PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Perkembangan industri di Indonesia dewasa ini maju sangat pesat, seiring
yang dihadapi pekerja yang terpajan debu di industri meubel ini adalah gangguan
saluran napas yang dapat berupa batuk, dahak, mengi, sesak napas atau bronchitis
yang secara laboratorium menimbulkan gangguan faal paru.6
Di Indonesia perlindungan keselamatan dan kesehatan tenaga kerja
tersebut dijamin sesuai dengan pasal 86 ayat (1) dan (2) Undang Undang No 13
tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan yang berbunyi Setiap pekerja / buruh
mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan
kerja, moral dan kesusilaan, perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat
manuasi serta nilai nilai agama dan untuk melindungi keselamatan pekerja /
buruh guna mewujudkan produktifitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya
keselamatan dan kesehatan kerja.6,7
2.2. Tujuan Penelitian
1.1.1.
Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang aspek
kesehatan dan keselamatan kerja yang dialami pekerja mebel
1.1.2.
Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tentang faktor hazard yang dialami pekerja mebel
b. Untuk mengetahui tentang alat kerja yang digunakan yang dapat
mengganggu kesehatan pekerja mebel
c. Untuk mengetahui tentang aspek Alat Pelindung Diri yang digunakan
pekerja mebel
d. Untuk mengetahui tentang ketersediaan obat P3K di tempat kerja
pekerja mebel
e. Untuk mengetahui pemeriksaan kesehatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
pekerja mebel :
3.
4.
Kecelakan karena arus listrik. Suatu alat mungkin sudah dirancang dan
dipasang sedemikian rupa sehingga aman bagi pemakai. Namun, karena suatu
keadaan yang belum diketahui dan menyebabkan alat tersebut mengandung
arus listrik terbuka. Keadaan tersebut sering menimbulkan kaget, shock, gerak
reflek ataupun kecelakaan yang fatal.
5.
Kecelakaan karena bahan kimia. Beberapa bahan kimia penyemprot cat dan
dempul.
6.
Terpeleset atau terjatuh karena air atau alas kaki yang tidak sesuai dengan apa
yang kita injak dapat menimbulkan sesuatu yang fatal, misalnya jika kepala
atau bagian badan yang lain terbentur sesuatu. Terpeleset juga terjadi karena
beberapa hal, yaitu karena keseimbangan yang kurang dari kondisi
lingkungan.
Alat pelindung diri adalah seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga
kerja untuk melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya
potensi bahaya/kecelakaan kerja. APD dipakai sebagai upaya terakhir dalam usaha
melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan administratif
tidak dapat dilakukan dengan baik.Namun pemakaian APD bukanlah pengganti
dari kedua usaha tersebut, namun sebagai usaha akhir.8
Menurut PERMENAKER No.08/MEN/VII/2011 Alat Pelindung Diri
selanjutnya disingkat APD adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk
melindungi seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh
dari potensi bahaya di tempat kerja.9
1. Sarung tangan (hand gloves)
Sarung tangan digunakan oleh pekerja saat mengecat, mendempul atau
menggunakan alat yang dapat menyebabkan iritasi dan cedera, serta pengendalian
getaran dari mesin yang digunakan dengan menggunakan sarung tangan peredam
getar (busa).
2.
Masker (Mask)
Berfungsi untuk mencegah terhirupnya debu yang dapat menyebabkan
bersin dan penularan penyakit, dan untuk mencegah terhirupnya zat kimia pada
saat pengecatan dan pendempulan.
3.
Kaca Mata
Digunakan untuk melindungi mata para pekerja mebel dari serbuk kayu
dan debu.
4.
