Anda di halaman 1dari 25

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KMRT WONGSONEGORO


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
PERIODE15 JULI-21 SEPTEMBER 2015

REFERAT
GANGGUAN PUBERTAS

Disusun Oleh:

Laras Hanum Istiningtias (030.12.147)

Pembimbing:
dr. Neni Sumarni, Sp.A
PENDAHULUAN

Pubertas -> Proses perubahan ketidakmatangan fisik dan seksual menuju


kematangaan fisik dan mental

Perubahan meliputi  perubahan hormon, perubahan fisik, perubahan


psikologi dan perubahan sosial

Di Indonesia usia remaja pada waktu menarche bervariasi antara 10


sampai 16 tahun dan rata-rata menarche pada usia 12,5 tahun

RISKEDAS 2010  bahwa 20,9% anak perempuan di Indonesia telah


mengalami menarche di umur < 12 tahun.
BAB II

Tinjauan Pustaka
Gangguan Pubertas

Pubertas -> masa transisi antara masa anak-anak dengan dewasa yang
ditandai dengan perubahan fisik, seksual dan psikologi

Faktor yang mempengaruhi masa pubertas adalah :


Genetik, Nutrisi, Lingkungan, Sosial ekonomi

Onset Pubertas : anak perempuan mengalami pubertas usia 8-13 tahun ,


sedangkan laki-laki 9-14 tahun.
FISIOLOGI PUBERTAS

Fisiologi Hormon Pubertas


TAHAPAN GENITALIA RAMBUT PUBIS
Tahap 1 Prepubertas; panjang testis Prepubertas; tidak ada
<2,5 cm rambut pubis
Tahap 2 Testis >2,5 cm dalam Jarang, sedikit pigmentasi
diameter panjang, skrotum agak ikal, terutama pada
menipis dan kemerahan pangkal penis

Tahap 3 Pertumbuhan penis dalam, Tebal, ikal, meluas hingga ke


lebar dan panjang, serta mons pubis
pertumbuhan-nya yang lebih
lanjut dari testis

Tahap 4 Penis makin membesar, testis Bentuk dewasa, tetapi belum


membesar dengan warna kulit meluas ke bagian tengah pubis
skrotum yang makin gelap

Tahap 5 Dewasa dalam bentuk dan Bentuk dewasa, meluas ke


ukuran bagian tengah pubis

Perubahan Fisik  Tahap Perkembangan Pubertas pada Laki-Laki


TAHAPAN PAYUDARA RAMBUT PUBIS
Tahap 1 (prepubertas) Hanya pertumbuhan papilla Tidak ada rambut pubis
saja
Tahap 2 Pertumbuhan payudara dan Jarang, panjang, pigmentasi
papilla; umur rata-rata 9,8 terutama di sekitar labia
tahun mayora; umur rata-rata 10,5
tahun

Tahap 3 Pembengkakan tanpa ada Lebat, kasar, ikal meluas di


hubungan antara payudara atas mons; umur rata-rata
dan areola; umur rata-rata 11,4 tahun
9,8 th

Tahap 4 Terbentuk tonjolan sekunder Bentuk rambut demon


dari areola dan papilla diatas jumlahnya banyak, tetapi
payudara; umur rata-rata berkurang di mons; umur
12,1 th rata-rata 12,0 tahun

Tahap 5 Areola terbentuk kembali di Bentuk dewasa, meluas dalam


tepi payudara; umur rata- jumlah dan penyebarannya;
rata 12,1 tahun umur rata-rata 13,7 tahun

Perubahan Fisik  Tahap Perkembangan Pubertas pada Laki-Laki


Gangguan Pubertas
• Pubertas Prekoks • Pubertas Terlambat
 Tanda seks sekunder timbul  Tidak ditemukannya ciri-ciri

sebelum usia 8 tahun pada seksual sekunder pada anak

anak perempuan atau sebelum perempuan berusia 13 tahun

9 tahun pada anak laki-laki. dan anak laki-laki berusia 14


tahun
Klasifikasi menurut GnRH
• GnRH dependent • GnRH independent
(sentral/komplit) :
(perifer/inkomplit) : sumber
reaktivasi dini poros
hipotalamus-hipofisis-gonad seks steroid bersifat

otonom, tidak

dipengaruhioleh poros

hipotalamus-hipofisis-gonad
Klasifikasi Menurut Sizonenko (1993)
Pubertas Prekoks Sejati Pseudopubertas Prekoks Pubertas Prekoks Parsial
(Sentral) (Tidak Lengkap)

