Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam bidang kesehatan kerja kita mengenal suatu pendekatan

pencegahan penyakit akibat kerja yang disebut hygiene industri atau Hiperkes

(Hygiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja). Hiperkes adalah lapangan ilmu

kesehatan dan keselamatan kerja yang mengurusi problematik kesehatan dan

keselamatan pekerja secara menyeluruh.


Menyeluruh memiliki maksud bahwa setiap perusahaan melalui

organisasinya harus berperan proaktif dalam menyelenggarakan usaha-usaha

preventif untuk menyelesaikan segala problema kesehatan dilingkungan kerja,

mengidentifikasi dan mengendalikan potensi bahaya yang ada selain untuk

mencegah Penyakit Akibat Kerja (PAK) serta memantau pelaksanaan program K3

lainnya.
Pentingnya sertifikasi kesehatan kerja atau hiperkes bagi dokter dan

perawat perusahaan diatur pemerintah melalui PERMENAKERTRANS No. 01

tahun 1976 tentang Wajib Latih Hiperkes bagi dokter perusahaan dan

PERMENAKERTRANS No. 01 tahun 1979 tentang wajib Latih Hiperkes bagi

paramedis perusahaan.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Epidemiologi
Epidemiologi berasal dari kata epe, demos dan logos yang arti dari tiap

kata adalah epi=atas, , demos=penduduk, dan logos =studi.


Dari arti kata di atas maka epidemiologi adalah studi yang mengenai apa

yg menimpa penduduk . Dalam arti luas di maksudkan sutu studi mengenai

1
terjadinya dan distribusi keadaan , penyakit, dan perubahan penduduk , begitu

juga determinan-determinan dan akibat yang terjadi pada penduduk.


Ciri dari epidemiologi adalah studi pada kelompok penduduk (bukan

individu) . Artinya bahwa seorang epidemiologist melakukan anamnese ,

melakukan pemeriksaan labolaturium , menyusun diagnosa serta melakukan

tindakan pengobatan pada kelompok sasaran tertentu.


Dalam konsep ini epidemiologi ada 3 faktor konstribusiyg menyebabkan

seorang mendrita sakit , yaitu faktor agent , faktor host, dan faktor lingkungan.
B. Faktor –Faktor Konstribusi Epidemiologi
 Faktor agent
Dapat berupa organisme yg secara langsung menyebabkan penyakit, di

perusahaan , faktor etiologik timbulnya keadan sakit pada para pekerja ada

berbagai macam diantaranya adalah :


a. pekerjaan salah, yg semua itu akan menyebabkamn perubahan fisik tubuh

para pekerja .
b. Golongan mental psikologik, hal ini terlihat misalnya pada hubungan kerja

yg tidak baik antara sesama pekerja , pekerja dengan pimpinan.


 Faktor host
Dalam hal ini tenaga kerja itu sendiri , yg sangat tergantung dari beberapa

faktor agar pekerja tidak mudah timbul sakit . Faktor yg di maksudkan adalah
a. Faktor kekebalan imunisasi
b. Faktor gizi
c. Faktor pelayanan kesehatan yg ada di perusahan.
 Faktor lingkungan
Yang meliputi keadaan-keadan yg dapat mempengaruhi kesehatan

karyawan perusahan misalnya faktor miologik, faktor kimiawi dan faktor-faktor

sosio-ekonomi.
C. Variabel Epidemiologi
Dari uraian di atas , seorang pekerja bisa terganggu karena adanya tidak

seimbangan antara agent, host & lingkungan tetapi kita tidak bisa menerangkan

bagaimana perkembangan /perjalanan penyakit itu lebih lanjut.

2
Untuk bisa mengenal apakah penyakit yg di deritav oleh seorang pekerja

dapat berkembang atau menular / mengenai pekerjaan lain , jika harus

memperhatikan 3 variabel yaitu :


 Variabel orang
Yang akan mempengaruhi frekuensi penyakit cukup banyak seperti umur,

jenis kelamin, suhu , suku bangsa , status perkawinan , &kebiasaan hidup.