Helm
Digunakan untuk melindungi kepala pekerja dari kayu dan alat berat yang
Sepatu tertutup
Digunakan untuk melindungi pekerja dari pecahan kayu dan bahan serta
D.
korban yang mendapatkan kecelakaan atau penyakit mendadak dengan cepat dan
tepat sebelum korban dibawa ke tempat rujukan. P3K sendiri ditujukan untuk
memberikan perawatan darurat pada korban, sebelum pertolongan yang lebih
lengkap diberikan oleh dokter atau petugas kesehatan lainnya.(6)
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1969 Pasal 19: Setiap badan,
lembaga atau dinas pemberi jasa, atau bagiannya yang tunduk kepada konvensi
ini,
dengan
memperhatikan
besarnya
dan
kemungkinan
bahaya
harus
menyediakan apotik atau pos P3K sendiri, memelihara apotik atau pos P3K
bersama-sama dengan badan, lembaga atau kantor pemberi jasa atau bagiannya
dan mempunyai satu atau lebih lemari, kotak atau perlengkapan P3K.(6)
Dalam upaya pengawasan P3K maka perlu tersedia fasilitas dan personil
P3K.Fasilitas dapat berupa kotak P3K, isi kotak P3K, buku pedoman, ruang P3K,
perlengkapan
P3K
(alat
perlindungan,
alatdarurat,
alat
angkut
dan
aquades (100 ml lar saline), povidon iodin (60 ml), alkohol 70%, buku panduan
P3K umum.(6)
Secara umum penentuan jenis dan jumlah kotak yang disediakan tergantung
dari jumlah pekerja.(6)
E.
penerapan kesehatan dan keselamatan kerja bagi pekerja di rumah sakit termasuk
tenaga kerja di Supermarket, ada berbagai macam cara yang dilakukan salah
satunya yaitu pengendalian melalui jalur kesehatan. Upaya ini dilakukan untuk
menemukan gangguan sedini mungkin dengan cara mengenal (recognition)
kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang dapat tumbuh pada setiap jenis
pekerjaan di unit pelayanan kesehatan dan pencegahan meluasnya gangguan yang
sudah ada baik terhadap pekerja itu sendiri maupun terhadap orang
disekitarnya.Dengan deteksi dini, maka penatalaksanaan kasus menjadi lebih
cepat, mengurangi penderitaan dan mempercepat pemulihan kemampuan
produktivitas masyarakat pekerja.Disini diperlukan system rujukan untuk
menegakkan diagnosa penyakit akibat kerja secara cepat dan tepat (prompttreatment).Pencegahan sekunder ini dilaksanakan melalui pemeriksaan kesehatan
pekerja yang meliputi:
1. Pemeriksaan Awal
Pemeriksaan ini adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan sebelum
seseorang calon / pekerja (petugas kesehatan dan non kesehatan) mulai
melaksanakan pekerjaannya. Pemeriksaan ini bertujuan untuk memperoleh
gambaran tentang status kesehatan calon pekerja dan mengetahui apakah calon
pekerja tersebut ditinjau dari segi kesehatannya sesuai dengan pekerjaan yang
akan ditugaskan kepadanya. Pemerikasaan kesehatan awal ini meliputi :
Anamnese umum
Anamnese pekerjaan
Alergi
Pemeriksaan badan
2. Pemeriksaan Berkala
Pemeriksaan ini adalah pemeriksaan kesehatan yang dilaksanakan secara
berkala dengan jarak waktu berkala yang disesuaikan dengan besarnya resiko
kesehatan yang dihadapi. Makin besar resiko kerja, makin kecil jarak waktu antar
pemeriksaan berkala Ruang lingkup pemeriksaan disini meliputi pemeriksaan
umum dan pemeriksaan khusus seperti pada pemeriksaan awal dan bila diperlukan
ditambah dengan pemeriksaan lainnya, sesuai dengan resiko kesehatan yang
dihadapi dalam pekerjaan.(7)
3. Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan kesehatan yang dilakukan pada
khusus diluar waktu pemeriksaan berkala, yaitu pada keadaan dimana ada atau
diduga ada keadaan yang dapat mengganggu kesehatan pekerja. Sebagai unit di
sektor kesehatan pengembangan K3 tidak hanya untuk intern di Tempat Kerja
Kesehatan, dalam hal memberikan pelayanan paripurna juga harus merambah dan
memberi panutan pada masyarakat pekerja di sekitarnya, utamanya pelayanan
promotif dan preventif. Misalnya untuk mengamankan limbah agar tidak
berdampak kesehatan bagi pekerja atau masyarakat disekitarnya, meningkatkan
kepekaan dalam mengenali unsafe act dan unsafe condition agar tidak terjadi
kecelakaan dan sebagainya.(7)
F.
