timbul secara akut setalah pemajanan brkali-kali dalam dosis relative kecil cirri khasnya
adalah zat penyebab diekskresikan 24 jam lebih lama dan waktu paruh lebih panjang
sehingga terjadi akumulasi.
b.
Keracunan akut
Biasanya terjadi mendadak setelah makan sesuatu, sering mengenai banyak orang (pada
keracunan dapat mengenai seluruh keluarga atau penduduk sekampung ) gejalanya
seperti sindrom penyakit muntah, diare, konvulsi dan koma.
3)
4)
2.3.
Logam/metalloid
Pb(PbCO3): Syaraf, ginjal dan darah
Timbal (Pb), timah hitam terdapat dimana-mana dalam lingkungan, karena
Kadnium merupakan logam toksik yang penting saat ini. Dalam alam kadnium
tercampur dengan Pb dan seng; ekskresi dan pengolahan kedua logam terakhir ini
sering mengakibatkan pencemaran lingkungan oleh kadnium. Kadnium digunakan
secara luas dalam electroplating dan galvanisasi, dalam pembuatan plastik,warna cat
(kuning) dan batrai nikel-kadnium. Bahan makanan yang tidak tercemar
mengandung kadnium kurang dari 0.05 g per gram berat basah,dan jumlah asupan
rata rata perhari kira-kira 50 g. Setiap satu batang rokok mengandung 1 sampai 2
g kadnium. Kerang serta hati dan ginjal hewan mengandung kadnium melebihi
0.05 g.
FARMAKOKINETIK
Kadium sukar diabsorpsi dari saluran cerna. Absorpsinya pada hewan coba kira-kira
1.5% dan pada manusia kira-kira 5%. Selanjutnya kadnium diangkut dalam darah
,sebagian besar terikat oleh eritrosit dan albumin. Setelah distribusi kira kira 50%
kadnium dalam tubuh ditemukan pada hati dan ginjal. Eliminasi kadnium melalui
fases secara kuantitatif lebihpenting daripada melalui urin.
KERACUNAN KADNIUM AWAL
Keracunan awal biasanya terjadi karena menghisap debu dan asap yang
mengandung kadnium (kadnium oksida),dan garam kadnium yang termakan.
Kadnium yang termakan menimbulkan muntah, mual,salivasi,diare dan kering perut.
KERACUNAN KADNIUM KRONIS
Paru. Sesak napas merupakan keluhan yang paling sering terjadi karena emfisema
dan fibrosis paru.
Sistem Kardiovaskular. Penelitian menunjukkan bahwa orang yag meninggal
karena hipertensi mengandung kadnium lebih tinggi dalam ginjal dibandingkan
Merkuri
Merkuri (Hg) merupakan obat penting selama beradab-adab, yaitu sebagai
diuretik, antibakteri, antiseptik, salep kulit, dan laksan. Sekarang ini obat yang lebih
efektif dan spesifik telah menggantikan Hg, sehingga keracunan merkuri dari obat
berkurang, namun keracunan merkuri dari pencemaran lingkungan semkain
menonjol ini dikarenakan dari penggunanan bahan bakar fosil yang mengandung
merkuri dalam jumlah banyak dan meningkatnya penggunaan merkuri di bidang
indusrti dan pertanian.
Garam Hg terdapat dalam bentuk garam monovalen (Hg2Cl2) dan divalen
(HgCl2). HgCl2 yang dahulu diindikasi sebagai obat cacing dan masih terdapat
dalam sejumlah krim kulit sebagai antiseptik. Garam Hg merupakan bahaya iritan
dan racun yang sangat kuat dari logam tersebut.
Hg organik merupakan senyawa kelompok heterogen, dan masing-masing
mempunyai kemampuan yang berbeda untuk menghasilkan efek toksik. Garam
alkilmekuri paling berbahaya dari kelompok senyawa ini, terutama metilmerkuri.
Garam ini biasanya digunakan sebagai fungsida dan dapat menimbulkan efek toksik
pada manusia.
sebagai racun dan pengobatan. Arsen dijumpai dalam tanah, air dan udara. Unsur As
ditemukan sebagai hasil sampingan dari peleburan tembaga, timah, seng dan logam
lainnya. Jumlah As yang dikonsumsi manusia rata-rata perhari ialah 300 g. Hampir
semua jumlah ini ditelan bersama makanan dan air.
MEKANISME KERJA
Arsen adalah suatu uncoupler pada proses fosforilasi oksidatif mitokondria.
Kerjanya berhubungan dengan subtitusi kompetitif arsenat dengan fosfat anorganik
sehingga terbentuk ester arsenat yang cepat dihidrolisis.
FARMAKOKINETIK
Absorpsi As organik sebagai obat melalui usus bervariasi. Distribusi tergantung
dari lama pemberian dan jenis As. Sebagian besr disimpan dalam hati,ginjal,jantung dan
paru. Arsen dieliminasi melalui tinja, urin, keringan , ASI, rambut, kulit dan paru.
FARMAKOLOGI DAN TOKSIKOLOGI
Sistem Kardiovaskuler. Dosis kecil As anorganik menyebabkan vasodilasi ringan.
Dosis lebih besar menyebabkan dilatasi kapiler dan meningkatnya permeabilitas kapiler
yang paling nyata didaerah splanik.
Saluran Cerna. Dosis kecil As anorganik, menyebabkan hiperemia splanik ringan.
Dosis lebih besar menyebabkan transudasi kapiler plasma.
Ginjal . arsen dapat mengakibatkan kerusakan pembuluh kapiler ginjal,tubuli dan
glomeluri.
Kulit . secara akut, As bersifat vesikan mengakibtkan nekrosis dan pengelupasan kulit.
Sistem Saraf. Pajanan kronis terhadap As anorganik bisa menyebabkan neuritis perifer.
Darah . arsen anorganik mempengaruhi sumsum tulang dan mengubah komposisi sel
darah merah.
Hati . arsen organik dan sejumlah As anorganik sangat toksik terhadap hati dan
menyebabkan infiltrasi lemak, nekrosis sentral dan sirosis hepatis.
Karsinogenesis dan teratogenesis. Arsen menyebabkan putusnya kromosom pada
kultur leukosit manusia dan mersifat teratogenik pada hamster.
KERACUNAN ARSEN
Gejala awal keracunan As adalah rasa tidak enak dalam perut, bibir rasa
terbakar, penyempitan tenggorokan dan susah menelan, disusul oleh nyeri lambung
hebat , muntah proyektil, dan diare berat.
KERACUNAN ARSEN KRONIS
Gejala kronis yang paling umum ialah kelemahan dan nyeri otot, pigmentasi
kulit, hiperkeratosis dan edema.
PENGOBATAN KERACUNAN ARSEN
Keracunan arsen dapat diobati dengan dimekaprol dan penisilamin, tetapi
penisilamin per oral saja sudah cukup.
2.
Bahan pelarut
-
3.
Gas beracun
-
pingsan
4.
Karsinogenik
-
Benzene:Leukemia
Asbes:Paru-paru
Bensidin:Kandungkencing
Krom:Paru-paru
Naftilamin:Paru-paru
5.
Pestisida
-
Organoklorin:Pusing,kejang,hilang
Karbamat:kematian
Arsenik
pestida,
yaitu
organo
klorin,
organo
fosfat,
karbamat,
arsenik.
Golongan gas, yaitu Nitrogen (N2), Metana (CH4), Karbon Monoksida (CO), Hidrogen
Sianida (HCN), Hidrogen Sulfida (H2S), Nikel Karbonil (Ni(CO)4), Sulfur Dioksida
(SO2), Klor (Cl2), Nitrogen Oksida (N2O; NO; NO2), Fosgen (COCl2), Arsin (AsH3),
Stibin (SbH3).
Golongan metalloid/logam, yaitu timbal (Pb), Posfor (P), air raksa (Hg), Arsen (As),
Krom (Cr), Kadmium (Cd), nikel (Ni), Platina (Pt), Seng (Zn).
Golongan bahan organic, yaitu Akrilamida, Anilin, Benzena, Toluene, Xilena, Vinil
Klorida, Karbon Disulfida, Metil Alkohol, Fenol, Stirena, dan masih banyak bahan
kimia beracun lain yang dapat meracuni setiap saat, khususnya masyarakat pekerja
industri.
2.3.2. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KERACUNAN TOKSIK
TERHADAP TUBUH
Pengaruh efek racun terhadap badan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1.
Sifat fisik bahan kimia, yang dapat berwujud gas, uap (gas dari bentuk padat/cair),
debu (partikel padat), kabut (cairan halus di udara), fume (kondensasi partikel padat),
awan (partikel cair kondensasi dari fase gas), asap (partikel zat karbon).
2.
3.
Lamanya pemaparan.
4.
Sifat kimia zat racun: jenis persenyawaan; kelarutan dalam jaringan tubuh, jenis
pelarut.
5.
Rute (jalan masuk ke badan), yang bisa melalui pernapasan, pencernaan, kulit serta
selaput lendir.
6.
Faktor-faktor pekerja, seperti umur, jenis kelamin, derajat kesehatan tubuh, daya
tahan/toleransi, habituasi/kebiasaan, nutrisi, tingkat kelemahan tubuh, factor generik.
2.3.3. PROSES FISIOLOGI
Bahan kimia yang masuk ke badan dapat mempengaruhi fungsi tubuh manusia
sehingga dapat mengakibatkan terjadinya gangguan kesehatan atau keracunan, bahkan
dapat menimbulkan kematian.
1.
2.
kita tidak akan terjadi gejala keracunan. Namun apabila racun yang masuk jumlahnya
besar, fungsi detoksikasi hati (hepar) akan mengalami kerusakan.
Gejala spesifik: Sesak nafas, muntah, sakit perut, diare, kejang-kejang, kram perut,
gangguan mental, kelumpuhan, gangguan penglihatan, air liur berlebihan, nyeri otot,
koma, pingsan, dan sebagainya.
2.4.
Untuk dapat diterima dalam spektrum agen toksik, suatu bahan tidak hanya ditinjau
dari satu macam klasifikasi saja, tetapi dapat pula ditinjau dari beberapa kombinasi dan
beberapa faktor lain. Klasifikasi bahan toksik dapat dibagi secara kimiawi, biologi, dan
karakteristik paparan yang bermanfaat untuk usaha pengontrolan.
Ada pula sumber lain yang mengklasifikasikan toksik sebagai berikut :
1.
-
Sumber berbentuk titik, area, dan bergerak. Klasifikasi ini biasanya digunakan untuk
orang yang berminat dalam melakukan pengendalian. Tentunya sumber titik lebih
mudah dikendalikan daripada sumber area yang bergerak.
Sumber domestik, komersial, dan industri, yang lokasi sumbernya. Sifat, dan jenisnya
berbeda, kecuali terkontaminasi oleh buangan insektisida, sisa obat, dll.
2.
Wujud pencemar dapat bersifat padat, cair, dan gas. Racun dapat dibedakan atas
dasar wujudnya ini terutama karena efeknya yang berbeda. Gas dapat berdifusi,
sehingga menyebar lebih cepat daripada cairan dan zat padat. Efek terhadap masyarakat
tentunya akan sangat berbeda. Gasa dan padatan yang sangat halus akan cepat
menimbulkan efek, dan apabila konsentrasi masyarakat di tempat tersebut padat, maka
efeknya akan menjadi sangat drastis.
Ukuranpencemar bentuk,, dan densitas, serta komposisi kimiawi dan fisika sangat
erat hubungannya dengan wujud. Hal ini akan memberikan petunjuk mudah tidaknya
sesuatu pencemar memasuki tubuh host dan cepat tidaknya menimbulkan efek dan
sampai seberapa jauh efeknya. Padatan halus dengan sifat-sifat tersebut dapat berbentuk
sangat aerodinamis, sehingga mudah masuk ke dalam paru-paru, sekalipun ukurannya
sangat relatif besar
3.
Korosif
Radioaktif
Evaporatif
Eksplosif
4.
5.
Klasifikasi atas dasar efek kesehatan atau lebih tepat atas dasar gejala yang timbul
mengelompokkan pencemar sebagai penyebab gejala:
-
6.
7.
2.5.
organ, sel, atau kompartemen selular sub atau struktur dalam konsentrasi yang cukup
pada waktu yang memadai pula. Artinya, suatu paparan atau dosis yang tepat
diperlukan. Dosis kecil alkohol tidak akan ada pengaruhnya, tetapi dosis besar selama
waktu yang lama dapat mempengaruhi organ rentan seperti hati dan akhirnya
menyebabkan sirosis. Dosis optimal dari parasetamol akan menghilangkan rasa sakit,
tetapi dosis yang melebihi jumlah ini dapat menyebabkan kerusakan hati. Di sisi lain,
jumlah yang jauh lebih rendah daripada dosis yang optimal tidak akan memberikan
berpengaruh sama sekali. Gangguan toksik (keracunan) dari bahan kimia terhadap tubuh
berbeda-beda. Misalnya CCL4 dan benzene dapat menimbulkan kerusakan pada hati ;
metal isosianat dapat menyebabkan kebutaan dan kematian ; senyawa merkuri dapat
menimbulkan kelainan genetic atau keturunan ; dan banyak senyawa organic yang
mengandung cincin benzene, senyawa nikel dan krom dapat bersifat karsinogenik atau
penyebab kanker. Gangguan-gangguan tersebut diatas sangat tergantung pada kondisi
kesehatan orang yang terpaparnya. Kondisi badan yang sehat dan makan yang bergizi
akan mudah mengganti kerusakan sel-sel akibat keracunan. Sebaliknya kondisi badan
yang kurang gizi akan sangat rawan terhadap keracunan.
Dalam sebuah buku forensik medis yang ditulis oleh JL Casper, racun
diklasifikasikan menjadi 5 golongan, yaitu:
a) Racun iritan, yaitu racun yang menimbulkan iritasi dan radang. Contohnya
asam mineral, fungi beracun, dan preparasi arsenik.
darah/sistem
yang jauh lebih sedikit, akan tetapi karena bioaktivasi tersebut terjadi di
dekat tempat sasaran yang kritis, yakni sinaps, manifestasi toksik yang
paling menonjol dalam kelompok toksikan ini tampak pada sistem saraf.
Mekanisme pemulihan
Suatu toksikan dapat mempengaruhi organ tertentu akibat tidak adanya
mekanisme pemulihan. Contohnya MNU menyebabkan berbagai tumor
pada tikus terutama di otak, kadang-kadang di ginjal, tetapi tidak di hati.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Toksikologi adalah studi mengenai efek-efek yang tidak diinginkan dari
zat-zat kimia terhadap organisme hidup. Toksikologi juga membahas tentang penilaian
secara kuantitatif tentang organ-organ tubuh yang sering terpajang serta efek yang di
timbulkannya.
Efek merugikan/ toksik pada sistem biologis dapat disebabkan oleh bahan kimia
yang mengalami biotransformasi dan dosis serta susunannya cocok untuk menimbulkan
keadaan toksik
Respon terhadap bahan toksik tersebut antara lain tergantung kepada sifat fisik
dan kimia, situasi paparan, kerentanan sistem biologis, sehingga bila ingin
mengklasifiksikan toksisitas suatu bahan harus mengetahui macam efek yang timbul
dan dosis yang dibutuhkan serta keterangan mengenai paparan dan sasarannya.
Di dalam ekotoksikologi komponen yang penting adalah integrasi antara
laboratorium dengan peneltian lapangan.
3.2 Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun agar dalam
pembuatan makalah selanjutnya bias lebih baik lagi, atas perhatiannya kami ucapkan
terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kamiucapkan ke khadirat Allah swt. yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah dengan judulJenis Jenis
Zat Toksik ini dengan baik.
Karya ilmiah ini di ambil dari berbagai sumber-sumber terpercaya dan sudah
banyak di kenal masyarakat yang kami rangkum menjadi satu kesatuan. Karya ini di
harapkan mampu membantu kami dan anda sekalian yang membacanya untuk
memperdalam pemahaman tentang zat toksik dan segala yang bersangkutan dengannya.
Selain itu, karya ini juga di harapkan dapat menjadi bacaan dan bahan ajaran para
pembaca sekalian.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih pada para pembaca yang berkenan untuk
membaca makalah ini dan untuk dosen pembimbing kami. Sebagai penyusun kami
begitu berharap agar karya ilmiah ini dapat bermanfaat. Kritik dan saran selalu kami
nantikan untuk pengembangan dan kesempurnaan karya ilmiah ini agar menjadi layak
untuk di pelajari.
Pekanbaru, September 2016
Penyusun
Makalah
Jenis Jenis Zat Toksik
DOSEN
Mira Febrina,M.Sc.Pharm,Apt
DISUSUN OLEH:
Citra Handayani
(1501005)
Dhea Rizky
(1501007)
Dita Aldina
(1501010)
Dora Rosalina S
(1501011)
(1501016)
Lovina Aldelyn
(1501026)
Mardiah Novita
(1501028)
Muhammad Haikal
(1501031)
Rizka Wulandari
(1501042)
Uswatun Hasanah
(1501049)
Vany Rahmayani
(1501048)
Yolla Jufanda
(1501055)
Wulan Hardianti
(1501052)
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN
I.1.Latar Belakang.............................................................................................1
I.2Rumusan Masalah........................................................................................2
I.3 Tujuan..........................................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN
II.1.Pengertian Toksikologi...............................................................................3
II.2 Jenis Jenis Toksikologi...........................................................................4
II.3
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................23