• Dibagi 2 jenis : • Dibagi 2 jenis : • perkembangan rambut


gonadotropin dependen dan pseudopbertas isoseksual pubis dan atau aksila yang
gonadotropin independent dan pseudopubertas prematur dan tersendiri
• Pubertas prekoks disebut heteroseksual disebut prematur
idiopatik bila tidak pubbarke (adrenarke)
ditemukan adanya lesi • perkembangan payudara
neurologik. prematur dan tersendiri
disebut prematur
menarke
• perkembangan pubertas
yang normal pada anak
laki-laki yaitu
gynekomastia.
Etiologi Pubertas Prekoks
a. GnRH dependent (sentral):
- 80-90% Idiopatik
- Sisanya dapat disebabkan oleh penyakit di hipotalamus/hipofisis (central
precocious puberty)
a) Kelainan SSP : tumor dan non-tumor (pasca infeksi, radiasi,
trauma,kongenital)
b) Iatrogenik
b. GnRH independent (perifer)
- Kemungkinan penyebab pubertas prekoks tidak lengkap adalah tumor ovarium
yang menghasilkan hormone seperti pada tumor sel teka, tumor sel granulose, sel
leydig dan disgerminima
- Adrenal: tumor, CAH, adenoma suprarenal
- Hipotiroid berat  kadar gonadotropin yang meningkat
- Hepatoma
• Peningkatan pertumbuhan dan – Pada laki-laki :
kematangan epifisis 1. Kedua testis membesar
– Pada wanita:
2. Penis membesar
1. Pembesaran kedua buah dada
3. Ereksi
2. Peningkatan mukos vagina,
4. Tumbuh rambut pubis
mukosa vagina berwarnamerah
5. Akne
muda
6. Kelakuan agresif
3. Rambut pubis tumbuh
belakangan

4. Menstruasi dapat terjadi


sebelum keluarnya rambut pubis
Anamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang

• Cari gejala kelainan SSP • Ukur TB, BB • pemeriksaan darah


• Riwayat pubertas pada • Tentukan stadium pubertas ditemukan hormone
keluarga, TB dan • Perhatikan mukosa vagina gonadotropin maupun
percepatanpertumbuhan (ada efek estrogen >> estrogen yang meningkat
bilamukosa merah muda yang menandakan adanya
dengan sekret yang banyak) kelainan sentral  pada
pubertas sentral/komplit
• Estradiol, Testosteron
plasma
• LH dan FSH
• USG pelvis
• CT Scan atau MRI kepala
• Kadar FSH dan LH plasma dapat meningkat dibandingkan dengan umur pasien.

• Pengukuran ekskresi gonadotropin dengan cara pengumpulan urine dalam jangka waktu
tertentu merupakan uji fungsi gonadotropin yang lebih peka dan akurat pada anak.

• Pada pubertas prekoks yang GnRH secara dependen seperti halnya pada pubertas normal
terdapat peningkatan konsentrasi steroid seks gonad yang bersirkulasi.

• Testosteron plasma pada anak laki-laki dan setriol (pada wanita) biasanya meningkat sesuai
dengan stadium pubertas dan maturasi tulang.

• Plasma estradiol pada wanita biasanya 2-3 kali lebih tinggi dibanding pada anak prepubertas.

• Pada anak laki-laki testosteron plasma selalu meningkat dibanding steroid seks gonad yang
bersirkulasi.