1.
Gangguan pendengaran akibat bising ( noise induced hearing loss / NIHL ) adalah
tuli akibat terpapar oleh bising yang cukup keras dalam jangka waktu yang cukup
lama dan biasanya diakibatkan oleh bising lingkungan kerja. Tuli akibat bising
merupakan jenis ketulian sensorineural yang paling sering dijumpai setelah
presbikusis. Secara umum bising adalah bunyi yang tidak diinginkan. Bising yang
intensitasnya 85 desibel ( dB ) atau lebih dapat menyebabkan kerusakan reseptor
pendengaran Corti pada telinga dalam. Sifat ketuliannya adalah tuli saraf koklea
dan biasanya terjadi pada kedua telinga. Banyak hal yang mempermudah
seseorang menjadi tuli akibat terpapar bising antara lain intensitas bising yang
lebih tinggi, berfrekwensi tinggi, lebih lama terpapar bising, kepekaan individu
dan faktor lain yang dapat menimbulkan ketulian.(10)
2.
3.
Luka tusuk dan Luka robekan, ada banyak pemicu terjadinya luka tusuk atau luka
robek, di antaranya adalah tertusuk pecahan barang-barang yang tidak sengaja
dijatuhkan oleh pekerja tersebut, atau tertimpa barang berat saat bekerja (8)
4.
Luka bakar dan tersengat listrik. Flash atau luka bakar listrik adalah cedera panas
untuk kulit yang disebabkan oleh tegangan tinggi arus listrik mencapai kulit dari
konduktor. Luka panas untuk kulit yang intens dan mendalam, karena arus listrik
memiliki suhu sekitar 2500C (cukup tinggi untuk melelehkan tulang). Api
membakar pakaian dari sering memicu bagian paling serius dari cedera. Setelah
saat ini telah memasuki tubuh, jalur bergantung pada resistensi itu pertemuan
dalam berbagai organ. Berikut ini adalah tercantum dalam urutan resistensi:
tulang, lemak, urat, kulit, otot, darah, dan saraf. Jalur dari menentukan saat ini
bertahan hidup, misalnya, jika sedang melewati jantung atau batang otak,
kematian dapat langsung dari fibrilasi ventrikel atau apnea. Lancar lewat melalui
dapat menyebabkan kejang otot cukup parah untuk menghasilkan patah tulangtulang panjang atau dislokasi. Hal seperti ini paling banyak terjadi pada pekerja di
bagian maintenance kelistrikan karena sangat sering bersentuhan dengan alat-alat
listrik.(8)
5.
6.
Rinitis alergi, adalah penyakit inflamasi yang disebabkan oleh reaksi alergi pada
pasien atopi yang sebelumnya sudah tersensitisasi dengan alergen yang sama serta
dilepaskannya suatu mediator kimia ketika terjadi paparan ulangan dengan alergen
spesifik tersebut (von Pirquet, 1986). Menurut WHO ARIA (Allergic Rhinitis and
its Impact on Asthma) tahun 2001, rinitis alergi adalah kelainan pada hidung
dengan gejala bersin-bersin, rinore, rasa gatal dan tersumbat setelah mukosa
hidung terpapar alergen yang diperantarai oleh IgE.(9)
7.
2. Rapi
Merupakan kegiatan Meletakkan segala sesuatu pada tempat yang telah
ditentukan agar mudah & cepat pada saat pencarian & penyimpanan
Sasaran :
a. Mengatur tempat kerja dengan rapi
b. Layout & penempatan barang yang efficient ( dengan mempertimbang kan
mutu, keamanan, & keselamatan )
c. Meningkatkan produktivitas
3.
Resik
Merupakan kegiatan MEMBERSIHKAN tempat kerja (tidak ada kotoran)
4.
Rawat
Merupakan kegiatan Membuat standarisasi untuk memelihara 3R
Sasaran :
a. Membuat standarisasi untuk memelihara 3R yang sudah dikerjakan
b. Inovasi manajemen visual agar segala sesuatu berjalan secara normal
5.
Rajin
Merupakan kegiatan Melaksanakan 5R dalam kehidupan sehari-hari
Sasaran :
a. Partisipasi sepenuhnya dalam pengembangan kebiasaan yang baik dan
patuh terhadap aturan
BAB III
BAHAN, CARA, LOKASI, DAN JADWAL SURVEI
A. Bahan
Bahan yang digunakan adalah checklist (daftar temuan) bukan kuisioner
yang dikelompokkan sesuai jenis dan banyaknya tujuan khusus. Checklist
digunakan untuk mendata apa yang didapatkan dari hasil survei pada pekerja
mebel. Dan digunakan pula kamera untuk mendokumentasikan suasana tempat
kerja.
B. Cara
Cara yang digunakan adalah Walk Through Survey yang merupakan teknik
utama yang penting untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi potensi bahaya di
lingkungan kerja yang dapat memberikan efek atau gangguan pada kesehatan
pekerja yang terpajan.
C. Lokasi Survei
Survey dilakukan di UD. Pondok Mekar, Jln. Antang Raya No. 24, Kota
Makassar, Sulawesi-Selatan.
D. Jadwal Survei
Survei dilakukan pada hari Senin-Jumat (24-28 Agustus
agenda sebagai berikut :
No.
Tanggal
Kegiatan
2015) dengan
1.
24 Agustus 2015
No.
2.
3.
Tanggal
25 Agustus 2015
26 Agustus 2015
4.
27 Agustus 2015
5.
28 Agustus 2015
Pengarahan kegiatan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL SURVEI
a. Hazard lingkungan kerja
beban berat,
2. Kimia : Debu jalan, dan debu kayu
3. Ergonomik : Posisi yang sama dan lama dalam pemotongan kayu
4. Psikososial : gaji yang kurang, pekerjaan yang berulang, kerja bergilir,
kerja berlebih, pertanggung jawaban terhadap pekerjaan sangat tinggi.
Bagian pemfinishing
1. Fisik : bising (suara mesin), terjatuh karena barang yang berserakan,
cedera akibat pecahan kaca dan alat yang tajam
2. Kimia : Debu yang dihasilkan dari kayu
3. Ergonomik : Posisi pemasangan finishing yang sama dan dalam waktu
lama
4. Psikososial : gaji yang kurang, pekerjaan yang berulang, kerja berlebih,
pertanggung
jawaban
terhadap
pekerjaan
sangat
tinggi.
Hubungan
: sarung tangan
penyemprotan cat
Bagian penjemuran
: sarung tangan
Bagian pemfinishing
: sarung tangan
pemilihan
barang,
pemotongan
kayu,
pengamplasan,
pemilihan
barang,
pemotongan
kayu,
pengamplasan,
pemilihan
barang,
pemotongan
kayu,
pengamplasan,
pemilihan
barang,
pemotongan
kayu,
pengamplasan,
pemilihan
barang,
pemotongan
kayu,
pengamplasan,
mengetahui
upaya-upaya
pencegahan
bencana
(terutama
kebakaran)
Bagian
pemilihan
barang,
pemotongan
kayu,
pengamplasan,
PEMBAHASAN
sedang dan difasilitasi sebuah gayung dan sabun. Lantai kamar mandi bersemen
dan cukup baik karena tidak licin. Dinding kamar mandi terbuat dari tembok yang
sudah dicat
Untuk minum, pemilik meubel menyediakan air galon. Sedangkan untuk
makanannya ibu Rahma menyediakan makanan untuk pekerja setiap harinya.
Makanan dibuat sendiri oleh ibu Rahma ataupun membeli di luar saat tidak
sempat memasak untuk para tukang.
b. Pengelolaan Limbah
Dari hasil survey ada beberapa limbah yang dihasilkan dari proses
pembuatan meubel berupa limbah padat antara lain :
a. Sisa amplas
b. Serbuk kayu
c. Sisa wadah pernis
d. Kaleng bekas hilamin
e. Sisa kain dan spons
f. Sisa potongan triplek
pengolahan oleh pihak pemilik meubel. Sehingga limbah tersebut hanya dibuang
begitu saja.
kebisingan, uap cat yang dapat mengganggu pernafasan pekerja jika tidak
menggunakan masker.
d. Penjemuran
Setelah meubeldicat dan dipernis, meubel tersebut dijemur hingga kering
sebelum dirakit seperti diberi spon untuk sofa, kaca untuk lemari, dan lainlain.
e. Finishing
Proses berikutnya adalah meberikan lapisan pada permukaan barang
meubel, terutama pada bagian luar yang terlihat. Proses ini disebut
finisihing. Finishing bertujuan selain untuk menambah keindahan juga
menambah keawetan dari meubel. Perakitan pada tahap ini hanya
memasang gagang pintu, memasang kaca, beberapa bagian yang mungkin
ada yang belum tersambung, memasang spon dan kain pada kursi. Alat
yang digunakan pada tahan ini berupa palu, paku, alat bor, gunting, alat
paku tembak. Pada tahap ini cukup berbahaya dimana terdapat beberapa
alat tajam yang dapat mengenai pekerja dan bahaya fisik seperti debu yang
beterbangan. saat pekerja melakukan proses ini, hampir semua peralatan
tidak tertata dengan rapi, berserakan termasuk kabel- kabel yag dapat
membahayakan pekerja baik tersandung maupun tersengat listrik.
tersedia bahan kimia yang digunakan dlam bentuk apapun. Faktor biologis:
vektor, misalnya nyamuk.
Faktor ergonomi juga berpengaruh dimana posisi tubuh saat berkerja
posisi membungkuk pada pekerja pemotongan kayu, pengamplasan,
distributor barang.
b.
grinda, palu, paku, pernis, gergaji, kabel listrik, gunting, tang, obeng.
Dimana alat ini terus-menerus digunakan dan bisa menimbulkan luka pada
para pekerja.
c. Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan pekerja Mebel UD.
Pondok Mekar
APD yang digunakan para pekerja UD. Mebel sudah cukup memenuhi
standar dimana mereka memakai APD yang terdiri dari sarung tangan dan
alas kaki. Pada bagian pemilihan barang, penjemuran, dan pemfinishing
menggunakan sarung tangan, bagian pemotongan kayu menggunakan
sarung tangan, helm kacamata, masker, sepatu boot, bagian pengamplasan
menggunakan sarung tangan, kacamata, masker, bagian pendempulan dan
penyemprotan cat sarung tangan, kaca mata, bagian distributor barang
menggunakan sabuk pengaman saat mengendarai
d. Ketersediaan obat P3K di tempat kerja pekerja Mebel UD. Pondok
Mekar
Pada saat survei tidak tampak ketersediaannya obat P3K (Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan). Hal ini tentu saja perlu diperhatikan mengingat
ada bahaya kerja yang dapat dialami oleh para karyawan di tempat
kerja.Alangkah lebih baik jika ada obat P3K karena apabila sewaktu-waktu
ada pekerja yang terluka, misalnya luka akibat benda tajam, bisa ditangani
segera.
Survey kami dilakukan pada hari Selasa, tanggal 28 April 2015. Kami
melakukan survey pada pukul 10.00 hingga pukul 14.00. Survey yang kami
lakukan bertempat di UD. Pondok Mekar. Jln. Antang Raya No. 24 Makassar.
Selama melakukan survey di Mebel Pondok Mekar kami disambut dengan hangat
oleh Pekerja Mebel. UD. Pondok Mekar merupakan sebuah ruko yang berlantai
2, dimana lantai 1 digunakan untuk menjual barang dan pembuatan mebel dan
lantai 2 digunakan untuk ruang manajer, ruang pegkerja dan tempat penyimpanan
barang, dengan ukuran 32x50 meter.
Mebel UD. Pondok Mekar memiliki 23 orang karyawan yang dibagi
dalam 2 shift pagi, dan malam. Dari 23 orang karyawan tersebut mereka bekerja
pada bagian pemilihan barang, pemotongan kayu, pengamplasan, pendempulan
dan cat, penjemuran, pemfinishing, distributor barang.
Pada saat kami melakukan Survey kami mengamati pembeli yang dengan
mudah menemukan mebel yang di cari karena mebel sudah tersusun rapi dan
dikelompokkan dengan baik. Setelah kami mengamati keadaan di area tempat
kerja, kami kemudian mewawancarai pemilik dan salah satu pegawai mebel
mengenai checklist dan penerapan prinsip Kesehatan dan Keselamatan Kerja di
mebel UD. Pondok Mekar tersebut .setelah itu kami meminta izin untuk
mengambil gambar di sekitar area tempat kerja tersebut.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan walk through survey, maka didapatkan beberapa
kesimpulan, yaitu:
Faktor ergonomi yang berasal dari cara kerja pekerja dalam posisi
membungkuk
pernafasan. Selain itu juga pengguaan APD lain seperti sarung tangan.
3. Pemilik memberlakukan peraturan yang tegas mengenai penggunaan APD
pada pekerja.
4. Pemilik memerhatikan kondisi fisik bangunan pada lingkungan kerjanya
seperti pengaturan pencahayaan sehingga dapat meminimalkan kelelahan
DAFTAR PUSTAKA
2013].
Available
from:http://daincredible.files.wordpress.com/2010/01/tugas-ksk-papermandiri.docx.
2009February
11].
Available
from:
URL:http://www.hendrassiteblogger.com.
3. Astrid Sulistomo. Diagnosis Penyakit Akibat Kerja dan Sistem Rujukan. [Online]
2002
[citied
2009February
11].
Available
from:
URL:
http://www.cerminduniakedokteran.com
4. Sutjana I Dewa Putu. Hambatan Dalam Penerapan K3 dan Ergonomi di
Perusahaan. [Online] 29 Juli 2006 [citied 2009February 11]. Bagian Fisiologi
Fakultas Kedokteran Program Pascasarjana Universitas Udayana.
Dosen
Emergency
MedicineUniversity
of
Sumatera
[Cited
on
September
2013].
Available
from:
http://ocw.usu.ac.id/course/detail/pendidikan-dokter-s1/1110000130emergenvcy-medicine.html.
7. Anonim. Prinsip Dasar Kesehatan Kerja.[online] [citied 2009 February
LAMPIRAN:
1.
2.
CHECKLIST K3 PEKERJA DI
MEBEL UD. PONDOK MEKAR
MAKASSAR
FOTO AREA TEMPAT KERJA
MEBEL UD. PONDOK MEKAR
MAKASSAR
NO
I.
LAMPIRAN CHECKLIST
PEMILIHAN KET.
ASPEK YANG DINILAI
BARANG
TAMBAHAN
YA TIDAK
HAZARD LINKUNGAN KERJA
A. Faktor Kebisingan
Sumbernya (Jenis)
Jumlah pekerja
B. Faktor pencahayaan
Sumbernya (Jenis)
Jumlah pekerja
C. Faktor Temperatur
Sumbernya (Jenis)
Jumlah pekerja
D. Faktor Tekanan
Sumbernya (Jenis)
Jumlah pekerja
Jumlah pekerja
F. Faktor Kimia
Jenis bahan kimia
Debu
Nama bahan
5 orang
G. Faktor Biologi
Sumber
Hygine perorangan
H. Faktor Ergonomi
Posisi tubuh saat bekerja
Berdiri
Mengangkat
Cara bekerja
barang
II.
III.
IV.
V.
VI.
VII.
Teratur
Pagi, malam
Baik
Berat
Cukup
Cukup
Sarung tangan
Kekuatan
Dibersihkan
Penyuluhan:
Pelatihan:
Pemantauan hazard / pengukuran
Rambu-rambu bahaya
Rambu-rambu evakuasi
VIII. LAIN-LAIN
NO
I.
LAMPIRAN CHECKLIST
PEMOTONGAN
ASPEK YANG DINILAI
KAYU
YA
TIDAK
HAZARD LINKUNGAN KERJA
A. Faktor Kebisingan
Sumbernya (Jenis)
Jumlah pekerja
B. Faktor pencahayaan
Sumbernya (Jenis)
Jumlah pekerja
C. Faktor Temperatur
Sumbernya (Jenis)
Jumlah pekerja
D. Faktor Tekanan
Sumbernya (Jenis)
Jumlah pekerja
Jumlah pekerja
F. Faktor Kimia
Jenis bahan kimia
Nama bahan
Jumlah pekerja
G. Faktor Biologi
KET.
