Disusun Oleh :
Kelompok : 8
(06101281722019)
Puji Syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala kebenaran, kebesaran dan limpahan dari nikmat yang diberikan-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ilmiah Kimia Lingkungan tentang
Kimia Racun (Toksikologi). Tujuan dari pembuatan makalah ilmiah ini adalah
untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Kimia Lingkungan.
Adapun makalah ilmiah kimia lingkungan tentang toksikologi ini telah kami
usahakan semaksimal mungkin. Namun kami sadar pada makalah ini masih banyak
kekurangan, baik dari segi penulisan, isi dan lain sebagainya. Maka kami sangat
mengharapkan kritikkan dan saran guna perbaikan untuk pembuatan makalah di
hari yang akan datang.
Penyusun
i
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1. Mengetahui pengertian toksikologi dan toksik.
2. Mengetahui klasifikasi bahan toksik dan karakteristik pemaparannya.
3. Mengetahui jalur masuk dan tempat pemaparan.
4. Mengetahui jalur waktu dan frekuensi pemaparan.
5. Mengetahui interaksi bahan kimia dan hubungan dosis-respons.
6. Mengetahui pengertian adsorbs, distribusi, dan ekskresi toksikan.
7. Mengetahui biotransformasi toksikan.
8. Mengetahui efek toksikan
4
BAB II
ISI
2.1 Pengertian Toksikologi
Toksikologi adalah studi mengenai efek yang tidak diinginkan dari zat-zat
kimia terhadap organisme hidup. Jadi, kalau dilihat dari definisi tersebut tidak perlu
lagi kata kimia dituliskan sesudah toksikologi seperti yang dituliskan dalam judul
makalah ini, meskipun zat toksik bisa juga berasal dari tumbuhan dan binatang.
Gabungan antara berbagai efek potensial yang merugikan serta terdapatnya
keanekaragaman bahan kimia dilingkungan membuat toksikologi sangat luas
cakupannya. Toksikologi meliputi penelitian toksisitas bahan-bahan kimia yang
digunakan, misalnya:(1). Dibidang kedokteran untuk tujuan diagnostik,
pencegahan, dan terapeutik, (2). Dibidang industri makanan sebagai zat tambahan
lansung maupun tidak langsung. (3). Sebagai pestisida , zat pengatur pertumbuhan,
penyerbuk buatan, dan (4). Dibidang industry kimia sebagai pelarut, reagen, dan
sebagainya.
Pencegahan keracunan memerlukan perhitungan terhadap toksisitas
(toxicity), hazard (bahaya), risk (resiko), dan safety (keamanan). Hazard zat
kimia berarti kemungkinan zat kimia tersebut membuat cedera, sedangkan dalam
bahasa Indonesia hazard diterjemahkan sebagai “bahaya”. Hazard berbeda
pengertiannya dengan toksisitas, yang berarti deskripsi dan kuantifikasi sifat-sifat
toksik suatu zat kimia. Hazard dapat berbeda tergantung cara pemaparan zat kimia
tersebut. Zat X dalam bentuk cairan misalnya akan lebih berbahaya (hazardous)
daripada bentuk butiran karena lebih mudah menempel dikulit dan diserap. Suatu
zat kimia dalam bentuk gas akan menimbulkan hazard lebih besar daripada bentuk
cair, karena dapat menyebar luas di udara dan mengenai banyak orang sekaligus.
Namun, bila gas disimpan dalam tangki dengan baik dan diruang sejuk maka hazard
akan menjadi lebih kecil.
Risk didefinisikan sebagai besarnya kemungkinan suatu zat kimia untuk
menurunkan keracunan. Hal ini terutama tergantung dari besarnya dosis yang
masuk dalam tubuh. Peningkatan dosis ditentukn oleh tingginya konsentrasi, lama
5
dan seringnya pemaparan serta cara masuknya zar tersebut masuk kedalam tubuh.
Semakin besar pemaparan terhadap zat kimia maka semakin besar pula resiko
keracunan.
Keamanan suatu xenobiotik perhitungannya sukar dipahami. Hal ini
disebabkan perlu memperhitungkannya keamanan dan menerapkan faktor
keamanan, yang kadang kala merupakan estimasi yang sering berlebihan. Manusia
tidak dapat dipakai sebagai hewan percobaan untuk menilai xenobiotik seperti
biasanya yang dilakukan terhadap obat karena tidak etis. Oleh karena itu,terpaksa
perhitungan harus didasarkan estimasi toksisitas dan bahaya terhadap suatu zat
kimia melalui data yang diperoleh melaui hewan percobaan. Karena ada perbedaan
antara sifat manusia dan hewan maka percobaan harus memperhitungkan faktor
keamanan yang menurut consensus ilmiah sebesar 100. Hal ini menyebabkan
diterimanya standar pemaparan seperti: Acceptable Daily Intake (ADI), Tolerable
Weekly Intake ( TWI), Maximal Allowable Concentration, Tolerence Level, dan
sebagainya.
