MAKALAH
Oleh:
JURUSAN BIOLOGI
2017
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Toksikologi
Toksikologi adalah studi mengenai efek-efek yang tidak diinginkan dari
zat-zat kimia terhadap organisme hidup. Toksikologi juga membahas tentang
penilaian secara kuantitatif tentang organ-organ tubuh yang sering terpajang serta
efek yang di timbulkannya. Secara sederhana dan ringkas, toksikologi dapat
didefinisikan sebagai kajian tentang hakikat dan mekanisme efek berbahaya (efek
toksik) berbagai bahan kimia terhadap makhluk hidup dan sistem biologik lainnya
Apabila zat kimia dikatakan berracun (toksik), maka kebanyakan diartikan
sebagai zat yang berpotensial memberikan efek berbahaya terhadap mekanisme
biologi tertentu pada suatu organisme. Efek toksik atau efek yang tidak diinginkan
dalam sistem biologis tidak akan dihasilkan oleh bahan kimia kecuali bahan kimia
tersebut atau produk biotransformasinya mencapai tempat yang sesuai di dalam
tubuh pada konsentrasi dan lama waktu yang cukup untuk menghasilkan
manifestasi toksik. Sifat toksik dari suatu senyawa ditentukan oleh: dosis,
konsentrasi racun di reseptor tempat kerja, sifat zat tersebut, kondisi
bioorganisme atau sistem bioorganisme, paparan terhadap organisme dan bentuk
efek yang ditimbulkan. Sehingga apabila menggunakan istilah toksik atau
toksisitas, maka perlu untuk mengidentifikasi mekanisme biologi di mana efek
berbahaya itu timbul. Sedangkan toksisitas merupakan sifat relatif dari suatu zat
kimia, dalam kemampuannya menimbulkan efek berbahaya atau penyimpangan
mekanisme biologi pada suatu organisme.
Interaksi bahan kimia dapat terjadi melalui sejumlah mekanisme dan efek
dari dua atau lebih bahan kimia yang diberikan secara bersamaan akan
menghasilkan suatu respons yang mungkin bersifat aditif, sinergis, potensiasi, dan
antagonistik. Karakteristik pemaparan membentuk spektrum efek secara
bersamaan membentuk hubungan korelasi yang dikenal dengan hubungan dosis-
respons.
Faktor utama yang mempengaruhi toksisitas yang berhubungan dengan
situasi pemaparan (pemajanan) terhadap bahan kimia tertentu adalah jalur masuk
ke dalam tubuh, jangka waktu dan frekuensi pemaparan. Pemaparan bahan-bahan
kimia terhadap binatang percobaan biasanya dibagi dalam empat kategori: akut,
subakut, subkronik, dan kronik. Untuk manusia pemaparan akut biasanya terjadi
karena suatu kecelakaan atau disengaja, dan pemaparan kronik dialami oleh para
pekerja terutama di lingkungan industri-industri kimia.
Resiko keracunan tidak hanya tergantung pada sifat zatnya sendiri, tetapi
juga pada kemungkinan untuk berkontak dengannya dan pada jumlah yang masuk
dan diabsorpsi. Dengan lain kata tergantung dengan cara kerja, frekuensi kerja dan
waktu kerja. Antara kerja (atau mekanisme kerja) sesuatu obat dan sesuatu tokson
tidak terdapat perbedaan yang prinsipil, ia hanya relatif. Semua kerja dari suatu
obat yang tidak mempunyai sangkut paut dengan indikasi obat yang sebenarnya,
dapat dinyatakan sebagai kerja toksik. Kerja medriatik (pelebaran pupil), dari
sudut pandangan ahli mata merupakan efek terapi yang dinginkan, namun kerja
hambatan sekresi, dilihat sebagai kerja samping yang tidak diinginkan. Bila
seorang ahli penyakit dalam menggunakan zat yang sama untuk terapi, lazimnya
keadaan ini manjadi terbalik. Pada seorang anak yang tanpa menyadarinya telah
memakan buah Atropa belladonna, maka mediaris maupun mulut kering harus
dilihat sebagai gejala keracuanan. Oleh sebab itu ungkapan kerja terapi maupun
kerja toksik tidak pernah dinilai secara mutlak. Hanya tujuan penggunaan suatu
zat yang mempunyai kerja farmakologi dan dengan demikian sekaligus
berpotensial toksik, memungkinkan untuk membedakan apakah kerjanya sebagai
obat atau sebagai zat racun.
Toksikologi modern merupakan bidang yang didasari oleh multi displin
ilmu, ia dengan dapat dengan bebas meminjam bebarapa ilmu dasar, guna
mempelajari interaksi antara tokson dan mekanisme biologi yang ditimbulkan.
Ilmu toksikologi ditunjang oleh berbagai ilmu dasar, seperti kimia, biologi, fisika,
matematika. Kimia analisis dibutuhkan untuk mengetahui jumlah tokson yang
melakukan ikatan dengan reseptor sehingga dapat memberikan efek toksik.