TAMBAHAN
Mesin pemotong
4 Orang
bekerja
lampu
5 orang
bekerja
Mesin pemotong
5 orang
Debu
Debu dari kayu
5 orang
Sumber
Hygine perorangan
H. Faktor Ergonomi
II.
III.
IV.
V.
Membungkuk dan
duduk
Memotong kayu
Teratur
Pagi, malam
Baik
Berat
Cukup
Sesuai
Sarung tangan
Dibersihkan
NO
I.
LAMPIRAN CHECKLIST
PENGAMPLASA
ASPEK YANG DINILAI
N
YA
TIDAK
HAZARD LINKUNGAN KERJA
A. Faktor Kebisingan
Sumbernya (Jenis)
Jumlah pekerja
B. Faktor pencahayaan
Sumbernya (Jenis)
Jumlah pekerja
C. Faktor Temperatur
Sumbernya (Jenis)
Jumlah pekerja
D. Faktor Tekanan
Sumbernya (Jenis)
Jumlah pekerja
Jumlah pekerja
KET.
TAMBAHAN
Mesin pemotong
4 Orang
Bekerja
Lampu
4 orang
bekerja
II.
III.
IV.
Debu
Debu
pengamplasan
4 orang
Membungkuk dan
duduk
Mengamplas kayu
Teratur
Pagi, malam
Baik
Sesuai
Cukup
Cukup
Sarung tangan
Dibersihkan
Hasil
Peraturan Perusahaan
RAMBU-RAMBU TENTANG K3 DI TEMPAT
V.
KERJA
Peraturan
Berhubungan dengan pekerjaan
Terdapat petugas K3
Rambu-rambu tentang pengunaan APD
VI.
KELUHAN KESEHATAN ATAU SAKIT
Izin kunjungan klinik / rs / balai pengobatan
Surat cuti sakit
Jenis keluhan / penyakit yang paling seing
VII. UPAYA K3 LAINNYA
Penyuluhan:
Pelatihan:
Pemantauan hazard / pengukuran
Rambu-rambu bahaya
Rambu-rambu evakuasi
VIII. LAIN-LAIN
NO
I.
LAMPIRAN CHECKLIST
PENDEMPULAN KET.
ASPEK YANG DINILAI
DAN CAT
TAMBAHAN
YA
TIDAK
HAZARD LINKUNGAN KERJA
A. Faktor Kebisingan
Sumbernya (Jenis)
Mesin pemotong
Jumlah pekerja
4 Orang
Berlangsung pada saat
bekerja
B. Faktor pencahayaan
Sumbernya (Jenis)
lampu
Jumlah pekerja
5 orang
Berlangsung pada saat
bekerja
C. Faktor Temperatur
Sumbernya (Jenis)
Jumlah pekerja
D. Faktor Tekanan
Sumbernya (Jenis)
Jumlah pekerja
Berlangsung pada saat
E. Faktor Getaran
Sumbernya (Jenis)
Jumlah pekerja
Berlangsung pada saat
F. Faktor Kimia
Jenis bahan kimia
Nama bahan
Jumlah pekerja
G. Faktor Biologi
Sumber
Hygine perorangan
H. Faktor Ergonomi
II.
III.
cair
Cat dan dempul
4 orang
Membungkuk dan
duduk
Mengecat,
Teratur
Pagi, malam
Baik
Berat
Cukup
Sesuai
Sarung tangan
Pemeliharaan APD
Pemakaian selama bekerja
IV.
PEMERIKSAAN KESEHATAN
Bukti pemeriksaan
Pemeriksaan kesehatan: Awal.Berkala
Berkala khusus
Hasil
Peraturan Perusahaan
RAMBU-RAMBU TENTANG K3 DI TEMPAT
V.
KERJA
Peraturan
Berhubungan dengan pekerjaan
Terdapat petugas K3
Rambu-rambu tentang pengunaan APD
VI.