• Kadar 17 kotesteroid urine dapat normal atau sedikit meningkat. Androgen adrenal, DHEA dan
DHEAS normal dibanding dengan usia kronologis sebelum usia tulang kurang dari 7 tahun.
• GnRH agonist yang paling sering dipergunakan adalah leuprolide asetat yang
diberikan secara intramuskuler dan diberikan setiap 4 minggu.
• Medroksi Progesteron Asetat (MPA) telah dicoba untuk terapi pubertas
prekoks selama tahun 60-an.
• Siproteron asetat bersifat androgen, selain itu juga menghambat sekresi
FSH dan LH.
• Anti jamur ketokonazol dapat digunakan untuk pengobatan pubertas prekoks.
• Testolakton dapat menginhibisi enzim aromatase dan menghambat sintesis
estrogen. Dosis yang dipakai ialah 20-40 ml/kg/hari.
• Spironolakton merupakan anti androgen yang menghambat sintesis steroid
seks.
• Konseling Psikologis -> membantu pasien maupun orang tua dalam menghadapi
kasus-kasus pubertas prekoks.
Klasifikasi Pubertas Terlmbat menurut Styne :

Constitutional Delay of Hipogonadotropik Hipergonadotropik


Growth and Puberty Hipogonadisme Hipogonadisme
(CDGP)

• riwayat keluarga dengan pubertas • Disebabkan oleh tidak ada atau • kegagalan primer di gonad dalam
terlambat (orangtua atau saudara menurunnya kemampuan mensekresi hormon steroid seks,
kandung). hipotalamus untuk menyekresi merangsang hipotalamus dan
• Memiliki perawakan pendek, GnRH atau kegagalan hipofisis hipofisis untuk bekerja lebih
pubertas terlambat, usia tulang untuk sekresi FSH, LH. keras lagi untuk menghasilkan
terlambat namun tidak terdapat GnRH dan gonadotropik sehingga
kelainan organik yang mendasari. terjadi hipergonadotropi.
• anak laki-laki 5-10 kali lebih • kadar hormon gonadotropin (FSH
sering dibanding wanita. dan LH) meningkat, namun kadar
Status nutrisi baik hormon hormon steroid seperti
testosteron dan estrogen tetap
rendah, hal ini menandakan
kerusakan tidak pada aksis
hipotalamus hipofise.
• Peningkatan kecepatan tumbuh yang terlambat meskipun akhirnya
tingginya normal.

• Perlu ditanyakan mulainya terjadi perubahan tanda-tanda hormon


sekunder.

• keterlambatan pertumbuhan tinggi badan dibanding berat badan,

• rambut pubis pertumbuhannya lebih banyak dipengaruhi sekresi


steroid adrenal dibandingkan dengan sekresi gonad.

• Pengaruh estrogen dapat dimonitor pada rata-rata perkembangan


payudara, warna vagina serta sekresinya dan ukuran uterus.
• Pemeriksaan sinar X untuk melihat umur tulang, imaging skull (jika
hipogonadotropik)

• Pengukuran hormon adrenal dan steroid gonad

• Penilaian fungsi tiroid, TSH, T3 dan T4

• Penilaian sekresi hormon pertumbuhan dan fungsi tiroid,


diindikasikan jika kecepatan pertumbuhan dibawah normal walaupun
kecepatan pertumbuhan lambat sebentar sebelum onset pubertas
pada laki-laki normal.

• Jika ditemukan testis kecil dan lunak dan ditemukan bukti yang
mencurigakan adanya sindrom klinefelter maka diindikasikan
pemeriksaan kariotip.
• Constitutional Delay And Growth And Adolescence (CDGA)

1. Dukungan psikologi

2. Hormon steroid

• Laki-laki dengan hipogonadisme dapat diterapi dengan gel testosteron,


atau testosteron enantat atau sipionat yang diberikan secara
intramuskular tiap bulannya, seperti yang telah dijelaskan diatas.
• Pubertas -> suatu tahap dalam proses tumbuh kembang.

• Perubahan fisik selama pubertas terjadi sekunder akibat


perubahan endokrinologis yang berlangsung saat pubertas.

• Pada anak wanita masa pubertas -> menarke muncul pada usia 12-
14 tahun.

• Pada anak laki-laki tanda pertama pubertas biasanya adalah


pertumbuhan testis, kemudian diikuti munculnya rambut pubis.

• Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan pubertas


antara lain etnik, sosial, psikologis, nutrisi, fisik dan penyakit
kronis.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai