1. Eliminasi
2. Substitusi
4. Adminitrasi
A. Zat Benzene
Tanda-tanda Bahaya
Efek pajanan akur benzene berupa sakit kepala, kelelahan, dan
kelemahan. Sedangkan tanda-tanda klinis toksisitas dari benzene termasuk
depresi sistem saraf pusat (SSP), aritmia jantung, dan akhirnya sesak napda
dan juga kegagalan pernapsan jika pajanan berada tingkat yang mematikan.
Efek pajanan kronis benzene berupa efek kesehatan yang paling
signifikan dari pajanan dalam jangka pendek dan jangka panjang adalah
hemotoksisitas, immunotoksisitas, neurotoksisitas dan karsinogenisitas. Selain
itu tiga jenis efek terhadap sumsum tulang karena pajanan benzene yaitu
depresi sumsum tulang yang mengarah terjadinya anemia aplastic, perubahan
kromosom dan karsinogenisitas.
Prosedur Keselamatan
Di Indonesia memiliki bebrapa standart yang telah ditetapkan untuk
penetapan Nilai Ambang Batas (NAB) terhadap beberapa factor-faktor fisika
dan kimia di tempat kerja. Standart Nasional Indonesia tahun 2005 (SNI
2005) yang mengacu pada Surat Ederan Menteri Tenaga Kerja Nomor SE
01/Men/1997 yang memuat tentang Nilai Ambang Batas (NAB) rata-rata
tertimbang waktu (TWA/Time Weighted Average) zat kimia di tempat kerja
dengan jumlah jam kerja 8 jam per hari atau 40 jam per minggu menyatakan
habwa benzene yang diklasifikasikan dalam kelompok 2A (zat kimia yang
diperkirakan karsinogen untuk manusia) memiliki NAB sebesar 10 ppm atau
32 mg/m3 benzene di udara.
Kemudian Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
Indonesia Nomor PER.13/MEN/X/2011 tentang Nilai Ambang Batas (NAB)
faktor fisika dan kimia di tempat kerja menyatakan bahan benzene
diklasifikasikan dalam kelompok A1 (zat kimia yang terbukti karsinogen
untuk manusia) memiliki NAB sebesar 0,5 ppm dan memiliki PSD (Paparan
singkat yang diperkenankan) sebesar 2,5 ppm.
Occupational Safety and Health Administration (OSHA)
mengeluarkan nilai batas mbang pajanan benzene (PEL/Permissible Exposure
Limit) yang diperbolehkan adalah 1 ppm untuk pajanan selama 8 jam kerja
dan 5 ppm untuk pajanan dalam jangka waktu pendek (STEL/Short Term
Exposure Limit) kurang dari 15 menit. The national Institute for Occupational
Safet atau Short Term Exposure Limit (STEL) sebesar 1 ppm. NIOSH juga
mengklasifikasikan benzene sebagai karsinogen.
American Conference of Governmental Industrial Hygienists (ACGIH)
Threshold Limit Value (TLV) atau disingkat TLV-ACGIH menetapkan batas
pajanan benzene untuk TWA/ Time Weighted Average adalah 0,5 ppm (1,6
mg/m3) dan untuk nilai ambang batas pajanan singkat atau Short Term
Exposure Limit (STEL) sebesar 2,5 ppm (8 mg/m3), ACGIH juga
mengklasifikasikan benzene karsinogen bagi manusia (A1) (TLV-ACGIH,
2011).
Pengukuran dan monitoring Benzene di Lingkungan
Terdapat beberapa metode pengukuran benzene termasuk benzene
yang terdapat di udara, lingkungan maupun benzene ang masuk ke dalam
tubuh. OSH merekomendasikan pengukuran pajanan benzene di udara tempat
kerja dengan menggunakan tabung sorbent arang teraktivasi, dilakukan
desorpsi dengan karbon disulfide (CS2), kemudian dianalisa dengan gas
kromatografi menggunakan detector ionisasi sinar, Flame Ionization Detector
(FID), sedangkan NIOSH merekomendasikan pengumpulan melalui kantung
udara, kemudian dianalisis dengan kromatografi gas portable menggunakan
detector fotoionisasi. Untuk metode penentuan benzene diudara didapat dari
metode NIOSH 1501.
Durasi kerja
B. Zat Toluene
Tanda-tanda Bahaya
Prosedur Keselamatan
Durasi kerja
DAFPUS :
1. Budiono, Sugeng A.M. Management Resiko dalam Hiperkes dan
Keselamatan Kerja Bunga Rampai Hiperkes dan KK Edisi kedua.
Semarang: Universitas Diponegoro. 2011.
2. Suardi, Rudi. Sistem Menegemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Jakarta: PPM. 2013.
3. Ramli, Soehatman. Pedoman Praktis Manajemen Risiko Dalam
Perspektif K3 OHS Risk Management. Jakarta: Dian Rakyat. 2010.
4. Winandar, Aris, Indiraswari. 2016. Hubungan Pengetahuan Dan
Sikap Pekerja SPBU Dengan Penggunaan APD Masker Terhadap
Paparan Zat Benzene Di Kota Langsa 2014. Serambi Saintia Vol IV.
2016.
5. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi.2011.Peraturan Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor PER13/MEN/X/2011
tentang Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja.
Jakarta. http://www.djpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2011/bn684-
2011.pdf.
6.