KELUHAN KESEHATAN ATAU SAKIT
Izin kunjungan klinik / rs / balai pengobatan
Surat cuti sakit
Jenis keluhan / penyakit yang paling seing
VII. UPAYA K3 LAINNYA
Penyuluhan:
Pelatihan:
Pemantauan hazard / pengukuran
Rambu-rambu bahaya
Rambu-rambu evakuasi
VIII. LAIN-LAIN
NO
I.
Dibersihkan
LAMPIRAN CHECKLIST
ASPEK YANG DINILAI
PEMFINISHING KET. TAMBAHAN
YA
TIDAK
HAZARD LINKUNGAN KERJA
A. Faktor Kebisingan
Sumbernya (Jenis)
Mesin pemotong
Jumlah pekerja
4 Orang
Berlangsung pada saat
bekerja
B. Faktor pencahayaan
Sumbernya (Jenis)
lampu
Jumlah pekerja
4orang
II.
III.
bekerja
Padat
Debu dari kayu
4 orang
Berdiri, Membungku
k dan duduk
Finishing
Teratur
Pagi, malam
Baik
Berat
Cukup
Sesuai
Sarung tangan
IV.
V.
VI.
VII.
VIII.
1. Masker
2. Helm
3.
Sepatu boot
4.
Kaca mata
5.
Ear Plugged
Pemeliharaan APD
Pemakaian selama bekerja
PEMERIKSAAN KESEHATAN
Bukti pemeriksaan
Pemeriksaan kesehatan: Awal.Berkala
Berkala khusus
Hasil
Peraturan Perusahaan
RAMBU-RAMBU TENTANG K3 DI TEMPAT
KERJA
Peraturan
Berhubungan dengan pekerjaan
Terdapat petugas K3
Rambu-rambu tentang pengunaan APD
KELUHAN KESEHATAN ATAU SAKIT
Izin kunjungan klinik / rs / balai pengobatan
Surat cuti sakit
Jenis keluhan / penyakit yang paling seing
UPAYA K3 LAINNYA
Penyuluhan:
Pelatihan:
Pemantauan hazard / pengukuran
Rambu-rambu bahaya
Rambu-rambu evakuasi
LAIN-LAIN
NO
Dibersihkan
LAMPIRAN CHECKLIST
BAGIAN
DISTRIBUTOR KET.
ASPEK YANG DINILAI
BARANG
TAMBAHAN
YA
TIDAK
I.
matahari
2 orang
Bekerja
Nama bahan
Jumlah pekerja
G. Faktor Biologi
cair
Phathalates
dan formalin
2 orang
Sumber
Hygine perorangan
H. Faktor Ergonomi
Posisi tubuh saat bekerja
Cara bekerja
Ketata Runahtanggan (house Keeping)
I. Faktor Psikososial
Kotak
makanan
Bakteri
bungkuk
mengangkat
Teratur
Pagi, siang,
malam
Baik
Banyak
Cukup
Jadwal kerja
Hubungan Interpersonal
Beban kerja
Kemampuan
II.
III.
IV.
V.
VI.
VII.
VIII.
Gaji
ALAT YANG DIGUNAKAN
Pemeliharaan APD
Pemakaiyan selama bekerja
PEMERIKSAAN KESEHATAN
Bukti pemeriksaan
Pemeriksaan kesehatan: Awal.Berkala
Berkala khusus
Hasil
Peraturan Perusahaan
RAMBU-RAMBU TENTANG K3 DI
TEMPAT KERJA
Peraturan
Berhubungan dengan pekerjaan
Terdapat petugas K3
Rambu-rambu tentang pengunaan APD
KELUHAN KESEHATAN ATAU SAKIT
Izin kunjungan klinik / rs / balai pengobatan
Surat cuti sakit
Jenis keluhan / penyakit yang paling seing
UPAYA K3 LAINNYA
Penyuluhan:
Pelatihan:
Pemantauan hazard / pengukuran
Rambu-rambu bahaya
Rambu-rambu evakuasi
LAIN-LAIN
Kurang
Sarung
tangan,alas
kaki
Dibersihkan
Bagian depan
Produk Mebel