Penyakit karena adanya pengaruh kepekaan (sentifitas) atau daya tahan

tubuh terhadap paparan (exposure) masuknya bibit penyakit , yg secara garis besar

dapt di bagi menjadi 2 kelompok :


1. Ditentukan sejak pembuahan dalam rahim, seperti : umur, jenis kelamin ,

keturunan dll.
2. Diperoleh sewaktu perjalanan hidupnya seperti keadaan gizi, imunisasi ,

perilaku kebiasaa (merokok, olahraga) , pekerjaan (langsung & tidak

langsung).
 Variebel tempat
Variabel tempat merupakan faktor yg menentuka berkembangnya penyakit

karena akan mempengaruhi host (orang) & agent.


Apakah gangguan kesehatan yg timbul adanya hubungannya dengan

tempat pekerjaan dapat di lihat dari kriteria sbg berikut :


1. Frekuensi gangguan kesehatan tinggi pada pekerja/ karyawan yg berada

atau bekerja di tempat kerja tersebut.


2. Para pekerja yg yg sehat (dari kelompok pekerja/karyawan yg berada atau

bekerja di tempat kerja tersebut menjadi sakit dengan frekuensi yg sama

dengan pekerja yg sudah ada di sana.


3. Gangguan kesehatan yg sama tidak di temukan/ dengan frekuensi rendah

di temukan pada kelompok pekerja yg meninggalkan tempat kerja

tersebut.

 Variabel waktu

3
Variabel waktu sbg faktor timbulnya gangguan bisa dalam hitungan menit,

jam, hari bulan , siang atau malam .


Peranan waktu dalam mempengaruhi tigginya frekuensi gangguan

kesehatan pada pekerja di tentukan oleh karna adanya :


1. Perubahan kegiatan dari host, misalnya biasa bekerja waktu siang hari di

rubah menjadi malam hari.


2. Perubahan sifat agent.
3. Lamanya waktu kontak antara host & agent.
D. Penelitian Epeidemiologi
Untuk pat mengetahui cara mencegah penyakit akibat kerja, seorang

dokter perusahaan dapat menjawab pertanyaan sbg berikut :


 Siapa saja yg terkena penyakit (karakteristiknya)
 Dimana penyakit itu awal mulai timbul (tempat timbulnya penyakit)
 Bilamana penyakit itu timbul (awal & akhirnya)
 Mengapa penyakit timbul (variabel terikat &variabel bebasnya apa saja.

Untuk menjawab pertanyaan tersebut di atas , kita dapat mengenal

berbagai studi/ risel/penelitian & penggunaanya tergantung dari keperluan.

 STUDI EPIDEMIOLOGI
Studi ini hanya ingin mengetahuai berapa banyak / besarnya dalamnya

akiubat kerja yg terjadi :


 Mencari siapa saja, berapa orang dari kelompok mana saja, di

tempat kerja apa dan dimana.


 Data yg di kumpulkan dari satu kelompok dengan karasteristik

tertentu (populatian at risk )


 Tidak melakukan uji statistik (tidak membuktikan hipotesa). Yg

disampaikan hanya frekuensi datanya.


 STUDI EPIDEMIOLOGI ANALITIK
Dalam studi ini kita ingin mengetahui apa penyebab timbulnya penyakit.

Dikenal 2 cara yaitu observasi terhadap apa yg telah terjadi (pasif) atau

secara aktif melakukan manipulasi (interverensi)


e) Jenis-jenis studi
 Case control study

4
Studi ini bersifat retrospektif. Dilakukan perbandingan antara sekelompok

orang yg menderita penyakit (kasus) dengan kelompok orang yg tidak

menderita penyakit (kontrol) lalu dari kedua kelompok ini di hitung berapa

orang yg pernah terpapar & tidak pernah terpapar oleh suatu faktor yg

neyebabkan sakit.
Perbandingan antara bagi yg terpapar oleh faktor yg menyebabkan sakit &

dengan yg tidak terpapar.

Terpapar Kasus Sakit Kontrol Sehat

Ada a c
Tidak ada b d

Odds Ratio axd /bxc


 Cohort study
Studi ini bersifat prospektif (melihat kedepan). Ada dua kelompok pekerja

yg teliti yaitu ada yg terpapar dan yg tidak terpapar.


Studi kohort merupakan studi yg dapat menghasilkan informasi yg paling

meyakinkan tentang terjadinya penyakit.


Perbedaan timbulnya penyakit antara terpapr dengan yg tidak terpapar

dengan menghitung AtributableRisk (AR).

Terpapar (exposure)
Penyakit Ya Tidak
Ada A b
Tidak ada C d

Relative risk (RR) = a / (a+c) : b /(b+d)


RR meupakan angka besarnya kemungkinan terkena penyakit secara

relatif antara orang yg terpapar dan yg tidak terpapar.


Atributable Risk (AR) = a / (a+c) –b (b+d)

5
Keuntungan dan kerugian antara studi kasus kontrol dan studi kohort

sbg berikut :

Keuntungan dan kerugian


Variabel

Studi Kasus Kontrol Studi kohort


Waktu Pendek Lama
Pekerjaan Murah Mahal
Bias Sedikit Banyak
Daya ingat Banyak Sedikit (tidak ada)
Mudah Tidak ada masalah

Studi kasus kontrol mudah di pergunakan oleh seorang dokter

perusahaan , syaratnya adalah kepekaan dan ketalitian dokter perusahaan

itu dalam melakukan anamnese dan pemeriksaan yg dilakukan di samping

tersediaanya alat pemeriksa kesehatan yg sesuai dengan keperluan.


 STUDI INTERVENSI
Dengan kasus kontrol dan kasus kohort kita dapat memperkirakan apa

resiko yg akan terjadi akibat adanya pemaparan sesuatu . maka untuk

membuktikan kepastian penyebab timbulnya penyakit kita lakukan studi

intervensi .
Dalam studi intervensi kita dapat memanipulasi pada variabel yg

diteliti lalu kita bandingkan hasilnya antara yg di manipulasi dengan

yang tidak di manipulasi.

Untuk memperjelas bagaimana kita melakukan intervensi, maka kita dapat

mengikuti langkah-langkah seperti yg di tunjukkan dalam bagan tersebut.

6
Populasi studi
(sampling)

Populasi sampel

(randominasi)

Kelompok studi Kelompok kontrol

(eksperimental) (Kelompok pembanding)

Pengumpulan data awal Pengumpulan data awal

(waktu sama dengan intervernsi)


(sebelum intervensi)

Tidak manipulasi
Manipulasi/intervensi

Pengumpilan data akhir


Pengumpulan data akhir
(sama seperti kelompok
(setelah intervensi) intervensi)

Bandingkan
F. Epidemiologi Hiperkes
Terjadinya akibat kerja seringkali sulitdi ketahui secara dini, lebih-lebih

jika gejala penyakitnya mirip dengan gejala penyakit yang bisa terjadi ditempat

kerja , misalnya batuk.


Dengan adanya kendala dan masalah tersebut di atas , seorang dokter

perusahaan paling sedikit harus memahami prinsip-prinsip dasar epidemiologi.