2.2. Klasifikasi Bahan Toksik dan karakteristik Pemaparan
a. Klasifikasi Bahan Toksik
Bahan-bahan toksik dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara, tergantung
dari minat dan tujuan pengelompokkannya. Sebagai contoh pengklasifikasian
berdasarkan:
1. Organ targetnya: hati, ginjal, system hematopotik, dan lain-lain.
2. Penggunaannya: pestisida, pelarut, aditif makanan, dan lain-lain.
3. Sumbernya: toksik tumbuhan dan binatang.
4. Efeknya: kanker, mutasi, kerusakan hati, dan sebagainya.
5. Fisiknya: gas, debu, cair.
6. Sifatnya: mudah meledak.
7. Kandungan kimianya: amina aromatic, hidrokarbon halogen, dan lain-lain.
Tidak ada satupun klasifikasi yang sesuai untuk seluruh spectrum dari bahan
toksik. Kombinasi dari berbagai system klasifikasi atau berdasarkan faktor-faktor
lainnya mungkin diperlukan untuk memberikan system peringkat terbaik untuk
maksud tertentu. Meskipun klasifikasi yang mempertimbangkan komposisi dalam
6
kimiawi dan biologis dari bahan serta karakteristik pemaparan akan lebih
bermanfaat untuk tujuan pengendalian dan pengaturan dari pemakaian zat-zat
toksik.
b. Karakteristik Pemaparan
Efek merugikan (toksik) pada sistem biologis dapat disebabkan oleh bahan
kimia yang mengalami biotransformasi dan dosis serta susunannya cocok untuk
menimbulkan keadaan toksik. Respon terhadap bahan toksik tersebut antara lain
tergantung kepada sifat fisik dan kimia, situasi paparan, kerentanan sistem biologis,
sehingga bila ingin mengklasifiksikan toksisitas suatu bahan harus mengetahui
macam efek yang timbul dan dosis yang dibutuhkan serta keterangan mengenai
paparan dan sasarannya.
Perbandingan dosis lethal suatu bahan polutan dan perbedaan jalan masuk
dari paparan sangat bermanfaat berkaitan dengan absorbsinya. Suatu bahan polutan
dapat diberikan dalam dosis yang sama tetapi cara masuknya berbeda. Misalnya
bahan polutan pertama melalui intravena, sedangkan bahan lainnya melalui oral,
maka dapat diperkirakan bahwa bahan polutan yang masuk melalui intravena
memberi reaksi cepat dan segera. Sebaliknya bila dosis yang diberikan berbeda
maka dapat diperkirakan absorbsinya berbeda pula, misalnya suatu bahan masuk
kulit dengan dosis lebih tinggi sedangkan lainnya melalui mulut dengan dosis yang
lebih rendah maka, dapat diperkirakan kulit lebih tahan terhadap racun sehingga
suatu bahan polutan untuk dapat diserap melalui kulit diperlukan dosis tinggi.
Oleh karena itu, untuk dapat mengetahui karakteristik lengkap tentang
bahaya potensial dan toksisitas dari suatu bahan kimia tertentu perlu diketahui tidak
hanya tipe efek yang dihasilkan dan dosis yang yang diperlukan untuk
menghasilkan efek tersebut, tetapi juga informasi mengenai sifat bahan kimianya
sendiri, pemaparannya, dan subjek. Faktor utama yang mempengaruhi toksisitas
yang berhubungan dengan situasi pemaparan terhadap bahan kimia tertentu adalah
jalur masuk kedalam tubuh dan frekuensi pemaparan.
18
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Toksikologi adalah studi mengenai efek-efek yang tidak diinginkan dari zat-
zat kimia terhadap organisme hidup. Toksikologi juga membahas tentang penilaian
secara kuantitatif tentang organ-organ tubuh yang sering terpajang serta efek yang
di timbulkannya. Efek merugikan/ toksik pada sistem biologis dapat disebabkan
oleh bahan kimia yang mengalami biotransformasi dan dosis serta susunannya
cocok untuk menimbulkan keadaan toksik. Respon terhadap bahan toksik tersebut
antara lain tergantung kepada sifat fisik dan kimia, situasi paparan, kerentanan
sistem biologis, sehingga bila ingin mengklasifiksikan toksisitas suatu bahan harus
mengetahui macam efek yang timbul dan dosis yang dibutuhkan serta keterangan
mengenai paparan dan sasarannya. Di dalam ekotoksikologi komponen yang
penting adalah integrasi antara laboratorium dengan peneltian lapangan.
3.2. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun
agar dalam pembuatan makalah selanjutnya bisa lebih baik lagi, atas perhatiannya
penulis ucapkan terimakasih.
3.3. Penutup
Demikian makalah ini kami buat dengan sebenar-benarnya sesuai dengan
tugas yang telah diberikan oleh dosen pengampu. Kami tahu makalah kami ini
masih sangat jauh dari kata sempurna, maka dari itu kami mohon kritik dan
sarannya agar makalah berikutnya menjadi lebih baik lagi. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.
19
DAFTAR PUSTAKA
20