Hubungan ilmu dasar dan terapan dengan cabang toksikologi (dimodifikasi dari
LOOMIS 1979).
3. Karakteristik Toksikologi
Efek merugikan/ toksik pada sistem biologis dapat disebabkan oleh bahan
kimia yang mengalami biotransformasi dan dosis serta susunannya cocok untuk
menimbulkan keadaan toksik.
Respon terhadap bahan toksik tersebut antara lain tergantung kepada sifat
fisik dan kimia, situasi paparan, kerentanan sistem biologis, sehingga bila ingin
mengklasifiksikan toksisitas suatu bahan harus mengetahui macam efek yang
timbul dan dosis yang dibutuhkan serta keterangan mengenai paparan dan
sasarannya.
Perbandingan dosis lethal suatu bahan polutan dan perbedaan jalan masuk
dari paparan sangat bermanfaat berkaitan dengan absorbsinya. Suatu bahan
polutan dapat diberikan dalam dosis yang sama tetapi cara masuknya berbeda.
Misalnya bahan polutan pertama melalui intravena, sedangkan bahan lainnya
melalui oral, maka dapat diperkirakan bahwa bahan polutan yang masuk melalui
intravena memberi reaksi cepat dan segera. Sebaliknya bila dosis yang diberikan
berbeda maka dapat diperkirakan absorbsinya berbeda pula, misalnya suatu bahan
masuk kulit dengan dosis lebih tinggi sedangkan lainnya melalui mulut dengan
dosis yang lebih rendah maka, dapat diperkirakan kulit lebih tahan terhadap racun
sehingga suatu bahan polutan untuk dapat diserap melalui kulit diperlukan dosis
tinggi.
Reaksi ideosinkrasi
Pada beberapa bahan polutan, efek toksik yang timbul dari paparan
pertama sangat berbeda bila dibandingkan dengan efek toksik yang dihasilkan
oleh paparan ulangannya. Bahan polutan benzena pada peran pertama akan
merusak sistem syaraf pusat sedangkan paparan ulangannya akan dapat
menyebabkan leukemia.
Penurunan dosis akan mengurangi efek yang timbul. Suatu bahan polutan
apabila diberikan beberapa jam atau beberapa hari dengan dosis penuh akan
menghasilkan beberapa efek. Apabila dosis yang diberikan hanya separohnya
maka efek yang terjadi juga akan menurun setengahnya, terlebih lagi apabila dosis
yang diberikan hanya sepersepuluhnya maka tidak akan menimbulkan efek. Efek
toksik yang timbul tidak hanya tergantung pada frekuensi pemberian dengan dosis
berbeda saja tetapi mungkun juga tergantung pada durasi paparannya. Efek kronis
dapat terjadi apabila bahan kimia terakumulasi dalam sistem biologi. Efek toksik
pada kondisi kronis bersifat irreversibel. Hal tersebut terjadi karena sistem biologi
tidak mempunyai cukup waktu untuk pulih akibat paparan terus-menerus dari
bahan toksi.
5. Jenis-jenis Toksikologi.
a. Toksikologi Deskriptif
b. Toksikologi Mekanistik
c. Toksikologi Regulatif
d. Toksikologi Forensik
e. Toksikologi Klinik
f. Toksikologi Kerja
g. Toksikologi Lingkungan
Mempelajari dampak zat kimia yang berpotensi merugikan sebagai
polutan lingkungan
h. Ekotoksikologi
i. Toksikologi Ekperimental :
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa toksikologi adalah
ilmu yang mempelajari tentang interaksi antara substansi-substansi atau bahan
yang berpotensial toksik (racun) dan mekanisme biologis pada organisme, yang
dapat memberikan efek berbahaya berupa luka ataupun kematian sebagai hasil
dari interaksi tersebut.
Toksikologi adalah studi mengenai efek-efek yang tidak diinginkan dari
zat-zat kimia terhadap organisme hidup. Toksikologi juga membahas tentang
penilaian secara kuantitatif tentang organ-organ tubuh yang sering terpajang serta
efek yang di timbulkannya. Efek merugikan/toksik pada sistem biologis dapat
disebabkan oleh bahan kimia yang mengalami biotransformasi dan dosis serta
susunannya cocok untuk menimbulkan keadaan toksik.
Respon terhadap bahan toksik tersebut antara lain tergantung kepada sifat
fisik dan kimia, situasi paparan, kerentanan sistem biologis, sehingga bila ingin
mengklasifiksikan toksisitas suatu bahan harus mengetahui macam efek yang
timbul dan dosis yang dibutuhkan serta keterangan mengenai paparan dan
sasarannya.
3.2. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya
membangun agar dalam pembuatan makalah selanjutnya bias lebih baik lagi, atas
perhatiannya penulis ucapkan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Alifia, U, 2008. Apa Itu Narkotika dan Napza. Semarang: PT Bengawan Ilmu.
Wirasuta, I.M.A.G dan Rasmaya, N. 2006. Buku Ajar Toksikologi Umum. Bali.
Universitas Udayana.