Pengetahuan epidemiologi oleh seorang dokter perusahaan akan berguna

dalam hal :
 Menetapakan besarnya maslah gangguan kesehatan yg di derita karyawan
 Menetapkan etiologi timbulnya gangguan kesehatan/kecelakaan
 Memperkirakan bagian tubuh mana yg mudah terserang penyakit
 Memperkirakan bagaimana terjadinya/tersebarnya penyakit
 Menetapkan faktor lingkungan yg berpengaruh terhadap terjadinya

gangguan kesehatan karyawan atau masyarakat di sekitar perusahan


 Menetapkan perubahan pola penyakit yg terjadi pada karyawan atau

masyarakat di sekitar perusahan


 Menjelaskan hubungan interaksi antara kapasitas kerja , beban kerja dan

lingkungan kerja
 Hasil yg diperoleh dapat di gunakan untuk :
 Membuat klasifikasi penyakit akibat kerja
 Menyusun rencana program kesehatan kerja
 Melakukan pemantauan atas pelayanan kesehatan pekerja
 Melakukan penilaian atas program kesehatan kerja.
F. Hubungan Epidimologi Dengan Hiperkes
Hiperkes merupakan cabang dari ilmu kesehatan masyarakat yang

mempelajari cara-cara pengawasan serta pemeliharaan kesehatan tenaga kerja dan

8
masyarakat di sekitar perusahaan dan segala kemungkinan gangguan kesehatan

dan keselamatan akibat proses produksi di perusahaan.


1. Pemeliharaan dan pengawasan kesehatan harus dilakukan sedini mungkin /

sejak menjadi tenaga kerja pada perusahaan yang bersangkutan.


2. Sebelum perusahaan memulai usahanya harus diperhitungkan amdal

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.


3. Penyehatan lingkungan kerja dan perusahaan merupakan pencegahan

timbulnya penyakit akibat kerja dan pencemaran lingkungan akibat proses

produksi.
4. Perusahaan diwajibkan mengikutsertakan karwayan menjadi anggota

asuransi sosial tenaga kerja.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hiperkes adalah agar setiap tenaga paramedis dan Dokter perusahaan yang

telah mengikuti pelatihan ini dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

praktis mereka dalam mengimplementasikan aspek dan nilai K3 selain dapat

membantu orrganisasi perusahaan dalam melaksanakan program K3 khususnya

dalam bidang hygiene perusahaan dan peningkatan derajat kesehatan tenaga kerja.
Sasaran Pelatihan HIPERKES
1. Peserta memiliki landasan pemikiran yang terarah dalam mengidentifikasi

dan menentukan permasalahan kesehatan yang ada di lingkungan kerja


2. Memiliki kemampuan didalam memelihara dan meningkatkan derajat

kesehatan tenaga kerja.

9
3. Mampu meningkatkan kegairahan kerja, efisiensi, produktifitas dan moril

kerja dan faktor manusia dalam sektor kegiatan ekonomi.


4. Memiliki sertifikasi resmi sebagai Paramedis Hiperkes dari Pusat

HIPERKES RI yang dapat digunakan sebagai salah satu persyaratan

minimal untuk bekerja sebagai Dokter ataupun Paramedis di perusahaan.

B. Saran

Demikianlah makalah ini semoga bermanfaat bagi yang mempelajarinya,

kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapankan untuk perbaikan

dimasa yang datang.

DAFTAR PUSTAKA
A.M. Sugeng Budiono,2003. Bunga Rampai Higiene Perusahaan Ergonomi

(HIPERKES) dan Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Badan Penerbit

Universitas Diponegoro, Semarang


Arbadiati,RA.C.W. dan Kurniati, N.M.T., 2007. Hubungan Kecerdasan Emosional

dengan Kecenderungan problem Focused pada Sales, Universitas

Gunadarma
Depnaker RI,1992. Majalah Hiperkesdan Kesehatan Kerja volume XXV No.

1:Jakarta
Efendi, A., 2005. Revolusi Kecerdasan Abad 21. Kritik MI, EI,SQ, AQ &

successful intelligence atas IQ. Alfabeta, Jakarta


Fitrihana. 2008. Gambaran Hubungan Faktor Individu dengan Kelelahan Kerja.

Universitas Sumatra Utara, Medan

10

Anda mungkin juga menyukai